Anda di halaman 1dari 4

A.

PENDAHULUAN

Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat.


Perkembangannya terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari jumlah kasus yang terjadi
dan jumlah kerugian keuangan negara. Korupsi bukan hal yang baru bagi bangsa Indonesia.
Tanpa disadari, korupsi muncul dari kebiasaan yang dianggap lumrah dan wajar oleh
masyarakat umum. Seperti memberi hadiah kepada pejabat/pegawai negeri dengan maksud
dan tujuan tertentu.

Tindakan korupsi merupakan satu dari beberapa tindak pidana yang bersifat luar biasa
atau dikenal extra ordinary crime yang oleh karnanya pemberantasannya membutuhkan cara
yang luar biasa. Korupsi juga bisa dikatakan sebagai sekumpulan kegiatan yang menyimpang
dan dapat merugikan orang lain maupun negara. Banyak di temui bentuk-bentuk kecil terjadi
nya korupsi baik di lingkungan sekitar maupun di lingkungan sekolah, seperti halnya dalam
lingkungan sekolah yakni seperti menyontek, berbelanja gorengan dengan membayar tidak
sesuai yang di makan, dan masih banyak lagi. Untuk itulah perlunya pendidikan anti korupsi
harus diberikan sejak dini dan dimasukkan dalam proses pembelajaran mulai dari tingkat
pendidikan dasar, menengah sampai pendidikan tinggi.

Korupsi juga merupakan tindakan yang dapat menyebabkan sebuah negara menjadi
bangkrut dengan efek yang luar biasa seperti terhambatnya pembangunan nasional
disebabkan oleh hancurnya perekonomian sehingga menyengsarakan masyarakat. Maka dari
itu harus adanya pendidikan budaya anti korupsi yang mengajarkan masyarakat maupun
siswa sekolah tentang bagaimana kita berintegrasi dan menjauhi hal-hal yang berbau korupsi,
baik dari hal kecil sampai hal yang besar.

B. ISI

Korupsi berasal dari bahasa latin "corruptio" (Fockema Andrea 1951), "corruptus"
(Webster Student Dictionary 1960) dan bahasa yang lebih tua dari "corruptio" adalah
"corrumpere". Korupsi diartikan sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,
dapat disuap, tidak bermoral dan penyimpangan dari kesucian. Korupsi pada dasarnya adalah
sebuah tindak kejahatan. Korupsi merupakan tindakan penyalahgunaan kekuasaan politik
untuk kepentingan pribadi atau privat yang merugikan publik dengan cara-cara bertentangan
dengan ketentuan hukum yang berlaku, jelas sekali ini merupakan tindakan yang tidak
bermoral. Pada dasarnya, korupsi timbul karena sudah menjadi sebuah budaya. Adapun
faktor yang membuat terjadinya korupsi yakni :

-faktor internal : aspek perilaku individu (tamak dan malas bekerja keras)

aspek sosial (adanya dorongan keluarga dan lingkungan)

-faktor eksternal : aspek sikap masyarakat

aspek ekonomi

aspek politis

faktor organisasi.

Tindak pidana korupsi merupakan satu dari beberapa tindak pidana yang bersifat luar
biasa atau bisa dikenal extra ordinary crime yang karnanya pemberantasannya membutuhkan
cara yang luar biasa.

Dalam UU No. 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi adalah perbuatan
setiap orang baik pemerintah maupun swasta yang secara melanggar hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara. Mengambil pernyataan dari UNCAC (United Nation Convention Againt Corruption)
bahwa tindak pidana korupsi itu bisa dilihat dalam bentuk sebagai berikut :

-bribery (suap menyuap)

-trading in inluencce (penyalahgunaan jabatan atau wewenang)

- illicit enrichment (memperkaya diri dari sumber yang tidak jelas).

