Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR,

ASI EKSKLUSIF, POLA ASUH


PEMBERIAN MAKAN DENGAN
KEJADIAN STUNTING
PADA BALITA
DI PUSKESMAS TANJUNG LENGKAYAP
KABUPATEN OKU TAHUN 2023
AMALIA LESTARI
NIM. 21251056P
Angka Stunting

22%

kejadian stunting di dunia mencapai 22% (149,2 juta) pada tahun 2020 (WHO,
2021)

Prevalensi stunting di Indonesia lebih baik dibandingkan


Myanmar (35%), tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam
(23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) dan Singapura
(4%).

(SSGI, 2021)

Tahun 2018
29.9%

Tahun 2019
24.8%

Tahun 2022
18.6%
Dinkes Prov. Sumatera Selatan, 2022

Tahun 2021
Berdasarkan data SSGBI,
Prevalensi Stunting OKU 31,1%, dan pada Tahun 2022 berdasarkan data elektronik
Pencatatan Pelaporan Gizi Masyarakat/ePPGBM Dari 24.577 balita, yang berhasil
di ukur tinggi badannya sejumlah 21.410 balita, dari 21.410 balita terdapat 377
balita stunting dengan prevalensi 1,76% . dan berdasarkan data SSGBI, Prevalensi
Stunting OKU 19,9%.
All About
STUNTIN
G
Puskesmas Tanjung Lengkayap
terdiri dari 20 desa didapatkan jumlah stunting
pada tahun 2021

sebanyak 190 Balita stunting


10.6 dengan prevalensi 10,64%
%

Pada tahun 2022


mengalami penurunan
Jumlah stunting sebanyak 76 balita (4,70%),
dari 20 desa balita di Puskesmas Tanjung
Lenkayap ada 1 desa dengan balita stunting
4.7 terbanyak yaitu Desa Sundan dengan jumlah 15
% balita stunting.

(Puskesmas Tanjung Lengkayap, 2021).


FAKTOR PENYEBAB
STUTING

Zat Gizi Asi Eksklusif

Makanan Pendamping ASI


Penyakit Infeksi
(MP-ASI)

Jumlah Balita dalam Keluarga Pola Asuh Orangtua

Status Sosial Ekonomi Status Pendidikan Keluarga

Pekerjaan Orangtua Berat Badan Lahir Rendah

Jenis Kelamin Balita Usia Balita

(Soetijiningsih, 2015)
Berdasarkan penelitian pada tahun 2015,
anak yang mengalami stunting
berhubungan dengan riwayat BBLR
sebelumnya

Bayi yang lahir dengan


BBLR berpeluang lebih
tinggi untuk memiliki
ukuran antropometri yang
tidak sesuai dengan
usianya (Rahayu et al,
2015).

BBLR
Berat Badan Lahir Rendah

Berdasarkan Hasil
penelitian
Supriyanto,et.al
(2017)

BBLR dinyatakan berhubungan secara statistik


dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23
bulan yang ditunjukkan dari hasil uji chi-square
p<0,05

Finally.....
Disimpulkan bahwa ada hubungan
antara BBLR dengan kejadian stunting
pada anak usia 6-23 bulan di
Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul
Yogyakarta
BREASTFEEDI
asi eksklusif
NG

Penelitian Anita
(2020)
Ada hubungan pemberian Asi
Eksklusif dengan kejadian
stunting pada balita
balita yang tidak mendapatkan Asi
Eksklusif berpotensi mengalami
stunting 61 kali lipat dibandingkan
balita yang diberi Asi Eksklusif

ASI mengandung zat gizi


makronutrient dan mikronutrient
yang mudah diserap dalam sistem
pencernaan sehingga tidak
memperberat kerja usus dan
mencegah tumbuhnya bakteri
pathogen
BA B 2

TE OR I

1 Konsep dasar
balita
• Pengertian
• Tumbuh Kembang Anak
• Ciri-ciri Tumbuh Kembang anak dan
Balita
• Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tumbuh Kembang Balita
• Tahap Perkembangan Anak

2 •

stunting
Pengertian
Etiologi
• Klasifikasi stunting
• Patofisiologi Stunting
• Tanda gejala stunting
• Dampak Stunting
• Pencegahan dan Penanganan
• Kebijakan Dan Program Terkait Intervensi
Stunting

