Disusun oleh:
BKPI-2 SEMESTER V
maka dipandang telah memenuhi persyaratan untuk diajukan kepada Kepala Lab dalam
Program Praktik Lapangan I.
Demikian pengesahan ini kami berikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Medan................................
Mengetahui,
Aguslina, S.Pd. I
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya, serta
petunjuknya sehingga Laporan Kelompok Pelaksanaan Program Praktik Lapangan I Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan dapat terselesaikan. Laporan ini dibuat atas dasar karena tugas yang
diberikan oleh Lembaga Kampus UIN Sumatera Utara Medan Tahun 2023/2024. Selain itu, laporan
ini dibuat untuk dijadikan bahan diskusi agar dapat memecahkan masalah dalam praktik lapangan
yang dilaksanakan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibu Aguslina, S.Pd,I.
selaku guru BK pendamping yang telah diberikan ini insyaallah dapat menambah wawasan dan
pengetahuan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan pada pembuatan laporan
berikutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan ilmu yang berguna dan berfungsi
pada setiap kesempatan yang bermanfaat.
Medan ,
Mahasiswa PPL 1
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................................1
Halaman Pengesahan ..........................................................................................................2
Kata Pengantar ...................................................................................................................3
Daftar Isi .............................................................................................................................4
BAB I: GAMBARAN UMUM MADRASAH/SEKOLAH
A. Letak Geografis ......................................................................................................5
B. Sejarah Singkat .......................................................................................................5
C. Visi dan Misi ..........................................................................................................6
D. Struktur Organisasi .................................................................................................6
E. Tenaga Kependidikan .............................................................................................6
F. Siswa .......................................................................................................................6
G. Sarana dan Prasarana ..............................................................................................7
H. Personalia Guru BK.................................................................................................7
4
BAB I
GAMBARAN UMUM MADRASAH/SEKOLAH
A. LETAK GEOGRAFIS
Lokasi Geografis UPT SMPN 29 MEDAN: Lintang 3 Bujur 98
B. SEJARAH SINGKAT
UPT SMP Negeri 29 Medan adalah sebuah institusi pendidikan SMP negeri yang alamatnya
di Jl. Letda Sujono Ujung / Benteng Hulu, Kota Medan. SMP negeri ini mengawali
perjalanannya pada tahun 1984. Sekarang UPT SMP Negeri 29 Medan
mengimplementasikan panduan kurikulum belajar SMP 2013. UPT SMP Negeri 29 Medan
dikelola oleh operator sekolah Yhannu Lahagu.
Izin Pendirian
1. SK Pendirian Sekolah : 0557/0/20 Nop.1984
2. Tanggal SK Pendirian : 1984-11-20
3. Status Kepemilikan : Negeri
4. SK Izin Operasional : 0557/0/20 Nop.1984
5. Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01
6. Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
7. Nama Bank : BPD SUMATERA UTARA
8. Cabang KCP/Unit : BPD SUMATERA UTARA CABANG BANK
SUMUT RSU PIRNGADI
9. Atas Nama Rekening : SMPNEGERI29MEDAN...
10. Luas Tanah Milik (m2) :3
11. Luas Tanah Bukan Milik (m2) :0
5
C. VISI DAN MISI
VISI DAN MISI UPT SMPN 29 MEDAN
VISI
“Mewujudkan siswa yang beriman dan bertaqwa , disiplin, demokratis, serta memiliki Ilmu
pengetahuan yang unggul berwawasan lingkungan”