Melansir dari beberapa pengertian yang ada, sangat jelas memperlihatkan bahwa korupsi
sangatlah suatu perbuatan yang tidak baik, maka dari itu masyarakat maupun anak sekolah
sudah harus diberikan sebuah pendidikan yang berkualitas tentang antikorupsi sejak dini,
mengapa demikian karena dengan adanya pendidikan yang berkualitas maka masyarakat
Indonesia di didik menjadi menjadi masyarakat Indonesia yang seutuhnya yaitu masyarakat
yang bermoral, berintegritas, bertanggungjawab, serta sadar akan hak dan kewajiban setiap
warga negara terhadap negaranya. Tetapi adanya kualitas yang rendah maka tujuan
pendidikan kepada masyarakat menjadi terbalik, sehingga hal ini membuat masyarakat
terdorong untuk melakukan praktik korupsi. Mengambil contoh dari lingkungan pendidikan
yang seharusnya sebagai wadah dalam mendidik seseorang untuk tidak melakukan korupsi
malahan secara tidak langsung merusak moral bangsa Indonesia sendiri. Misalnya pada saat
penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah favorit biasanya orangtua rela membayar sejumlah
uang kepada pihak sekolah agar anaknya bisa masuk di sekolah tersebut meskipun dengan
nilai yang kurang memenuhi syarat.

Untuk mengatasi semua tindakan korupsi maka perlu adanya pendidikan antikorupsi
dalam dunia pendidikan. Upaya pemberantasan korupsi dalam dunia pendidikan yang terdiri
dari dua bagian besar, yaitu : represif (penindakan), dan preventif (pencegahan), tidak akan
pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa melibatkan peran
serta masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai Pendidikan antikorupsi adalah:

1. Membuat siswa mengenal lebih dini hal-hal yang berkenaan dengan korupsi sehingga
tercipta generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk- bentuk korupsi, dan
mengerti sanksi yang akan diterima jika melakukan korupsi.

2. Menciptakan generasi muda bermoral baik serta membangun karakter teladan agar anak
tidak melakukan korupsi sejak dini. Dengan dari dua bagian besar tersebut membuat
Pendidikan antikorupsi berusaha mewujudkan proses belajar mengajar yang kritis terhadap
nilai-nilai anti korupsi. Adapun bentuk pendidikan antikorupsi ini yaitu :

-edukasi (menanamkan pemahaman terhadap korupsi secara normatif)

-sosialisasi (himbauan, persuasif)

-adfokasi (aksi gerakan antikorupsi secara masif)

Hal yang harus dilakukan adalah membangunnya secara terus menerus dari usia
sedini mungkin. Hal tersebut dapat dimulai dengan memberikan pendidikan di lingkungan
keluarga terlebih dahulu. Adapun tugas utama dari pendidikan anti korupsi di sekolah untuk
memberikan pemahaman kepada siswa bagaimana siswa bisa membedakan antara kejahatan
korupsi dengan bentuk kejahatan lainnya, memberikan argumen yang logis dan rasional
kenapa korupsi dianggap sebagai suatu kejahatan, serta menunjukan cara-cara yang bisa
ditempuh dalam mengurangi terjadinya tindakan korupsi. Pendidikan tidak cukup hanya
berhenti pada memberikan pengetahuan yang paling mutakir, namun juga harus mampu
membentuk dan membangun sistem keyakinan dan karakter kuat setiap siswa sehingga
mampu mengembangkan potensi diri dan menemukan tujuan hidupnya. Selain daripada
pendidikan, Kejujuran adalah keutamaan yang amat mendasar dalam kehidupan bersama.
Sikap kejujuran ini dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah pada saat kegiatan ulangan
yaitu tidak mencontek.
B. PENUTUP

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa untuk memberantas korupsi dari dunia
pendidikan Indonesia dapat dilaksanakan dengan cara preventif dan repesif. Namun dalam
hal ini upaya preventif haruslah lebih diutamakan tanpa harus mengesampingkan upaya
represif. Pelaksanaan pendidikan antikorupsi sangat penting untuk di terapkan bagi
masyarakat maupun anak sekolah sejak dini melalui beberapa bentuk yaitu adanya
pembelajaran khusus tersendiri diluar daripada pendidikan kewarganegaraan. Selain itu juga
melalui pembiasaan sikap antikorupsi yang dilakukan para anak sekolah di lingkungan
sekolah. Begitupun dengan masyarakat yang harus menjunjung tinggi integritas didalam
dirinya masing-masing. Dan upaya untuk mengatasi korupsi ialah pemerintah harus memiliki
komitmen yang kuat sebagai contoh terhadap masyarakat dan anak sekolah agar bisa terjalin
nya sebuah gerakan antikorupsi terkhusus nya masyarakat bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai