anti korupsi
disusun oleh
nama: jihan fairuz albayani
nim: A1B022311
kelas: h-Manajemen
dosen pengampuh: rachman maulana kafrawi S.H., M.H.
Menanamkan nilai kejujuran sejak dini sebagai salah satu bentuk pencegahan korupsi
Abstrak
Pendidikan sejak dini merupakan awal membentuk seseorang untuk menjadi lebih
baik dengan Pendidikan pula seseorang dapat membentuk diri jauh dari hal-hal yang
tercela, seperti tindakkan korupsi.
Pendidikan anti korupsi yang harus diterapkan di semua lingkungan, mulai dari
keluarga, satuan pendidikan, hingga masyarakat. Pendidikan anti korupsi adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang kritis
terhadap nilai-nilai anti korupsi.
pendahuluan
latar belakang
Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik. Bagi banyak orang korupsi bukan
lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu budaya.
Dari kasus dasar ini, negara dibentuk untuk mencoba memusnahkan praktik kriminal
ini dan untuk menghapus dan membunuh kekotoran batin di Indonesia adalah dengan
membingkai organisasi negara yang diberikan kekuasaan yang belum pernah terjadi
sebelumnya seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
1. Teori Klitgaard
tinggi dan lebih besar dari hukuman yang didapat serta kemungkinan
Menurut Teori Jack Bologne, akar penyebab korupsi ada 4 (empat), yaitu:
tidak memberikan efek jera baik bagi si pelaku maupun masyarakat pada
umumnya.
Citra buruk Indonesia sebagai salah satu negara paling korup di dunia membuat
masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap pemerintahnya sendiri. Kredibilitas dan
akuntabilitas pemerintah luntur di mata warganya sendiri. Sama dengan lunturnya
kepercayaan pemerintah dan masyarakat mancanegara terhadap negara dan bangsa
kita. Dari waktu ke waktu, tindak pidana korupsi di negara kita - apakah di sektor
negara atau swasta - mengalami peningkatan. Potret ini direkam bukan hanya oleh
warga bangsa kita sendiri, tetapi juga oleh pemerintah dan masyarakat asing (Novel
Ali, 2004).
Korupsi menurut Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 adalah “setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonoman negara”.
Definisi korupsi yang dipahami umum adalah merugikan negara atau institusi baik
seara langsung atau tidak langsung sekaligus memperkaya diri sendiri.
2. tidak berlaku hanya di kalangan pegawai negeri aau anggota birokrasi negara, tapi
juga terjadi di organisasi usaha swasta;
3. dapat berbentuk menerima sogok, uang kopi, salam tempel, uang semir, uang
pelancar, baik dalam bentuk uang tunai atau benda atau wanita;
5. melibarkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik yang tidak selalu
berupa uang;
rumusan masalah:
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah ini
adalah:
1. bagaimana cara mencegah anti korupsi sejak dini?
metode penelitian
Metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode,
sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari satu atau beberapa
gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya. Dalam penelitian ini, ruang
lingkup penelitian ini akan dilakukan penelitian dengan cara menarik asas hukum,
dimana dilakukan terhadap hukum positif tertulis maupun tidak tertulis.
pengumpulan data dalam lingkungan alamiah yang peka terhadap masyarakat dan
tempat penelitian, dan analisis data yang bersifat induktif maupun deduktif dan
pembentukan berbagai pola atau tema.
pembahasan
hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai tingkatan tetap saja banyak terjadi seolah-
olah telah menjadi bagian dari kehidupan kita yang bahkan sudah dianggap sebagai
hal yang biasa. Jika kondisi ini tetap kita biarkan berlangsung maka cepat atau lambat
korupsi akan menghancurkan negeri ini.
Korupsi harus dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang oleh
karena itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya. Upaya
pemberantasan korupsi – yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu (1) penindakan, dan
(2) pencegahan –tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh
pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta masyarakat. Oleh karena itu tidaklah
berlebihan jika mahasiswa –sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat yang
merupakan pewaris masa depan– diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia.
Bentuk tindak pidana korupsi dan tindak pidana yang berkaitan dengan korupsi
berdasarkan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi berupa: melawan hukum untuk
memperkaya diri dan merugikan negara; menyalahgunakan kewenangan untuk
kepentingan diri sendiri dan dapat merugikan keuangan negara; menyuap pegawai
negeri; memberi hadiah kepada pihak lain karena jabatannya; menerima suap;
menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatannya; menyuap; menggelapkan
uang atau membiarkan penggelapan; memeras pihak lain; berbuat curang; menyerobot
tanah Negara dan merugikan orang lain; menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK;
orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau memberi
keterangan palsu.
Salah satu bentuk kegiatan untuk menanggulangi tindak pidana korupsi adalah
Pengabdian dengan cara melakukan Penyuluhan kepada anak usia dini. maksud dan
tujuan dari kegiatan Penyuluhan :
1. Menanamkan mindset anti korupsi secara komprehensif kepada anak usia dini.
korupsi.
