Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL RESUME T14

Penyusunan laporan aksi anti korupsi

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PBAK

oleh

Juwita Permata (P17320121038) Muhammad Faridz A (P17320121046)


Karina Putri S (P17320121040) Nada Violina M (P17320121048)
Khansa Najla S (P17320121042) Najwa Chairunnisa H (P17320121050)
Mauli Meidiana P (P17320121044) Nazri Ghanniyu S (P17320121052)

TINGKAT

II B 

D3 KEPERAWATAN BANDUNG 

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

Jl. Dr. Otten No.32, Pasir Kaliki, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40171

TAHUN AJARAN 2021-2022


BAB I

LATAR BELAKANG

A. Data Korupsi Nasional

Persoalan korupsi sudah bukan hal baru lagi di tengah kehidupan masyarakat. Indonesia
merupakan negara yang terus mendorong pencegahan dan pemberantasan korupsi di segala
bidang. Hal ini menjadi perhatian pemerintah karena perilaku korupsi punya dampak buruk di
dalam segala lini kehidupan.

Transparency Internasional baru merilis Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2021. IPK


Indonesia tercatat meningkat 1 poin menjadi 38 dari skala 0-100 pada 2021. Nilai yang
meningkat ini turut mengerek posisi Indonesia lebih baik dalam urutan IPK global. Indonesia
kini berada di urutan 96 dari 180 negara dari sebelumnya peringkat 102. IPK Indonesia sempat
menyentuh nilai tertingginya sebesar 40 pada 2019. Nilai tersebut turun 3 poin menjadi 37 pada
2020.

Adapun untuk mengukur perilaku anti korupsi di masyarakat, disusun sebuah indikator
yaitu Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). IPAK ini dipengaruhi oleh persepsi, pengalaman,
tempat tinggal dan juga pendidikan. IPAK mengukur tingkat permisifitas masyarakat terhadap
perilaku anti korupsi dan mencakup tiga fenomena utama korupsi, yaitu penyuapan (bribery),
pemerasan (extortion), dan nepotisme (nepotism). Nilai IPAK berkisar pada skala 0 sampai 5.
Semakin mendekati 5 berarti semakin baik. Artinya, masyarakat berperilaku semakin anti
korupsi. Pada tahun 2021, nilai IPAK sebesar 3,88; lebih tinggi dibanding tahun 2020 (3,84) dan
meningkat lagi pada tahun 2022 yaitu sebesar 3,93.

B. Dampak Korupsi

Korupsi dianggap sebuah kejahatan luar biasa karena memiliki dampak yang masif
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tidak hanya merugikan negara, korupsi
menyengsarakan rakyat di dalamnya. Berbagai dampak korupsi di berbagai bidang bisa
dirasakan sendiri oleh kita semua.

Cerminan dampak korupsi bisa dilihat dari mahalnya harga jasa dan pelayanan publik,
masyarakat yang semakin miskin, atau terbatasnya fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Perkembangan ekonomi mandek dan berbagai rencana pembangunan terhambat akibat korupsi.
Belum lagi dari sisi budaya, korupsi semakin menggerus kearifan lokal dan menggantinya
dengan tabiat yang buruk.

Semangat melawan korupsi akan semakin kuat jika kita memahami dampak-dampak
tersebut. Berikut adalah dampak-dampak korupsi di berbagai bidang, agar bisa kita kenali dan
cegah:

1. Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi

Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya


pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect rendahnya tingkat
investasi. Hal ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat
korupsi yang tinggi. Ada banyak cara orang untuk tahu tingkat korupsi sebuah
negara, salah satunya lewat Indeks Persepsi Korupsi (IPK).

Dikutip dari buku Modul Integritas Bisnis Seri 3: Dampak Sosial Korupsi, korupsi
juga menambah beban dalan transaksi ekonomi dan menciptakan sistem
kelembagaan yang buruk. Adanya suap dan pungli dalam sebuah perekonomian
menyebabkan biaya transaksi ekonomi menjadi semakin tinggi. Hal ini
menyebabkan inefisiensi dalam perekonomian.

