oleh
TINGKAT
II B
D3 KEPERAWATAN BANDUNG
Jl. Dr. Otten No.32, Pasir Kaliki, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40171
LATAR BELAKANG
Persoalan korupsi sudah bukan hal baru lagi di tengah kehidupan masyarakat. Indonesia
merupakan negara yang terus mendorong pencegahan dan pemberantasan korupsi di segala
bidang. Hal ini menjadi perhatian pemerintah karena perilaku korupsi punya dampak buruk di
dalam segala lini kehidupan.
Adapun untuk mengukur perilaku anti korupsi di masyarakat, disusun sebuah indikator
yaitu Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). IPAK ini dipengaruhi oleh persepsi, pengalaman,
tempat tinggal dan juga pendidikan. IPAK mengukur tingkat permisifitas masyarakat terhadap
perilaku anti korupsi dan mencakup tiga fenomena utama korupsi, yaitu penyuapan (bribery),
pemerasan (extortion), dan nepotisme (nepotism). Nilai IPAK berkisar pada skala 0 sampai 5.
Semakin mendekati 5 berarti semakin baik. Artinya, masyarakat berperilaku semakin anti
korupsi. Pada tahun 2021, nilai IPAK sebesar 3,88; lebih tinggi dibanding tahun 2020 (3,84) dan
meningkat lagi pada tahun 2022 yaitu sebesar 3,93.
B. Dampak Korupsi
Korupsi dianggap sebuah kejahatan luar biasa karena memiliki dampak yang masif
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tidak hanya merugikan negara, korupsi
menyengsarakan rakyat di dalamnya. Berbagai dampak korupsi di berbagai bidang bisa
dirasakan sendiri oleh kita semua.
Cerminan dampak korupsi bisa dilihat dari mahalnya harga jasa dan pelayanan publik,
masyarakat yang semakin miskin, atau terbatasnya fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Perkembangan ekonomi mandek dan berbagai rencana pembangunan terhambat akibat korupsi.
Belum lagi dari sisi budaya, korupsi semakin menggerus kearifan lokal dan menggantinya
dengan tabiat yang buruk.
Semangat melawan korupsi akan semakin kuat jika kita memahami dampak-dampak
tersebut. Berikut adalah dampak-dampak korupsi di berbagai bidang, agar bisa kita kenali dan
cegah:
Dikutip dari buku Modul Integritas Bisnis Seri 3: Dampak Sosial Korupsi, korupsi
juga menambah beban dalan transaksi ekonomi dan menciptakan sistem
kelembagaan yang buruk. Adanya suap dan pungli dalam sebuah perekonomian
menyebabkan biaya transaksi ekonomi menjadi semakin tinggi. Hal ini
menyebabkan inefisiensi dalam perekonomian.
Tindakan korupsi juga mampu memindahkan sumber daya publik ke tangan para
koruptor, akibatnya uang pembelanjaan pemerintah menjadi lebih sedikit. Ujung-
ujungnya rakyat miskin tidak akan mendapatkan kehidupan yang layak,
pendidikan yang baik, atau fasilitas kesehatan yang mencukupi.
2. Dampak Korupsi di Bidang Kesehatan
Menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), korupsi jadi biang keladi
buruknya pelayanan kesehatan, dua masalah utama adalah peralatan yang tidak
memadai dan kekurangan obat. Korupsi juga membuat masyarakat sulit
mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Salah satu sektor yang paling banyak dikorupsi adalah pembangunan dan
infrastruktur. Salah satu modus korupsi di sektor ini, menurut Studi World Bank,
adalah mark up yang sangat tinggi mencapai 40 persen. KPK mencatat, dalam
sebuah kasus korupsi infrastruktur, dari nilai kontrak 100 persen, ternyata nilai riil
infrastruktur hanya tinggal 50 persen, karena sisanya dibagi-bagi dalam proyek
bancakan para koruptor.
Dampak dari korupsi ini tentu saja kualitas bangunan yang buruk sehingga dapat
mengancam keselamatan publik. Proyek infrastruktur yang sarat korupsi juga
tidak akan bertahan lama, cepat rusak, sehingga harus dibuka proyek baru yang
sama untuk dikorupsi lagi.
