Anda di halaman 1dari 23

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 14%

Date: Sunday, November 05, 2023


Statistics: 666 words Plagiarized / 4853 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Korupsi adalah tindakan yang melibatkan
penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan untuk kepentingan pribadi atau kelompok,
yang seringkali melibatkan penerimaan atau pemberian suap, pemerasan, atau
tindakan-tindakan ilegal lainnya yang bertujuan untuk memperoleh manfaat finansial
atau keuntungan pribadi tanpa mempertimbangkan kepentingan umum. Korupsi telah
menjadi tantangan yang serius dalam pembangunan dan tata kelola yang lebih baik di
Indonesia. Selama beberapa dekade, masalah ini telah merasuki berbagai lapisan
masyarakat dan lembaga pemerintahan yang dapat mengancam stabilitas dan
kemakmuran negara ini.

Pada tingkat masyarakat lokal hingga nasional, dampak buruk korupsi sangat terasa
berupa kerugian anggaran negara, ketidaksetaraan, tidak sampainya bantuan
pemerintah, dan paling terasa adalah menurunnya kepercayaan masyrakat Indonesia
terhadap lembaga -lembaga publiknya sendiri. Menurut Indonesia Corruption Watch
(IWC), terdapat peningkatan kasus korupsi di tahun 2022 yang ditandai dengan
penurunan skor IPK ( Indeks Persepsi Korupsi) Indonesia dari 38 menjadi 34. Sepanjang
tahun 2022, kerugian negara Indonesia karena korupsi mencapai puluhan triliun rupiah,
dimana sektor perdagangan menyebabkan kerugian negara terbesar hingga Rp20,9
triliun(A. M. H. Putri, 2023).

Upaya pemerintah dalam melawan korupsi di Indonesia telah mencapai titik-titik


penting. Inisiatif anti-korupsi yang paling kuat muncul setelah reformasi demokratisasi
tahun 1998. Sebuah lembaga yang menjadi langkah penting anti-korupsi di Indonesia
didirikan pada tahun 2002 yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK didirikan
oleh Presiden Megawati Soekarnoputri dengan tujuan untuk menangani korupsi yang
dianggap tidak mampu ditangani oleh institusi kejaksaan dan kepolisian(Sari, 2023).

Sejak awal berdirinya KPK, lembaga ini mendapatkan kepercayaan yang cukup tinggi
dari masyarakat Indonesia. Pada tahun 2019, data Lembaga Survei Indonesia
menunjukkan bahwa KPK memperoleh tingkat kepercayaan sebesar 84%. Tingginya
kepercayaan publik tidak terlepas dari kinerja KPK yang berhasil melakukan tindakan
pemberantasan korupsi terhadap elite pemerintahan maupun lembaga swasta. Salah
satu megakorupsi yang berhasil diungkap oleh KPK adalah kasus e-KTP yang melibatkan
mantan ketua DPR RI, yaitu Setya Novanto, yang merugikan negara hingga Rp706
miliar(Bayu et al., 2021). Namun, perjuangan melawan korupsi masih jauh dari kata
selesai.

Kasus-kasus korupsi yang semakin banyak terungkap menunjukkan bahwa masalah ini
semakin merajalela bukan hanya ditingkat elite pemerintah, namun juga masyarkat. Hal
ini sejalan dengan laporan ICW yang menunjukkan bahwa pelaku korupsi terbanyak di
Indonesia adalah ASN, diikuti Swasta, kepala desa, Dirut dan karyawan BUMD hingga
masyarakat. Oleh karena itu, pemberantasan korupsi harus dilakukan dari level tertinggi
hingga level terendah(Annur, 2021). Selama ini, KPK memiliki andil besar dalam
peperangan terhadap korupsi.

Namun, seperti yang terlihat, lembaga ini tampaknya bergerak maju sendirian di tengah
medan perjuangan. Pada era globalisasi dan transformasi digital, e-Government atau
pemerintahan elektronik dapat menjadi salah satu inovasi dalam melawan kasus korupsi
di Indonesia. E-Government adalah pemanfaatan internet untuk menyampaikan
informasi dan layanan pemerintah kepada warga.

E-Government bukan merupakan sebuah bentuk teknologi saja, tetapi adalah terobosan
penting yang memperkuat upaya tata kelola yang transparan, akuntabel, berintegritas,
yang dapat mencegah tindak pidana korupsi. E-government memberikan akses yang
lebih besar dan mudah kepada masyarakat terhadap proses pelayanan publik dan
kinerja pemerintahan. E-government memiliki potensi untuk mengurangi risiko korupsi,
mengoptimalkan efisiensi pelayanan publik, dan meningkatkan aksesbilitas informasi.

Teknologi ini memungkinkan swasta, masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk terlibat
secara lebih langsung dalam pengawasan terhadap pemerintah, dan mengurangi
kesempatan praktik-praktik korupsi di Indonesia(Annur, 2021). “Studi Literatur:
e-Government Sebagai Terobosan Melawan Korupsi di Indonesia” merupakan topik
yang relevan dan urgensi saat ini. Kajian ini akan membahas mengenai kasus-kasus
anti-korupsi, analisis, dan bagaimana penerapan e-Government dapat menjadi alat yang
kuat dalam memerangi korupsi di Indonesia, dan dengan demikian, dapat membantu
memajukan pembangunan Indonesia yang lebih adil, transparan, dan berkelanjutan.
Penting bagi kita untuk memahami bagaimana e-Government dapat menciptakan
pemerintahan yang bersih, akuntabel, transparan dan responsif terhadap kebutuhan
rakyat Indonesia.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah: Apa definisi korupsi dan tindakan apa saja yang termasuk ke dalam
korupsi? Bagaimana sejarah korupsi di Indonesia? Apa penyebab dan dampak tindakan
korupsi? Apa itu e-government? Bagaimana substansi hukum dan penegakkan hukum
mengenai pengaturan pemberantasan tindak pidana korupsi? Apa saja kasus nyata anti
korupsi di Indonesia? Bagaimana hasil kajiannya? Bagaimana penerapan e-government
dapat mencegah tindak pidana korupsi? Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan yang ingin dicapai adalah: Untuk mengetahui definisi korupsi dan tindakan
yang termasuk dalam korupsi Untuk mengetahui sejarah korupsi di Indonesia Untuk
mengetahui penyebab dan dampak tindakan korupsi Untuk mengetahui e-government
Untuk mengetahui substansi hukum dan penegakkan hukum mengenai pengaturan
pemberantasan tindak pidana korupsi Untuk mengetahui kasus-kasus nyata mengenai
anti korupsi di Indonesia, dan mengkajinya Untuk mengetahui penerapan e-government
dalam mencegah tindak pidana korupsi Manfaat Manfaat Teoritis Melalui makalah ini,
penulis berharap dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai
tindakan anti-korupsi dan memberikan pengetahuan bagaimana e-Government dapat
menjadi terobosan untuk mencegah tindak pidana korupsi di Indonesia.

