Anda di halaman 1dari 21

EVALUASI PEMBELAJARAN

“PENILAIAN UNJUK KERJA”

Oleh
kelompok 6 :
Cahya Agtiyaningsih : A1A120034
Nanang Fitriana : A1A120016
Rahmat Waldy : A1A120020
Renaya Rezki Aprilia : A1A120022
Wulandari : A1A120030
Revi Mariska : A1A120058
Sari Asnisfi : A1A120106

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KOTA KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun

hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang

telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para

pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekan dalam

kehidupannya.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 26 September 2021

KELOMPOK 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................iv
A. Latar Belakang.......................................................................................................................iv
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................v
C. Tujuan penulisan.....................................................................................................................v
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................1
A. Pengertian assessment.............................................................................................................1
1.Asessement ( penilaian ).......................................................................................................1
B. Penilaian Unjuk Kerja.............................................................................................................2
1. Pengertian penilaian unjuk kerja..........................................................................................2
2. Instrument Penilaian Unjuk Kerja........................................................................................3
C. JENIS JENIS INSTRUMENT PENILAIAN UNJUK KERJA..............................................7
D. KARAKTERISTIK PENILAIAN UNJUK KERJA...............................................................8
E. TEHNIK DAN LANGKAH PENILAIAN UNJUK KERJA..................................................9
F. SUMBER KESALAHAN PENSKORAN UNJUK KERJA SERTA KEKURANGAN DAN
KELEBIHAN DARI PENILAIAN UNJUK KERJA................................................................11
a). Masalah dalam instrument................................................................................................11
b). Masalah procedural...........................................................................................................11
c). Masalah penilai yang bias.................................................................................................11
BAB III PENUTUP......................................................................................................................14
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................14
B. SARAN.................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran sangat penting dalam pembangunan bangsa, kiranya tidak ada
yang meragukan. Namun tentu harus difahami, pendidikan yang mampu mendukung
pembangunan adalah pendidikan yang bermutu, yaitu pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan
memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

Berhasil atau tidaknya pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan
evaluai terhadap output atau lulusan yang dihasilkannya. Jika output lulusan, hasilnya sesuai
dengan apa yang telah digariskan dalam tujuan pendidikan, maka usaha pendidikan itu dapat
dinilai berhasil, tetapi jika sebaliknya, maka itu dinilai gagal. Dari sisi ini dapat dipahami
betapa pentingnya evaluasi pembelajaran dalam proses pendidikan. Maka dari itu, evaluasi
pembelajaran merupakan bagian penting dari evaluasi pendidikan pada umumnya.

Dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi pembelajaran dilakukan dalam rangka mengetahui
tingkat keberhasilan peserta didik. Sedangkan, dalam ruang lingkup luas evaluasi
pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses
pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita citakan. Dalam bidang
pendidikan evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan wajib bagi setiap insan yang
berkecimpung dalam bidang pendidikan. Sebagai seorang pendidik, proses evaluasi
pembelajaran berguna dalam hal pengambilan keputusan kedepan demi kemajuan anak didik
pada khususnya dan dunia pendidikan pada umum

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan assessment unjuk kerja/kinerja ?

2. Apa saja instrument di dalam proses penilaian unjuk kerja/kinerja ?

3. Apa fungsi dan manfaat dilakukannya assessment unjuk kerja/kinerja ?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian/ definisi dari assessment unjuk kerja/kinerja.

2. Mengetahui jenis jenis instrument di dalam proses penilaian unjuk kerja/kinerja siswa.

3. Untuk memahami fungsi dan manfaat daripada dilakukannya assessment unjuk kerja.

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian assessment
1.Asessement ( penilaian )

Assessment atau dalam terjemahan bahasa indonesia yang disebut dengan penilaian
merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Fokus penilaian
pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang
ditentukan.

Penilaian/assessment juga merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan


melakukan penilaian, pendidik mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan
metode mengajar yang digunakan dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang
telah ditetapkan. Penilaian yang dilakukan harus memiliki harus memiliki asas keadilan yang
tinggi. Artinya, peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau
sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang
sosial ekonomi. Budaya, bahasa, gender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari
proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi
meraih tingkat yang setinggi tingginya sesuai dengan kemampuannya. Ditinjau dari sudut
profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian yaitu merupakan salah satu ciri yang
melekat pada pendidik yang professional. Seorang pendidik professional selalu menginginkan
umpan balik atas proses pembelajaran yang ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai
peserta didik.

