Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KELOMPOK

PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIK LAPANGAN I


(UPT SMP N 29 MEDAN, JL. BENTENG HULU, BANDAR KHALIPAH)

Disusun oleh:
BKPI-2 SEMESTER V

CUT TARISA (0303213055)


FYARISA (0303213056)
NURJIHAN MAIMANAH (0303213090)
TASYA AMALIA (0303213137)
USWATUN HASANAH (0303213059)
WIDYA LESTARI (0303212032)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2023/2024
PENGESAHAN
Bismillâhirrahmânirrahîm

Setelah diadakan pengarahan, koreksi, dan perbaikan seperlunya terhadap Laporan


Kelompok Pelaksanaan Program Praktik Lapangan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sumatera Utara Medan Tahun 2023/2024 yang disusun oleh:

Nama :CUT TARISA (0303213055)


FYARISA (0303213056)
NURJIHAN MAIMANAH (0303213090)
TASYA AMALIA (0303213137)
USWATUN HASANAH (0303213059)
WIDYA LESTARI (0303212032)
Jur/Prodi :Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Alamat lokasi : UPT SMP N 29 MEDAN, JL. Benteng Hulu, Bandar Khalipah

maka dipandang telah memenuhi persyaratan untuk diajukan kepada Kepala Lab dalam
Program Praktik Lapangan I.

Demikian pengesahan ini kami berikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan................................

Mengetahui,

Dosen PPL 1 Kepala Laboratorium FITK UINSU

Alfin Siregar, M.Pd.I Dr.Syarbaini Saleh, S.Sos, M.Si


NIP: 198607162015031002 NIP: 19720219 199903 1

Guru BK UPT SMPN 29 Medan

Aguslina, S.Pd. I
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan bimbingan-Nya, serta
petunjuknya sehingga Laporan Kelompok Pelaksanaan Program Praktik Lapangan I Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan dapat terselesaikan. Laporan ini dibuat atas dasar karena tugas yang
diberikan oleh Lembaga Kampus UIN Sumatera Utara Medan Tahun 2023/2024. Selain itu, laporan
ini dibuat untuk dijadikan bahan diskusi agar dapat memecahkan masalah dalam praktik lapangan
yang dilaksanakan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibu Aguslina, S.Pd,I.
selaku guru BK pendamping yang telah diberikan ini insyaallah dapat menambah wawasan dan
pengetahuan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan pada pembuatan laporan
berikutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan ilmu yang berguna dan berfungsi
pada setiap kesempatan yang bermanfaat.

Medan ,

Mahasiswa PPL 1

3
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................................1
Halaman Pengesahan ..........................................................................................................2
Kata Pengantar ...................................................................................................................3
Daftar Isi .............................................................................................................................4
BAB I: GAMBARAN UMUM MADRASAH/SEKOLAH
A. Letak Geografis ......................................................................................................5
B. Sejarah Singkat .......................................................................................................5
C. Visi dan Misi ..........................................................................................................6
D. Struktur Organisasi .................................................................................................6
E. Tenaga Kependidikan .............................................................................................6
F. Siswa .......................................................................................................................6
G. Sarana dan Prasarana ..............................................................................................7
H. Personalia Guru BK.................................................................................................7

BAB II: PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIK LAPANGAN I DAN HASIL


A. Kegiatan Observasi Fisik Lembaga Satuan Pendidikan (Menurut
Permendiknas dan Permendikbud)..........................................................................8
1. Observasi Standar Fisik Pembelajaran ...................................................................8
2. Observasi Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran..........................................8

B. Analisis Hasil Observasi Dengan Standar Sarana Prasarana


Lembaga Satuan Pendidikan Berdasarkan PermenDiknas
1. Analisis Standar Fisik Pembelajaran.......................................................................22
2. Analisis Standar Sarana Pembelajaran....................................................................22
3. Analisis Standar Prasarana Pembelajaran................................................................22
4. Analisis Standar Pelayanan BK...............................................................................

