Anda di halaman 1dari 3

Tentang Korupsi Di Indonesia

Nama : Hilda mega silviana

Kelas : ab 18-101

Jurusan : bisnis administrasi


Tentang Korupsi Di Indonesia

Menurut Faradh Giffari Destio

Akhir- akhir ini banyak sekali permasalahan korupsi di Indonesia yang


sedang hangat-hangatnya dibicarakan publik, terutama di media massa.
Seperti kasus Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN dan PT PLN yang di
tetapkan sebagai tersangka kasus korupsi pembangunan 21 gardu, Anas
Urbaningrum Ketua Umum Partai Demokrat yang ditetapkan tersangka
terkait kasus Hambalang, dan Suryadharma Ali yang menjadi tersangka
kasus korupsi penyelenggaraan ibadah haji serta masih banyak lagi
kasus-kasus korupsi lainnya yang terjadi di Indonesia.

Banyak para ahli berpendapat tentang korupsi yang terjadi. Pada


dasarnya, korupsi ini sangat merugikan Negara dan dapat merusak
kesejahteraan bangsa. Korupsi adalah tindakan menyimpang yang
menyalahgunakan kepercayaan publik dengan menggelapkan keuangan
negara dan perekonomian negara.

unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang


memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek
penggunaan uang Negara untuk kepentingannya. penyebabnya antara
lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan
etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak
adanya hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk
perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur
ekonomi. korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang
demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara.

Korupsi juga merusak struktur pemerintahan, menjadi penghambat


jalannya pemerintahan dan pembangunan pada umumnya. Praktek korupsi
akan berlangsung terus menerus selama tidak adanya kontrol dari
pemerintah dan masyarakat sehingga timbul oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab yang memperkaya diri sendiri.

Korupsi tidak bisa dibiarkan begitu saja kalau suatu negara ingin
mencapai tujuannya, karena kalau dibiarkan secara terus menerus maka
semua kalangan akan menganggap tindak korupsi sebagai hal biasa, dan
akan menimbulkan sikap mental pejabat yang selalu menghalalkan segala
cara untuk melakukan tindakan korupsi.

Maka korupsi harus ditanggulangi secara tuntas dan bertanggung jawab.


Seperti yang dikemukakan oleh Dra. Erika Revida, MS. Seorang ahli
hukum, bahwa cara penanggulangan korupsi adalah bersifat Preventif
dan Represif. Pencegahan preventif yang perlu dilakukan adalah dengan
menumbuhkan dan membangun etos kerja pejabat maupun pegawai
tentang pemisahan yang jelas antara milik negara atau perusahaan
dengan milik pribadi, mengusahakan perbaikan penghasilan (gaji),
menumbuhkan kebanggaan dan atribut kehormatan diri setiap jabatan
dan pekerjaan, adanya kontrol sosial dan sanksi sosial, menumbuhkan
rasa “sense of belonging” diantara para pejabat dan pegawai.
Selanjutnya pencegahan represif adalah menegakan hukum yang berlaku
pada koruptor dan penayangan wajah koruptor di media massa dan
pencatatan ulang kekayaan pejabat dan pegawai.

Anda mungkin juga menyukai