Lebih lanjut penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta yang diperolah
berdasarkan suatu tes atau pengujian untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu
(Griffin & Nix, 1991). Penilaian ( assessment ) adalah istilah umum yang mencakup semua
metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja/kinerja individu maupun kelompok
peserta didik. Penilaian mencakup proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak
terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode
mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrument penilaian berupa tes tertulis,

1
tes lisan, lembar pengamatan,pedomen wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Dalam arti
lain, penilaian juga

2
dikatakan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh
informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik. Tujuan dari penilaian adalah untuk
menginformasikan keputusan tentang pengalaman belajar dan melaporkan apa yang telah
didapatkan peserta didik.

Penilaian dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu Pendekatan Acuan Norma (PAN) dan
Pendekatan Acuan Kriteria (PAK). Pendekatan Acuan Norma (PAN) mengacu pada distribusi
normal, yakni dilakukan pengukuran terlebih dahulu baru ditetapkan kriteria penilaian.
Sedangkan, Pendekatan Acuan Kriteria (PAK) adalah menentukan kriteria penilaian terlebih
dahulu, dan selanjutnya baru dilakukan pengukura

B. Penilaian Unjuk Kerja


1. Pengertian penilaian unjuk kerja.

Penilaian unjuk kerja adalah penilaian yang dapat mengungkapkan kemampuan peserta didik
dalam pemahaman konsep, pemecahan masalah, serta komunikasi. Penilaian perbuatan atau
unjuk kerja juga merupakan penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat
digunakan, untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi mengenai berbagai bentuk
perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik.

“Penilaian unjuk kerja adalah penilaian belajar untuk peserta didik yang meliputi semua
penilaian dalam bentuk tulisan, produk, atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda, mencocokan,
tes benar-salah, atau jawaban singkat”(Danielson, 1998).

Menurut Fitzpatrick dan Morison (1971) mereka berpandangan bahwa penilaian kinerja
(performance assessment) sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang begitu besar dengan tes
lainnya yang dilaksanakan di dalam kelas. Menurut mereka hal ini tergantung dari sejauhmana
tes itu dapat mensimulasikan situasi dari berbagai kriteria yang diharapkan.

3
Sedangkan menurut Trespeces (1999), “penilaian kinerja adalah berbagai macam tugas dan
situasi, ketika peserta tes diminta untuk mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan, ke
dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Salah satu alternatif instrument pengukuran selain tes klasik ( tes uraian dan tes objektif )
adalah instrument yang berbentuk skala atau daftar cek yang berfungsi untuk mengukur
keterampilan, perbuatan, dan atau kinerja siswa. Jenis obyek belajar yang dapat diukur dengan
instrument unjuk kerja antara lain adalah cara mengoperasikan mikroskop dan alat alat
laboratorium lainnya, keterampilan mengetik, keterampilan memainkan alat musik, keterampilan
menjahit.

Lebih lanjut lagi dapat dikatakan bahwa penilaian unjuk kerja adalah suatu prosedur
penugasan kepada siswa atau pelajar yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang
sejauh mana siswa telah belajar. Berbeda dengan bentuk tes klasik, instrument penilaian unjuk
kerja menghendaki siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam
beberapa bidang guna mendemonstrasikan penguasaan mereka terhadap tugas tertentu, misalnya
penilaian unjuk kerja dalam menulis yang mana menghendaki siswa untuk menulis secara benar.

2. Instrument Penilaian Unjuk Kerja

Suatu instrument penilaian unjuk kerja mencakup 2 bagian, yatu butir butir instrument itu
sendiri dan seperangkat kriteria penskoran yang dikenal dengan rubrik. Tugas yang harus
dilengkapi siswa dapat berupa penilaian proses, penilaian produk, penilaian hasil kerja,dan atau
pertanyaan yang meminta siswa untuk menuliskan jawaban dengan menerapkan keterampilan
berpikir kritis. Beberapa contoh tugas dalam penilaian unjuk kerja adalah penulisan karangan.
Praktek berpidato, beberapa jenis karya seni, proyek penelitian, proyek yang berhubungan
dengan sains, pemecahan masalah matematika, serta analisis dan interpretasi sejarah yang telah
dibaca oleh siswa.