3. Menjadi intelijen bagi diri sendiri dan Memiliki integritas yang tinggi
Keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu tidak pada upaya
penindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak hukum. Peran aktif
mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan ikut
membangun budaya anti korupsi di masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat
berperan sebagai agen perubahan dan motor penggerak gerakan anti korupsi di
masyarakat. Untuk dapat berperan aktif mahasiswa perlu dibekali dengan
pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya.
Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain :
kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan. Pendidikan anti korupsi
bagi mahasiswa bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk
beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi.
Tujuan jangka panjangnya adalah menumbuhkan budaya anti korupsi di kalangan
mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk dapat berperan serta aktif dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia.
Setidaknya terdapat dua tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan anti korupsi ini.
Pertama untuk menanamkan semangat anti korupsi pada setiap anak bangsa. Melalui
pendidikan ini, diharapkan semangat anti korupsi akan mengalir di dalam darah
setiap generasi dan tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Jika korupsi sudah
diminimalisir, maka setiap pekerjaan membangun bangsa akan maksimal. Kedua
adalah, menyadari bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab
lembaga penegak hukum seperti KPK, Kepolisian dan Kejaksaan agung, melainkan
menjadi tanggung jawab setiap anak bangsa.
Mengelompokkan hasil identifikasi setiap aspek PAK yang saling terkait. Setelah
melakukan inventarisasi aspek potensi PAK dari sisi kelebihan dan kekurangan jika
PAK masuk dan diterapkan di sekolah, yaitu PAK sangat perlu dimasukkan dalam
pendidikan baik itu pendidikan formal maupun non formal. Dengan adanya
pendidikan anti korupsi ini kita bisa menanamkan nilai-nilai anti korupsi kepada
siswa, dengan diterapkannya di sekolah ini akan melatih anak atau mencegah anak
untuk melakukan korupsi dini, pendidikan anti korupsi ini harus sudah ada dari anak
sekolah dasar hingga perguruan tinggi, nilai-nilai anti korupsi ini diajarkan dengan
harapan agar terciptanya generasi muda yang bermoral dan berintegrasi yang tinggi.
2. Menimbulkan ketidakefisienan,
2. suap;
5. perbuatan curang;
7. gratifikasi.
7 (tujuh) perbuatan korupsi tersebut apabila dijabarkan lebih detail dapat menjadi 30
(tiga puluh) bentuk perbuatan.
Korupsi menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan
negara. Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan memperburuk kondisi
ekonomi bangsa, misalnya harga barang menjadi mahal dengan kualitas yang buruk,
akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit, keamanan suatu
negara terancam, kerusakan lingkungan hidup, dan citra pemerintahan yang buruk di
mata internasional sehingga menggoyahkan sendi-sendi kepercayaan pemilik modal
asing, krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin
terperosok dalam kemiskinan.
Ada yang mengatakan bahwa upaya yang paling tepat untuk memberantas korupsi
adalah menghukum seberat- beratnya pelaku korupsi. Dengan demikian, bidang
hukum khususnya hukum pidana akan dianggap sebagai jawaban yang paling tepat
untuk memberantas korupsi. Merupakan sebuah realita bahwa kita sudah memiliki
berbagai perangkat hukum untuk memberantas korupsi yaitu peraturan perundang-
undangan. Kita memiliki lembaga serta aparat hukum yang mengabdi untuk
menjalankan peraturan tersebut baik kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. Kita
bahkan memiliki sebuah lembaga independen yang bernama Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) yang kesemuanya dibentuk salah satunya untuk memberantas korupsi.
Namun apa yang terjadi? Korupsi tetap tumbuh subur dan berkembang dengan pesat.
Sedihnya lagi, dalam realita ternyata lembaga dan aparat yang telah ditunjuk tersebut
dalam beberapa kasus justru ikut menumbuhsuburkan korupsi yang terjadi di
Indonesia.
Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukan suatu
Gerakan Anti-korupsi di masyarakat. Gerakan ini adalah upaya bersama yang
bertujuan untuk menumbuhkan Budaya Anti Korupsi di masyarakat. Dengan
tumbuhnya budaya anti- korupsi di masyarakat diharapkan dapat mencegah
munculnya perilaku koruptif. Gerakan Anti Korupsi adalah suatu gerakan jangka
panjang yang harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu
pemerintah, swasta dan masyarakat. Dalam konteks inilah peran mahasiswa sebagai
salah satu bagian penting dari masyarakat sangat diharapkan.
Upaya perbaikan perilaku manusia antara lain dapat dimulai dengan menanamkan
nilai-nilai yang mendukung terciptanya perilaku anti-koruptif. Nilai- nilai yang
dimaksud antara lain adalah kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan,
tanggungjawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Penanaman
nilai-nilai ini kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai cara yang disesuaikan
dengan kebutuhan. Penanaman nilai-nilai ini juga penting dilakukan kepada
mahasiswa. Pendidikan anti- korupsi bagi mahasiswa dapat diberikan dalam berbagai
bentuk, antara lain kegiatan sosialisasi, seminar, kampanye atau bentuk-bentuk
kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Pendidikan anti korupsi juga dapat diberikan dalam
bentuk perkuliahan, baik dalam bentuk mata kuliah wajib maupun pilihan.