Manfaat Praktis Bagi lembaga pendidikan Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini
diharapkan dapat dikembangkan lagi dalam pengintegrasian terhadap mata pelajaran
PPKn sebagai bahan yang dapat meningkatkan kualitas kurikulum selanjutnya. Bagi
peneliti Sebagai bekal wawasan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam mencegah tindakan korupsi.
Manfaat dari segi isu dan aksi sosial Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
semua pihak, baik dari masyarakat hingga level tertinggi untuk bersama-sama
mencegah tindak pidana korupsi di Indonesia yang dapat memajukan pembangunan
negara.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Korupsi 2.1.1 Definisi Korupsi Korupsi telah menjadi
masalah serius di Indonesia yang mengakibatkan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi di
Indonesia. Istilah korupsi berasal dari Bahasa Latin corruptio dari kata kerja corrumpere
yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok, mencuri,
maling. Dalam Bahasa Yunani juga terdapat istilah corruptio, yang berarti perbuatan
yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian,
melanggar norma-norma agama materiil, mental dan hukum.

Jadi, korupsi adalah tindakan melanggar hukum yang melibatkan pejabat publik atau
swasta yang dengan sengaja dan melawan hukum menerima, meminta, atau meminta
diberikan suatu keuntungan atau janji yang tidak semestinya dalam jabatan atau
kedudukannya untuk diri sendiri atau orang lain(D. Putri, 2021). Dalam perspektif hukum,
definisi korupsi dijelaskan dalam 13 buah pasal dalam UU No.31 tahun 1999 tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi yang telah diubah dengan UU No.20 tahun 2001.
Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan ke dalam 30 bentuk tindak pidana
korupsi, yang kemudian dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok besar yaitu: kerugian
keuangan negara, suap menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan
curang, benturan kepentingan, gratifikasi(D. Putri, 2021),(Setiadi, 2018): Kerugian
keuangan negara: Jenis korupsi ini merupakan jenis korupsi yang paling sering
digunakan penegak hukum dalam menjerat koruptor di Indonesia.

Namun, unsur kerugian keuangan negara sering menjadi penghambat dalam proses
pengadilan karena harus menunggu pemeriksaan keuangan oleh BPK terlebih dahulu.
Unsur kerugian keuangan negara diartikan merugikan negara baik secara langsung
maupun tidak langsung. Suap Menyuap: adalah pemberian atau penerimaan uang,
hadiah, atau keuntungan lainnya sebagai imbalan untuk mempengaruhi tindakan atau
keputusan dari pihak yang menerima suap. Penggelapan dalam jabatan: adalah tindakan
pejabat atau individu yang memanfaatkan posisi atau jabatan yang diemban untuk
melakukan tindakan korupsi atau penyelewengan.

Hal ini mencakup penggelapan dana atau aset publik yang seharusnya dikelola untuk
kepentingan publik, penunjukkan atau pengangkatan teman dekat atau anggota
keluarga tanpa mempertimbangkan kualifikasi atau persaingan yang adil (nepotisme).
Pemerasan: Pemerasan terjadi ketika seseorang atau sekelompok individu
menggunakan ancaman, tekanan, atau kekerasan untuk meminta atau memaksa orang
lain untuk memberikan uang, barang, atau keuntungan lainnya yang seharusnya tidak
diberikan, membayar atau menerima pembayaran dengan potongan atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri. Tindakan pemerasan seringkali melibatkan
pejabat pemerintah yang menyalahgunakan wewenang mereka untuk memeras uang
dari pihak yang terkena pemerasan.
Perbuatan curang: contoh perbuatan curang adalah manipulasi laporan keuangan dalam
bisnis atau organisasi untuk membuat performa menjadi lebih baik daripada
kenyataannya. Contoh lainnya adalah pemborong ahli bangunan yang curang saat
membuat bangunan yang dapat membahayakan keselamatan orang, atau barang, atau
keselamatan negara. Benturan kepentingan: benturan kepentingan biasanya terjadi saat
pengadaan. Contohnya adalah ketika pejabat pemerintah dan publik swasta yang
bersekongkol untuk memanipulasi lelang dan kontrak atau melakukan penawaran palsu
dan manipulasi harga, yang akhirnya dapat menyebabkan pengeluaran berlebihan dari
anggaran negara.

Gratifikasi: adalah pemberian hadiah, uang, atau keuntungan lainnya kepada seseorang,
termasuk kepada pejabat pemerintah atau swasta, yang berhubungan dengan jabatan
atau tugas mereka. Pemberian gratifikasi biasanya bertujuan untuk memengaruhi
tindakan atau keputusan penerima gratifikasi tersebut. Contohnya adalah pemberian
uang atau hadiah kepada seorang pejabat pemerintah agar dia memberikan kontrak
kepada perusahaan tertentu atau untuk mendapatkan kebijakan yang menguntungkan.

Gratifikasi dapat merusak integritas dan transparansi dalam pengambilan keputusan dan
pelayanan publik. Korupsi yang merajalela dapat menyebabkan negara kehilangan
sumber daya yang dibutuhkan untuk pembangunan dan pelayanan kepada masyrakat.
Oleh karena itu, pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi adalah hal yang
penting demi meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan masyarakat. 2.1.2 Sejarah
Korupsi di Indonesia Korupsi telah menjadi masalah sepanjang sejarah Indonesia. Praktik
korupsi di Indonesia telah terjadi sejak masa kerajaan di wilayah nusantara. Pada masa
penjajahan Belanda, korupsi terjadi dalam berbagai bentuk, terutama dalam hubungan
antara pejabat kolonial Belanda dan pejabat pribumi.

Pada masa itu, pribumi yang merasa tertekan dan melarat rela melakukan apapun
sebagai pegawai pemerintah dengan tujuan memenuhi kebutuhan keluarga dan dirinya
sendiri, terlepas dari tindakan tersebut baik atau buruk(Sofhian, 2020). Setelah
kemerdekaan 1945, korupsi dilakukan oleh pejabat pemerintah yang baru terbentuk
karena kurangnya pengalaman dan tekanan ekonomi. Kemudian, pada masa orde baru
dibawah pemerintahan Presiden Soeharto merupakan masa dimana tingkat korupsi
tertinggi di Indonesia terjadi. Korupsi terjadi di berbagai sektor karena kurangnya
transparansi pemerintahannya.