Terdapat beberapa alasan penggunaan penilaian unjuk kerja yaitu :

1) Ketidakpuasan terhadap tes objektif, para ahli evaluasi percaya bahwa tes pilihan ganda
dan tes benar salah hanya menuntu sebagian dari pengetahuan siswa, tes seperti ini

4
kurang cocok digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti
kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir secara bebas.
2) Pengaruh aliran psikologi kognitif, para penganut psikologi kognitif percaya bahwa
dalam pembelajaran tercakup isi dan prosedur pengetahuan, mereka menganjurkan agar
tugas tugas kognitif harus mencakup kedua jenis pengetahuan ini, sebab keduanya
mempunyai penekanan yang berbeda. Karena secara khusus pengetahuan yang
berhubungan dengan prosedur tidak dapat diukur dengan bentuk tes klasik, maka
dianjurkan untuk meningkatkan penggunaan penilaian unjuk kerja dalam pendidikan
untuk melengkapi bentuk tes yang biasa digunakan
3) Pengaruh penggunaan bentuk tes klasik yang merugikan pembelajaran, guru
cenderung menekankan pembelajaran pada materi yang tercakup dalam tes, akibatnya
skor tes siswa meningkat kendatipun sebenarnya cakupan tes tidak mewakili keseluruhan
materi utama yang harus dikuasai siswa. Jika hal ini terjadi sebagai dasar pembelajaran
maka kemungkinan besar pembelajaran yang diberikan tidak akan sesuai dengan
kebutuhan siswa.

Lebih lanjut, Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik maka dapat menggunakan
alat atau instrument lembar pengamatan dengan Daftar cek (check list) dan Skala penilaian
(Rating scale).

a) Daftar cek (check list)

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik, atau tidak baik,
bisa atau tidak bisa). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai baik atau
mampu apabila yang ditampilkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh pendidik.
Sedangkan apabila peserta didik tidak mampu menampilkan sesuatu sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan maka peserta didik dinyatakan belum mampu untuk menuntaskan kriteria
tersebut. Kelemahan pada ciri ini adalah hanya mempunyai dua cara mutlak, misalnya benar-
salah, mampu-tidak mampu, terampil-dan tidak terampil, dan sejenisnya. Dengan demikian, skor
yang diperoleh peserta didik bersifat kaku dan tidak terdapat nilai tengah. Akan tetapi, daftar cek
lebih praktis digunakan untuk mengamati subjek dalam jumlah besar dan memiliki hasil yang
kontras.

5
Tabel 1

Contoh daftar cek untuk mengukur hubungan interpersonal murid SD kelas Satu

Petunjuk: berilah tanda cek (√) pada setiap pernyataan


No Aspek yang diamati Ya Tidak
1 Memperlihatkan keinginan menyenangkan guru
2 Menyatakan rasa gembira secara lisan
3 menyatakan rasa sedih secara lisan
4 memperlihatkan sikap sedih
5 Memperlihatkan sikap gembira
6 Meniru perilaku orang dewasa
7 Meniru tindakan orang dewasa yang lebih rumit
8 Meniru kata kata atau ucapan orang dewasa
9 Menyapa orang lain dengan panggilan yang tepat
10 Mengenal orang lain dengan menyebut cirinya
11 Tertawa atau senyum pada situasi yang tepat
12 Mengucapkan selamat pada orang yang bahagia
13 Mengucapkan rasa simpati pada orang yang sedih

Kekuatan daftar cek ialah sangat fleksibel untuk mengecek semua tingkat unjuk kerja siswa
dan dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Namun kualitas daftar cek yang digunakan
akan sangat tergantung pada kejelasan butir-butir instrument yang ditulis dalam daftar, keutuhan
butir-butir tersebut sebagai bagian menyeluruh dari indicator yang diukur, dan kemampuan
pengamat untuk menandai muncul tidaknya karakteristik yang diamati.

Kelemahan daftar cek sebagai instrument penilaian adalah:

a). penilai hanya bisa memilih dua pilihan yang absolut, yaitu teramati dan tidak teramati, tidak
ada nilai netral bagi siswa yang tidak berpendapat atau yang memiliki kemampuan sedang

b). sulit untuk menyimpulkan kemampuan seseorang dalam satu skor, misalnya untuk
mengurutkan kemampuan beberapa siswa. Apabila kriteria kemampuan tertentu pada siswa atau
produk yang dihasilkan siswa dapat diamati oleh penilai, maka siswa tersebut mendapat nilai dan
jika tidak maka siswa itu tidak mendapat nilai.

b) Skala penilaian (Rating Scale)

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai untuk
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu. Hal itu karena pemberian nilai
6
secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak
sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1= kurang kompeten, 2= cukup kompeten,
3=Kompeten, dan 4= sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas perlu dilakukan
penilaian oleh lebih dari satu orang agar hasil lebih akurat.