MISI
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran multi keceradasan
2. Meningkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah
3. Mengembangkan kecerdasan berwawasan lingkungan hidup.
4. Mengembangkan kecerdasan kinestetik
5. Membiasakan on time dalam melaksanakan semua kegiatan sekolah
6. Membiasakan pengambilan keputusan melalui musyawarah
7. Meningkatan rasa cinta sayang sesama manusia
8. Meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa
9. Melakasanakan pendidikan karakter pada kegiatan pembelajaran
10. Melaksanakan school green dilingkungan sekolah
D. STRUKTUR ORGANISASI
E. TENAGA KEPENDIDIKAN
Pendidik - Tenaga Kependidikan [Total] : 53
NUPTK :3
Kependudukan : 17
F. SISWA
Peserta Didik [Total] : 748
NISN : 14
Kependudukan : 222
Wilayah : 314
6
G. SARANA DAN PRASARANA
1. Ruang Kelas
2. Ruang Perpustakaan
3. Ruang Laboratorium
4. Ruang Praktik
5. Ruang Pimpinan
6. Ruang Guru
7. Ruang Ibadah
8. Ruang UKS
9. Ruang Toilet
10. Ruang Gudang
11. Ruang Sirkulasi
12. Tempat Bermain / Olahraga
13. Ruang TU
14. Ruang Konseling
15. Ruang OSIS
16. Ruang Bangunan
F. PERSONALIA GURU BK
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIK LAPANGAN I DAN HASIL
7
A. Kegiatan Observasi Fisik Lembaga Satuan Pendidikan (Menurut Permendiknas &
Permendikbud)
Kegiatan dan Alokasi Waktu Layanan BK menurut Permendikbud No. 111 Tahun 2014
dalam Tabel 1 & 2:
a. Kegiatan Layanan
Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan diselenggarakan oleh tenaga
pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Layanan Bimbingan
dan Konseling diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di luar kelas. Kegiatan
bimbingan dan konseling di dalam kelas dan di luar kelas merupakan satu kesatuan dalam
layanan
profesional bidang bimbingan dan konseling. Layanan dirancang dan dilaksanakan dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas,
serta mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra
kurikuler.
Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara terprogram berdasarkan asesmen
kebutuhan (need assessment) yang dianggap penting (skala prioritas) dilaksanakan secara rutin
dan berkelanjutan (scaffolding). Semua peserta didik harus mendapatkan layanan bimbingan
dan konseling secara terencana, teratur dan sistematis serta sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu,
Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling dialokasikan jam masuk kelas selama 2 (dua) jam
pembelajaran per minggu setiap kelas secara rutin terjadwal. Layanan bimbingan dan konseling
di dalam kelas bukan merupakan mata pelajaran bidang studi, namun terjadwal secara rutin di
kelas dimaksudkan untuk melakukan asesmen kebutuhan layanan bagi peserta didik/konseli dan
memberikan layanan yang bersifat pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan, dan
atau pengembangan.
9
10
11
12
13
14
2. Observasi Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2007
Pasal 1
1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI),
sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah
menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan
kriteria minimum prasarana.
2) Standar Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat tercantum pada
Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil yang
penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan dengan
kelompok yang lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan kaki yang
tidak membahayakan dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri ini.
2. Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak peserta
didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lahan juga memenuhi ketentuan luas
minimum seperti tercantum pada Tabel 3.2.
15
3. Luas lahan yang dimaksud pada angka 1 dan 2 di atas adalah luas lahan yang dapat
digunakan secara efektif untuk membangun prasarana sekolah berupa bangunan
gedung dan tempat bermain/berolahraga.
4. Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan
jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat.
5. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis sempadan
sungai dan jalur kereta api.
6. Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut.
a. Pencemaran air, sesuai dengan PP RI No. 20 Tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air.
b. Kebisingan, sesuai dengan Kepmen Negara KLH nomor 94/MENKLH/1992
tcntang Baku Mutu Kebisingan.
c. Pencemaran udara, sesuai dengan Kepmen Negara KLH Nomor 02/MEN
KLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.
7. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan
mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat.
8. Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.
C. BANGUNAN GEDUNG
1. Bangunan gedung untuk satuan pendidikan SMP/MTs memenuhi ketentuan rasio
minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada Tabel 3.3.
2. Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak peserta
didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lantai bangunan juga memenuhi
ketentuan luas minimum seperti tercantum pada Tabel 3.4.