Soeharto juga menumpas segala kritik dan opini masyarakat terhadap pemerintah.
Keruntuhan rezim orde baru pada tahun 1998 telah membuka jalan bagi era reformasi
Indonesia. Upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi mulai dilakukan, mulai
dari penyusunan UU hingga pembentukan lembaga KPK. Namun, tindak pidana korupsi
di Indonesia masih sering terjadi. Sebenarnya tindakan korupsi di Indonesia merupakan
perulangan masa lalu. Demikian pula dengan pemberantasannya, seperti perang Jawa
dan bubarnya VOC(Sofhian, 2020). 2.1.3

Penyebab dan Dampak Korupsi Tindak pidana korupsi di Indonesia disebabkan oleh
berbagai faktor kompleks, yaitu(Sofhian, 2020): Kemiskinan, seringkali kemiskinan yang
berasal dari aspek kebutuhan yang tidak terpenuhi menyebabkan tindak pidana korupsi.
Pejabat pemerintah maupun publik seringkali menerima gaji yang lebih rendah
dibandingkan kebutuhan atau gaya hidup mereka yang dapat memicu mereka
melakukan korupsi untuk mendapatkan sumber pendapatan tambahan. Faktor
kekuasaaan, akses terhadap kebijakan pemimpin menjadi “permata” bagi sebagian
orang karena akses terhadap berbagai pihak strategis menjadi mudah untuk
dipermainkan. Istilah yang sesuai dengan penyebab ini adalah :”power tends to corrupt”.

Budaya, dalam beberapa kasus, korupsi telah menjadi kultur atau sosial di masyarakat,
seperti suap atau gratifikasi sebagai cara yang dapat dilakukan untuk menerima fasilitas
atau layanan yang seharusnya tersedia bagi semua orang. Faktor ketidaktahuan, hal ini
disebabkan karena kurangnya kesadaran dan pendidikan mengenai tindak pidana
korupsi. Pendidikan yang kurang mengenai korupsi menyebabkan masyarakat kurang
peka terhadap masalah ini. Lemahnya kelembagaan negara, hal ini karena aturan atau
regulasi yang ambigu menciptakan peluang bagi tindakan korupsi. Pejabat atau bisnis
yang berusaha untuk menghindari sanksi hukum mungkin mengeksploitasi
ketidakjelasan dalam peraturan.

Selain itu, masyarakat cenderung memiliki kepercayaan yang rendah terhadap lembaga
penegak hukum karena dinilai tidak mampu menegakkan hukum dengan adil dan
sepantasnya. Korupsi yang terjadi selama ini adalah penyakit bersama “mass patology”.
Semua level mulai dari masyarakat hingga elite pemerintah, banyak oknum yang
melakukan tindakan korupsi. Tindak pidana korupsi selalu membawa dampak negatif.
Dampak tindak pidana korupsi telah meluas dan merusak Indonesia di berbagai sektor.
Berikut adalah beberapa dampak dari tindakan korupsi(Sofhian, 2020): Kerugian
keuangan negara, korupsi menyebabkan kerugian keuangan dan anggaran negara.

Banyak dana atau anggaran yang seharusnya dapat diperuntukkan untuk membiayai
layanan masyarakat, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, keamanan seringkali
teralihkan ke rekening atau dana pribadi koruptor. Menimbulkan stigma yang tidak baik
di masyarakat. Tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pemerintah merusak
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga publik lainnya. Korupsi
bersifat menular. Oleh karena itu, pembangunan integritas dan etika harus dilakukan
secara simultan, mulai dari bangku sekolah hingga pendidikan tinggi dan masyarakat.

Dalam konteks agamis, seseorang yang korup tidak akan memperoleh keberkahan bagi
dirinya sendiri, keluarga dan turunannya, karena ia mengambil hak yang bukan miliknya.
Kerugian bisnis dan investasi, perusahaan mungkin perlu melakukan gratifikasi ataupun
suap untuk memuluskan operasinya, hal ini dapat menghambat persaingan yang sehat
dalam bisnis. Kerugian lingkungan. Korupsi dapat menyebabkan eksploitasi berlebihan
yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Contohnya adalah penebangan hutan
secara ilegal, pengeboran minyak yang tidak berkelanjutan dan lainnya.

Ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah yang korup dapat menyebabkan


ketidakstabilan sosial dan politik di Indonesia Meningkatnya hutang negara. Banyaknya
keuangan negara yang diraup oleh pejabat korup menyebabkan negara harus berjuang
untuk bertahan, sehingga sebagai penyeimbang negara perlu berhutang kepada pihak
lain yang mengakibatkan ketergantungan di berbagai sektor. Mengatasi korupsi adalah
tantangan yang serius. Oleh sebab itu, peran semua pihak termasuk masyarakat,
pemerintah, swasta dalam memerangi korupsi sangat diperlukan. 2.2

_E-Government Perkembangan teknologi telah mengubah paradigma komunikasi satu


arah antara pemerintah kepada masyarakat menjadi komunikasi dua arah, yaitu antara
masyarakat kepada pemerintah dan sebaliknya. Hal ini dapat dilakukan melalui
e-Government. E-Government atau pemerintahan elektronik adalah konsep
penggunaan teknologi dalam pemerintahan untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan
transparansi pemerintah dalam menyediakan layanan publik, berkomunikasi dengan
warga negara, dan mengelola urusan pemerintahan. E-Government melibatkan integrasi
teknologi dalam berbagai aspek pemerintahan, termasuk administrasi, pelayanan publik,
kebijakan, dan partisipasi warga negara.

Komunikasi dua arah yang dimungkinkan oleh e-Government bukan hanya antara
masyarakat dengan pemerintah (Government-to-Citizen /G2C), namun juga
pemerintahan dengan pihak swasta (Government-to-Business/G2B), dan pemerintahan
dengan pemerintahan (Government-to-Government/G2G)(Dhevina, 2018).
E-Government memungkinkan pelayanan elektronik seperti pembayaran pajak, akses
informasi publik, dan melakukan transaksi dengan pemerintah menggunakan platform
elektronik. E-Government mendorong partisipasi aktif warga negara dalam pengambilan
keputusan pemerintah melalui forum online, konsultasi publik, dan feedback.

E-Government memberikan peluang peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada


masyarakat dan pihak swasta melalui peningkatan transparansi, kontrol, kualitas,
akuntabilitas, dan administrasi penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik. Hal ini
sejalan dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government, dengan tujuan
terbentuknya pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan
perubahan secara efektif; yaitu(Dhevina, 2018): Masyarakat menginginkan layanan
publik yang memenuhi kebutuhan seluruh warga negara, dapat dipercaya, dan mudah
diakses secara interaktif.