Tabel 2

Contoh skala penilaian unjuk kerja siswa

Nama siswa : ………………………………………………………….


Tanggal :
………………………………………………………….
Kelas :
Kompetensi : ………………………………………………………….
dasar Mampu mengoperasikan komputer dengan benar
NO Aspek yang dinilai Tingkat
kemampuan
1 2 3 4
1 Menghidupkan dan mematikan komputer
2 Memunculkan program yang dibutuhkan
3 Mengetik naskah melalui MS word
4 Operasi hitung melalui program excel
5 Mengatur batas batas halaman ketikan
6 Mencetak hasil ketikan
Catatan 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang
meningkat kendatipun sebenarnya cakupan tes tidak mewakili keseluruhan materi utama yang
harus di kuasai siswa.

C. JENIS JENIS INSTRUMENT PENILAIAN UNJUK KERJA

Terdapat beberapa jenis tugas yang dapat digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa dalam
pembelajaran yaitu :

1. tugas terstruktur untuk siswa secara perorangan atau berkelompok.


Misalnya: “tunjukan bagaimana cara membuat larutan oralit”
2. tugas yang berhubungan dengan kejadian nyata
misalnya : “amati bagaimana murid TK mengatasi konflik yang terjadi dalam
kelompoknya”

7
3. proyek jangka panjang (project assessment)
“membuat kliping berita di Koran yang bertemakan HAM”
4. produk dari kegiatan tertentu (product assessment)
“produk yang dimaksud disini adalah produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain,
kertas, metal, kayu, plastik, keramik, dan hasil karya seni lainnya seperti lukisan gambar
dan patung dan lain lain””
5. portofolio
“portofolio karya terbaik: pilih tulisan terbaik yang pernah anda buat dalam bentuk puisi,
prosa, esai atau surat dan jelaskan mengapa tulisan itu anda anggap terbaik”
“portofolio pertumbuhan dan kemauan belajar : buat suatu tulisan yang menceritakan
bagaimana masing masing siswa telah mengalami kemajuan dalam menulis cerita pendek
selama satu semester serta lampirkan contoh contoh tulisan masing masing sejak awal
semester hingga sekarang ini, dan jelaskan bagaimana setiap siswa telah mengalami
perkembangan dalam menulis cerita pendek.
6. Demonstrasi
Misalnya : “tunjukan kemampuan anda (siswa) dalam bermain gitar”
7. Eksperimen
Misalnya : “buat suatu eksperimen untuk membuktikan apakah metode mengajar dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa”
8. Persentase lisan
Misalnya: “buat suatu naskah pidato tentang bahaya narkoba bagi siswa SMA dan
bacakan di depan teman teman sekelas untuk mendapatkan tanggapan mereka”.
9. Simulasi
Misalnya: “siswa diminta memerankan tokoh tertentu dalam pertunjukan drama di kelas”.

D. KARAKTERISTIK PENILAIAN UNJUK KERJA

Istilah lain dari penilaian unjuk kerja adalah “penilaian alternatif” dan “penilaian
sesungguhnya”. Penilaian alternatif diartikan sebagai lawan dari tes baku atau tes hasil belajar
biasa (obyektif dan uraian). Sedangkan penilaian sesungguhnya berarti tugas-tugas yang
diberikan kepada siswa langsung berhubungan dengan kehidupan nyata. Penilaian sesungguhnya
memiliki ciri :

8
1) Lebih mengutamakan penerapan, yang berarti menilai tujuan belajar secara langsung
2) Menggunakan masalah masalah nyata atau yang sering ditemukan siswa dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkannya dalam memahami dan mengerjakan
tugas tugas tersebut.
3) Meningkatkan kemampuan berpikir siswa, dengan cara meminta siswa untuk menyatakan
lebih dari satu jawaban yang benar, siswa bekerja secara kelompok, dan membutuhkan
waktu yang relatif lama untuk menyelesaikan tugas (misalnya: beberapa hari, beberapa
minggu, atau beberapa bulan)

Selanjutnya untuk mengevaluasi apakah instrument unjuk kerja yang digunakan sudah dapat
dianggap berkualitas atau tidak, maka paling tidak harus diperhatikan tujuh kriteria yang dibuat
oleh popham (1995), yaitu :