Melambatnya perekonomian membuat kesenjangan sosial semakin lebar. Orang


kaya dengan kekuasaan, mampu melakukan suap, akan semakin kaya. Sementara
orang miskin akan semakin terpuruk dalam kemelaratan.

Tindakan korupsi juga mampu memindahkan sumber daya publik ke tangan para
koruptor, akibatnya uang pembelanjaan pemerintah menjadi lebih sedikit. Ujung-
ujungnya rakyat miskin tidak akan mendapatkan kehidupan yang layak,
pendidikan yang baik, atau fasilitas kesehatan yang mencukupi.
2. Dampak Korupsi di Bidang Kesehatan

Di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang, korupsi di bidang kesehatan akan


semakin terasa dampaknya. Korupsi proyek dan anggaran kesehatan kerap terjadi
di antara pejabat pemerintah, bahkan menteri. Sudah dua mantan dua mantan
menteri kesehatan Indonesia yang ditahan karena korupsi, yaitu Achmad Suyudi
dan Siti Fadilah Supari.

Menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), korupsi jadi biang keladi
buruknya pelayanan kesehatan, dua masalah utama adalah peralatan yang tidak
memadai dan kekurangan obat. Korupsi juga membuat masyarakat sulit
mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Dampak dari korupsi bidang kesehatan adalah secara langsung mengancam


nyawa masyarakat. ICW mencatat, pengadaan alat kesehatan dan obat merupakan
dua sektor paling rawan korupsi. Perangkat medis yang dibeli dalam proses
korupsi berkualitas buruk, pelayanan purnajualnya juga jelek, serta tidak presisi.
Begitu juga dengan obat yang pembeliannya mengandung unsur korupsi, pasti
keampuhannya dipertanyakan.

3. Dampak Korupsi Terhadap Pembangunan

Salah satu sektor yang paling banyak dikorupsi adalah pembangunan dan
infrastruktur. Salah satu modus korupsi di sektor ini, menurut Studi World Bank,
adalah mark up yang sangat tinggi mencapai 40 persen. KPK mencatat, dalam
sebuah kasus korupsi infrastruktur, dari nilai kontrak 100 persen, ternyata nilai riil
infrastruktur hanya tinggal 50 persen, karena sisanya dibagi-bagi dalam proyek
bancakan para koruptor.

Dampak dari korupsi ini tentu saja kualitas bangunan yang buruk sehingga dapat
mengancam keselamatan publik. Proyek infrastruktur yang sarat korupsi juga
tidak akan bertahan lama, cepat rusak, sehingga harus dibuka proyek baru yang
sama untuk dikorupsi lagi.

KPK mencatat, korupsi di sektor ini terjadi dari tahapan perencanaan, proses
pengadaan, hingga pelaksanaan. Di tahap perencanaan, koruptor sudah mencari
celah terkait kepastian anggaran, fee proyek, atau cara mengatur pemenang
tender. Pada pelaksanaan, terjadi manipulasi laporan pekerjaan atau pekerjaan
fiktif, menggerogoti uang negara.

4. Korupsi Meningkatkan Kemiskinan

Kemiskinan berdasarkan klasifikasi Badan Pusat Statistik dibagi menjadi empat


kategori, yaitu:

a. Kemiskinan absolut

Warga dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup


memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, perumahan dan
pendidikan yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan bekerja dengan layak.

b. Kemiskinan relatif

Merupakan kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan yang dapat


menyebabkan ketimpangan pendapatan. Standar kemiskinan relatif ditentukan
dan ditetapkan secara subyektif oleh masyarakat.

c. Kemiskinan kultural

Merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor adat atau budaya yang
membelenggu sehingga tetap berada dalam kondisi miskin.

d. Kemiskinan struktural

Merupakan kemiskinan yang terjadi akibat ketidakberdayaan seseorang atau


sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem yang tidak adil sehingga
mereka tetap terjebak dalam kemiskinan.
Korupsi yang berdampak pada perekonomian menyumbang banyak untuk
meningkatnya kemiskinan masyarakat di sebuah negara. Dampak korupsi
melalui pertumbuhan ekonomi adalah kemiskinan absolut. Sementara dampak
korupsi terhadap ketimpangan pendapatan memunculkan kemiskinan relatif.