16
3. Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan yang terdiri dari:
a. koefisien dasar bangunan maksimum 30 %;
b. koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang
ditetapkan dalam Peraturan Daerah;
c. jarak bebas bangunan gedung yang meliputi garis sempadan bangunan
gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau
jaringan tegangan tinggi, jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas
persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah.
4. Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan berikut.
a. Memiliki struktur yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan
maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati,
serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan
kekuatan alam lainnya.
b. Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
5. Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan berikut.
a. Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang
memadai.
b. Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan
tempat sampah, serta penyaluran air hujan.
c. Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
6. Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan
nyaman termasuk bagi penyandang cacat.
7. Bangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan berikut.
a. Bangunan gedung mampu meredam getaran dan kebisingan yang
mengganggu kegiatan pembelajaran.
b. Setiap ruangan memiliki temperatur dan kelembaban yang tidak melebihi
kondisi di luar ruangan.
c. Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan.
8. Bangunan gedung bertingkat memenuhi persyaratan berikut.
a. Maksimum terdiri dari tiga lantai.
b. Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan,
keselamatan, dan kesehatan pengguna.
9. Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan berikut.
a. Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi
jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya. Akses evakuasi
yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas.
17
b. Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 1300
watt.
10. Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi
secara profesional.
11. Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP No. 19
Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar PU.
12. Bangunan gedung sekolah baru dapat bertahan minimum 20 tahun.
13. Pemeliharaan bangunan gedung sekolah adalah sebagai berikut.
a. Pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian daun
jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik,
dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun.
b. Pemeliharaan berat, meliputi penggantian rangka atap, rangka plafon, rangka
kayu, kusen, dan semua penutup atap, dilakukan minimum sekali dalam 20
tahun.
14. Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
19
20
3. Ruang Laboratorium IPA
a. Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus
b. Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan
belajar.
c. Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m2/peserta didik. Untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum
ruang laboratorium 48 m2termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan
18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m.
21
d. Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi
pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.
e. Tersedia air bersih.
f. Ruang laboratorium IPA dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
Tabel 3.7.
22
23
24
4. Ruang Pimpinan
a. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan
sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur
komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya.
b. Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3 m.
c. Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dapat dikunci
dengan baik.
d. Ruang pimpinan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.8.
5. Ruang Guru
25
a. Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
b. Rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik dan luas minimum 48 m2
c. Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar
lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.
d. Ruang guru dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.9.
26
7. Tempat Beribadah
a. Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah melakukan ibadah
yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.
b. Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap satuan pendidikan,
dengan luas minimum 12 m2
c. Tempat beribadah dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.11.
8. Ruang Konseling
a. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan
layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi,
sosial, belajar, dan karir. Luas minimum ruang konseling 9 m2
b. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin
privasi peserta didik.
c. Ruang konseling dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.12.
9. Ruang UKS
a. Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik
yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah.
b. Luas minimum ruang UKS 12 m2
c. Ruang UKS dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.13.
27
10. Ruang Organisasi Kesiswaan
a. Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan.
b. Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 m2
c. Ruang organisasi kesiswaan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
Tabel 3.14.
11. Jamban
a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil.
b. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit
jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru.
Banyak minimum jamban setiap sekolah 3 unit.
c. Luas minimum 1 unit jamban 2 m2
d. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan.
e. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
f. Jamban dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.15.
12. Gudang
a. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar
kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah yang tidak/belum
berfungsi di satuan pendidikan, dan tempat menyimpan arsip sekolah yang
telah berusia lebih dari 5 tahun.
28
b. Luas minimum gudang 21 m2
c. Gudang dapat dikunci.
d. Gudang dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.16.
29
Sarana, Prasarana, dan Pembiyaan menurut Permendikbud No. 111 Tahun 2014:
Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan layanan dan membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional memerlukan sarana,
prasarana, dan pembiayanan yang memadai.