BAB III: ANALISIS KEGIATAN DAN HASIL


A. Kontribusi Yang Diberikan Bagi Lembaga.............................................................34
B. Factor Pendukung dan Penghambat........................................................................34

BAB IV: PENUTUP


A. KESIMPULAN.......................................................................................................
B. SARAN-SARAN.....................................................................................................
C. DOKUMENTASI....................................................................................................

4
BAB I
GAMBARAN UMUM MADRASAH/SEKOLAH

A. LETAK GEOGRAFIS
Lokasi Geografis UPT SMPN 29 MEDAN: Lintang 3 Bujur 98

B. SEJARAH SINGKAT
UPT SMP Negeri 29 Medan adalah sebuah institusi pendidikan SMP negeri yang alamatnya
di Jl. Letda Sujono Ujung / Benteng Hulu, Kota Medan. SMP negeri ini mengawali
perjalanannya pada tahun 1984. Sekarang UPT SMP Negeri 29 Medan
mengimplementasikan panduan kurikulum belajar SMP 2013. UPT SMP Negeri 29 Medan
dikelola oleh operator sekolah Yhannu Lahagu.

Izin Pendirian
1. SK Pendirian Sekolah : 0557/0/20 Nop.1984
2. Tanggal SK Pendirian : 1984-11-20
3. Status Kepemilikan : Negeri
4. SK Izin Operasional : 0557/0/20 Nop.1984
5. Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01
6. Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
7. Nama Bank : BPD SUMATERA UTARA
8. Cabang KCP/Unit : BPD SUMATERA UTARA CABANG BANK
SUMUT RSU PIRNGADI
9. Atas Nama Rekening : SMPNEGERI29MEDAN...
10. Luas Tanah Milik (m2) :3
11. Luas Tanah Bukan Milik (m2) :0

5
C. VISI DAN MISI
VISI DAN MISI UPT SMPN 29 MEDAN

VISI
“Mewujudkan siswa yang beriman dan bertaqwa , disiplin, demokratis, serta memiliki Ilmu
pengetahuan yang unggul berwawasan lingkungan”

MISI
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran multi keceradasan
2. Meningkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah
3. Mengembangkan kecerdasan berwawasan lingkungan hidup.
4. Mengembangkan kecerdasan kinestetik
5. Membiasakan on time dalam melaksanakan semua kegiatan sekolah
6. Membiasakan pengambilan keputusan melalui musyawarah
7. Meningkatan rasa cinta sayang sesama manusia
8. Meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa
9. Melakasanakan pendidikan karakter pada kegiatan pembelajaran
10. Melaksanakan school green dilingkungan sekolah
D. STRUKTUR ORGANISASI

E. TENAGA KEPENDIDIKAN
Pendidik - Tenaga Kependidikan [Total] : 53
NUPTK :3
Kependudukan : 17

F. SISWA
Peserta Didik [Total] : 748
NISN : 14
Kependudukan : 222
Wilayah : 314

6
G. SARANA DAN PRASARANA

1. Ruang Kelas
2. Ruang Perpustakaan
3. Ruang Laboratorium
4. Ruang Praktik
5. Ruang Pimpinan
6. Ruang Guru
7. Ruang Ibadah
8. Ruang UKS
9. Ruang Toilet
10. Ruang Gudang
11. Ruang Sirkulasi
12. Tempat Bermain / Olahraga
13. Ruang TU
14. Ruang Konseling
15. Ruang OSIS
16. Ruang Bangunan

F. PERSONALIA GURU BK

BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIK LAPANGAN I DAN HASIL
7
A. Kegiatan Observasi Fisik Lembaga Satuan Pendidikan (Menurut Permendiknas &
Permendikbud)

1. Observasi Standar Fisik Pembelajaran


Standar fisik pembelajaran menurut Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 adalah standar
yang mengatur tentang sarana dan prasarana yang harus dipenuhi oleh sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah (SD/MI) untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Sarana adalah perlengkapan
pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk
menjalankan fungsi sekolah. Standar sarana dan prasarana tersebut meliputi bangunan gedung
yang mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran, ruang
kelas yang memadai, meja dan kursi yang kuat, stabil, dan aman, serta perlengkapan lain seperti
catatan kesehatan, perlengkapan P3K, tandu, selimut, tensimeter, dan termometer badan.