Masyarakat menginginkan agar asiprasi mereka didengar dengan demikian pemerintah


harus memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan kebijakan negara.
Contoh penerapan e-government di Indonesia adalah portal e-partisipasi dari beberapa
pemerintah daerah yang memungkinkan warga negara untuk berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan, memberikan feedback, dan mengajukan usulan
program melalui platform online tersebut(Dhevina, 2018). 2.3

Penelitian Terdahulu No _Peneliti _Judul _Metode Penelitian _Hasil penelitian _ _1 _Evi


Maria (2021) _E-GOVERNMENT DAN KORUPSI: STUDI DI PEMERINTAH DAERAH,
INDONESIA DARI PERSPEKTIF TEORI KEAGENAN _Statistik Deskriptif dan Analisis
Univariat _Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif antara tingkat
penerapan e-Government dan kemungkinan terjadinya tindakan korupsi di pemerintah
daerah di Indonesia. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat penerapan e-Government,
semakin rendah kemungkinan terjadinya praktik korupsi, dan sebaliknya.

_ _2 _Amareta Kristina Kesumadewi (2019) _PENERAPAN E-GOVERNMENT DI


INDONESIA SEBAGAI UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI _Studi literatur dan analisa
kualitatif _Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi e-Government dalam
administrasi pemerintah akan fokus pada peningkatan transparansi, akuntabilitas,
efisiensi, dan efektivitas layanan pemerintah, serta akan mendorong partisipasi
masyarakat, yang dapat berperan dalam upaya memerangi tindakan korupsi. _ _
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian
studi kepustakaan melalui data sekunder dengan bahan atau materi berupa
artikel-artikel, jurnal, buku, dan pendapat ahli yang berkaitan dengan e-Government
sebagai alat untuk melawan korupsi di Indonesia.

3.2 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur
yang berkaitan dengan e-Government sebagai alat untuk melawan korupsi di Indonesia,
sebagai berikut: Bahan Primer, yakni peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yurisprudensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian ini Bahan
sekunder, yakni jurnal atau hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang terkait
dengan permasalahan dalam penelitian ini, buku, dan artikel yang tersedia secara online
3.3

Metode Analisis Data Berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh, akan
dilakukan analisis kualitatif terhadap studi kasus korupsi yang terjadi di Indonesia.
Analisis kualitatif adalah cara penelitian yang memahami dan menjelaskan fenomena
atau informasi dengan cara yang mendalam tanpa mengukurnya dalam angka atau
statistik. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan, menggambarkan atau menjelaskan fenomena, peristiwa atau konteks
tertentu guna mengeksplorasi aspek-aspek yang lebih dalam dari masalah(Meiryani,
2021).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penegakan Hukum dan Substansi Hukum
Korupsi di Indonesia Dasar hukum perlindungan dan penegakkan hukum di Indonesia
yang paling utama adalah Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan pasal 1 ayat (3)
UUD RI 1945, dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini berarti
semua warga negara dan penyelenggara negara harus tunduk pada hukum yang
berlaku. Penegakkan hukum adalah upaya yang dilakukan untuk memastikan keadilan,
kemanfaatan dan kepastian hukum di masyarakat yang dilakukan oleh seluruh subjek
hukum yang memiliki hubungan dengan hukum.

Beberapa lembaga utama yang terlibat dalam penegakkan hukum di Indonesia adalah:
Polri, kejaksaan RI, KPK(Komisi Pemberantasan Korupsi), BPK(Badan Pemerika Keuangan),
BNN (Badan Narkotika Nasional), Pengadilan, BNPT(Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme), dan lembaga negara lainnya(Karunia, 2022). Salah satu indikator yang
menjadi tolak ukur penilaian penegakkan hukum dalam masyarakat yaitu substansi
hukum. Subtansi hukum adalah isi atau materi utama dari peraturan hukum atau
undang-undang. Ini mencakup norma-norma, prinsip-prinsip, aturan, dan
ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur hak dan kewajiban individu, kelompok,
atau entitas hukum dalam masyarakat.Dalam rangka penegakan hukum tindak pidana
korupsi, Indonesia memiliki 65 peraturan perundang-undangn terkait pemberantasan
tindak pidana korupsi. Salah satunya adalah No.

31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang kemudian telah
diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001. UU No. 20 Tahun 2001 ini mendirikan dasar
hukum bagi pendirian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertugas untuk
memerangi dan mencegah tindak pidana korupsi di Indonesia. UU ini mengatur
berbagai aspek terkait pemberantasan korupsi, termasuk penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, dan penanganan kasus korupsi. UU No.

20 Tahun 2001 ini memiliki peran penting dalam upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia dan telah menghasilkan beberapa tindakan penegakan hukum terhadap
individu dan entitas yang terlibat dalam tindakan korupsi(Karunia, 2022). 4.2 Konsep
e-Government di Indonesia Pada dasarnya, e-Government adalah konsep penggunaan
teknologi dalam pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, aksesibilitas
dalam kegiatan pemerintahan. e-Government mulai berkembang di ASEAN (Association
of South East Asian Nation) sejak tahun 1970-an. Salah satu rencana strategis ASEAN
pada tahun 2020 adalah mendorong seluruh anggotanya untuk mengembangkan
layanan e-Government.

E-Government mengarah pada pelayanan online,berbasis website atau aplikasi dalam


membantu mengoptimalisasikan layanan kepada masyarakat, meningkatkan interaksi
antara pemerintah dengan pihak swasta, dan menyediakan akses informasi sebagai
bentuk transparansi. E-Government menyederhanakan dan menggabungkan proses
dana alur kerja untuk mengelola data dan informasi dalam meningkatkan kualitas
layanan publik(Maria & Halim, 2021),(Kesumadewi, 2019). e-Government memiliki 4
model hubungan, yaitu(Kesumadewi, 2019): Government-to-Citizen (G2C):model yang
menekankan interaksi langsung antara pemerintah dan masyarakat.

Contoh penerapan model ini adalah pembayaran pajak secara online, aplikasi pengajuan
izin usaha, pembuatan paspor secara online. Government-to-Business (G2B): model
yang menekankan hubungan antara pemerintah dengan bisnis atau sektor swasta.
Contoh penerapan model ini adalah sistem perizinan dan regulasi bisnis online, dan
pelaporan pajak perusahaan secara elektronik. Government-to-Employee (G2E) : model
yang menekankan hubungan antara pemerintah dengan pegawai pemerintah itu sendiri.
Contoh penerapan model ini adalah pemanfaatan teknologi untuk manajemen absensi
ASN, penggajian, komunikasi internal, administrasi karyawan, pelatihan pegawai.