3 penilaian
gizi balita
• Penilaian Langsung
• Penilaian Tidak
Langsung

Faktor-faktor yang
berhubungan
dengan stunting
• Berat Bayi Lahir
• ASI Eksklusif
• Pola asuh pemberian
makan
Berat Lahir Rendah

penimbangan terhadap berat


badan bayi yang dilakukan
setelah satu jam bayi tersebut
dilahirkan

kategori berat bayi lahir :


berat bayi lahir rendah (<2500 gram),
berat bayi lahir normal (2500-3999
gram)

Cara pengukuran berat


badan bayi lahir

• Berat badan lahir rendah = < 2500 gram


• Berat badan lahir normal = >2500-3999 gram

Pengukuran berat badan bayi lahir menggunakan Baby


scale (timbangan bayi) yang digunakan untuk
menimbang berat badan bayi ketika baru lahir

penelitian

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade


Ira Zahriany1, dimana didapatkan nilai p-value 0,049 dan
OR sebesar 3. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara BBLR dengan kejadian stunting pada anak
usia 12-60 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Langkat pada tahun 2015
pola asuh
pemberian makan

Pola asuh berarti bentuk atau


tata cara. Sedangkan asuh
berarti merawat, menjaga,
mendidik.
Sehingga pola asuh berarti
bentuk atau sistem dalam
merawat, menjaga dan
mendidik.

penelitian

Berdasarkan hasil penelitian Widanti dkk (2020),


menunjukkkan bahwa pola makan 92,5 % balita stunting
memiliki pola pemberian makan tidak tepat, dengan sebaran
16,4% pada balita sangat pendek dan 76,1% pada balita
pendek. Terdapat hubungan pola pemberian makan dengan
kejadian stunting dengan nilai signifikan p=0,001 dan OR =
18,55.

Pemberian makan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun
merupakan salah satu upaya mendasar untuk menjamin
pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus memenuhi hak.
Menurut World Health Organization (WHO) dan United Nations
Children’s Fund (UNICEF), lebih dari 50% kematian anak
balita terkait dengan keadaan kurang gizi, dan dua per tiga
diantara kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian
makan yang kurang tepat pada bayi dan anak, seperti tidak
dilakukan inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama setelah
lahir dan pemberian MP-ASI yang terlalu cepat atau terlambat
diberikan (Kemenkes RI, 2019).
asi eksklusif

ASI Eksklusif adalah


pemberian ASI tanpa
pemberian makan tambahan
lain pada umur 0-6 bulan

Kategori Asi Eksklusif


• ASI Eksklusif tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
air putih, dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, dan tim.
• Tidak ASI eksklusif bila selama bayi lahir
diberikan tambahan cairan lain
(Wulandari & Iriana, (2013

penelitian

Penelitian Ohmatun (2015),


mendapatkan hasil uji statistik nilai p <0,05 dengan nilai
signifikansi 0,000 yang berarti signifikan atau bermakna. Hal ini
berarti ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI
eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2015. Pemberian ASI bersamaan
dengan susu formula dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bayi
sehingga pertumbuhannya tidak terganggu. Akan tetapi, susu
formula tidak mengandung zat antibodi sebaik kandungan zat
antibodi pada ASI sehingga bayi lebih rentan terkena penyakit
(Rahayu, 2013).
kerangka teori
kerangka konsep
Pengolahan Data
Analisa
Desain Univariat
Penelitian : survey: analitik
berat badan bayi lahir, ASI
cross sectional.
eksklusif dan pola asuh pemberianCoding makan dan Cleaning
Editing
variabel dependen yg diteliti yaitu kejadian Entry Data
(Pengkodean (Pembersihan
(pemeriksaaan) (Pemasukan data).
stunting.
Waktu dan Tempat Penelitian: April-Mei
data).2023 Di Puskesmas Tanjung Lengkayap Tahun 2023.
data)

Populasi
Analisa danbivariat
Sampel : seluruh
: Untukbalita tahun 2023 berjumlah
mengetahui apakah 1630
ada balita, sehingga sampel 94
responden balita yang tercatat di puskesmas tanjung lengkayap.
hubungan antara variabel independen (jumlah
anak, umur dan pendidikan ibu) dengan variabel
Pengumpulan Data : data primer. Data primer dalam penelitian ini melakukan wawancara langsung
dependen (rendahnya
menggunakan lembar kuesionerpenggunaan MKJP),
(Stunting, berat maka
badan bayi lahir, ASI eksklusif, dan pola asuh
data diuji
pemberian dengan menggunakan uji Chi-square.
makan).

Anda mungkin juga menyukai