Kegiatan dan Alokasi Waktu Layanan BK menurut Permendikbud No. 111 Tahun 2014
dalam Tabel 1 & 2:
a. Kegiatan Layanan
Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan diselenggarakan oleh tenaga
pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Layanan Bimbingan
dan Konseling diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di luar kelas. Kegiatan
bimbingan dan konseling di dalam kelas dan di luar kelas merupakan satu kesatuan dalam
layanan
profesional bidang bimbingan dan konseling. Layanan dirancang dan dilaksanakan dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas,
serta mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra
kurikuler.
Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara terprogram berdasarkan asesmen
kebutuhan (need assessment) yang dianggap penting (skala prioritas) dilaksanakan secara rutin
dan berkelanjutan (scaffolding). Semua peserta didik harus mendapatkan layanan bimbingan
dan konseling secara terencana, teratur dan sistematis serta sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu,
Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling dialokasikan jam masuk kelas selama 2 (dua) jam
pembelajaran per minggu setiap kelas secara rutin terjadwal. Layanan bimbingan dan konseling
di dalam kelas bukan merupakan mata pelajaran bidang studi, namun terjadwal secara rutin di
kelas dimaksudkan untuk melakukan asesmen kebutuhan layanan bagi peserta didik/konseli dan
memberikan layanan yang bersifat pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan, dan
atau pengembangan.

1) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas.


a) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas (bimbingan klasikal) merupakan layanan
yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan kepada semua peserta didik, dalam bentuk
tatap muka terjadwal dan rutin setiap kelas/perminggu.
b) Volume kegiatan tatap muka secara klasikal (bimbingan klasikal) adalah 2 (dua) jam per
kelas (rombongan belajar) perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal di kelas.
c) Materi layanan bimbingan klasikal meliputi empat bidang layanan Bimbingan dan
Konselingdiberikan secara proporsioal sesuai kebutuhan peserta didik/konseli yang meliputi
aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir dalam kerangka pencapaian
perkembangan optimal peserta didik dan tujuan pendidikan nasional.
d) Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk rencanapelaksanaan layanan
bimbingan klasikal (RPLBK).
8
e) Bimbingan klasikal diberikan secara runtut dan terjadwal di kelas dan dilakukan oleh
konselor yaitu pendidik profesional yang minimal berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan
(S1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan lulus pendidikanprofesi guru bimbingan dan
konseling/konselor, atau guru Bimbingan dan konseling. yang berkualifikasi minimal Sarjana
Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan bersertifikat pendidik.

2) Layanan bimbingan dan konseling di luar kelas.


a) Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas, meliputi konseling individual,
konseling kelompok, bimbingan kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas, konsultasi,
konferensi kasus, kunjungan rumah (home visit), advokasi, alih tangan kasus, pengelolaan
media informasi yang meliputi website dan/atau leaflet dan/atau papan bimbingan dan
konseling, pengelolaan kotak masalah, dan kegiatan lain yang mendukung kualitas layanan
bimbingan dan konseling yang meliputi panajemen program berbasis kompetensi, penelitian dan
pengembangan, pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), serta kegiatan tambahan yang
relevan dengan profesi bimbingan dan konseling atau tugas kependidikan
atau lainnya yang berkaitan dengan tugas profesi
bimbingan dan konseling yang didasarkan atas tugas dari pimpinan satuan pendidikan
atau pemerintah.

9
10
11
12
13
14
2. Observasi Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2007

Pasal 1
1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI),
sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah
menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan
kriteria minimum prasarana.
2) Standar Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat tercantum pada
Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil yang
penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan dengan
kelompok yang lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan kaki yang
tidak membahayakan dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri ini.