Government-to-Government (G2G) : model yang menekankan hubungan, dalam hal ini


kerja sama dan pertukaran informasi, antara entitas pemerintah baik tingkat lokal,
regional maupun internasional. Contoh penerapan model ini adalah pertukaran data
perpajakan antarlembaga pemerintah di Indonesia, data kesehatan masyarakatnya atau
pendaftaran lahan. Blue print aplikasi e-government di Indonesia sebenarnya sudah
dirancang sejak tahun 2003. Blue print ini dirancang secara fleksibel karena memberikan
kebebasan bagi masing-masing pemerintah daerah untuk menerjemahkan dan
mengadaptasinya. Implementasi e-Government di Indonesia diatur dalam Instruksi
Presiden No.3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
e-Government. Aturan ini mengidentifikasi penerapan e-government di Indonesia dibagi
menjadi 4 tahapan, yaitu(Kesumadewi, 2019): Tahap 1, Persiapan.

Kegiatan pada tahap ini adalah pengenalan konsep e-Government, pengembangan


infrastruktur dasar TI, inisiasi proyek untuk pemanfaatan e-Government. Pada tahap ini,
pemerintah mengadopsi teknologi seperti website resmi, e-mail, dan sistem internal
atau eksternal administrasi. Tahap 2, Pematangan. Kegiatan pada tahap ini adalah
pembuatan situs informasi publik yang interaktif dan terhubung antara satu instansi
dengan instansi lainnya. Tahap 3, Pemantapan.

Kegiatan pada tahap ini adalah menyediakan layanan publik secara online, seperti
pendaftaran online, pengajuan izin, yang terintegrasi dengan dat dan aplikasi instansi
pemerintahan lainnya. Tahap 4, Pemanfaatan. Kegiatan pada tahap ini adalah
pembuatan aplikasi pelayanan publik yang bersifat Government-to-Government(G2G),
Government-to-Bussines(G2B), Government-to-Citizen(G2C) dan
Government-to-Employee(G2E) / Gambar 4.1 Tahap Pengembangan e-Government
e-Government adalah proses yang berkelanjutan dan dibutuhkan komitmen jangka
panjang dari pemerintah. Konsep e-Government di Indonesia akan terus berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyrakat.

Hal ini adalah proses penting dalam upaya modernisasi pemerintahan dan peningkatan
pelayanan publik. 4.3 Contoh Kasus Korupsi di Indonesia (a) Sepuluh Pegawai Negeri
Sipil (PNS) Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) Kementrian ESDM
Mark Up Tunjangan Kinerja Sampai Rp29 Miliar KPK membeberkan adanya kasus
dugaan tindak pidana korupsi terkait pembayaran tukin pegawai Kementrian ESDM
tahun 2020-2022. Kementerian ESDM merealisasikan pembayaran tukin pegawai
dengan total sebesar Rp221,92 miliar.

Namun, 10 tersangka pegawai Ditjen Minerba melakukan manipulasi dan menerima


pembayaran tunkir yang tidak sesuai dengan ketentuan dan hukum peraturan
perundang-undangan. Kronologinya, pada saat pengajuan anggaran diduga tidak
disertai data dan dokumen pendukung, manipulasi yang dilakukan dengan
pengkondisian daftar rekapitulasi pembayaran. Para pelaku menyisipkan nominal
tertentu dan melakukan pembayaran secara ganda atau lebih kepada 10 orang yang
telah ditentukan(Setiawan, 2023). Akibat dari tindakan tersebut, tukin yang seharusnya
dibayarkan sebesar Rp1.399.928.153, dibayarkan sebesar Rp29.603.277.720 sehingga
negara mengalami kerugian sekurang-kurangnya Rp27,6 miliar. Atas perbuatannya, para
tersangka melanggar pasal 2 ayat (1) atau pasal 3 UU RI No.20 Tahun 2001.

KPK menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada masyarakat dan semua pihak
yang telah mendukung proses penanganan perkara ini. KPK juga mengingatkan bahwa
setiap gaji yang diterima oleh seorang ASN adalah hasil keringat rakyat Indonesia.
Penggunaannya harus sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku dan dapat
dipertanggungjawabkan(Setiawan, 2023). / Gambar 4.2 Korupsi Oleh ASN Ditjen
Minerba (b) Kasus Korupsi Bansos Covid-19 yang Menjerat Menteri Juliari Pada 6
Desember 2020, KPK menetapkan mantan menteri sosial Juliari Batubara sebagai
tersangka kasus dugaan korupsi bansos penanganan Covid-19 untuk wilayah
Jabodetabek tahun 2020. Kasus ini bermula dari program pengadaan bansos Covid-19
berupa paket sembako di kemensos dengan nilai sekitar Rp5,9 Triliun.

Juliari sebagai menteri sosial saat itu menunjuk Matheus dan Adi sebagai Pejabat
pembuat Komitmen (PBK) dalam program tersebut dengan cara penunjukkan langsung
para rekanan yang diduga disepakati melalui adanya fee dari tiap paket pekerjaan yang
harus disetorkan para rekanan kepada kemensos melali Matheus(Sahara, 2021). Untuk
tiap paket bansos, fee yang disepakati oleh Matheus dan Adi sebesar Rp10.000 per
paket bansos dari nilai Rp300.000 per paket bansos. Total suap yang diterima oleh Juliar
menurut KPK adalah sebesar Rp17 Miliar. Seluruh uang tersebut diduga digunakan
untuk keperluan pribadi. Atas perbuatannya, Juliari melanggar pasal 12 huruf a atau
pasal 12 huruf b atau pasal 11 UU No.20 Tahun 2001(Sahara, 2021). (c) Kasus Pungli
Pembuatan SIM di Palembang Menurut UU No.22 Tahun 2001, Pungutan liar (Pungli)
adalah tindakan korupsi dan merupakan kejahatan luar biasa (estraordinary crime) yang
harus diberantas(Administrator, 2019).

Seorang oknum polisi Satlantas Polrestabes Palembang, Bripka P, dan seorang ASN
diperiksa atas dugaan terkait pungutan liar dan mempersulit proses pembuatan Surat
Izin Mengemudi (SIM). Isu pungli ini mencuat setelah seorang pemohon SIM mengaku
bahwa Unit Pelayanan SIM Polrestabes Palembang merupakan sarang aksi
Pungli(Administrator, 2019). Pemohon SIM tersebut hendak membuat 2 buah SIM, yaitu
SIM A dan SIM C. Namun saat proses berlangsung, oknum Polrestabes Palembang
mempersulit proses pembuatan dan meminta sejumlah uang kepada pemohon agar
SIM tersebut dapat diselesaikan di hari yang sama.