KPK mencatat, korupsi di sektor ini terjadi dari tahapan perencanaan, proses
pengadaan, hingga pelaksanaan. Di tahap perencanaan, koruptor sudah mencari
celah terkait kepastian anggaran, fee proyek, atau cara mengatur pemenang
tender. Pada pelaksanaan, terjadi manipulasi laporan pekerjaan atau pekerjaan
fiktif, menggerogoti uang negara.
a. Kemiskinan absolut
b. Kemiskinan relatif
c. Kemiskinan kultural
Merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor adat atau budaya yang
membelenggu sehingga tetap berada dalam kondisi miskin.
d. Kemiskinan struktural
Korupsi juga berdampak buruk terhadap budaya dan norma masyarakat. Ketika
korupsi telah menjadi kebiasaan, maka masyarakat akan menganggapnya sebagai
hal lumrah dan bukan sesuatu yang berbahaya. Hal ini akan membuat korupsi
mengakar di tengah masyarakat sehingga menjadi norma dan budaya.
Beberapa dampak korupsi terhadap budaya pernah diteliti oleh Fisman dan
Miguel (2008), Barr dan Serra (2010). Hasil penelitian Fisman dan Miguel (2008)
menunjukkan bahwa diplomat di New York dari negara dengan tingkat korupsi
tinggi cenderung lebih banyak melakukan pelanggaran parkir dibanding diplomat
dari negara dengan tingkat korupsi rendah. Perilaku ini dianggap sebagai indikasi
budaya.
Sementara hasil penelitian Barr dan Serra (2010) menunjukkan bahwa data di
Inggris memberikan hasil serupa yaitu adanya hubungan positif antara tingkat
korupsi di negara asal dengan kecenderungan para imigran melakukan
penyogokan. Ketika masyarakat permisif terhadap korupsi, maka semakin banyak
individu yang melanggar norma antikorupsi atau melakukan korupsi dan semakin
rendah rasa bersalah.
C. PENTINGNYA PENCEGAHAN KORUPSI
Masalah korupsi selalu men jadi pergunjingan di tahan air tercinta ini, karena seolah-
olah pemberantasan korupsi sangat sulit untuk diberantas. Berbagai per aturan perundang-
undagan tentang pemberantasan korupsi dilahirkan, tetapi selalu dinyatakan tidak berhasil dalam
memberantas korup si sampai ke akar-akarnya, hal ini siapakah yang harus di persalah kan,
pemerintah, masya rakat dan apakah penegakan hukum yang harus diperbaiki, polisi, jaksa,
hakim dan advokat, sebagai penegak hukum yang harus bekerja keras dalam membasmi korupsi
di Indonesia, ataukah semua elemen masyarakat. Berdasarkan hasil survei the Political and
Economicic Risk Consultancy Itd. (PERC), Januari - Pebruari 2005, indonesia berada pada
peringkat pertama sebagai negara terkorup di Asia. Angka ini sangat sesuai dengan tingkat
kemiskinan Indonesia. Dengan demikian maka berakibat pada indeks pembangunan manusia
Indonesia masih berada pada peringkat ke-III dari 175 negara di dunia.
Korupsi di Indonesia semakin sulit dicegah dan diberantas secara tuntas karena banyak
saling berkaitan satu sama lain sehingga dapat dikatakan bahwa keadaannya sudah sangat rumit.
Salah satu upaya untuk menekan angka korupsi di Indonesia diperlukan adanya pengawasan
intensif dari berbagai unsur.
Pengawasan dalam upaya pemberantasan korupsi, (Taufik Effendi, 2006 14) dalam
Jurnal Hukum dan HAM bidang pendidikan Depdiknas bahwa pengawasan yang harus dilakukan
adalah:
c. Pengawasan legislatif.
d. Pengawasan masyarakat.
Pemberantasan korupsi tidak akan dapat diatasi oleh para penegak hukum saja, tetapi
harus didukung oleh berbagai pihak yaitu mulai dari penegak hukum sendiri seperti KPK,
Kejaksaan Agung. Kepolisian, Advokat dan yang paling penting adalah dukungan masya rakat
agar dapat melaporkan korupsi yang terjadi, dengan catatan laporan tersebut tidak didasarkan
atas dendam pribadi, iri dan dengki terhadap seseorang, tetapi laporan itu benar-benar harus
kongkrit dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Berbagai elemen masyarakat di tanah
air harus dapat memahami bersama menyangkut pemberantasan korupsi dengan pemahaman
tersebut maka negara yang kita cintai ini akan berkembang lebih cepat karena pengelolaan
keuangan negara dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan dukungan dalam
melak sanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masya rakat.