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH MENENGAH


PERTAMA/MADEASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs)
A. SATUAN PENDIDIKAN
1. Satu SMP/MTs memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 24
rombongan belajar.
2. Satu SMP/MTs dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 2000 jiwa.
Untuk pelayanan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan penambahan rombongan
belajar di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan
pembangunan SMP/MTs baru.
3. Satu kecamatan dilayani oleh minimum satu SMP/MTs yang dapat menampung
semua lulusan SD/MI di kecamatan tersebut.
4. Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk lebih
dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SMP/MTs dalam jarak tempuh bagi peserta didik
yang berjalan kaki maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.
B. LAHAN
1. Lahan untuk satuan pendidikan SMP/MTs memenuhi ketentuan rasio minimum luas
lahan terhadap peserta didik seperti tercantum pada Tabel 3.1.

2. Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak peserta
didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lahan juga memenuhi ketentuan luas
minimum seperti tercantum pada Tabel 3.2.

15
3. Luas lahan yang dimaksud pada angka 1 dan 2 di atas adalah luas lahan yang dapat
digunakan secara efektif untuk membangun prasarana sekolah berupa bangunan
gedung dan tempat bermain/berolahraga.
4. Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan
jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat.
5. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis sempadan
sungai dan jalur kereta api.
6. Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut.
a. Pencemaran air, sesuai dengan PP RI No. 20 Tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air.
b. Kebisingan, sesuai dengan Kepmen Negara KLH nomor 94/MENKLH/1992
tcntang Baku Mutu Kebisingan.
c. Pencemaran udara, sesuai dengan Kepmen Negara KLH Nomor 02/MEN
KLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.
7. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan
mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat.
8. Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.

C. BANGUNAN GEDUNG
1. Bangunan gedung untuk satuan pendidikan SMP/MTs memenuhi ketentuan rasio
minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada Tabel 3.3.

2. Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak peserta
didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lantai bangunan juga memenuhi
ketentuan luas minimum seperti tercantum pada Tabel 3.4.
16
3. Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan yang terdiri dari:
a. koefisien dasar bangunan maksimum 30 %;
b. koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang
ditetapkan dalam Peraturan Daerah;
c. jarak bebas bangunan gedung yang meliputi garis sempadan bangunan
gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau
jaringan tegangan tinggi, jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas
persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah.
4. Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan berikut.
a. Memiliki struktur yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan
maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati,
serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan
kekuatan alam lainnya.
b. Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
5. Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan berikut.
a. Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang
memadai.
b. Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan
tempat sampah, serta penyaluran air hujan.
c. Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
6. Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan
nyaman termasuk bagi penyandang cacat.
7. Bangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan berikut.
a. Bangunan gedung mampu meredam getaran dan kebisingan yang
mengganggu kegiatan pembelajaran.
b. Setiap ruangan memiliki temperatur dan kelembaban yang tidak melebihi
kondisi di luar ruangan.
c. Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan.
8. Bangunan gedung bertingkat memenuhi persyaratan berikut.
a. Maksimum terdiri dari tiga lantai.
b. Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan,
keselamatan, dan kesehatan pengguna.
9. Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan berikut.
a. Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi
jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya. Akses evakuasi
yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas.
17
b. Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 1300
watt.
10. Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi
secara profesional.
11. Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP No. 19
Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar PU.
12. Bangunan gedung sekolah baru dapat bertahan minimum 20 tahun.
13. Pemeliharaan bangunan gedung sekolah adalah sebagai berikut.
a. Pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan sebagian daun
jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air dan listrik,
dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun.
b. Pemeliharaan berat, meliputi penggantian rangka atap, rangka plafon, rangka
kayu, kusen, dan semua penutup atap, dilakukan minimum sekali dalam 20
tahun.
14. Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. KELENGKAPAN PRASARANA DAN SARANA


Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang UKS,
10. ruang organisasi kesiswaan,
11. jamban,
12. gudang,
13. ruang sirkulasi,
14. tempat bermain/berolahraga.
Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada di setiap ruang
diatur dalam standar tiap ruang sebagai berikut.
1. Ruang Kelas
a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang
tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang
mudah dihadirkan.
b. Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.
c. Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik.
d. Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan
belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas
30 m2 Lebar minimum ruang kelas 5 m.
e. Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang
memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar
ruangan.
f. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat
segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat
tidak digunakan.
g. Ruang kelas dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.5.
18
2. Ruang Perpustakaan
a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan
guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan
membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola
perpustakaan.
b. Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. Lebar
minimum ruang perpustakaan 5 m.
c. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang
memadai untuk membaca buku.
d. Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai.
e. Ruang perpustakaan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel
3.6.