Anggota Porestabes Palembang berinisial Aipda BN yang juga merupakan seorang


anggota unit pelayanan SIM sempat mengintervensi pemohon untuk memaksa
mencabut atau menutup isu yang beredar di publik karena diduga tak terima isu
tersebut menjadi viral(Administrator, 2019). 4.4 Implementasi e-Government Sebagai
Alat Melawan Korupsi di Indonesia Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government sudah membuka pintu
bagi lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memanfaatkan teknologi
dalam memberikan pelayanan publik.

Pemanfaatan e-government merupakan salah satu alat dalam good governance yang
mencakup 9 prinsip yaitu: partisipasi, prinsip hukum, transparansi, responsif, orientasi
konsensus/ kesepakatan, berkeadilan, efektif dan efisien, akuntabilitas, visi strategis.
Good governance merupakan prinsip dalam menciptakan tatanan pemerintah yang baik,
transparan dan bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)(Kesumadewi, 2019).
Contoh-contoh kasus korupsi di Indonesia seperti di atas terjadi karena kurangnya
kesadaran pelaku terhadap dampak tindak pidana korupsi. Korupsi di Indonesia seakan
sudah menjadi budaya.

Banyak faktor penyebab terjadinya korupsi di Indonesia seperti kurangnya transparansi,


akuntabilitas dan administrasi yang baik. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah alat untuk
mencegah tindak pidana korupsi. Alat ini adalah e-Government. E-government dapat
meningkatkan transparansi, akuntabilitas dna membentuk sistem administrasi yang
lebih baik. Hal ini tentu dapat meningkatkan pengawasan masyarakat terhadap
pemerintahan selaku pemegang kedaulatan tertinggi. e-Government memungkinkan
audit elektronik. E-Government dapat memfasilitasi proses audit keuangan lebih akurat
dan efisien.

Auditor dapat mengakses data elektronik dengan lebih mudah dan melakukan audit
lebih cepat sehingga, setiap tindak pidana korupsi yang dilakukan dapat lebih cepat
teridentifikasi. Dengan memanfaatkan audit elektronik seperti ini, tindak korupsi seperti
kasus (a) akan dapat diminimalisir karena tindakan mark up akan lebih cepat dan efisien
diketahui. Menurut Wakil Ketua KPK, Nawawi Pomolango, sebanyak 70% kasus korupsi
yang ditangani oleh KPK berkaitan dengan sektor pengadaan, seperti kasus (b). Salah
satu komponen e-government adalah e-procurement.

E-procurement adalah proses pengadaan barang dan jasa pemerintahan yang


memanfaatkan teknologi berbasis website dalam pelaksanaannya. E-procurement
sendiri terdiri atas e-tendering dan e-purchasing. E-tendering merupakan proses
pelelangan yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE) , sedangkan e-purchasing adalah proses pengadaan barang
atau jasa yang dilakukan melalui e-catalogue yang terbuka dan transparan. Karena
adanya transparansi pengadaan ini, risiko KKN antara penyedia dan panitia ataupun
penyedia antar penyedia dapat diminimalisir.

Tentu, dengan pemanfaatan teknologi ini tindak pidana seperti kasus (b) akan dapat
dicegah karena tidak memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan tindakan
KKN(Kesumadewi, 2019). Contoh e-government lainnya yang tekah diterapkan di
Indonesia adalah pembuatan SIM dari rumah. Hal ini dapat dilakukan melalui aplikasi
Sinar (SIM Nasional Presisi) yang diluncurkan secara resmi oleh Polri pada tanggal 12
April 2001. Dengan aplikasi ini, pemohon tidak perlu datang ke lokasi pembuatan SIM di
Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (Satpas) atau Polres setempat.

Digitalisasi proses ini dapat meningkatkan proses administrasi pendaftaran dan


perpanjangan SIM di Indonesia dengan mengurangi kontak manusia sehingga
mengurangi kesempatan untuk meminta suap atau praktik korupsi lainnya seperti kasus
(c)(Administrator, 2021). e-government lainnya adalah laman lapor.go.id. Laman ini
adalah layanan penyampaian semua aspirasi dan pengaduan masyarakat
Indonesia.Laman ini dikelola oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB) sebagai Pembina Pelayanan Publik dan sudah
terintegrasi dengan Kanal Pengaduan Masyarakat Kemensetneg RI.

Melalui laman ini, masyarakat secara anonim dan rahasia melapor kepada Presiden,
Wapres dan Mensesnag RI. Jadi, e-government adalah alat yang dapat membantu
Indonesia untuk mencegah dan menutup kesempatan terjadi tindak pidana korupsi
melalui peningkatan transparansi, pengelolaan administrasi, dan keterlibatan
masyarakat dalam pengambilan keputusan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari makalah ini adalah
bahwa e-government merupakan salah satu komponen dalam memberantas korupsi di
Indonesia.

e-Government meningkatkan transparansi, akuntabilitas, administrasi, dan


meningkatkan keterlibatan Masyarakat secara langsung dalam pemerintahan. Berbagai
model e-government diantaranya: Government -to-Government(G2G),
Government-to-Bussines(G2B), Government-to-Citizen(G2C) dan
Government-to-Employee(G2E) sangat berperan dalam pembentukan Indonesia bebas
korupsi. Berbagai contoh e-government seperti: e-procurement, e-tendering,
e-catalogue, laman lapor.go.id, aplikasi Sinar dapat menutup berbagai kemungkinan
bagi pelaku tindak pidana korupsi untuk melakukan tindak korupsi.

Walaupun e-government memberikan kemudahan dan kebaikan, namun ada tantangan


yang harus diperhatikan khususnya kesenjangan digital yang masih terjadi di Indonesia
masih menjadi penghambat diterapkannya e-government secara merata. 5.2 Saran
Saran dari penulis adalah pemberdayaan sumber daya manusia yang berkompetensi di
bidang TI harus dikembangkan potensinya sehingga berbagai layanan e-government di
Indonesia dapat dikembangkan, dan dipelihara dengan baik. Pendidikan mengenai
anti-korupsi dan pemanfaatan e-government juga harus digiatkan di berbagai sektor
mulai dari Pendidikan, Masyarakat, swasta bahkan pemerintah.