Dr. Taufik Effendi, (2006 :14) dalam Jurnal Hukum dan HAM bidang pendidikan yang berjudul
Menjalin Sinergi antara Lembaga Pengawasan Dalam Upaya Pem berantasan Korupsi
menyatakan bahwa pengawasan dapat berperan sebagai berikut:
a. Memperkecil kesempatan (oppor tunities) terjadinya korupsi, upaya ini lebih bersifat
mencegah (preventive).
b. Membantu pengungkapan (expo sure) kasus korupsi me lalui audit yang diikuti tindak lanjut,
upaya ini lebih mengarah pada penindakan (repressive).
Kemudian lebih lanjut Dr. Taufik Effendi mengatakan bahwa upaya memperkecil
keserakahan dan mencukupi kebutuhan tidak termasuk domein tugas pengawas an secara
langsung peranan masing-masing lapisan pengawas dalam upaya pemberantasan korupsi dapat
diuraikan sebagai berikut:
b. Peranan Pengawasan Fungsi onal. Pengawasan fungsional terdiri atas pengawasan intern
pemerintah yang dilaksanakan oleh APIP dan pengawasan extern pemerintah yang di laksanakan
oleh BPK-RI. Pengawasan intern bertugas membantu pemimpin instansi pemerintah melalui
pengawasan atas pelaksanaan tugas unit kerja dalam instansi pemerintah untuk memberikan
jaminan bahwa :
1. Sistem pengedalian intern telah berjalan secara efektif, sehingga sasaran kinerja instansi
pemerintah dapat dicapai.
2. Pelaksanaan program/ ke giatan telah berjalan sesuai dengan rencana, effektif, efisien, dan
sesuai per undang-undangan.
TUJUAN UMUM
1. Menumbuhkan semangat antikorupsi apda mahasiswa dan menanamkan nilai-nilai anti korupsi
Tujuan khusus
1. Meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap bahaya dan akibat dari tindakan korupsi
2. Meningkatkan pengembangan sikap mahasiswa dalam segi pendidikan nilai dan karakter khususnya
karakter anti korupsi
MANFAAT
kurikulum pendidikan anti korupsi di jurusan keperawata Bandung poltekkes Kemenkes bandung
BAB II
PELAKSANAAN
b. Dampak
Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya
pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect rendahnya tingkat investasi. Hal
ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat korupsi yang tinggi.
Melambatnya perekonomian membuat kesenjangan sosial semakin lebar. Orang kaya dengan
kekuasaan, mampu melakukan suap, akan semakin kaya. Sementara orang miskin akan semakin
terpuruk dalam kemelaratan.
Menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), korupsi jadi biang keladi buruknya
pelayanan kesehatan, dua masalah utama adalah peralatan yang tidak memadai dan kekurangan
obat. Korupsi juga membuat masyarakat sulit mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Dampak dari korupsi ini tentu saja kualitas bangunan yang buruk sehingga dapat mengancam
keselamatan publik. Proyek infrastruktur yang sarat korupsi juga tidak akan bertahan lama, cepat
rusak, sehingga harus dibuka proyek baru yang sama untuk dikorupsi lagi.
c. Pentingnya pencegahan korupsi
Pemberantasan korupsi tidak akan dapat diatasi oleh para penegak hukum saja, tetapi
harus didukung oleh berbagai pihak yaitu mulai dari penegak hukum sendiri seperti KPK,
Kejaksaan Agung. Kepolisian, Advokat dan yang paling penting adalah dukungan masya rakat
agar dapat melaporkan korupsi yang terjadi, dengan catatan laporan tersebut tidak didasarkan
atas dendam pribadi, iri dan dengki terhadap seseorang, tetapi laporan itu benar-benar harus
kongkrit dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Berbagai elemen masyarakat di tanah
air harus dapat memahami bersama menyangkut pemberantasan korupsi dengan pemahaman
tersebut maka negara yang kita cintai ini akan berkembang lebih cepat karena pengelolaan
keuangan negara dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan dukungan dalam
melak sanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masya rakat.