19
20
3. Ruang Laboratorium IPA
a. Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus
b. Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan
belajar.
c. Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m2/peserta didik. Untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum
ruang laboratorium 48 m2termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan
18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m.

21
d. Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi
pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.
e. Tersedia air bersih.
f. Ruang laboratorium IPA dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
Tabel 3.7.

22
23
24
4. Ruang Pimpinan
a. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan
sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur
komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya.
b. Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3 m.
c. Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dapat dikunci
dengan baik.
d. Ruang pimpinan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.8.

5. Ruang Guru
25
a. Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
b. Rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik dan luas minimum 48 m2
c. Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar
lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.
d. Ruang guru dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.9.

6. Ruang Tata Usaha


a. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan
administrasi sekolah.
b. Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 m2/petugas dan luas minimum 16 m2
c. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar
lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.
d. Ruang tata usaha dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.10.

26
7. Tempat Beribadah
a. Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah melakukan ibadah
yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.
b. Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap satuan pendidikan,
dengan luas minimum 12 m2
c. Tempat beribadah dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.11.

8. Ruang Konseling
a. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan
layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi,
sosial, belajar, dan karir. Luas minimum ruang konseling 9 m2
b. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin
privasi peserta didik.
c. Ruang konseling dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.12.

9. Ruang UKS
a. Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik
yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah.
b. Luas minimum ruang UKS 12 m2
c. Ruang UKS dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.13.

27
10. Ruang Organisasi Kesiswaan
a. Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan.
b. Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 m2
c. Ruang organisasi kesiswaan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
Tabel 3.14.

11. Jamban
a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil.
b. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit
jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru.
Banyak minimum jamban setiap sekolah 3 unit.
c. Luas minimum 1 unit jamban 2 m2
d. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan.
e. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
f. Jamban dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.15.

12. Gudang
a. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar
kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah yang tidak/belum
berfungsi di satuan pendidikan, dan tempat menyimpan arsip sekolah yang
telah berusia lebih dari 5 tahun.
28
b. Luas minimum gudang 21 m2
c. Gudang dapat dikunci.
d. Gudang dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.16.

13. Ruang Sirkulasi


a. Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang
dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama
pada saathujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut
berlangsung di halaman sekolah.
b. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang
c. di dalam bangunan sekolah dengan luas minimum 30% dari luas total seluruh
ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m.
d. Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik,
beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup. Koridor
tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar
pengaman dengan tinggi 90-110 cm.
e. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan bertingkat dengan panjang
lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga.
f. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidak
lebih dari 25 m.
g. Lebar minimum tangga 1,8 m, tinggi maksimum anak tangga 17 cm, lebar
anak tangga 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh dengan
tinggi 85-90 cm.
h. Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes
dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga.
i. Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
14. Tempat Bermain/Berolahraga
a. Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga,
pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler.
b. Tempat bermain/berolahraga memiliki rasio luas minimum 3 m2/peserta
didik. Untuk satuan pendidikan dengan banyak peserta didik kurang dari 334,
luas minimum tempat bermain/berolahraga 1000 m2.Di dalam luas tersebut
terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran 30 m x 20 m.
c. Tempat bermain/berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian ditanami
pohon penghijauan.
d. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang tidak mengganggu
proses pembelajaran di kelas.
e. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.
f. Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki permukaan datar, drainase baik,
dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang
mengganggu kegiatan olahraga.
g. Tempat bermain/berolahraga dilengkapi dengan sarana sebagaimana
tercantum pada Tabel 3.17.