Hal ini bertujuan untuk memutuskan budaya korupsi di Indonesia, sehingga tingkat
korupsi Indonesia bisa menurun dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Administrator. (2019). Pemberantasan Pungli di Instansi Pemerintah
dan Pelayanan Publik. Cimahi Kota.
https://cimahikota.go.id/index.php/artikel/detail/1174-pemberantasan-pungli-di-instans
i-pemerintah-dan-pelayanan-publik#:~:text=Pungli adalah salah satu tindakan,ordinary
crime) yang harus diberantas. Administrator. (2021). Bikin SIM Jadi Mudah, Bikin SIM
dari Rumah. Portal Informasi Indonesia.
https://www.indonesia.go.id/kategori/kependudukan/2693/bikin-sim-jadi-mudah-bikin-
sim-dari-rumah Annur, C. M. (2021). ICW: Pelaku Korupsi Terbanyak dari Kalangan ASN
pada Semester 1 2021. Databoks.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/13/icw-pelaku-korupsi-terbanyak-
dari-kalangan-asn-pada-semester-1-2021 Bayu, C., Politik, M.,

& Pemerintahan, D. (2021). Transformasi Kelembagaan KPK: UU KPK Sebagai Kebijakan


Pencegahan Korupsi di Indonesia. Dinamika Sosial Budaya, 23(1). Dhevina, I. (2018). E-
Government : Inovasi dalam Strategi Komunikasi. Kementrian Sekretariat Negara
Republik Indonesia.
https://www.setneg.go.id/baca/index/e_government_inovasi_dalam_strategi_komunikasi
Karunia, A. A. (2022). PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA
DALAM PERSPEKTIF TEORI LAWRENCE M. FRIEDMAN. Jurnal Hukum Dan Pembangunan
Ekonomi, 10, 115–128. Kesumadewi, A. K. (2019). Penerapan E-Government di Indonesia
sebagai Upaya Pemberantasan Korupsi. Wacana: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 6(1),
101–116. https://e-journal.upr.ac.id/index.php/Jwcn/article/download/2840/2400 Maria,
E., & Halim, A. (2021). E-Government Dan Korupsi: Studi Di Pemerintah Daerah,
Indonesia Dari Perspektif Teori Keagenan. Ekuitas: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 5(1),
40–58. https://doi.org/10.24034/j25485024.y2021.v5.i1.4789 Meiryani, M. (2021).

MEMAHAMI PERBEDAAN ANALISIS KUALITATIF DAN ANALISIS KUANTITATIF DALAM


PENELITIAN ILMIAH. Binus University.
https://accounting.binus.ac.id/2021/08/12/memahami-perbedaan-analisis-kualitatif-dan
-analisis-kuantitatif-dalam-penelitian-ilmiah/ Putri, A. M. H. (2023). Bikin Tekor Negara,
Ini Sektor yang Paling Korup di Indonesia. CNBC Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/research/20230321055005-128-423361/bikin-tekor-ne
gara-ini-sektor-yang-paling-korup-di-indonesia Putri, D. (2021). Korupsi Dan Prilaku
Koruptif. Jurnal Pendidikan, Agama Dan Sains, V. Sahara, W. (2021). Awal Mula Kasus
Korupsi Bansos Covid-19 yang Menjerat Juliari hingga Divonis 12 Tahun Penjara.
Kompas.
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/23/18010551/awal-mula-kasus-korupsi-ban
sos-covid-19-yang-menjerat-juliari-hingga-divonis?page=all Sari, A. M. (2023). KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi): Sejarah, Tugas dan Perannya. Fakultas Hukum UMSU.
https://fahum.umsu.ac.id/kpk-komisi-pemberantasan-korupsi-sejarah-tugas-dan-perann
ya/ Setiadi, W. (2018).

Korupsi Di Indonesia (Penyebab, Bahaya, Hambatan, dan Upaya Pemberantasan, Serta


Regulasi). Pendidikan, 3. Setiawan, V. N. (2023). Terkuak! Kronologi PNS ESDM Mark Up
Tukin Sampai Rp 29 Miliar. CNBC Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230616145058-4-446610/terkuak-kronologi-p
ns-esdm-mark-up-tukin-sampai-rp-29-miliar Sofhian, S. (2020). PENYEBAB DAN
PENCEGAHAN KORUPSI: KASUS INDONESIA. Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan,
14(1). https://doi.org/10.38075/tp.v14i1.84

