Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PBAK

TENTANG KORUPSI

NAMA :ANNE SESTRIANI

FITRAH HAYATI

KELAS :1A

DOSEN PEMBIMBING : M. FAISAL,S.Si.T, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2017/2018
Pengertian Korupsi

Pengertian korupsi | Secara terminologi, kata korupsi berasal dari kata latin yaitu
Corruptus atau Corruption. Lalu menjadi Corruption karena diserap dalam bahasa Inggris dan
Prancis dan kemudian di Belanda korupsi disebut dengan korruptie, sedangkan di Indonesia
disebut korupsi (Hamzah, 1985). Secara esensi, menurut Alatas (1987) bahwa pengertian
korupsi sebagai pencurian yang melalui penipuan dalam situasi yang mengkhianati
kepercayaan. Korupsi merupakan wujud perbuatan immoral dari dorongan untuk
mendapatkan sesuatu menggunakan metode penipuan dan pencurian. Poin penting yang harus
anda tahu bahwa nepotisme dan korupsi otogenik itu merupakan bentuk korupsi.
Pengertian korupsi menurut beberapa ahli :
 Robert Klitgaard, Korupsi adalah suatu tingkah laku yang meyimpang dari tugas-
tugas resmi jabatannya dalam negara, dimana untuk memperoleh keuntungan status
atau uang yang menyangkut diri pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok
sendiri), atau melanggar aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi.
Pengertian korupsi yang diungkapkan oleh Robert yaitu korupsi dilihat dari perspektif
administrasi negara.
 Lexicon Webster Dictionary, Korupsi adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata
atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
 Gunnar Myrdal, korupsi adalah suatu masalah dalam pemerintahan karena kebiasaan
melakukan penyuapan dan ketidakjujuran membuka jalan membongkar korupsi dan
tindakan-tindakan penghukuman terhadap pelanggar. Tindakan pemberantasan
korupsi biasanya dijadikan pembenar utama terhadap KUP Militer.
 Mubyarto, korupsi adalah suatu masalah politik lebih dari pada ekonomi yang
menyentuh keabsahan (legitimasi) pemerintah di mata generasi muda, kaum elite
terdidik dan para pegawai pada umumnya. Akibat yang ditimbulkan dari korupsi ini
ialah berkurangnya dukungan pada pemerintah dari kelompok elite di tingkat provinsi
dan kabupaten. Pengertian korupsi yang diungkapkan Mubyarto yaitu menyoroti
korupsi dari segi politik dan ekonomi.
 Syeh Hussein Alatas mengemukan pengertian korupsi, menurut beliau korupsi ialah
subordinasi kepentingan umum di bawah kepentingan pribadi yang mencakup
pelanggaran norma, tugas dan kesejahteraan umum, yang dilakukan dengan
kerahasian, penghianatan, penipuan dan kemasabodohan akan akibat yang diderita
oleh rakyat.
 Fockema Andreae, kata “korupsi” berasal dari bahasa latin yaitu “corruptio atau
corruptus“. Namun kata “corruptio” itu berasal pula dari kata asal “corrumpere“,
yaitu suatu kata dalam bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin ini kemudian
turun ke banyak bahasa Eropa seperti Inggris yaitu corruption, Prancis
yaitu corruption, Belanda yaitu corruptie. Dari bahasa Belanda inilah yang kemudian
turun ke bahasa Indonesia, sehingga menjadi korupsi.
 Dalam UU No.31 Tahun 1999, korupsi yaitu setiap orang yang dengan sengaja
secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan
negara atau perekonomian negara.
 Black’s Law Dictionary juga mengungkapkan mengenai Pengertian Korupsi,
Korupsi merupakan suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
memberikan keuntungan yang tidak resmi dengan mempergunakan hak-hak dari
pihak lain, yang secara salah dalam menggunakan jabatannya atau karakternya di
dalam memperoleh suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain, yang
berlawanan dengan kewajibannya dan juga hak-hak dari pihak lain.

Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pengertian
Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan
lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang
mengakibatkan kerugian keuangan pada negara.

Faktor Penyebab Korupsi

1. Aspek Perilaku Individu

 Sifat tamak/rakus manusia

Korupsi bisa terjadi pada orang yang tamak/rakus karena walaupun sudah berkecukupan, tapi
masih juga merasa kurang dan mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri. Korupsi
berkaitan dengan perbuatan yang merugikan kepentingan umum (publik) atau masyarakat
luas untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
Penyebab seseorang melakukan korupsi adalah karena ketergodaannya akan dunia materi
atau kekayaan yang tidak mampu ditahannya. Ketika dorongan untuk menjadi kaya tidak
mampu ditahan, sementara akses ke arah kekayaan bisa diperoleh melalui cara berkorupsi,
maka jadilah seseorang akan melakukan korupsi.
Contoh : Seorang pegawai suatu institusi ditugaskan atasannya untuk menjadi panitia
pengadaan barang. Pegawai tersebut memiliki prinsip bahwa kekayaan dapat diperoleh
dengan segala cara dan ia harus memanfaatkan kesempatan. Karena itu, ia pun sudah
memiliki niat dan mau menerima suap dari rekanan (penyedia barang). Kehidupan mapan
keluarganya dan gaji yang lebih dari cukup tidak mampu menghalangi untuk melakukan
korupsi.

 Moral yang kurang kuat

Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi.
Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahannya, atau pihak yang lain yang
memberi kesempatan untuk itu. Moral yang kurang kuat salah satu penyebabnya adalah
lemahnya pembelajaran agama dan etika.
Contoh : Seorang mahasiswa yang moralnya kurang kuat, mudah terbawa kebiasaan teman
untuk menyontek, sehingga sikap ini bisa menjadi benih-benih perilaku korupsi.

 Penghasilan yang kurang mencukupi

Penghasilan seorang pegawai selayaknya memenuhi kebutuhan hidup yang wajar. Apabila
hal itu tidak terjadi, seseorang akan berusaha memenuhinya dengan berbagai cara. Akan
tetapi, apabila segala upaya yang dilakukan ternyata sulit didapatkan, keadaan semacam ini
akan mendorong tindak korupsi, baik korupsi waktu, tenaga, maupun pikiran serta tuntutan
kebutuhan yang tidak seimbang dengan penghasilan.
Contoh : Seorang tenaga penyuluh kesehatan yang bekerja di suatu puskesmas mempunyai
seorang istri dan empat orang anak. Gaji bulanan pegawai tersebut tidak mencukupi
kebutuhan hidup keluarganya. Pada saat memberi penyuluhan kesehatan di suatu desa, dia
menggunakan kesempatan untuk menambah penghasilannya dengan menjual obat-obatan
yang diambil dari puskesmas

 Kebutuhan hidup yang mendesak

Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas, di antaranya
dengan melakukan korupsi. Kehilangan pekerjaan dapat menyebabkan seseorang terdesak
dalam segi ekonomi. Orang bisa mencuri atau menipu untuk mendapatkan uang. Untuk
mencari pekerjaan orang menyuap karena tidak ada jalan lain untuk mendapatkan pekerjaan
kalau tidak menyuap.
Contoh: Seorang bidan membuka jasa aborsi wanita hamil dengan bayaran yang tinggi karena
terdesak oleh kebutuhan sehari-hari. Di sisi lain, suaminya telah di PHK dari pekerjaannya.

 Gaya hidup yang konsumtif

Kehidupan di kota – kota besar sering mendorong gaya hidup seseorang konsumtif atau
hedonis. Perilaku konsumtif apabila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai akan
mendorong seseorang untuk melakukan berbagai tindakan guna memenuhi hajatnya.
Perilaku materialistik dan konsumtif masyarakat serta sistem politik yang masih mendewakan
materi berkembang, hal itu akan memaksa terjadinya permainan uang dan korupsi.
Contoh: Seorang perawat sebuah rumah sakit berbaur dengan kelompok ibu-ibu modis yang
senang berbelanja barang-barang mahal. Perawat tersebut berusaha mengimbangi. Karena
penghasilan perawat tersebut kurang, ia pun coba memanipulasi sisa obat pasien untuk dijual
kembali, sedangkan kepada rumah sakit dilaporkan bahwa obat tersebut habis digunakan.

 Malas atau tidak mau bekerja

Sebagian orang ingin mendapatkan hasil dari sebuah pekerjaan tanpa keluar keringat atau
malas bekerja. Sifat semacam ini berpotensi melakukan tindakan apapun dengan cara-cara
mudah dan cepat atau jalan pintas, di antaranya melakukan korupsi.
Contoh: Seorang mahasiswa yang malas berpikir, tidak mau mengerjakan tugas yang
diberikan oleh dosen. Untuk mendapatkan nilai yang tinggi, mahasiswa tersebut menyuruh
temannya untuk mengerjakan tugas.

 Ajaran agama yang kurang diterapkan

Agama apa pun melarang tindakan korupsi seperti agama Islam yang juga mengecam praktik
korupsi. Istilah riswah terdapat dalam Islam yang bermakna suap, lalu di Malaysia diadopsi
menjadi rasuah yang bermakna lebih luas menjadi korupsi.
Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa korupsi masih berjalan subur di tengah
masyarakat. Situasi paradoks ini menandakan bahwa ajaran agama kurang diterapkan dalam
kehidupan.
Contoh: Suka menyontek pada waktu ujian. Seorang petugas kesehatan memeras pasiennya

1.Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris mengatakan bahwa
lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan
mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi sifat pribadinya. Lingkungan dalam
hal ini malah memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
Contoh: Seorang karyawan baru di suatu institusi pelayanan kesehatan sangat dihargai oleh
atasan dan teman-temannya karena perilakunya yang baik dan saleh. Setelah menikah
karyawan tersebut jadi orang yang suka menipu karena terpengaruh oleh lingkungan
keluarganya yang baru. Keluarganya senang terhadap perubahan perilaku karyawan tersebut
karena menghasilkan banyak uang.

Faktor eksternal
1. Aspek ekonomi yaitu pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan ekonomi sehingga
keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas dengan cara
korupsi.
2. Aspek politis yaitu menurut rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yang
dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan
masyarakat
3. Aspek organisasi yaitu tidak berjalannya dengan baik suatu organisasi masyarakt yang di
bentuk, sehingga akan tumbul kurang adanya sikap keteladanan pimpinan tidak adanya kultur
organisasi, kurang memadainya sistem pengendalian manajemen dan lemahnya suatu
pengawasan.

Cara Mengatasi Korupsi


Korupsi terjadi dikarenakan oleh adanya pemusatan kekuasaan, birokrasi yang tidak sehat,
orientasi masyarakat untuk mengonsumsi, gaji yang rendah, pengeluaran pemerintah yang
luar biasa besaranya, persaingan dalam pemilihan, dan tidak adanya hukum yang efektif.
Cara terbaik dalam mengatasi korupsi ataupun menciptakan iklim anti korupsi dalam
pemerintahan dan masyarakat adalah dengan menegakkan negara khilafah atau yang sesuai
dengan syariah Islam.
Selain itu dalam langkah pemerintah yang taktis adalah desentralisasi. cara mengatasi korupsi
dengan pembagian kekuasaan atau penyebaran kekuasaan. Bila kondisi yang benar dan ideal
terjadi, korupsi akan semakin sempit terjadi dan pengawasan lebih mudah dan penanganan
kasus korupsi pun lebih mudah. Selain itu budaya kebebasan pers ataupun jurnalistik dan
mengajukan pendapat yang bertanggung jawab harus dilindungi kebebasannya. Kapan hak
Pers dan mahasiswa dalam bersuara, berkumpul dan berpendapat dikurangi dan dibatasi maka
saya yakin korupsi akan merajalela.

Dampak Masif Korupsi

Korupsi

Korupsi adalah tindakan yang buruk atau tidak terpuji yang secara tidak wajar dan tidak
legal memperkaya diri dengan menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki sekaligus
dipercayakan kepada mereka. Semua pihak yang terkait dengan sebuah kasus korupsi seakan
menutup mata dan lepas tangan seolah olah tidak terjadi apa-apa. Tindakan korupsi mulai
dari yang paling besar oleh para pejabat negeri ini, sampai kepada yang paling kecil seperti
pada kepala desa, kepala sekolah dan pegawai rendahan.

Pengertian korupsi dapat menjadi luas lagi, perbuatan seperti berbohong, mencontek di
sekolah, memberi hadiah sebagai pelicin dan lain sebagainya. Kasus-kasus korupsi sangt
cendrung membudaya dan sangat banyak dijumpai dalam kehiduan sehar-hari.Korupsi juga
mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur.

Korupsi tidak hanya berdampk terhadp satu aspek kehiduan saja. Berikut berbagai dampak-
dampak korupsi ;

 Dampak korupsi di bidang ekonomi

Korupsi di suatau negara itu memperlemah perekonomian bangsa, misalnya harga barang
yang sangat mahal dan kualitas barang itu sendiri buruk, akses rakyat dalam pendidikan dan
kesehatan menjadi sulit. Berbagai macam permasalahan ekonomi berikut ini adalah hasil dari
dampak ekonomi yang akan terjadi yakni ;

 Lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi


 Penurunan produktifitas
 Rendahnya kualitas barang dan jas bagi publik
 Menurunya pendapatan negara dari sektor pajak
 Meningkatnya hutang negara
 Dampak korupsi di bidang soial dan kemiskinan masyarakat

Korupsi bagi masyarakat miskin mengakibatkan dampak yang luar biasa . dampak langsung
yang dirasakan oleh orang miskin yakni

 Semakin mahalnya jasa berbagai pelayanan publik

Kondisi ekonomi biaya tinggi ini karena harga yang diterapkan harus dapat menutupi
kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya modal karena penyelewengan yang mengarah
tindak korupsi.