29
Sarana, Prasarana, dan Pembiyaan menurut Permendikbud No. 111 Tahun 2014:
Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan layanan dan membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional memerlukan sarana,
prasarana, dan pembiayanan yang memadai.
1. Ruang Bimbingan dan Konseling
Ruang kerja bimbingan dan konseling memiliki kontribusi keberhasilan layanan bimbingan
dan konseling pada satuan pendidikan. Ruang kerja bimbingan dan konseling disiapkan dengan
ukuran yang memadai, dilengkapi dengan perabot/perlatannya, diletakan pada lokasi yang mudah
untuk akses layanan dan kondisi lingkungan yang sehat. Di samping ruangan, dapat dibangun taman
sekolah yang berfungsi ganda yaitu untuk kepentingan taman satuan pendidikan, dapat juga ada
disain untuk layanan bimbingan dan konseling di taman. Ukuran ruang bimbingan dan konseling
harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis dan jumlah ruangan. Ruang kerja konselor atau guru
bimbingan dan konselor disiapkan secara terpisah dan antar ruangan tidak tembus pandang dan
suara. Jenis ruangan yang diperlukan antara antara lain (1) ruang kerja sekaligus ruang konseling
individual, (2) ruang tamu, (3) ruang bimbingan dan konseling kelompok, (4) ruang data, (5) ruang
konseling pustaka (bibliocounseling) dan (6) ruang lainnya sesuai dengan perkembangan profesi
bimbingan dan konseling. Jumlah ruang disesuaikan dengan jumlah peserta didik/konseli dan
jumlah konselor atau guru bimbingan dan konseling yang ada pada satuan pendidikan.Fasilitas
ruangan yang diharapkan tersedia ialah ruangan tempat bimbingan yang khusus dan teratur, serta
perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya proses pelayanan bimbingan dan konseling
yang bermutu. Ruangan itu hendaknya sedemikian rupa sehingga di satu segi para peserta
didik/konseli yang berkunjung ke ruangan tersebut merasa nyaman, dan segi lain di ruangan
tersebut dapat dilaksanakan pelayanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-asas dan
kode etik bimbingan dan konseling. Khusus ruangan konseling individual harus merupakan ruangan
yang memberi rasa aman, nyaman dan menjamin kerahasiaan konseli.
Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap seperangkat instrumen bimbingan
dan konseling, himpunan data peserta didik, dan berbagai data serta informasi lainnya. Ruangan
tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagai penampilan, seperti penampilan informasi
pendidikan dan jabatan. Yang tidak kalah penting ialah, ruangan itu hendaklah nyaman yang
menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling betah.

30
B. Analisis Hasil Observasi Dengan Standar Sarana Prasarana Lembaga Satuan
Pendidikan
1. Analisis Standar Fisik Pembelajaran
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan maka peneliti mendapatkan hasil standar fisik
pembelajaran di sekolah SMP Negeri 29 Medan mempunyai standar fisik pembelajaran yang
sesuai dengan permendiknas nomor 24 tahun 2007 . Dimana sarana yang terdapat di SMP
Negeri 27 Medan seperti meja, kursi, buku, lemari, papan tulis, mading kelas, cermin dan kipas.
Prasarana seperti gedung sekolah yang banyak hingga mampu menampung seluruh peserta
didik, dengan keadaan gedung yang baik, tidak ada kerusakan sedikitpun dan arah gedung yang
membuat peserta didik dan guru nyaman dalam melakukan pembelajaran di kelas tersebut.

2. Analisis Standar Sarana Pembelajaran


Berdasarkan observasi yang telah dilakukan maka peneliti mendapatkan hasil standar sarana
pembelajaran yang sesuai dengan permendiknas nomor 24 tahun 2007. Dimana sarana yang
terdapat disekolah SMP N 27 medan seperti meja, buku, papan tulis, buku, spidol, penghapus,
taplak meja, kipas angin, papan pengumuman, hiasan kelas, infocus, laptop, komputer, cok
sambung, stop kontak, buku teks pelajaran, rak buku, meja baca, kursi baca.

