Anda di halaman 1dari 8

Nama: Muhammad Shadiq Al Fatih

Kelas: Bisnis Digital B


Nim: 1710622010

Artikel Pancasila Sebagai Pendidikan Anti Korupsi

LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai sumbeer nilai anti korupsi dibenarkan denga pernyataan
komisi pemberantasan korupsi, yang menegeskan bahwa pancasil merupakan
sumber nilai anti korupsi. Persoalannya, arah ideologi sekarang seperti di
persimpangan jalan. Nilai-nilai lain yang kita anut menjadikan tindak korupsi
merebak kemana-mana.Korupsi terjadi Ketika ada pertemuan dan kesempatan.
Nilai-nilai kearifan local semakin ditinggalkan, yang ada nilai-nilai kapitasis,
sehingga terdoronglah seseorang untuk bertindak korupsi. Saatnya Pancasila
Kembali direviitalisasi sebagai dasar filsafat negara bersama-sama dengan norma
agama

Nilai-nilai Pancasila dan norma-norma agama merupakan dasar untuk seluruh


masyarakat Indonesia berbuat baik, sehingga Pancasila dianggap sebagai ideologi
yang bersifat universal karena dalam Pancasila ada nilai-nilai sosialis religius
dan nilai-nilai etis. Korupsi merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh
bangsa Indonesia. Masih banyak orang yang sadar bahwa korupsi itu merupakan
tindakan menyimpang. Oleh karena itu, orang-orang tersebut harus dibekali
dengan ilmu dan nilai-nilai yang baik agar terhindar dari tindakan menyimpang.

Benar adanya bahwa korupsi terjadi karena pemahaman kita mengenai


Pancasila masih kurang. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui sila-sila dari
Pancasila namun dalam memaknainya masih kurang sehingga masih banyak
pelanggaran-pelanggaran dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di
negeri ini. Hal-hal tersebut yang menjadikan Pancasila itu diperlukan sebagai
pendidikan anti korupsi

PERMASALAHAN

Permasalahan yang dapat diambil sehubungan artikel ini:

A. Apa itu arti korupsi


B. Faktor- faktor apa penyebab terjadinya korupsi
C. Bagaimana pendidikan anti korupsi

PEMBAHASAN

Apa itu arti korupsi?

Kata korupsi berasal dari Bahasa latin corruption (Fockema Andrea,1951) atau
corruptus (Webster Student Dictionary, 1960). Selanjutnya, disebutkan pula
bahwa corruptio berasal dari kata corrumpere satu kata dari Bahasa latin yang
lebih tua .dari Bahasa latin tersebut kemudian dikenal dengan istilah ”corruption,
corrupt”(inggris) “corruption(perancis ) dan “corruptive/korruptie(belanda).

Dari segi terminologi, istilah korupsi berasal dari kata “corruptio” dalam Bahasa latin
yang berarti kerusakan atau kebobrokan, dan dipakai pula untuk menunjukka keadaan atau
perbuatan yang busuk.Dalam kamus besar Bahasa Indonesia edisi keempat, korupsi
didefinisakan lebih spesifik lagi yaitu penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan, organisasi, Yayasan, dsb.) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Istilah korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata Bahasa Indonesia, adalah
“kejahatan, kebusukan,dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, dan ketidakjujuran” (S.
Wojowasito-WJS Poerwadarminta: 1978). Pengertian lainnya, “perbuatan yang buruk seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya” (WJS Poerwadarminta: 1976).
 Pengertian Korupsi Menurut Undang-Undang

Menurut Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah:

“Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.”

UU No. 24 tahun 1960

“Perbuatan seseorang, yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau dilakukan


dengan menyalah gunakan jabatan atau kedudukan”

 Korupsi Menurut Ilmu Politik

Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan dan andministrasi,
ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain, yang
ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi, sehingga menimbulkan kerugian bagi
masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi lainnya.

