Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR EVALUASI BK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah: Evaluasi Program BK

Dosen Pengampu: Amal Hayati, M. Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Indah Yani (0303213116)

May Dea Citra Tambunan (0303213081)

Mhd Hafizh Fadilah Siregar (0303212073)

Nadia Latifatma (0303212048)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

T.A 2024/2025

i
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Tak lupa juga kita
hadiahkan shalawat berangkaikan salam kepada baginda Rasulullah SAW.. yang telah membawa
kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Amal Hayati,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Program BK. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Tujuan, Manfaat, Prinsip Evaluasi dan Perbedaan
Supervisi bagi pembaca maupun penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Amal Hayati, M.Pd yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang yang kami
tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Dengan
kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan.
Meskipun demikian, kami selaku penulis makalah terbuka pada kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Demikian kata pengantar ini kami sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang
membantu penyusunan dan membaca makalah ini.

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Medan, 24 Februari 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2

C. Tujuan .................................................................................................................................. 2

BAB II ............................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3

A. Pengertian Evaluasi .............................................................................................................. 3

B. Tujuan Evaluasi ................................................................................................................... 5

C. Manfaat Evaluasi ................................................................................................................. 7

D. Prinsip-Prinsp Evaluasi ........................................................................................................ 9

E. Perbedaan Evaluasi dan Supervisi ..................................................................................... 10

BAB III......................................................................................................................................... 13

PENUTUP .................................................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 13

B. Saran .................................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru bimbingan konseling adalah tenaga pendidik yang memiliki pengetahuan,


keterampilan, kemampuan keahlian dan keteladanan untuk menciptakan siswa yang
memiliki perilaku sesuai yang diharapkan. Selanjutnya guru bimbingan konseling diberi
tugas wewenang serta tanggung jawab dalam menjalankan atau menyelenggarakan
bimbingan konseling.

Selanjutnya guru bimbingan konseling di sekolah bertanggung jawab memberikan


bantuan kepada siswa dalam rangka untuk memiliki kesadaran diri mengenai kekhususan
yang ada pada dirinya, dapat mengembangkan sikap positif, mampu menghargai orang
lain, memiliki rasa tanggung jawab, mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
dan dapat membuat keputusan secara efektif. Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan
konseling yang berada dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran bimbingan konseling
berada dari sasaran evaluasi pengajaran. Evaluasi bimbingan konseling tidak dapat
dilakukan melalui ulangan, memeriksa hasil pekerjaan rumah, tes, ujian, melainkan
dilakukan dalam proses pencapaian kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan
siswa itu sendiri.

Guru bimbingan konseling harus memberikan layanan bimbingan konseling,


menyelenggarakan kegiatan bimbingan konseling, merancang dan merencanakan serta
menyusun program bimbingan konseling. Setelah guru bimbingan konseling
melaksanakan dan menyelenggarakan berbagai komponen-komponen bimbingan
konseling, perlu diketahui kelebihan bahkan kelemahan dari apa yang telah dilaksanakan
tersebut. Ketika sudah mengetahui apa yang menjadi kelebihannya, maka dapat
ditingkatkan kembali akuntabilitas guru bimbingan konseling itu dan apabila ditemui
kekurangan maka wajib untuk melakukan perbaikan. Karena pelayanan bimbingan
konseling merupakan suatu proses.

1
Evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk
mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatankegiatan yang telah
dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain evaluasi adalah suatu
usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan sikap dan perilaku atau tugas-
tugas perkembangan para siswa melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian Evaluasi?


2. Jelaskan Tujuan Evaluasi?
3. Jelaskan Manfaat Evaluasi?
4. Jelaskan Prinsip-Prinsip Evaluasi?
5. Dan Jelaskan Apa Saja Perbedaan Evaluasi dan Supervisi?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Evaluasi,


2. Untuk Mengetahui Tujuan Dari Evaluasi,
3. Untuk Mengetahui Manfaat Dari Evaluasi,
4. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Dari Evaluasi,
5. Dan Untuk Mengetahui Apa Saja Perbedaan Evaluasi Dan Supervisi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

Secara etimologi “ evaluasi” berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation dari akar
kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut al-qiamah atau
al- taqdir’ yang bermakna penilaian (evaluasi).