Peran Mahasiswa. Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang
berdampak sangat luar biasa. Pada dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh
sendi kehidupan manusia. Korupsi merupakan salah satu faktor penyebab utama tidak
tercapainya keadilan dan kemakmuran suatu bangsa. Korupsi juga berdampak buruk
pada sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem
pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan. Yang tidak kalah penting korupsi
juga dapat merendahkan martabat suatu bangsa dalam tata pergaulan internasional.
Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa
malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif dan aspek sosial
seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku korup.
Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi misalnya pendapatan atau gaji tidak
mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas politik, kepentingan politis,
meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek managemen & organisasi yaitu
ketiadaan akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum, terlihat dalam buruknya
wujud perundang-undangan dan lemahnya penegakkan hukum serta aspek sosial
yaitu lingkungan atau masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi.
terkait dengan status mahasiswa sebagai seorang warga negara yang mempunyai hak
dan kewajiban yang sama dengan masyarakat lainnya. Internalisasi karakter anti
korupsi di dalam diri mahasiswa dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Kegiatan
tersebut dapat berupa melakukan pengamatan terhadap perilaku keseharian anggota
keluarga. Pelajaran yang dapat diambil dari lingkungan keluarga ini adalah tingkat
ketaatan seseorang terhadap aturan/tata tertib yang berlaku. Substansi dari
dilanggarnya aturan/tata tertib adalah dirugikannya orang lain karena haknya
terampas. Terampasnya hak orang lain merupakan cikal bakal dari tindakan korupsi.
a. Korupsi akan menimbulkan pengaruh buruk kepada para pejabat yang tidak korup,
korupsi semakin meluas, orang sulit berpegang teguh pada norma kejujuran.
individu yang bersangkutan, dan memberi warna jelek pada instansi pemerintah.
d. Korupsi yang dilakukan oleh para elit, akan mampu mendorong atau menciptakan
suasana yang menarik, yang akan semakin mempersubur gerakan korupsi.
Korupsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun secara umum dapat
1. Faktor Internal
Faktor ini merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi, diantaranya
yaitu sifat tamak manusia, moral yang kurang kuat menghadapi godaan, gaya hidup
konsumtif, dan tidak mau atau malas bekerja.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan penyebab korupsi yang terjadi karena sebab- sebab dari
luar. Faktor ini diantaranya yaitu:
perundang-undangan;
kesimpulan
Pada pendidikan dasar penanaman nilai-nilai anti korupsi di sekolah yang dapat
membentuk karakter peserta didik, ialah penanaman nilai kejujuran, kepedulian
terhadap sesama, tanggung jawab, menghargai sesama, disiplin, kesederhanaan, dan
daya juang atau kegigihan dalam belajar. Hal ini dimaksudkan agar dapat membuat
peserta didik menjadi lebih mengenal sejak dini hal-hal yang berkenaan dengan
korupsi termasuk sanksi apa saja yang akan diterima oleh koruptor. Selain itu, adanya
penerapan strategi dan model pendidikan antikorupsi di sekolah dalam bentuk
pembiasaan maupun keteladanan yang bisa diimplementasikan pendidikan
antikorupsi di kehidupan sehari-hari peserta didik. Pelaksanaan pendidikan
antikorupsi sejak usia dini melalui dua bentuk yaitu adanya pembelajaran pendidikan
antikorupsi yang dimasukkan dalam suatu mata pelajaran tersendiri di luar
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu juga melalui kegiatan pembiasaan sikap
antikorupsi di lingkungan sekolah.
Untuk memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia dapat dapat dilaksanakan
dengan cara preventif dan repesif. Upaya untuk mengatasi korupsi adalah pemerintah
harus memiliki komitmen yang kuat, disamping itu masyarakat juga harus dilibatkan
secara aktif.
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/elibtidaiy/article/viewFile/7689/4226
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=2170454&val=15507&title=SOSIALISASI%20PENANAMAN%20MINDSET
%20PENDIDIKAN%20ANTI%20KORUPSI%20PADA%20ANAK%20USIA%20DINI
%20BERDASARKAN%20PERATURAN%20WALIKOTA%20BOGOR%20NO
%2028%20TAHUN%202019%20TENTANG%20PENYELENGARAAN
%20PENDIDIKAN%20ANTI%20KORUPSI
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=2509973&val=23922&title=PENANAMAN%20NILAI%20ANTI%20KORUPSI
%20DI%20PERGURUAN%20TINGGI%20SEBAGAI%20UPAYA%20PREVENTIF
%20PENCEGAHAN%20KORUPSI
http://e-journal.uajy.ac.id/4529/2/1HK09937.pdf
http://repository.unpas.ac.id/45554/1/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf
https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/elibtidaiy/article/viewFile/7689/4226
https://jurnal.upgriplk.ac.id/index.php/morality/article/download/169/114