B. Tujuan
Tujuan umum:
1. Menumbuhkan semangat antikorupsi apda mahasiswa dan menanamkan nilai-nilai anti
korupsi
Tujuan khusus
1. Meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap bahaya dan akibat dari tindakan korupsi
2. Meningkatkan pengembangan sikap mahasiswa dalam segi pendidikan nilai dan karakter
khususnya karakter anti korupsi
3.Melatih siswa untuk menentukan pilihan
perilakunya.
C. Manfaat
1.Untuk meningkatkan pengatahuan, dan wawasan mengenai Pendidikan nilai antikorupsi
dikalangan masyarakat umum serta mahasiswa
2. Laporan ini diharapkan akan dapat menghasilkan sebuah metode yang tepat dalam
mengimplementasi dan menjamin mutu kurikulum pendidikan anti korupsi di jurusan keperawata
Bandung poltekkes Kemenkes bandung
Selanjutnya bab ii yaitu mengenai pelaksanaan terdapat beberapa poin penting juga yang harus
ada di dalam bab ini seperti,
A. Kegiatan
a. Seminar anti korupsi
Dalam hal ini seminar tersebut diisi dengan materi seputar korupsi dan bahaya korupsi serta
hukuman bagi seorang koruptor dan juga diharapkan dapat menularkan ilmu yang didapat dari
seminar dan menghindari tindak pidana Korupsi.
b. Lomba tema anti korupsi
Jenis lombanya bermacam-macam, mulai dari menggambar poster, membuat film anti korupsi,
membuat animasi anti korupsi dan lain-lain. Tujuan dari adanya lomba-lomba tersebut adalah
supaya peserta lomba dapat benar-benar memehami tentang makna korupsi yang sebenar-
benarnya, bahaya korupsi, akibat yang ditimbulkan korupsi dan lain-lain.
B. Pengorganisasian
Dalam pengorganisasian terdapat poin seperti kepanitiaan, peserta, waktu da tempat, dan strategi
pelaksana
C. Penunjang kelancaran proses dan Kendala
Dalam poin ini terdapat 2 isi pembahasan yaitu penunjang kelancaran proses dan kendala-
kendala serta solusi yang dilakukan
Terakhir ialah bab iii penutupan, terdapat 2 poin penting yaitu kesimpulan dan saran.
Kesimpulan dan saran adalah bagian penutup dari penelitian yang peneliti tulis dimana isi dari
penelitan telah dijabarkan dalam Bab sebelumnya. Pada bagian kesimpuan akan dijelaskan
secara singkat mengenai hasil-hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan.
B. Saran
Dalam menyusun laporan apapun itu jenisnya selalu mengedepankan unsur transparan,
terperinci, dan terstruktur, apalagi halnya mengenai hal hal yang sensitif, agar terlaksana dan
terpaparkan dengan baik dan benar dari apa kegiatan yang telah dilaksanakan, dan lagi apabila
terdapat suatu permasalahan dapat diberikan gambaran untuk penyelesaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Indeks Perilaku Anti Korupsi . (2021, September). Retrieved from Badan Pusat Statistik:
https://www.bps.go.id/publication/2021/09/08/c3e5f87d94f30ff43e848d5c/indeks-perilaku-anti-
korupsi-2021.html
ndeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia 2022. (2022, Agustus). Retrieved from Badan Pusat
Statistik: https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/08/01/1908/indeks-perilaku-anti-korupsi--
ipak--indonesia-2022-sebesar-3-93--meningkat-dibandingkan-ipak-2021.html
Pahlevi, R. (2022, Januari). Indeks Persepsi Korupsi Indonesia. Retrieved from Databoks:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/26/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-naik-1-
poin-jadi-38-pada-2021
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220520-kenali-bahayanya-dampak-korupsi-di-
berbagai-bidang-ini
aclc.kpk. (2022, Mei 20). Kenali Bahayanya Dampak Korupsi di Berbagai Bidang. Retrieved from
aclc.kpk.go.id: https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220520-kenali-bahayanya-
dampak-korupsi-di-berbagai-bidang-ini