Anas Sudiono (2005:1) secara harpiah, evaluasi pendidikan dalam bahasa Arab
sering disebut dengan al-taqdiraltarbiyah yang diartikan sebagai penilaian dalam bidang
pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.

Secara terminologi, beberapa ahli memberikan pendapat tentang pengertian


evaluasi diantaranya: Edwind dalam Ramayulis (2002) mengatakan bahwa evaluasi
mengandung pengertian suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu.

Sedangkan M.Chabib Thoha (1990), mendefinisikan evaluasi merupakan kegiatan


yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Ahmad Sabri (2005) Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai
proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-
kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui
penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria,
evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula melakukan
pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan dengan kriteria
tertentu.

Syaiful Bahri Djamarah (2005) dalam pengertian lain antara evaluasi, pengukuran,
dan penilaian merupakan kegiatan yang bersifat hirarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut
dalam kaitannya dengan proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan
dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan. Dalam kaitan ini ada dua
istilah yang hampir sama tetapi sesungguhnya berbeda, yaitu penilaian dan pengukuran.
Pengertian pengukuran terarah kepada tindakan atau proses untuk menentukan kauntitas

3
sesuatu, karena itu biasanya diperlukan alat bantu. Sedangkan penilaian atau evaluasi
terarah pada penentuan kualitas atau nilai sesuatu.

Menurut Dewa Ketut Sukardi, (1990: 47) Evaluasi program bimbingan adalah
segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan
yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dengan
mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan
yang dilaksanakan. Jadi pelaksanaan program bimbingan merupakan salah satu usaha
untuk menilai efesiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling demi
peningkatakn mutu program bimbingan dan konseling

Evaluasi merupakan sub sistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam
setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh
perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan.

Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui,
dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan
keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Tanpa evaluasi, kita tidak bisa
mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada
perubahan menjadi lebih baik, maka dari itu secara umum evaluasi adalah suatu proses
sistemik umtuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program. Evaluasi pendidikan dan
pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil
belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai
berupa data kualitati atau kuantitati sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan
untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003: 1) secara eksplisit mengemukakan bahwa


antara evaluasi dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah
keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu. Adapun
perbedaannya terletak pada konteks penggunaannya. Penilaian (assessment) digunakan
dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh
orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem yang bersangkutan, seperti
guru menilai hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Baik guru maupun
supervisor adalah orang-orang yang menjadi bagian dari sistem pendidikan. Adapun

4
evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan biasanya dilaksanakan secara
eksternal, seperti konsultan yang disewa untuk mengevaluasi suatu program, baik pada
level terbatas maupun pada level yang luas.

“evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
daripada sesuatu”. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat
diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam
dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.

Menurut Benyamin S. Bloom Evaluasi merupakan “Handbook on formative and


summative evaluation of student learning”, yang artinya Evaluasi adalah pengumpulan
bukti-bukti yang cukup untuk dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan yang
terjadi pada anak didik. Jadi, kita sebagai guru harus yakin bahwa pendidikan dapat
membawa perubahan pada diri siswa.

Sedangkan Evaluasi menurut Cross adalah “Evaluation is a process which


determines the extent to which objectives have been achieved”, yang artinya Evaluasi
merupakan proses yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai.

Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu
kegiatan yang mengukur derajat dari mana suatu tujuan dicapai. Dari ketiga pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Evaluasi adalah proses menentukan nilai suatu objek
tertentu berdasarkan suatu criteria tertentu, di mana objeknya adalah hasil belajar siswa
dan kriterianya adalah ukuran (sedang, rendah, tingginya)

B. Tujuan Evaluasi

Tujuan Evaluasi adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan. Kegiatan
evaluasi dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh kepastian
mengenai keberhasilan belajar peserta didik dan memberikan masukan kepada guru
mengenai apayang dia lakukan dalam kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, evaluasi yang
dilakukanoleh guru bertujuan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran yang disampaikan
apakahsudah dikuasi oleh peserta didik ataukah belum. Dan selain itu, apakah kegiatan
pegajaranyang dilaksanakannya itu sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum.

