Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amalia Lestari

NIM : 21251056P
Kelas : VII.B
Prodi : S1 Kebidanan Khusus
MK : Pendidikan Anti Korupsi
Dosen Pengampu: Bripka Jan Harianto Sihombing, MH

Pertanyaan : Implementasi secara Pribadi bagaimana pendapat anda Korupsi di Indonesia saat
ini?
Jawaban :Menurut Pendapat Saya setelah mempelajari Pendidikan Anti Korupsi adalah Kasus
korupsi di Indonesia masih terus terjadi. Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi 2021, Indonesia berada
di peringkat 96 dari 180 negara. Sebelumnya kita sudah dijelaskan apa itu korupsi, korupsi adalah
penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya)
untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Menurut Pendapat saya, Faktor ekonomi sering dianggap
sebagai penyebab utama korupsi, di antaranya tingkat pendapatan atau gaji yang tak cukup
untuk memenuhi kebutuhan, tetapi fakta juga menunjukkan bahwa korupsi tidak dilakukan
oleh mereka yang gajinya pas-pasan saja. Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang
pertama adalah karena sifat tamak yang dimiliki oleh manusia. Sifat tamak ini
tergolong penyebab internal. Umumnya, pelaku korupsi adalah pejabat atau para petinggi yang sudah
memiliki banyak kekayaan. Faktor Eksternal, adalah faktor yang asalnya dari luar diri seseorang atau
individu. Faktor ini meliputi lingkungan di sekitar termasuk orang-orang terdekat.

Menurut saya korupsi di Indonesia sulit untuk dihilangkan, ini dikarenakan bila
ditinjau dari sisi historisnya para penjajah dan pendahulu sudah mengajarkan perilaku
koruptif. Terlihat dari sistem Birokrasi yang lambat dan berbelit-belit menciptakan celah bagi
para oknum. Lalu bagaimana pola korupsi itu sendiri, Pola tersebut berkaitan dengan
perizinan, pelemahan fungsi pengawasan DPRD, manipulasi pengadaan barang dan jasa, jual
beli jabatan, dan penyelewengan penggunaan dana desa," Dampak yang dapat dituimbulkan
dari korupsi itu sendiri adalan tindakan yang sangat
merugikan negara. Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi negara,
menurunnya investasi, meningkatnya kemiskinan serta meningkatnya ketimpangan
pendapatan. Korupsi juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara.
Dampak sosial akibat korupsi yaitu
(a) mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
(b) pengentasan kemiskinan berjalan lambat,
(c) terbatasnya akses bagi masyarakat miskin,
(d) meningkatnya kriminalitas,
(e) solidaritas yang semakin langka.

Disini kita sebagai mahasiswa memiliki peran dalam mencegah korupsi di Indonesia yaitu
sebagai sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi
dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan
berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak
berpihak pada masyarakat. Dalam pemberantasan
korupsi, masyarakat memiliki peran sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, sebagai
pencegah, berperan dalam co-government, berperan sebagai pendukung efektivitas
penegakan hukum, sebagai pengguna teknologi, dan sebagai sarana pembaruan mantan
pelaku korupsi.
Terdapat hambatan dalam melakukan pemberantasan korupsi, antara lain
berupa hambatan: struktural, kultural, instrumental, dan manajemen. Oleh karena itu, perlu
dilakukan langkah-langkah untuk mengatasinya, antara lain: mendesain dan menata ulang
pelayanan publik, memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi yang tegas bagi pelaku
korupsi.
Demikianlah pendapat saya tentang korupsi di Indonesia dan sebagai kalimat penutup:
“Gerakan anti korupsi harus dimulai dari kita, kalau bukan kita mau siapa lagi?

Anda mungkin juga menyukai