Alur korupsi yang terus menerus akan semakin memunculkan kemiskinan


masyarakat. Korupsi akan membuat masyarakat miskin semakin menderita,
dengan mahalnya harga pelayanan publik dan kesehatan. Pendidikan yang
buruk akibat korupsi juga tidak akan mampu membawa masyarakat miskin
lepas dari jerat korupsi.

5. Dampak Korupsi Terhadap Budaya

Korupsi juga berdampak buruk terhadap budaya dan norma masyarakat. Ketika
korupsi telah menjadi kebiasaan, maka masyarakat akan menganggapnya sebagai
hal lumrah dan bukan sesuatu yang berbahaya. Hal ini akan membuat korupsi
mengakar di tengah masyarakat sehingga menjadi norma dan budaya.

Beberapa dampak korupsi terhadap budaya pernah diteliti oleh Fisman dan
Miguel (2008), Barr dan Serra (2010). Hasil penelitian Fisman dan Miguel (2008)
menunjukkan bahwa diplomat di New York dari negara dengan tingkat korupsi
tinggi cenderung lebih banyak melakukan pelanggaran parkir dibanding diplomat
dari negara dengan tingkat korupsi rendah. Perilaku ini dianggap sebagai indikasi
budaya.

Sementara hasil penelitian Barr dan Serra (2010) menunjukkan bahwa data di
Inggris memberikan hasil serupa yaitu adanya hubungan positif antara tingkat
korupsi di negara asal dengan kecenderungan para imigran melakukan
penyogokan. Ketika masyarakat permisif terhadap korupsi, maka semakin banyak
individu yang melanggar norma antikorupsi atau melakukan korupsi dan semakin
rendah rasa bersalah.
C. PENTINGNYA PENCEGAHAN KORUPSI

Masalah korupsi selalu men jadi pergunjingan di tahan air tercinta ini, karena seolah-
olah pemberantasan korupsi sangat sulit untuk diberantas. Berbagai per aturan perundang-
undagan tentang pemberantasan korupsi dilahirkan, tetapi selalu dinyatakan tidak berhasil dalam
memberantas korup si sampai ke akar-akarnya, hal ini siapakah yang harus di persalah kan,
pemerintah, masya rakat dan apakah penegakan hukum yang harus diperbaiki, polisi, jaksa,
hakim dan advokat, sebagai penegak hukum yang harus bekerja keras dalam membasmi korupsi
di Indonesia, ataukah semua elemen masyarakat. Berdasarkan hasil survei the Political and
Economicic Risk Consultancy Itd. (PERC), Januari - Pebruari 2005, indonesia berada pada
peringkat pertama sebagai negara terkorup di Asia. Angka ini sangat sesuai dengan tingkat
kemiskinan Indonesia. Dengan demikian maka berakibat pada indeks pembangunan manusia
Indonesia masih berada pada peringkat ke-III dari 175 negara di dunia.

Korupsi di Indonesia semakin sulit dicegah dan diberantas secara tuntas karena banyak
saling berkaitan satu sama lain sehingga dapat dikatakan bahwa keadaannya sudah sangat rumit.
Salah satu upaya untuk menekan angka korupsi di Indonesia diperlukan adanya pengawasan
intensif dari berbagai unsur.

Pengawasan dalam upaya pemberantasan korupsi, (Taufik Effendi, 2006 14) dalam
Jurnal Hukum dan HAM bidang pendidikan Depdiknas bahwa pengawasan yang harus dilakukan
adalah:

a. Peranan sistem pengendalian intern (pengawasan melekat).

b. Peranan pengawasan fungsional.

c. Pengawasan legislatif.
d. Pengawasan masyarakat.