5
Sedangkan menurut BK Tujuan Evaluasi dalam Pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling di Sekolah. Kegiatan evaluasi bertujuan mengetahui keterlaksanaan
kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan.

 Tujuan Umum

Secara umum, penyelenggaraan Evaluasi dalam pelaksanaan program bimbingan


dan konseling bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah
memanfaatkan layanan bimbinga dan konseling.
2. Mengetahui tingkat efesiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan program bimbingan
dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

Secara operasional, penyelenggaraan Evaluasi dan Supervisi pelaksanaan program


bimbingan dan konseling ditujukan untuk :

1. Meneliti secara berkala pelaksanaan program bimbingan dan konseling.


2. Mengetahui tingakat efesiensi dan efektifitas dari layanan bimbingan dan konseling.
3. Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan atau perlu
diadakan perbaikan dan pengembangan.
4. Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang
keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
5. Memperoleh gambaran sejauh mana peranan masyarakat terhadap pelaksanaan
program bimbingan dan konseling.
6. Mengetahui sampai sejauh mana kontribusi program bimbingan dan konseling
terhadap pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya, TIK dan TIU pada khususnya.
7. Mendapat informasi yang adekuat dalam rangka perencanaan langkah-langkah
pengembangan program bimbingan dan konseling selanjutnya.

Membantu mengembangkan kurikulum sekolah untuk kesesuaian dan kebutuhan.

 Tujuan Khusus

Sedangkan secara khusus tujuan Evaluasi dan Supervisi program bimbingan dan
konseling adalah:

6
1. Untuk mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling apakah sudah ada atau
belum diberikan kepada siswa di sekolah ( madrasah ).
2. Untuk mengetahui efektivitas dan efesiensi layanan yang diberikan itu dalam fungsinya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua individu disekolah (madrasah ) dan
diluar sekolah ( madrasah ).
3. Untuk mengetahui bagaimanakah sumbangan program bimbingan terhadap program
pendidikan secara keseluruhan di sekolah (madrasah) yang bersangkutan.
4. Untuk mengetahui apakah teknik-teknik atau program yang digunakan berjalan secara
efektif dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
5. Untuk mengetahui aspek-aspek lain apakah yang perlu dimasukkan kedalam program
bimbingan untuk perbaikan layanan yang diberikan.
6. Untuk membantu kepala sekolah (madrasah), konselor-konselor termasuk pembimbing
atau konselor dalam melakukan perbaikan tata kerja mereka dalam memahami dan
memenuhi kebutuhan tiap-tipa siswa.
7. Untuk mengetahui dalam bagian-bagian manakah dari program bimbingan yang perlu
diadakan perbaikan-perbaikan.
8. Untuk mendorong semua personil bimbinga agar bekerja leih giat dalam
mengembangkan program-program bimbingan.
9. Menunjukkan sampai sejauh manakah sumber-sumber masyarakat telah digunakan
atau diikutsertakan dalam program bimbingan untuk tujuan-tujuan pengembangan serta
perbaikan program dan pelayanan bimbingan

C. Manfaat Evaluasi

Hasil evaluasi akan memberikan manfaat dalam pelaksanaan program bimbingan


dan konseling selanjutnya. Diniaty (2012) beberapa hal yang diperoleh dari hasil evaluasi
diantaranya:

1. Untuk mengetahui apakah program bimbingan sesuai dengan kebutuhan yang ada?
2. Apakah pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan program, dan mendukung
pencapaian tujuan program itu?
3. Bagaimana hasil yang diperoleh telah mencapai kriteria keberhasilan sesuai dengan
tujuan dari program itu?