1) Ketergeneralisasian, artinya unjuk kerja siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan
kepada tugas lain yang sejenis.
2) Keaslian, artinya tugas yang diberikan kepada siswa serupa dengan yang ditemuinya
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Kemampuan ganda, artinya tugas yang diberikan kepada siswa harus mengukur lebih dari
satu kemampuan
4) Keterajaran, artinya tugas yang diberikan dalam penilaian unjuk kerja sesuai dengan
tujuan pembelajaran di kelas.
5) Keadilan, artinya tugas yang diberikan bersifat adil bagi semua siswa atau tidak bisa bagi
semua kelompok, jenis kelamin, suku bangsa, agama, dan/ atau status sosial.
6) Keterlaksanaaan, artinya tugas-tugas yang diberikan dapat dilaksanakan siswa, khususnya
terkait dengan ketersediaan dana, tempat, waktu, dan atau peralatan.
7) Keterskoran, artinya tugas yang diberikan dapat diskor secara tepat dan objektif

E. TEHNIK DAN LANGKAH PENILAIAN UNJUK KERJA

Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adalah berikut ini:

a). Tetapkan KD yang akan dinilai dengan tehnik penilaian unjuk kerja beserta berbagai
indikatornya.

9
b). identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan memengaruhi
hasil akhir (output) yang terbaik.

c). tulislah perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting diperlukan untuk


menyelesaikan tugas dan menjadikan hasil akhir yang terbaik.

d). rumuskan kriteria kemampuan yang akan diukur (tidak terlalu banyak sehingga semua
kriteria tersebut dapat diobservasi selama peserta didik mengerjakan tugas).

e). definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur, atau karakteristik produk
yang dihasilkan (harus dapat diamati)

f). urutkan berbagai kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan
diamati.

g). periksa kembali dan bandingkan dengan berbagai kriteria kemampuan yang sudah dibuat
sebelumnya oleh orang lain di lapangan.

10
Sedangkan langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penilaian unjuk kerja adalah
berikut ini :

a). menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik
b). memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang kriteria penilaian
c). menyampaikan tugas kepada peserta didik (siswa/siswi)
d). memeriksa kesedian alat dan bahan yang digunakan untuk tes
e). melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncakan
f). melakukan penilaian secara individual
g). mencatat dan mendokumentasikan hasil penilaian.

Sementara itu, pelaporan hasil penilaian sebagai umpan balik terhadap penilaian (melalui
penilaian unjuk kerja atau praktik) harus memperhatikan hal berikut ini.

a). keputusan yang diambil berdasarkan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik

b). pelaporan diberikan dalam bentuk angka atau kategori kemampuan dengan dilengkapi oleh
deskripsi yang bermakna

c). pelaporan bersifat tertulis

d). pelaporan disampaikan kepada peserta didik dan orangtua peserta didik

e). pelaporan bersifat komunikatif sehingga dapat dipahami oleh peserta didik dan orangtua
peserta didik

f). pelaporan mencantumkan pertimbangan atau keputusan terhadap pencapaian kinerja


peserta didik.

11
F. SUMBER KESALAHAN PENSKORAN UNJUK KERJA SERTA
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN DARI PENILAIAN UNJUK KERJA

Kesulitan utama yang ditemukan dalam penilaian unjuk kerja adalah penskorannya. Masalah
penskoran pada penilaian unjuk kerja lebih rumit dari pada penskoran pada bentuk tes uraian.
Menurut Popham (1995), setidaknya terdapat 3 sumber kesalahan penskoran dalam penilaian
unjuk kerja :

a). Masalah dalam instrument

artinya pedoman penskoran tidak jelas sehingga sukar untuk digunakan oleh penilai. Selain
itu, komponen komponen tersebut tidak muncul dalam pengamatan atau sukar untuk diamati.
Hal yang demikian tentunya akan mengakibatkan hasil penskoran yang tidak tepat dan tidak
konsisten.

b). Masalah procedural

artinya prosedur yang digunakan dalam penilaian unjuk kerja tidak benar sehingga dapat
mempengaruhi hasil penskoran. Masalah yang biasanya terjadi terlebih adalah penilai harus
menskor komponen komponen yang terlalu banyak. Bagi penskor sebenarnya semakin sedikit
komponen yang harus dinilai semakin baik, tetapi pembuat pedoman penskoran tetap harus
membuat pedoman penskoran yang dapat mewakili semua hasil akhir. Masalah lain dari
prosedur ini adalah umumnya penilai hanya satu orang, sehingga sulit untuk membandingkan
hasil penilaian seorang guru dengan hasil penilaian guru lainnya.

