Anda di halaman 1dari 4

MATERI DAMPAK KORUPSI

Korupsi dianggap sebuah kejahatan luar biasa karena memiliki dampak yang masif
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tidak hanya merugikan negara, korupsi
menyengsarakan rakyat di dalamnya. Berbagai dampak korupsi di berbagai bidang bisa
dirasakan sendiri oleh kita semua.

Cerminan dampak korupsi bisa dilihat dari mahalnya harga jasa dan pelayanan publik,
masyarakat yang semakin miskin, atau terbatasnya fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Perkembangan ekonomi mandek dan berbagai rencana pembangunan terhambat akibat
korupsi. Belum lagi dari sisi budaya, korupsi semakin menggerus kearifan lokal dan
menggantinya dengan tabiat yang buruk.

Berdasarkan pantauan Perkumpulan Pengembangan Inisiatif dan Advokasi Rakyat


(PIAR) NTT sepanjang tahun 2009 terhadap 16 dari 21 Kabupaten/Kota di NTT, ada 125
kasus dugaan korupsi dengan total indikasi kerugian Negara Rp 256,3 miliar. Padahal, dana
sejumlah itu jika digunakan unuk melakukan intervensi pemulihan gizi buruk anak balita
yang dalam 900 hari membutuhkan Rp 1,5 juta per anak balita, bisa menjangkau sekitar
170.000 anak balita.

Jumlah anak balita pemderita gizi buruk di NTT mencapai 60.616 dari total 504.900
anak balita disana. Ironis sekali ketika bantuan untuk mengatasi gizi buruk ataupun rawan
pangan yang digelontorkan pemerintah pusat dan lembaga donor lain belum juga bisa
membuahkan hasil positif, sementara di sisi lain ada indikasi korupsi keuangan Negara yang
dinilainya lebih dari dua kali lipat dari anggaran yang dibutuhkan untuk penanganan seluruh
kasus gizi buruk disana.

Semangat melawan korupsi akan semakin kuat jika kita memahami dampak-dampak
tersebut. Berikut adalah dampak-dampak korupsi di berbagai bidang, agar bisa kita kenali dan
cegah :
1. Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi

Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya


pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect rendahnya tingkat
investasi. Hal ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat korupsi
yang tinggi. Ada banyak cara orang untuk tahu tingkat korupsi sebuah negara, salah
satunya lewat Indeks Persepsi Korupsi (IPK).

Korupsi juga menambah beban dalan transaksi ekonomi dan menciptakan sistem
kelembagaan yang buruk. Adanya suap dan pungli dalam sebuah perekonomian
menyebabkan biaya transaksi ekonomi menjadi semakin tinggi. Hal ini menyebabkan
inefisiensi dalam perekonomian.

Melambatnya perekonomian membuat kesenjangan sosial semakin lebar. Orang kaya


dengan kekuasaan, mampu melakukan suap, akan semakin kaya. Sementara orang
miskin akan semakin terpuruk dalam kemelaratan. 

Tindakan korupsi juga mampu memindahkan sumber daya publik ke tangan para
koruptor, akibatnya uang pembelanjaan pemerintah menjadi lebih sedikit. Ujung-
ujungnya rakyat miskin tidak akan mendapatkan kehidupan yang layak, pendidikan yang
baik, atau fasilitas kesehatan yang mencukupi.

2. Dampak Korupsi di Bidang Kesehatan

Di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang, korupsi di bidang kesehatan akan


semakin terasa dampaknya. Korupsi proyek dan anggaran kesehatan kerap terjadi di
antara pejabat pemerintah, bahkan menteri.

Menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), korupsi jadi biang keladi
buruknya pelayanan kesehatan, dua masalah utama adalah peralatan yang tidak memadai
dan kekurangan obat. Korupsi juga membuat masyarakat sulit mengakses pelayanan
kesehatan yang berkualitas. 

Dampak dari korupsi bidang kesehatan adalah secara langsung mengancam nyawa
masyarakat. ICW mencatat, pengadaan alat kesehatan dan obat merupakan dua sektor
paling rawan korupsi.  Perangkat medis yang dibeli dalam proses korupsi berkualitas
buruk, pelayanan purnajualnya juga jelek, serta tidak presisi. Begitu juga dengan obat
yang pembeliannya mengandung unsur korupsi, pasti keampuhannya dipertanyakan

3. Dampak Korupsi Terhadap Pembangunan

Salah satu sektor yang paling banyak dikorupsi adalah pembangunan dan
infrastruktur. Salah satu modus korupsi di sektor ini, menurut Studi World Bank, adalah
mark up yang sangat tinggi mencapai 40 persen. KPK mencatat, dalam sebuah kasus
korupsi infrastruktur, dari nilai kontrak 100 persen, ternyata nilai riil infrastruktur hanya
tinggal 50 persen, karena sisanya dibagi-bagi dalam proyek bancakan para koruptor.

Dampak dari korupsi ini tentu saja kualitas bangunan yang buruk sehingga dapat
mengancam keselamatan publik. Proyek infrastruktur yang sarat korupsi juga tidak akan
bertahan lama, cepat rusak, sehingga harus dibuka proyek baru yang sama untuk
dikorupsi lagi. 

KPK mencatat, korupsi di sektor ini terjadi dari tahapan perencanaan, proses
pengadaan, hingga pelaksanaan. Di tahap perencanaan, koruptor sudah mencari celah
terkait kepastian anggaran, fee proyek, atau cara mengatur pemenang tender. Pada
pelaksanaan, terjadi manipulasi laporan pekerjaan atau pekerjaan fiktif, menggerogoti
uang negara.
4. Dampak Korupsi Terhadap Budaya 

Korupsi juga berdampak buruk terhadap budaya dan norma masyarakat. Ketika
korupsi telah menjadi kebiasaan, maka masyarakat akan menganggapnya sebagai hal
lumrah dan bukan sesuatu yang berbahaya. Hal ini akan membuat korupsi mengakar di
tengah masyarakat sehingga menjadi norma dan budaya. 

Beberapa dampak korupsi terhadap budaya pernah diteliti oleh Fisman dan Miguel
(2008), Barr dan Serra (2010). Hasil penelitian Fisman dan Miguel (2008) menunjukkan
bahwa diplomat di New York dari negara dengan tingkat korupsi tinggi cenderung lebih
banyak melakukan pelanggaran parkir dibanding diplomat dari negara dengan tingkat
korupsi  rendah. Perilaku ini dianggap sebagai indikasi budaya.

Sementara hasil penelitian Barr dan Serra (2010) menunjukkan bahwa data di Inggris
memberikan hasil serupa yaitu adanya hubungan positif antara tingkat korupsi di negara
asal dengan kecenderungan para imigran melakukan penyogokan. Ketika masyarakat
permisif terhadap korupsi, maka semakin banyak individu yang melanggar norma
antikorupsi atau melakukan korupsi dan semakin rendah rasa bersalah. 

“Jangan sampai korupsi menjadi budaya dan norma di Indonesia. Belum ada
kata terlambat untuk menciptakan Indonesia yang bersih dari korupsi. Karena
memberantas korupsi adalah harga mati untuk Indonesia yang lebih baik di
masa depan”.

Anda mungkin juga menyukai