 Pengentasan kemiskinan berjalan lambat

Hal ini disebabkan lemahnya koordinasi dan pendapatan pendanaan dan lembaga. Karena
korupsi dan permasalahan kemiskinan akn membuat masyarakat sulit untuk mendapat akses
ke lapangan kerja.

 Meningkatnya angka kriminalitas

Semakin tinggi tingkat korupsi , semakin tinggi pula tingkat kejahatan.

Tidak diragukan lagi dapat menyuburkan berbagi jenis kejahatan dalam masyarakat, itu
dampak korupsi terjadi.

 Dampak korupsi di bidang birokrasi dan pemerintaan


Tidak efesiennya birokrasi ini dianggap sebagai faktor yang masuk menghalangi investasi
asing masuk ke negara tersebut. Kondisi ini sebenarnya sangat berlawanan dengan tujuan dan
fungsi birokrasi diadakan yaitu untuk memberikan pelayanan kepada publik.

Pemerintahan dalam konteks birokrasi diharapkan memiliki organisasi birokrasi yang


mempunyai keunggulan teknis bentuk pengurangan friksi dan biaya material maupun
personal dalam titik optimal.

Dampak yang akan terjadi yakni runtuhnya otoritas pemerintahan,matinya etika sosial-
politik, birokrasi yang tidak efisien(layanan publik).

 Dampak korupsi di bidang politik dan demokrasi

Kondisi politik yang cendrung sangat koruptif dapat menghasilkan masyarakat yang tidak
demokratis. Perilaku koruptif atau tindak korupsi dilakukan dari tingkat yang paling bawah
krena adanya suap yang diberikan oleh calon-calon pemiihan partai.

Politik yang semestinya membuat kesejahteraan rakyat dan juga sebagai sarana untuk
memberantas tidak korupsi, malah dibuat sarana untuk merebut dan mempertahankan
kekuasaan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tanpa memikirkan masyarakat
kecil

Dampaknya berupa biaya politik yang tinggi, munculnya pemimpin yang korup,fungsi
pemerintahan mandul, hilangnya kepercayaan masyarakat kepada lembaga Negara, dan lain
sebagainya.

 Damapak korupsi terhadap penegakan hukum

Hukum dan korupsi yaitu dua hal yang sulit dipisahkan. Korupsi mempersulit proses penegak
hukum oleh institusi hukum yang berwewenang. Hukum sebagai pilar untuk menekan laju
pertumbuhan tindak pidana korupsi, malah dijadikan sebagai salah satu sarana untuk
mendapatkan uang yang banyak atau juga bisa dikatakan hukum dijadikan sebagai salah satu
sarana tindak korupsi.

Dampak-dampak dari perbuatan korupsi di bidang hukum misalnya banyak para aparat
penegak hukum yang tidak bersih dikarenakan pada awalnya mereka melakukan pelanggaran
hukum.

Adapun dampak-dampak korupsi terhadap penegakan hukum yakni merusak moral aparatur
penegak hukum, masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap institusi hukum, masyarakat
kecil menjadi semakin tersisih dimata hukum, penegak hukum yang tidak merata di
masyarakat, dan lain sebagainya.

 Dampak korupsi di bidang pertahanan dan keamanan

Korupsi terhadap peluang-peluang penyalahgunaan uang Negara yang sangat berpengaruh


terhadap presepsi masyarakat terhadap realitas kehidupan dan pada ujungnya masyarakat
dapat kehilangan arah dan isentitas diri serta menipisnya sikap bela Negara dalam pertahanan
dan keamanan.
 Dampaknya terhadap pertahanan dan keamanan yaitu;
 Kerawanan hankamnas karena lemahnya alusista dan SDM Indonesia,
 Lemahnya garis batas Negara,
 Menguatnya sisi kekerasan dalam masyarakat.
 Dampak korupsi terhadap kerusakan lingkungan

Dampak dari mewabahnya penyakit korupsi, tidak hanya mendorong eskalasi kerusakan
moral masyarakat tapi juga menjadi akar penyebab kerusakan lingkungan hidup yang
cendrung semakin mengganas dalam satu decade terakhir. Praktek korupsi dalam bentuk
kolusi antara para elit politik yang korup dan elit ekonomi serakah akan mengeksploitasi
sumberdaya alam semena-mena untuk keuntungan pribadi, tanpa menghiraukan
kesejahteraan masyarakat dan ekonomi bangsa sendiri.

Anda mungkin juga menyukai