 Korupsi menurut ahli ekonomi

Para ahli ekonomi menggunakan definisi yang lebih konkret. Korupsi didefinisakan sebagai
pertukaran yang menguntungkan ( anatara prestasi san kontraprestasi, imbalan materi atau
nonmateri), yang terjadi secara diam-diam dan sukarela, yang melanggar norma-norma yang
berlaku, dan setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki
salah satu pihak yang terlabit dalam bidang umum atau swasta.

Faktor- Faktor apa Yang Menyebabkan Terjadinya Korupsi ?

Korupsi di tanah negeri, ibarat, “warisan haram’’ tanpa surat wasiat. Ia tetap lestari
sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap orde yang datang silih
berganti. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, baik berasal dari dalam diri
pelaku atau dari luar pelaku. Sebagaimana dikatan Yamamah bahwa Ketika perilaku
materialistik dan konsumtif masyrakat serta sistem politik yang masih ‘’ mendewakan’’
materi maka dapat ‘’ memaksa’’ terjadinya permaianan uang dan korupsi (Ansari
Yamamah: 2009) “Dengan kondisi itu hamper dapat dipastikan seluruh pejabat kemudian ‘’
terpaksa’’ korupsi kalua sudah menjabat. Hampir semua segi kehidupan terjangkit korupsi.
Apabila disederhanakan penyebab korupsi meliputi dua factor yaitu factor internal dan
eksternal’

Faktor internal, merupakan factor pendorong korupsi dari dalam diri, yang dapat dirinci
menjadi:

Aspek Perilaku Individu

 sifat tamak/rakus manusia


Korupsi, bukan kejahatan kecil-kecilan karena mereka membuuhkan makan. Korupsi
adalah kejahatan orang professional yang rakus. Sedah berkecukupan, tapi serakan.
Mempunyai Hasrat besar untuk memperkaya diri.
 moral yang kurang kuat
Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung tergoda untuk melakukan
korupsi.Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat,bawahannya, atau pihak
yang lain yang memberi kesempatan untuk itu
 Gaya hidup konsumtif
Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya hidup seorang konsumtif.
Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memedai akan
membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi
hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah korupsi

Faktor eksternal, pemicu perilaku korupsi yang disebabkan oleh di luar diri perilaku

Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi


 Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi.
Korupsi bisa ditimbulkan oleh budaya masyarakat. Misalnya, masyarakat menghargai
seseorang karena kekayaan yang dimilikinya
 Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakt sendiri.
Anggapan umum terhadap peristiwa korupsi, sosok yang paling dirugikan adalah
negara . Padahal bila negara merugi, esensinya yang palung rugi adalah masyarakat
juga.

 Masyarakat kurang menyadari dirinya terlibat korupsi.
Setiap perbuatan korupsi pasti melibatkan anggota masyarakat. Hal ini kuurang
disadari oleh masyarakat. 
 Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan diberantas bila
masyarakat ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan. Pada umumnya
masyarakat berpandangan bahwa masalah korupsi adalah tanggung jawab pemerintah
semata.

 Aspek Sosial
Perilaku korupsi dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behvioris
mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan
bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sikap baik seseorang. Lingkungan dalam
hal ini malah memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang
Ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.
 Aspek ekonomi
Pendapatan tidak menutupi kebutuhan. Dalam tentang kehidupan ada
kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan
itu membuka peluang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas diantaranya
dengan melakukan korupsi.
 Aspek Politis
Menurut Rahardjo (1983) bahwa control sosial adalah suatu proses yang
dulakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku Sesuai harapan
masyarakat. Dengan demikian instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan
mempertahankan kekuasaan sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi.
 Aspek Organisasi
- Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan
- Tidak adanya kultur organisasi yang benar 
- Kurang memadainya sistem akuntabilitas
- Kelemahan sistem pengendalian manajemen
- Lemahnya pengawasan

Bagaimana cara pendidikan anti korupsi ?