7
4. Dapatkah diketemukan bahan balikan bagi pengembangan program berikutnya?
5. Adakah masalah-masalah baru yang muncul sebagai bahan pemecahan dalam program
berikutnya?
6. Untuk memperkuat perkiraan-perkiraan (asumsi) yang mendasar pelaksanaan program
bimbingan?
7. Untuk melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan dan dapat
digunakan dalam memberikan bimbingan siswa secara perorangan atau kelompok.
8. Untuk meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program yang perlu diperbaiki.

Dengan demikian konselor dapat mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan


program bimbingan dan konseling di sekolah melalui prosedur sebagai berikut (Mashudi,
2015):

1. Fase Persiapan Fase persiapan terdiri dari kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi.
Dalam kegiatan ini diperlukan beberapa langkah yang harus dilalui antara lain:
a. Langkah pertama:
penetapan aspek-aspek yang di evaluasi adalah:
i. Penentuan dan perumusan masalah yang hendak dipecahkan atau tujuan yang
akan dicapai
ii. Program kegiatan bimbingan
iii. Personel atau ketenagaan
iv. Fasilitas teknik dan administrasi bimbingan
v. Pembiayaan
vi. Partisipasi personel
vii. Proses kegiatan
viii. Akibat sampingan
b. Langkah kedua:
penetapan kriteria keberhasilan evaluasi.
Misal, bila proses aspek kegiatan yang akan dievaluasi maka kriteria yang dapat
dievaluasi ditinjau dari lingkungan bimbingan, sarana yang ada, dan situasi daerah.
c. Langkah ketiga:
penetapan alat-alat atau instrumen evaluasi.

8
Misal, aspek proses kegiatan yang hendak dievaluasi dengan kriteria langkah
kedua, maka instrumen yang harus digunakan adalah check list, observasi kegiatan,
tes situasi, wawancara, dan angket.
d. Langkah keempat:
penetapan prosedur evaluasi.
Seperti contoh pada langkah kedua dan ketiga, maka prosedur evaluasinya melalui
penelaahan, kegiatan, penelaahan hasil kerja, konferensi kasus, dan lokakarya.
e. Langkah kelima:
penetapan tim penilaian atau evaluasi.
Berkaitan dengan contoh sebelumnya, maka yang harus menjadi evaluator dalam
penilaian proses kegiatan ialah ketua bimbingan dan koneling, kepala sekolah, tim
bimbingan dan konseling dan konselor.

D. Prinsip-Prinsp Evaluasi

Khusnuridlo. (2010). Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka
kegiatan evaluasi harus bertitik dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut:

1. Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insedental karena pembelajaran itu sendiri adalah
suatu proses yang kotinyu (berkesinambungan). Oleh sebab itu evaluasi pun harus
dilakukan secara kontinyu pula.
2. Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu obyek, guru harus mengambil seluruh obyek
itu sebagai bahan evaluasi.
3. Adil dan obyektif
Dalam melaksanakan evaluasi guru harus berlaku adil dan tanpa pilih kasih kepada
semua peserta didik. Guru juga hendaknya bertindak secara obyektif, apa adanya sesuai
dengan kemampuan peserta didik.
4. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi hendaknya guru bekerjasama dengan semua pihak, seperti
orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didk itu
sendiri.

9
5. Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan baik oleh guru itu sendiri yang menyusun
alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.

Sedangkan Prinsip-Prinsip Evaluasi dalam Bimbingan Konseling adalah Prinsip


Dasar Evaluasi Program Bimbingan Konseling Menurut Aip Badrujaman ada tujuh prinsip
dalam evaluasi program Bimbingan Konseling yaitu meliputi yaitu:

1. Evaluasi yang selektif yang membutuhkan pengenalan atas tujuan-tujuan program.


2. Evaluasi yang efektif membutuhkan kriteria pengukuran yang valid.
3. Evaluasi yang efektif tergantung pada pelaksanaan pengukuran yang valid terhadap
kriteria.
4. Program evaluasi harus melibatkan semua yang berpengaruh.
5. Evaluasi yang bermakna membutuhkan umpan balik.
6. Evaluasi harus direncanakan dan terus menerus dilakukan agar bisa mencapai tujuan
yang diinginkan.
7. Evaluasi menekankan pada kepositifan