Pemberantasan korupsi tidak akan dapat diatasi oleh para penegak hukum saja, tetapi
harus didukung oleh berbagai pihak yaitu mulai dari penegak hukum sendiri seperti KPK,
Kejaksaan Agung. Kepolisian, Advokat dan yang paling penting adalah dukungan masya rakat
agar dapat melaporkan korupsi yang terjadi, dengan catatan laporan tersebut tidak didasarkan
atas dendam pribadi, iri dan dengki terhadap seseorang, tetapi laporan itu benar-benar harus
kongkrit dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Berbagai elemen masyarakat di tanah
air harus dapat memahami bersama menyangkut pemberantasan korupsi dengan pemahaman
tersebut maka negara yang kita cintai ini akan berkembang lebih cepat karena pengelolaan
keuangan negara dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan dukungan dalam
melak sanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masya rakat.

Pemberantasan korupsi diperlu kan pengawasan ketat terhadap penyelenggaraan negara


dan kom ponen masyarakat yang meng gunakan keuangan negara, seperti suatu badan usaha
yang bertindak sebagai pemborong dan lain se bagainya, sepanjang mereka me lakukan kegiatan
usaha dengan menggunakan keuangan negara. Kasus-kasus yang terjadi misalnya menyangkut
pengadaan barang, hal ini bila terjadi penunjukan langsung dan mark up. maka yang akan
diperiksa oleh badan-badan peng awasan adalah pihak instansi dan pihak badan usaha tersebut.

Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan kewenangan dari pemerintah, maka


perlunya peran pengawasan dalam pemberantasan korupsi.

Dr. Taufik Effendi, (2006 :14) dalam Jurnal Hukum dan HAM bidang pendidikan yang berjudul
Menjalin Sinergi antara Lembaga Pengawasan Dalam Upaya Pem berantasan Korupsi
menyatakan bahwa pengawasan dapat berperan sebagai berikut:

a. Memperkecil kesempatan (oppor tunities) terjadinya korupsi, upaya ini lebih bersifat
mencegah (preventive).

b. Membantu pengungkapan (expo sure) kasus korupsi me lalui audit yang diikuti tindak lanjut,
upaya ini lebih mengarah pada penindakan (repressive).
Kemudian lebih lanjut Dr. Taufik Effendi mengatakan bahwa upaya memperkecil
keserakahan dan mencukupi kebutuhan tidak termasuk domein tugas pengawas an secara
langsung peranan masing-masing lapisan pengawas dalam upaya pemberantasan korupsi dapat
diuraikan sebagai berikut:

a. Peranan sistem pengendalian intern (pengawasan melekat). Sistem pengawasan in sangat


mendalam dalam pemberantas an korupsi yang sangat signifikan. Sistem pengendalian intern
bertujuan untuk memberi kan jaminan yang memadai bagi tercapainya tujuan dan sasaran
organisasi secara efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, dan ketaatan ter hadap
peraturan perundang undangan yang berlaku.

b. Peranan Pengawasan Fungsi onal. Pengawasan fungsional terdiri atas pengawasan intern
pemerintah yang dilaksanakan oleh APIP dan pengawasan extern pemerintah yang di laksanakan
oleh BPK-RI. Pengawasan intern bertugas membantu pemimpin instansi pemerintah melalui
pengawasan atas pelaksanaan tugas unit kerja dalam instansi pemerintah untuk memberikan
jaminan bahwa :

1. Sistem pengedalian intern telah berjalan secara efektif, sehingga sasaran kinerja instansi
pemerintah dapat dicapai.

2. Pelaksanaan program/ ke giatan telah berjalan sesuai dengan rencana, effektif, efisien, dan
sesuai per undang-undangan.