c). Masalah penilai yang bias

artinya penilai cenderung sulit menghilangkan masalah bias pribadi. Sewaktu menilai hasil
pekerjaan siswa ada kemungkinan cenderung memberi nilai tinggi kendatipun sebenarnya
hasil karya siswa tidak sepenuhnya benar. Kemungkinan lainnya, penilai cenderung memberi
nilai rendah kendatipun sebenarnya hasil karya siswa tidak salah. Kemungkinan lain penilai
cenderung memberi nilai rata rata kendatipun kenyataannya hasil pekerjaan siswa sangat
bervariasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Masalah selanjutnya adalah

12
kemungkinan penilai memihak kepada siswa siswi tertentu ( halo effect) sehingga sukar
baginya untuk memberi nilai yang objektif.

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kesalahan penilaian unjuk kerja:

Beberapa kelebihan dari penilaian unjuk kerja adalah berikut:

 Dapat menilai kompetensi yang berupa keterampilan (skill)


 Dapat digunakan untuk mencocokan kesesuaian antara pengetahuan mengenai teori dan
keterampilan di dalam praktik sehingga informasi penilaian menjadi lengkap.
 Dalam pelaksanaan tidak ada peluang peserta didik untuk menyontek.
 Pendidik dapat mengenal lebih dalam lagi mengenai karakteristik tiap peserta didik.
 Memotivasi peserta didik untuk aktif.
 Mempermudah siswa-siswi untuk memahami sebuah konsep yang absrak ke konkret
 Kemampuan siswa dapat dioptimalkan
 Melatih keberanian peserta didik dalam mempermudah penggalian berbagai ide.
 Mampu menilai kemampuan dan keterampilan kinerja peserta didik dalam menggunakan
alat dan sebagainya
 Hasil penilaian langsung dapat diketahui oleh peserta didik.

Sedangkan berikut ini adalah beberapa poin tentang kelemahan dari penilaian unjuk
kerja:

o Tidak semua materi pelajaran dapat dilakukan dengan materi penilaian ini (unjuk kerja)
o Nilai bergantung dengan hasil kerja
o Jika jumlah peserta didiknya banyak maka pendidik dapat kesulitan untuk melakukan
penilaian ini.
o Waktu yang terbatas untuk melakukan penelitian terhadap seluruh peserta didik
o Peserta didik yang kurang mampu akan merasa minder
o Sulit dilakukan pengawasan karena peserta didik terlalu banyak
o memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap

13
o memakan waktu yang lama, biaya yang besar, dan membosankan.
o Harus dilakukan secara penuh dan lengkap
o Keterampilan yang dinilai melalui tes perbuatan mungkin sekali belum sebanding
mutunya dengan keterampilan yang dituntut oleh dunia kerja. Hal itu karena kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi selalu lebih cepat dibandingkan dengan apa yang
didapatkan di sekolah

14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian yang dapat mengungkapkan kemampuan peserta didik
dalam pemahaman konsep, pemecahan masalah, serta komunikasi. Penilaian perbuatan atau
unjuk kerja juga merupakan penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat
digunakan, untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi mengenai berbagai bentuk
perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik. Penilaian unjuk
kerja mempunyai beberapa jenis instrument penilaian diantarnya adalah: persentase lisan,
portofolio, eksperimen dan lain lain. Selain itu, penilaian unjuk kerja sendiri mempunyai tehnik
dan langkah langkah dalam penyusunannya alias tidak sembarang melakukan penyusunan
penilaian. Di samping itu tentu saja Penilaian unjuk kerja juga mempunyai beberapa poin
kelebihan dan kekurangan.

B. SARAN
Saran yang bisa penulis berikan perlu adanya metode penilaian peserta didik dengan teliti agar
upaya peningkatan kemampuan peserta didik sebagai salah satu cara memaksimalkan potensi
peserta didik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Febriana, Rina. (2019). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahiri, Jafar., Anwar Hafid. (2011). Evaluasi pembelajaran dalam konteks KTSP. Bandung:
humaniora Penerbit Buku Pendidikan – Anggota IKAPI mencerahkan kehidupan.

16

Anda mungkin juga menyukai