E. Perbedaan Evaluasi dan Supervisi

Glickman, C. D. (1990). Perbedaan Evaluasi Dan Supervisi Sesuatu yang disebut


program, merupakan rangkaian kegiatan yang terencana yang lengkap dengan rincian
tujuan beserta jenis-jenis kegiatannya. Untuk mengetahui apakah program yang
diimplementasikan benar-benar berhasil atau program yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang dibuat, diperlukan Supervisi dan evaluasi.

 Evaluasi

Evaluasi adalah sekumpulan aktifitas yang dirancang untuk menentukan nilai atau
harga dari suatu program atau intervensi tertentu.

Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah proyek tersebut berhasil, kurang


berhasil, atau gagal. Namun demikian, evaluasi bisa bersifat formatif, artinya temuan
evaluasi dijadikan sebagai acuan untuk melakukan revisi atau perbaikan, tapi bisa juga

10
bersifat sumatif untuk menentukan efektif atau tidak, berhasil atau tidak, layak atau tidak
sehingga memungkinkan suatu program perlu dilanjutkan atau distop.

Dengan demikian tujuan evaluasi adalah untuk mengukur dan menilai pengaruh,
hasil atau produk dan dampak dari suatu intervensi/program sebagai acuan pengambilan
keputusan baik selama pelaksanaan program maupun untuk tindak lanjut pelaksanaan
porogram ke depan.

Evaluasi suatu program biasanya terbagi dalam 2 (dua) tingkatan, yakni: Pertama,
Evalusai Tengah Program (Mid-Term Evaluation). Kedua, Evalusai Akhir Program
(Program Completion Evaluation). Evalusai Tengah Program dimaksudkan untuk review
kemajuan dan usulan-usulan alternative desain program untuk sisa waktu pelaksanaan
program. Sedangkan Evalusai Akhir Program dimaksudkan untuk menilai dan
mendokumentasikan sumberdaya yang digunakan, hasil-hasil kemajuan tujuan program.
Evalusai Akhir Program bertujuan untuk merumuskan pelajaran yang di”Petik” (Lesson
Learn) sebagai pijakan bagi perancang program, pelaksana program dan para penerima
manfaat program dalam perbaijan desain program dimasa-masa mendatang.

 Supervisi

Sahertian, Piet, (2000), Supervisi adalah suatu proses sistematis dan berkelanjutan
dalam pengumpulan, analisis, dan penggunaan informasi untuk mengontrol manajemen
dan pengambilan keputusan dengan maksud untuk memastikan hal-hal apapun dari suatu
program yang sedang dijalankan dapat berjalan secara efektif, efisien sesuai dengan
langkah atau rencana yang telah disusun sebelumnya.

Supervisi harus dilakukan secara kontinyu atau reguler, misalnya bulanan, per-
semester, tahunan, dan lain sebagainya. Dalam melakukan Supervisi, harus jelas indikator-
indikator apa saja yang harus dipantau.

Supervisi dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Pertama, menghasilkan kinerja yang terbaik dengan cara memperoleh feedback dari
semua pihak atau aspek yang sedang kita kerjakan.

11
2. Kedua, meningkatkan rencana kerja dan melakukan tindakan perbaikan segera
terhadap beberapa penyimpangan (Deviasi) yang mungkin terjadi.
3. Ketiga, menjajaki progress dan perubahan yang terjadi dari sisi input, proses maupun
output melalui sistem pelaporan dan pencatatan reguler.
4. Keempat, membantu pengambil keputusan, seperti manajer program dalam
menentukan hal-hal apa saja yang memerlukan fokus perhatian penuh atau usaha yang
lebih dan hal mana yang kurang prioritas, atau hal mana yang harus segera diluruskan,
dikembalikan, diarahkan menuju tujuan ideal sesuai rencana.
5. Kelima, Temuan hasil Supervisi selanjutnya akan menjadi bahan atau bagian dari alat
evaluasi untuk intervensi selanjutnya.
 Kesimpulan Dari Perbedaan Supervisi & Evaluasi

Secara prinsip Supervisi dan evaluasi dapat dibedakan dari dari 3 (tiga) sisi, yakni:
Pertama, Dari Sisi Tujuan Utama. Supervisi bertujuan untuk membuat tetap pada jalur,
menyesuaikan dengan rencana dan meningkatkan efisiensi.

