Disusun Oleh :
Kelompok 5
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan
Pancasila dengan judul: ”Tindak Pidana Korupsi di Indonesia”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam
perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan
menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk
kepentingannya. Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan
pemimpin, kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya
pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan
lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia,
serta struktur ekonomi. Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu
bentuk, sifat dan tujuan. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang
diantara-Nya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara.
DAFTAR PUSTAKA
Ameen, A. A., & Ahmad, K. 2011. The Role of Finance Information Systems
in Anti Financial Corruptions : A Theoretical Review.
Brass, D. J., & Skaggs, B. C. 1998. Relationships and unethical behavior: A social
network perspective. Academy of Management Review, 23(1), 14–31.
Hardjowiyono, Budihardjo. 2006. Pengadaan Barang dan Jasa yang Bersih dari
Korupsi. Bahan Presentasi dalam Rapat Regional Pemprov, Pemkab, Pemkot
Sumatera dalam rangka Kormonev Inpres 5 Tahun 2004, Batam, 22-23
November.
Klitgaard, R. 1998. International Cooperation Against Corruption. Finance &
Development, Vol. 35(1).
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 2006. Memahami untuk Membasmi.
Buku Saku untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi.
KPK. 2007. Laporan Tahunan 2007. Pemberdayaan Penegakan Hukum.
Kristiansen, S., & Ramli, M. 2013. Buying an Income: The Market for Civil
Service Positions in Indonesia. Contemporary Southeast Asia, 28(2), 207–233.
Lubis, T. M. 2005. Index Persepsi Korupsi Indonesia. Bahan Presentasi. Jakarta:
Transparency International Indonesia.
Mahmood, M. 2005. Corruption in Civil Administration: Causes and Cures.
Humanomics, Vol. 2 (3 – 4).
Nasution, P. 2018. Hubungan Lembaga Penegak Hukum Dalam Penanggulang
Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia . 106–116.
Philp, M. 2001. Access, accountability, and authority: Corruption and the
democratic process. Crime, Law, and Social Change, 357–377.
Ribeiro, H. V., Alves, L. G., Martins, A. F., Lenzi, E. K., & Perc, M. 2018. The
dynamical structure of political corruption networks. . Journal of Complex
Networks, 6(6), 989–1003.
Santoso, T. 2011. Menguak Relevansi Ketentuan Gratifikasi Di Indonesia. 68(4),
402–414.
Umar, H. 2011. Menghitung Kembali Dampak Korupsi. XII(52).
Warren, M. E. 2004. What Does Corruption Mean in a Democracy? 48(2), 328–
343.
Wedantha, I. G., & Dewi, A. A. 2015. Penyuapan Sebagai Bentuk Gratifikasi
Dalam Tindak Pidana Korupsi. 1-5.
Zyglidopoulos, S. 2015. Toward a Theory of Second-Order Corruption.