1. Ruang Bimbingan dan Konseling
Ruang kerja bimbingan dan konseling memiliki kontribusi keberhasilan layanan bimbingan
dan konseling pada satuan pendidikan. Ruang kerja bimbingan dan konseling disiapkan dengan
ukuran yang memadai, dilengkapi dengan perabot/perlatannya, diletakan pada lokasi yang mudah
untuk akses layanan dan kondisi lingkungan yang sehat. Di samping ruangan, dapat dibangun taman
sekolah yang berfungsi ganda yaitu untuk kepentingan taman satuan pendidikan, dapat juga ada
disain untuk layanan bimbingan dan konseling di taman. Ukuran ruang bimbingan dan konseling
harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis dan jumlah ruangan. Ruang kerja konselor atau guru
bimbingan dan konselor disiapkan secara terpisah dan antar ruangan tidak tembus pandang dan
suara. Jenis ruangan yang diperlukan antara antara lain (1) ruang kerja sekaligus ruang konseling
individual, (2) ruang tamu, (3) ruang bimbingan dan konseling kelompok, (4) ruang data, (5) ruang
konseling pustaka (bibliocounseling) dan (6) ruang lainnya sesuai dengan perkembangan profesi
bimbingan dan konseling. Jumlah ruang disesuaikan dengan jumlah peserta didik/konseli dan
jumlah konselor atau guru bimbingan dan konseling yang ada pada satuan pendidikan.Fasilitas
ruangan yang diharapkan tersedia ialah ruangan tempat bimbingan yang khusus dan teratur, serta
perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya proses pelayanan bimbingan dan konseling
yang bermutu. Ruangan itu hendaknya sedemikian rupa sehingga di satu segi para peserta
didik/konseli yang berkunjung ke ruangan tersebut merasa nyaman, dan segi lain di ruangan
tersebut dapat dilaksanakan pelayanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-asas dan
kode etik bimbingan dan konseling. Khusus ruangan konseling individual harus merupakan ruangan
yang memberi rasa aman, nyaman dan menjamin kerahasiaan konseli.
Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap seperangkat instrumen bimbingan
dan konseling, himpunan data peserta didik, dan berbagai data serta informasi lainnya. Ruangan
tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagai penampilan, seperti penampilan informasi
pendidikan dan jabatan. Yang tidak kalah penting ialah, ruangan itu hendaklah nyaman yang
menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling betah.
30
B. Analisis Hasil Observasi Dengan Standar Sarana Prasarana Lembaga Satuan
Pendidikan
1. Analisis Standar Fisik Pembelajaran
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan maka peneliti mendapatkan hasil standar fisik
pembelajaran di sekolah SMP Negeri 29 Medan mempunyai standar fisik pembelajaran yang
sesuai dengan permendiknas nomor 24 tahun 2007 . Dimana sarana yang terdapat di SMP
Negeri 27 Medan seperti meja, kursi, buku, lemari, papan tulis, mading kelas, cermin dan kipas.
Prasarana seperti gedung sekolah yang banyak hingga mampu menampung seluruh peserta
didik, dengan keadaan gedung yang baik, tidak ada kerusakan sedikitpun dan arah gedung yang
membuat peserta didik dan guru nyaman dalam melakukan pembelajaran di kelas tersebut.
Operasionalisasi bk disekolah
Nama Keterangan
Himpunan Data Ada
Aplikasi instrumentasi Ada, tapi berupa Angket untuk diberikan
kepada siswa
Kunjungan rumah Ada, dengan memberikan surat panggilan
walimurid terlebih dahulu. Jika tidak ada
tanggapan maka akan melakukan kunjungan.
Konferensi kasus Ada, bersama kepala sekolah, dan lain lainnya
Alih tangan kasus Ada, ketika sudah diproses berkali² tidak
adanya perubahan maka guru bk melakukan
alin tangan kasus kepada wakil kesiswaan
31
Perangkat pelayanan bk disekolah
Nama Keterangan
Program bk (tahunan, semesteran, Ada
bulanan, mingguan, harian)
Silabus Ada
Rpl Ada
Media, teknik layanan Media nya ada, berupa buku, menampilkan ppt.