Sedangkan evaluasi bertujuan untuk mengukur keberhasilan, meningkatkan


efektifitas, mengukur dampak, dan melakukan perbaikan kedepan. Kedua, Dari Sisi
Frekuensi. Supervisi bersifat reguler dan kontinyu, sedangkan evaluasi bersifat episodik
(waktu-waktu tertentu ketika suatu proyek, program selesai). Ketiga, Dari Sisi Focus.
Supervisi memfokuskan diri pada input, output, proses dan rencana kerja. Sedangkan
evaluasi memfokuskan diri pada efektifitas, relevansi, dampak, dan efektifitas biaya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan
nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek dan yang
lainnya). Sedangkan Prinsip-Prinsip Evaluasi dalam Bimbingan Konseling adalah Prinsip
Dasar Evaluasi Program Bimbingan Konseling Menurut Aip Badrujaman ada tujuh prinsip
dalam evaluasi program Bimbingan Konseling yaitu meliputi yaitu:
1. Evaluasi yang selektif yang membutuhkan pengenalan atas tujuan-tujuan program.
2. Evaluasi yang efektif membutuhkan kriteria pengukuran yang valid.
3. Evaluasi yang efektif tergantung pada pelaksanaan pengukuran yang valid terhadap
kriteria.
4. Program evaluasi harus melibatkan semua yang berpengaruh.
5. Evaluasi yang bermakna membutuhkan umpan balik.

Kemudian secara prinsip Supervisi dan evaluasi dapat dibedakan dari dari 3 (tiga)
sisi, yakni: Pertama, Dari Sisi Tujuan Utama. Supervisi bertujuan untuk membuat tetap
pada jalur, menyesuaikan dengan rencana dan meningkatkan efisiensi. Sedangkan evaluasi
bertujuan untuk mengukur keberhasilan, meningkatkan efektifitas, mengukur dampak, dan
melakukan perbaikan kedepan.

B. Saran

Makalah yang telah tersusun ini pastinya tidak luput dari banyaknya kekurangan
atau dapat dikatakan jauh dari kata sempurna, kami sebagai kelompok penyusun makalah
mengharapkan kepada teman-teman, ibu dosen pengampu maupun pembaca makalah,
semoga makalah yang kami susun dapat mudah dipahami dan makalah ini dapat
bermanfaat bagi orang lain maupun diri kami pribadi. Kami sebagai pemakalah mengharap
kan partisipasi kritik dan saran yang bias membangun bagi para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar,( Cet. I; Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 138

Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (PT. Grafindo Persada, Jakarta. 2005),
h.1.

Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1990),
h.17.

Diniaty, A. (2012). Evaluasi Bimbingan dan Konseling. Pekan baru: Zanafa Publishing.

Glickman, C. D. (1990). Supervision of instruction: A developmet approach (2nd ed.).


Boston: Allyn and Bacon.

Khusnuridlo. (2010). Prinsip-prinsip Evaluasi Program Supervisi Pendidikan (Online).

Mashudi, F. (2015). Pedoman Lengkap Evaluasi dan Supervisi. Yogyakarta: Diva Press.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Cet. I; Jakarta: Kalam Mulia, 2002),
h.331. 8M.

Sahertian, Piet, (2000), Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta , Rineka Cipta

Syaiful Bahri Djamarah, (2005). Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis (Cet. II; Jakarta: PT Rineka Cipta, ) h. 246.

14

Anda mungkin juga menyukai