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% -
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/4381/Hisar%20Sitohang.pdf?s
equence=1
<1% -
https://www.kompas.id/baca/polhuk/2023/01/31/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-me
rosot-tajam
<1% -
https://www.sejarahkita.com/2023/11/menyingkap-sejarah-kpk-peran-signifikan.html
<1% -
https://palembang.tribunnews.com/2021/02/28/ini-sejarah-berdirinya-kpk-megawati-m
elihat-kejaksaan-dan-kepolisian-tak-mampu-tangkap-koruptor
<1% - https://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb/article/download/2935/2039
<1% - https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47052551
<1% -
https://itjen.kemdikbud.go.id/web/mengenal-sistem-pemerintahan-berbasis-elektronik-
transformasi-menuju-efisiensi-dan-transparansi/
<1% - https://www.ilmuips.my.id/2020/02/pengertian-e-government.html
<1% - https://ejournal.ipdn.ac.id/JAPD/article/view/2042/1498
<1% -
https://pusatmakalahskripsi.blogspot.com/2016/11/contoh-rumusan-dan-batasan-masa
lah.html
<1% - https://qwords.com/blog/pengertian-e-government/
<1% -
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220510-kenali-dasar-hukum-pembera
ntasan-tindak-pidana-korupsi-di-indonesia
<1% -
https://bobo.grid.id/read/083714187/contoh-penerapan-wawasan-nusantara-dalam-ber
bagai-bidang-kehidupan
<1% - http://repository.upi.edu/32410/4/S_IKOM_1301584_Chapter1.pdf
<1% - https://etd.umm.ac.id/id/eprint/7442/3/BAB%20II.pdf
<1% -
https://katadata.co.id/agung/lifestyle/650145d502736/pengertian-korupsi-menurut-par
a-ahli-beserta-penyebabnya
<1% -
https://www.kompasiana.com/dhiazrusyda7687/647406914addee20da4fe9c3/dampak-k
orupsi-pada-indonesia
<1% - https://www.kppu.go.id/docs/Artikel/Seminar%20PBJ.pdf
<1% -
https://www.kai.or.id/berita/17747/siapa-berwenang-menyatakan-kerugian-negara-sem
a-pun-tak-mengikat.html
<1% - https://repository.usm.ac.id/files/journalmhs/A.111.16.0149-20200826083603.pdf
<1% -
https://www.bandung.go.id/news/read/203/korupsi-yang-terkait-dengan-perbuatan-cur
ang
<1% - https://kliklegal.com/gratifikasi-definisi-larangan-dasar-hukum-dan-sanksi/
<1% - https://news.republika.co.id/berita/r1wpbb457/kpk-gratifikasi-merusak-integritas
<1% -
https://bdkbandung.id/tatarpasundan/jurnal/index.php/tp/article/download/84/115
<1% -
https://www.kompas.id/baca/polhuk/2020/07/23/kepercayaan-publik-terhadap-lembag
a-penegak-hukum-menurun/
<1% -
https://www.studocu.com/id/document/universitas-terbuka/perekonomian-indonesia/d
5-pi-diskusi/40256280
1% -
https://www.setneg.go.id/baca/index/e_government_inovasi_dalam_strategi_komunikasi
<1% -
https://nakhoda.ejournal.unri.ac.id/index.php/njip/article/download/269/165/1291
1% -
https://digitalbisa.id/artikel/penerapan-e-government-dalam-bidang-pemerintahan-di-
era-digital-3L2RU
<1% - https://blog.gamatechno.com/strategi-penerapan-e-government/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/330525014_MENUJU_PEMERINTAHAN_TERBU
KA_OPEN_GOVERNMENT_MELALUI_PENERAPAN_E_GOVERNMENT
<1% - http://repository.upi.edu/58838/4/S_SDP_1601114_Chapter3.pdf
<1% - https://www.ppatk.go.id/backend/assets/images/publikasi/1652402602_.pdf
<1% -
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/1560/10/UNIKOM_41815254_JOVAN%20ABDUL%
20ASYRAF_BAB%20IV.pdf
<1% - https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=17756&menu=2
<1% - https://insanpelajar.com/norma-hukum/
<1% - http://perpustakaan.bldk.mahkamahagung.go.id/repository/P003_2015.pdf
<1% -
https://indonesia.go.id/kategori/kabar-terkini-g20/5418/pentingnya-peran-audit-untuk-
pemberantasan-korupsi?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=
1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1
1% - https://ejournal.stiesia.ac.id/ekuitas/article/download/4789/543
<1% -
https://www.kajianpustaka.com/2020/01/e-government-pengertian-tujuan-jenis-dan-str
ategi-pengembangan.html
<1% - https://rifqimulyawan.com/blog/pengertian-e-government/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/370410220_The_Effectiveness_of_the_Govern
ment_to_Government_G2G_Model_Through_SISKEUDES
<1% -
https://www.academia.edu/9294748/Pengertian_Manfaat_dan_Tahap_tahap_E_governm
ent
<1% -
https://diskominfo.cirebonkab.go.id/strategi-pengembangan-electronic-government-m
enggagas-peran-dan-fungsi-diskominfo
<1% -
https://news.unair.ac.id/2020/12/22/pelaksanaan-e-government-di-indonesia/?lang=id
1% -
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230616145058-4-446610/terkuak-kronologi-p
ns-esdm-mark-up-tukin-sampai-rp-29-miliar
<1% -
https://www.liputan6.com/news/read/5375573/sekretaris-ditjen-minerba-dicecar-soal-p
encairan-tunjangan-kinerja-fiktif-pegawai-kementerian-esdm
<1% -
https://toraja.tribunnews.com/2023/06/15/korupsi-di-kementerian-esdm-uang-tukin-as
n-dipakai-untuk-sumbangan-nikah-dan-beli-emas
<1% -
https://jateng.tribunnews.com/2023/06/16/10-asn-kementerian-esdm-jadi-tersangka-ua
ng-tukin-asn-dipakai-untuk-sumbangan-nikah-dan-beli-emas
<1% - https://heylaw.id/blog/4-pertanggungjawaban-pemerintah-dalam-bidang-hukum
<1% -
https://www.kompasiana.com/yunipratiwi2398/637f23d44addee3f7c018152/analisis-kas
us-korupsi-bansos-covid-19-yang-menjerat-juliari
<1% -
https://www.tribunnews.com/nasional/2020/12/19/kpk-telusuri-proses-penyusunan-kon
trak-bansos-covid-19-dengan-berbagai-rekanan
1% -
https://pemilu.kompas.com/read/2021/08/23/18010551/awal-mula-kasus-korupsi-bans
os-covid-19-yang-menjerat-juliari-hingga-divonis
<1% -
https://www.kompasiana.com/srifatunnadila2378/61bee6bc17e4ac34b24d9262/pendap
at-hukum-legal-opinion-tentang-kasus-tindak-pidana-korupsi-juliari-batubara-yang-div
onis-12-tahun-penjara
<1% -
https://news.detik.com/berita/d-5593953/pria-misterius-di-palembang-pura-pura-tanya
-alamat-sebelum-tusuk-polantas
<1% -
https://jdih.kominfo.go.id/produk_hukum/view/id/326/t/instruksi+presiden+nomor+3+t
ahun+2003+tanggal+9+juni+2003
<1% -
https://katadata.co.id/safrezi/berita/6201fc94110d8/8-kasus-korupsi-di-indonesia-berda
sarkan-total-kerugian-negara
<1% -
https://www.harianhaluan.com/nasional/pr-10241524/70-kasus-korupsi-terkait-barang-
dan-jasa-kpk-pemerintah-harus-maksimalkan-marketplace-dan-ekatalog
<1% - https://www.mas-software.com/blog/e-procurement-tujuan-tahapan
<1% -
https://www.kompasiana.com/anggitatrisnawati9037/61fd665fb4616e347a4adc43/conto
h-penerapan-e-goverment
<1% -
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/11/08284511/cara-perpanjang-sim-onli
ne-mudah-dan-bisa-dari-rumah
<1% -
https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-laporan-pelayanan-informasi-pu
blik-2021-2022.pdf
<1% -
https://indonesia.go.id/kategori/kependudukan/5500/bagaimana-cara-mengadu-ke-pre
siden?lang=1
<1% -
https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2022/08/15/510/1108923/cara-ngadu-langsu
ng-ke-presiden-jokowi-gratis
<1% - http://repository.upi.edu/7222/8/S_TE_0807809_Chapter%205.pdf
<1% -
https://media.neliti.com/media/publications/204939-strategi-penerapan-e-government-
di-kota.pdf
<1% -
https://www.setneg.go.id/baca/index/pembangunan_sumber_daya_manusia_sdm_menuj
u_indonesia_unggul
<1% -
https://indonesia.go.id/kategori/kependudukan/2693/bikin-sim-jadi-mudah-bikin-sim-d
ari-rumah
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Sekretariat_Negara_Republik_Indonesia
<1% - https://e-journal.upr.ac.id/index.php/Jwcn/article/view/2840
<1% -
https://www.cnbcindonesia.com/research/20230321055005-128-423361/bikin-tekor-ne
gara-ini-sektor-yang-paling-korup-di-indonesia
<1% -
https://www.kompas.com/skola/read/2023/10/22/060000169/kpk-komisi-pemberantasa
n-korupsi---visi-misi-dan-tugas

Anda mungkin juga menyukai