TUJUAN UMUM

1. Menumbuhkan semangat antikorupsi apda mahasiswa dan menanamkan nilai-nilai anti korupsi

Tujuan khusus

1. Meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap bahaya dan akibat dari tindakan korupsi

2. Meningkatkan pengembangan sikap mahasiswa dalam segi pendidikan nilai dan karakter khususnya
karakter anti korupsi

3.Melatih siswa untuk menentukan pilihan


perilakunya.

MANFAAT

1.Untuk meningkatkan pengatahuan, dan wawasan mengenai

Pendidikan nilai antikorupsi dikalangan masyarakat umum serta mahasiswa

2. Laporan ini diharapkan akan dapat menghasilkan sebuah metode

yang tepat dalam mengimplementasi dan menjamin mutu

kurikulum pendidikan anti korupsi di jurusan keperawata Bandung poltekkes Kemenkes bandung

BAB II

PELAKSANAAN

A. Kegiatan Sikap Anti Korupsi


1. Seminar anti korupsi
Seminar adalah salah satu cara  untuk menyampaikan sesuatu paham kepada orang
banyak, seminar biasanya dihadiri oleh orang dengan pendidikan yang lumayan tinggi
dan mengerti dengan materi yang akan diberikan pada saat seminar. Dalam hal ini
seminar tersebut diisi dengan materi seputar korupsi dan bahaya korupsi serta hukuman
bagi seorang koruptor dan juga diharapkan dapat menularkan ilmu yang didapat dari
seminar dan menghindari tindak pidana Korupsi.
2. Lomba tema anti korupsi
Salah satu kegiatan yang dapat memunculkan rasa kebencian kepada korupsi adalah
melalui lomba-lomba anti korupsi. Jenis lombanya bermacam-macam, mulai dari
menggambar poster, membuat film anti korupsi, membuat animasi anti korupsi dan lain-
lain. Tujuan dari adanya lomba-lomba tersebut adalah supaya peserta lomba dapat benar-
benar memehami tentang makna korupsi yang sebenar-benarnya, bahaya korupsi, akibat
yang ditimbulkan korupsi dan lain-lain. Mahasiswa juga diharapkan dapat menyebarkan
paham larangan korupsi kepada orang bayak.
3. Shodaqoh
Contoh ini merupakan contoh kegiatan anti korupsi yang paling bermanfaat, entah itu
bagi dirinya sendiri ataupun bagi orang lain. Banyak dari koruptor yang melakukan
tindakan korupsi hanya untuk mendapatkan uang sebesar-besarnya dengan cara yang
amat salah. Ada cara lain jika ingin mendapatkan rizki yang berkah dan dapat dikatakan
banyak, yaitu dengan shodaqoh. Shodaqoh diibaratkan sebagai suatu infestasi (tanpa
bodong) masa depan yang menjanjikan, selain didunia, berkah shodaqoh pun akan
diperoleh ketika di akhirat. Alloh SWT. menjanjikan barang siapa yang bershodaqoh
pasti akan memperoleh balasannya 10 kali lipat (bisa lebih) dari apa yang dia
shodaqohkan, Maka dari itu bagi yang ingin kaya dengan cara yang halal dan diridhoi
Alloh SWT.
4. Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi
dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil
dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan
tidak berpihak pada masyarakat.
5. Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu
saja dan tidak berpihak pada kepentingan masyarakat banyak. Kontrol tersebut bisa
berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan pemerintah maupun pihak
legislatif.
6. Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan dan
penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau
kesempatan yang lain mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani
melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang berwenang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan adalah suatu cara komunikasi, penulis menyampaikan informasi kepada
seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Menyusun
laporan merupakan suatu tugas akhir dari suatu kegiatan, baik kegiatan rutin maupun kegiatan
yang dilakukan sewaktu waktu. Dalam membuat laporan sebaiknya pelapor berperan sebagai
pembaca sehingga dapat menilai laporan yang disajikan apakah sudah baik dan dapat dimengerti
atau belum, serta yang berperan aktif dan yang mengerjakannya yaitu pasti pelapor sendiri. Oleh
karena itu pelapor mesti mengetahui dengan pasti apa yang ia laporkan dari kegiatan yang sudah
ia lakukan. Menyusun suatu laporan berbeda-beda teknik dan sistematis penulisannya tergantung
dengan laporan apa yang dibuat. Contohnya seperti laporan keuangan, laporan peristiwa, laporan
penelitian, laporan perjalanan, dan masih banyak lainnya.
Seperti salah satu contoh yang telah dibahas dibab sebelumnya yaitu mengenai teknik
menyusun laporan aksi gerakan anti korupsi. Ada beberapa tata cara dalam penyusunannya yaitu
dimulai dari cover lalu dilanjutkan dengan bab I pendahuluan, bab ii pelaksanaan, dan yang
terakhir ialah bab iii penutup. Pertama dalam bab I terdapat beberapa poin yang mesti ada di
dalamnya yaitu,
A. Latar belakang, dalam latar belakang sendiri terdapat beberapa poin ada poin mengenai
a. Data korupsi,
Transparency Internasional baru merilis Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2021. IPK
Indonesia tercatat meningkat 1 poin menjadi 38 dari skala 0-100 pada 2021. Nilai yang
meningkat ini turut mengerek posisi Indonesia lebih baik dalam urutan IPK global. Indonesia
kini berada di urutan 96 dari 180 negara dari sebelumnya peringkat 102. IPK Indonesia sempat
menyentuh nilai tertingginya sebesar 40 pada 2019. Nilai tersebut turun 3 poin menjadi 37 pada
2020. Nilai IPAK berkisar pada skala 0 sampai 5. Semakin mendekati 5 berarti semakin baik.
Artinya, masyarakat berperilaku semakin anti korupsi. Pada tahun 2021, nilai IPAK sebesar 3,88;
lebih tinggi dibanding tahun 2020 (3,84) dan meningkat lagi pada tahun 2022 yaitu sebesar 3,93.