3. Analisis Standar Prasarana Pembelajaran


Berdasarkan observasi observasi yang telah di lakukan maka peneliti mendapatkan hasil
standar prasarana pembelajaran yang sesuai dengan permendiknas nomor 24 tahun 2007.
Dimana prasarana yang terdapat disekolah SMP N 29 medan seperti bangunan gedung sekolah
yang terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan warga sekolah
tidak berada di dalam garis sungai dan jalur rel kreta api serta jarak bangunan yang terhindar
dari kebisingan.sesuai dengan laahn gedung yang memiliki status hak atas atau tanah memiliki
izin, memiliki struktur bangunan yang utuh. Bangunan gedung sekolah yang menyediakan
fasilitas dan aksibilitas yang mudah, aman dan nyaman didalam gedung terdapat ruang kelas,
ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang wakasek, ruang tata usaha, ruang uks, lapangan
olahraga, toilet guru dan toilet siswa, tempat cuci tangan, kantin,
gudang,perpustakaan,dan parkiran.

4. Analisis Standar Pelayanan BK

 Operasionalisasi bk disekolah
Nama Keterangan
Himpunan Data Ada
Aplikasi instrumentasi Ada, tapi berupa Angket untuk diberikan
kepada siswa
Kunjungan rumah Ada, dengan memberikan surat panggilan
walimurid terlebih dahulu. Jika tidak ada
tanggapan maka akan melakukan kunjungan.
Konferensi kasus Ada, bersama kepala sekolah, dan lain lainnya
Alih tangan kasus Ada, ketika sudah diproses berkali² tidak
adanya perubahan maka guru bk melakukan
alin tangan kasus kepada wakil kesiswaan

Tampilan kepustakaan Ada, tampilan pustaka nya tidak di ruang bk


tapi buku yang seperti bk menjadi pedoman,
jika guru bk ingin membaca mereka ke
perpustakaan

31
 Perangkat pelayanan bk disekolah
Nama Keterangan
Program bk (tahunan, semesteran, Ada
bulanan, mingguan, harian)
Silabus Ada
Rpl Ada
Media, teknik layanan Media nya ada, berupa buku, menampilkan ppt.
Jika teknik layanannya diskusi bersama siswa
untuk melihat keaktifan siswa nya

Laperprog Pernah membuat, tapi tidak pernah laporan


untuk pegangan

Evaluasi Jika evaluasi di kelas langsung dikerjain saat itu


juga, jika evaluasi bk lebih kepada melihat
untuk tahun ini program nya menggunakan
ktsp apa, jadi ketika masuk ajaran baru evaluasi
nya melihat need assesmen, ketika membuat
program yang baru melihat kebutuhan siswa
masing-masing karna tiap siswa kebutuhannya
berbeda beda, seperti materi apakah pribadi,
belajar, dll. Lalu barulah disusun lagi program
yang baru

 Fasilitas BK Disekolah
a) Ruang BK

Nama Keterangan
Meja Ada
Kursi Ada
Buku catatan Anekdot Ada. (berupa buku masalah siswa)
Buku Pendukung BK (tampilan Ada, tapi lebih banyak di perpus jadi jika
Kepustakaan mau baca langsung ke perpus
Media bk Struktur bimbingan konseling. Proyektor,
buat ice breaking
Poster bk Belum ada ( lebih ke siswa yang buat
poster berupa bk)
Pohon karir Lebih ke siswa yang buat pohon karir
Komputer pengolah Data Aum Ada
Speaker Ada
Whiteboard Tidak ada
Pendingin Ruangan Tidak ada
Buku Kunjungan Ada
Buku Konsultasi Ada, tapi berupa di buku kasus

32
Kerjasama dengan Konsulti Ada kerjasama kepada guru yang ada
(Orangtua, Guru Mata Pelajaran, disekolah
Wali Kelas, Koordinator BK,
Kepala Sekolah)

b) Ruang konseling individu

Nama Keterangan

Meja Ada
Kursi Ada
Tissue Ada
Kaca one way screen Belum ada

c) Ruang bimbingan dan Konseling kelompok

Nama Keterangan

Kursi pemimpin Ada


kelompok dan anggota
kelompok

Media bk kelompok Ada, Berupa Kertas evaluasi


kepada siswa

d) Ruang konseling Sebaya

Kursi Ada

Meja Ada
Media bk Ada

Teknik layanan: sering diskusi/bertukar pendapat (brainstorming)