Pendidikan anti korupsi memiliki makna yang kian penting sekarang ini karena
semakin banyaknya kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh orang-orang
berpendidikan tinggi. Pendidikan ini dengan demikian merupakan bagian dari
pendidikan berbasis karakter karena dilakukan demi tercapainya pemahaman manusia
atas etika dan norma yang universal diakui sebagai norma yang baik.
Pada dasarnya pendidikan ini harus dilakukan semenjak dini demi menanamkan
pemahaman yang lebih mudah mengenai buruknya korupsi pada siswa sesuai
dengan tahap perkembangan psikologis mereka.
Pengenalan bahwa korupsi sepintar apapun tetap akan ditemukan merupakan bagian
dari pendidikan yang bisa sangat efektif khususnya ketika hal tersebut disajikan
dengan contoh yang tepat dan populer.

Sebenarnya pendidikan karakter kebangsaan juga merupakan langkah yang


bisa menyaran pada sikap anti korupsi. Korupsi jelas merugikan negara dan sikap
cinta tanah air yang merupakan bagian integral dari karakter kebangsaan akan
menolak tindakan korupsi.Konsep-konsep jujur, religiius, dan mandiri akan sangat
mendorong seseorang untuk menjauhi berlaku korupsi yang merupakan bagian
dari perilaku tidak jujur dan curang. Setiap agama juga jelas melarang melakukan
tindakan korupsi karena kerugian yang ditimbulkan dari tindakan tersebut.Pendidikan
anti korupsi yang dilakukan secara berjenjang dari tahap dasar sampai tinggi
pendidikan formal merupakan pilihan yang sangat cocok pada kondisi seperti
sekarang ini.
Generasi anti korupsi tentu saja bukan merupakan generasi yang muncul
secara langsung. Kebiasaan mencontek yang dianggap sepele misalnya bisa
menyaran pada tindakan korupsi juga. Karena itu penanamkan nilai-
nilai luhur anti korupsi selain melalui pendidikan
formal lewat kurikulumnya juga bisa dilakukan melalui pendidikan informal dirumah.
Tugas orang tua dalam menanamkan pendidikan semacam ini bisa jadi lebih efektif
daripada pendidikan formal.

Kesimpulan dari artikel ini


Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan danmelanggar kaidah/norma
umum yang berlaku di masyarakat.Praktek korupsi yang meluas di suatu negara akan
merusak dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan bernegara.Indonesia termasuk
negara yang tingkat korupsinya tinggi didunia. Banyak faktor yang menyebabkan
tingginya kejahatan korupsi di Indonesia bisa Faktor internal juga Faktor eksternal.
Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya pemberantasan, pencegahan kejahatan
korupsi. Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai dengan menanamkan nilai-
nilai anti korupsi pada masyarakat lewat pendidikan anti korupsi untuk menumbuhkan
karakter kejujuran, dan sikap anti korupsi.

Referensi

https@DDwww.academia.eduD<4>&9DpancasilaJsebagai JbentengJantiJkorups
i

http@DDotoritas(semu.blogspot.comD3>2:D>9Dpengertian(dan(de'inisi(tentang(kor
upsi.html

http@DDhasbagiilmu.blogspot.co.idD3>29D>D'aktor( penyebab(korupsi.html

http@DDguruppkn.comDdampak(korupsi(bagi(negara

http@DDshil6ystewart.blogspot.co.idD3>22D><Dupaya( pencegahan(korupsi(di(ind
onesia.html

http@DDjeyysiska.blogspot.co.idD3>24D>&Dpencegahan(dan(upaya(pemberantasa
n.html

https@DDaepnurulhidayat.wordpress.comD3>29D2>D29Dnilai(prinsip(anti(korupsi
D

http@DDwww.in'oduniapendidikan.comD3>29D>2Dmakna(dan(tujuan(pendidikan(a
nti(korupsi.html

http@DDkorupsidalampandanganpancasila.blogspot.co.idD

 
 

Anda mungkin juga menyukai