b. Dampak
Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya
pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect rendahnya tingkat investasi. Hal
ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat korupsi yang tinggi.
Melambatnya perekonomian membuat kesenjangan sosial semakin lebar. Orang kaya dengan
kekuasaan, mampu melakukan suap, akan semakin kaya. Sementara orang miskin akan semakin
terpuruk dalam kemelaratan.
Menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), korupsi jadi biang keladi buruknya
pelayanan kesehatan, dua masalah utama adalah peralatan yang tidak memadai dan kekurangan
obat. Korupsi juga membuat masyarakat sulit mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Dampak dari korupsi ini tentu saja kualitas bangunan yang buruk sehingga dapat mengancam
keselamatan publik. Proyek infrastruktur yang sarat korupsi juga tidak akan bertahan lama, cepat
rusak, sehingga harus dibuka proyek baru yang sama untuk dikorupsi lagi.
c. Pentingnya pencegahan korupsi
Pemberantasan korupsi tidak akan dapat diatasi oleh para penegak hukum saja, tetapi
harus didukung oleh berbagai pihak yaitu mulai dari penegak hukum sendiri seperti KPK,
Kejaksaan Agung. Kepolisian, Advokat dan yang paling penting adalah dukungan masya rakat
agar dapat melaporkan korupsi yang terjadi, dengan catatan laporan tersebut tidak didasarkan
atas dendam pribadi, iri dan dengki terhadap seseorang, tetapi laporan itu benar-benar harus
kongkrit dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Berbagai elemen masyarakat di tanah
air harus dapat memahami bersama menyangkut pemberantasan korupsi dengan pemahaman
tersebut maka negara yang kita cintai ini akan berkembang lebih cepat karena pengelolaan
keuangan negara dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan dukungan dalam
melak sanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masya rakat.
B. Tujuan
Tujuan umum:
1. Menumbuhkan semangat antikorupsi apda mahasiswa dan menanamkan nilai-nilai anti
korupsi
Tujuan khusus
1. Meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap bahaya dan akibat dari tindakan korupsi
2. Meningkatkan pengembangan sikap mahasiswa dalam segi pendidikan nilai dan karakter
khususnya karakter anti korupsi
3.Melatih siswa untuk menentukan pilihan
perilakunya.
C. Manfaat
1.Untuk meningkatkan pengatahuan, dan wawasan mengenai Pendidikan nilai antikorupsi
dikalangan masyarakat umum serta mahasiswa
2. Laporan ini diharapkan akan dapat menghasilkan sebuah metode yang tepat dalam
mengimplementasi dan menjamin mutu kurikulum pendidikan anti korupsi di jurusan keperawata
Bandung poltekkes Kemenkes bandung
Selanjutnya bab ii yaitu mengenai pelaksanaan terdapat beberapa poin penting juga yang harus
ada di dalam bab ini seperti,
A. Kegiatan
a. Seminar anti korupsi
Dalam hal ini seminar tersebut diisi dengan materi seputar korupsi dan bahaya korupsi serta
hukuman bagi seorang koruptor dan juga diharapkan dapat menularkan ilmu yang didapat dari
seminar dan menghindari tindak pidana Korupsi.
b. Lomba tema anti korupsi
Jenis lombanya bermacam-macam, mulai dari menggambar poster, membuat film anti korupsi,
membuat animasi anti korupsi dan lain-lain. Tujuan dari adanya lomba-lomba tersebut adalah
supaya peserta lomba dapat benar-benar memehami tentang makna korupsi yang sebenar-
benarnya, bahaya korupsi, akibat yang ditimbulkan korupsi dan lain-lain.