Jika teknik layanannya diskusi bersama siswa
untuk melihat keaktifan siswa nya
Fasilitas BK Disekolah
a) Ruang BK
Nama Keterangan
Meja Ada
Kursi Ada
Buku catatan Anekdot Ada. (berupa buku masalah siswa)
Buku Pendukung BK (tampilan Ada, tapi lebih banyak di perpus jadi jika
Kepustakaan mau baca langsung ke perpus
Media bk Struktur bimbingan konseling. Proyektor,
buat ice breaking
Poster bk Belum ada ( lebih ke siswa yang buat
poster berupa bk)
Pohon karir Lebih ke siswa yang buat pohon karir
Komputer pengolah Data Aum Ada
Speaker Ada
Whiteboard Tidak ada
Pendingin Ruangan Tidak ada
Buku Kunjungan Ada
Buku Konsultasi Ada, tapi berupa di buku kasus
32
Kerjasama dengan Konsulti Ada kerjasama kepada guru yang ada
(Orangtua, Guru Mata Pelajaran, disekolah
Wali Kelas, Koordinator BK,
Kepala Sekolah)
Nama Keterangan
Meja Ada
Kursi Ada
Tissue Ada
Kaca one way screen Belum ada
Nama Keterangan
Kursi Ada
Meja Ada
Media bk Ada
33
BAB III
ANALISIS KEGIATAN DAN KEGIATAN
1. Letak serta alamat sekolah yang mudah di temukan, sehingga peneliti tidak sulit
untuk mencari sekolah tersebut
2. Kepala sekolah yang menerima baik izin observasi yang peneliti lakukan
3. Mudahnya mencari ruangan yang di perlukan, seperti ruang kepala sekolah, ruang
tata usaha, serta ruang guru bk.
4. Guru pengalaman yang sangat ramah saat peneliti bertanya untuk mencari guru yang
peneliti ingin temui.
5. Guru BK yang sangat menerima baik kedatangan peneliti, humble dan mau berbagi
tentang pengalamanya selama menjadi guru bk di sekolah tersebut.
6. Murid yang sangat ramah sering menyapa peneliti
7. Peneliti mempunyai kendaraan yang cukup untuk menuju ke sekolah tersebut
8. Pihak sekolah tidak mengulur waktu peneliti untuk melakukan observasi dan
wawancara di sekolah tersebut
Faktor penghambat :
1. Jauhnya rumah peneliti dan keadaan jalan yang macet sering kali menjadi alasan
peneliti sedikit terlambat untuk melakukan observasi dan wawancara di sekolah
tersebut.
2. Terdapat banyak mahasiswa dan mahasiswi universitas lain yang sedang melakukan
ppl di sekolah tersebut selain kami, sehingga harus menunggu sedikit lebih lama
untuk menyesuaikan jadwal dengan pihak sekolah.
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Lampiran
Gambar 1 : Foto Bersama Guru BK Pendamping
Gambar 2 : Foto Sekolah
Gambar 3 : Sarana dan Prasarana Sekolah
Gambar 4 : Ruang Kelas
Gambar 5 : Ruang BK dan Kegiatan BK
D. Dokumentasi
Gambar 1
Gambar 2
35
Gambar 3
36
5.Ruang Kepsek, Wakasek, dan TU 6. Tempat sampah
37
9.Ruang Tata Usaha 10. Toilet Guru
38
11.Lapangan Basket 12. Lapangan Upacara
39
17.Pos Satpam 18. Toilet Siswa/i
Gambar 4
1.Papan tulis dan meja Guru
2. Meja dan Kursi Belajar Siswa/i
40
3.Hiasan dinding
Gambar 5
Gambar 6
1.Buku Materi Pelayanan BK 2. RPL 3. Materi Bimbingan Klasikal
41
42