Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia sudah dilakukan melalui
berbagai cara, namun hingga saat ini masih saja terjadi korupsi dengan berbagai cara yang dilakukan oleh berbagai lembaga. Terdapat beberapa bahaya sebagai akibat korupsi, yaitu bahaya terhadap: masyarakat dan individu, generasi muda, politik, dan ekonomi bangsa. Terdapat hambatan dalam melakukan pemberantasan korupsi, antara lain berupa hambatan: struktural, kultural, instrumental, dan manajemen. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengatasinya, antara lain: mendesain dan menata ulang pelayanan publik, memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi, meningkatkan pemberdayaan perangkat pendukung dalam pencegahan korupsi. Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 korupsi diklasifikasikan ke dalam: merugikan keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan dalam pengadaan, gratifikasi. Dalam rangka pemberantasan korupsi perlu dilakukan penegakan secara terintegrasi, adanya kerja sama internasional dan regulasi yang harmonis. Pada 24 April 2018 atas kasus korupsi terkait proyek pengadaan e-KTP tahun anggaran 2011-2013. Hakim menyatakan Setnov telah mengatur pembahasan anggaran proyek di Kementerian Dalam Negeri tersebut. Ia diganjar 15 tahun penjara. Dalam hal ini akan mempengaruhi tingginya korupsi di kalangan anggota DPR RI, yang akan mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap lembaga yang seharusnya memperhatikan hak-hak rakyat. Akibatnya pencapaian tujuan dari SDGs menjadi terhambat karena isu-isu yang terjadi layaknya isu korupsi. Salah satunya tujuan no.3, 8, dan 10 SDGs, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, dan berkurangnya kesenjangan. Alur korupsi yang terus menerus akan semakin memunculkan kemiskinan masyarakat. Korupsi akan membuat masyarakat miskin semakin menderita, dengan mahalnya harga pelayanan publik dan kesehatan. Pendidikan yang buruk akibat korupsi juga tidak akan mampu membawa masyarakat miskin lepas dari jerat korupsi. Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari rendahnya tingkat investasi. Hal ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat korupsi yang tinggi. Dan juga melambatnya perekonomian membuat kesenjangan sosial semakin lebar. Korupsi yang berdampak pada perekonomian menyumbang banyak untuk meningkatnya kemiskinan masyarakat di sebuah negara. Dampak korupsi melalui pertumbuhan ekonomi adalah kemiskinan absolut. Sementara dampak korupsi terhadap ketimpangan pendapatan memunculkan kemiskinan relatif. . Orang kaya dengan kekuasaan, mampu melakukan suap, akan semakin kaya. Sementara orang miskin akan semakin terpuruk dalam kemelaratan. Dalam mengakhiri pembahasan ini, penting bagi kita untuk merenung tentang dampak serius korupsi terhadap masyarakat dan pembangunan. Tantangan ini memerlukan komitmen bersama untuk memerangi korupsi, mengedepankan transparansi, dan membangun tatanan yang lebih adil. Semoga artikel ini menjadi panggilan tindakan bagi kita semua untuk bersatu melawan korupsi, karena hanya dengan upaya bersama kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik dan berintegritas.