B. Pengorganisasian
Dalam pengorganisasian terdapat poin seperti kepanitiaan, peserta, waktu da tempat, dan strategi
pelaksana
C. Penunjang kelancaran proses dan Kendala
Dalam poin ini terdapat 2 isi pembahasan yaitu penunjang kelancaran proses dan kendala-
kendala serta solusi yang dilakukan
Terakhir ialah bab iii penutupan, terdapat 2 poin penting yaitu kesimpulan dan saran.
Kesimpulan dan saran adalah bagian penutup dari penelitian yang peneliti tulis dimana isi dari
penelitan telah dijabarkan dalam Bab sebelumnya. Pada bagian kesimpuan akan dijelaskan
secara singkat mengenai hasil-hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan.

B. Saran
Dalam menyusun laporan apapun itu jenisnya selalu mengedepankan unsur transparan,
terperinci, dan terstruktur, apalagi halnya mengenai hal hal yang sensitif, agar terlaksana dan
terpaparkan dengan baik dan benar dari apa kegiatan yang telah dilaksanakan, dan lagi apabila
terdapat suatu permasalahan dapat diberikan gambaran untuk penyelesaiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Indeks Perilaku Anti Korupsi . (2021, September). Retrieved from Badan Pusat Statistik:
https://www.bps.go.id/publication/2021/09/08/c3e5f87d94f30ff43e848d5c/indeks-perilaku-anti-
korupsi-2021.html
ndeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia 2022. (2022, Agustus). Retrieved from Badan Pusat
Statistik: https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/08/01/1908/indeks-perilaku-anti-korupsi--
ipak--indonesia-2022-sebesar-3-93--meningkat-dibandingkan-ipak-2021.html
Pahlevi, R. (2022, Januari). Indeks Persepsi Korupsi Indonesia. Retrieved from Databoks:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/26/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-naik-1-
poin-jadi-38-pada-2021
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220520-kenali-bahayanya-dampak-korupsi-di-
berbagai-bidang-ini

aclc.kpk. (2022, Mei 20). Kenali Bahayanya Dampak Korupsi di Berbagai Bidang. Retrieved from
aclc.kpk.go.id: https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220520-kenali-bahayanya-
dampak-korupsi-di-berbagai-bidang-ini

Anda mungkin juga menyukai