Evaluasi dikelas: langsung
Evaluasi bk: ketika masuk ajaran baru melihat need assesmen kebutuhan siswa

33
BAB III
ANALISIS KEGIATAN DAN KEGIATAN

A. Kontribusi Yang Diberikan Bagi Lembaga


Pelaksanaan PPL Kelompok yang dilaksanakandi MTS Negeri 29 Medan berjalan dengan
lancar. Walaupun pada awal kedatangan ada beberapa kendala yang dialami tetapi semua dapat
diatasi dengan jalan mendiskusikan dengan guru bk sehingga semua program dapat tercapai dan
berjalan sesuai dengan target yang direncanakan. Serta kontribusi yang dilakukan lembaga
merupakan surat balasan dari lembaga setelah para mahasiswi memberikan surat izin
PPL/Observasi di sekolah SMP N 29 Medan yang dimana surat balasan ini berfungsi sebagai
izin bagi mahasiswi untuk melakukkan PPL sehingga kami bisa melakukan observasi disekolah
tersebut. Menggunakan surat balasan dari lembaga adalah cara yang tepat untuk mengatur dan
melacak kegiatan PPL serta menjaga kualitas pendidikan di tahap lanjutan.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat


Faktor pendukung selama melakukan observasi di sekolah SMP Negeri 29 Medan :

1. Letak serta alamat sekolah yang mudah di temukan, sehingga peneliti tidak sulit
untuk mencari sekolah tersebut
2. Kepala sekolah yang menerima baik izin observasi yang peneliti lakukan
3. Mudahnya mencari ruangan yang di perlukan, seperti ruang kepala sekolah, ruang
tata usaha, serta ruang guru bk.
4. Guru pengalaman yang sangat ramah saat peneliti bertanya untuk mencari guru yang
peneliti ingin temui.
5. Guru BK yang sangat menerima baik kedatangan peneliti, humble dan mau berbagi
tentang pengalamanya selama menjadi guru bk di sekolah tersebut.
6. Murid yang sangat ramah sering menyapa peneliti
7. Peneliti mempunyai kendaraan yang cukup untuk menuju ke sekolah tersebut
8. Pihak sekolah tidak mengulur waktu peneliti untuk melakukan observasi dan
wawancara di sekolah tersebut

Faktor penghambat :

1. Jauhnya rumah peneliti dan keadaan jalan yang macet sering kali menjadi alasan
peneliti sedikit terlambat untuk melakukan observasi dan wawancara di sekolah
tersebut.
2. Terdapat banyak mahasiswa dan mahasiswi universitas lain yang sedang melakukan
ppl di sekolah tersebut selain kami, sehingga harus menunggu sedikit lebih lama
untuk menyesuaikan jadwal dengan pihak sekolah.

34
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
C. Lampiran
Gambar 1 : Foto Bersama Guru BK Pendamping
Gambar 2 : Foto Sekolah
Gambar 3 : Sarana dan Prasarana Sekolah
Gambar 4 : Ruang Kelas
Gambar 5 : Ruang BK dan Kegiatan BK

D. Dokumentasi
Gambar 1

Gambar 2

35
Gambar 3

1.Ruang piket 2. Mading

3.Tiang Bendera 4.Mimbar

36
5.Ruang Kepsek, Wakasek, dan TU 6. Tempat sampah

7.UKS 8. Ruang Guru

37
9.Ruang Tata Usaha 10. Toilet Guru

38
11.Lapangan Basket 12. Lapangan Upacara

13.Wastafel 14. Papan Peraturan dan Tata Tertib Sekolah

15.Lemari Piala 16. Parkiran

39
17.Pos Satpam 18. Toilet Siswa/i

19.Kantin 20. Papan Motivasi

Gambar 4
1.Papan tulis dan meja Guru
2. Meja dan Kursi Belajar Siswa/i

40
3.Hiasan dinding

Gambar 5

Gambar 6
1.Buku Materi Pelayanan BK 2. RPL 3. Materi Bimbingan Klasikal
41
42

Anda mungkin juga menyukai