NIM : 200104012
M. K : PKN
1
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara.
Mengapa orang memilih menjadi korup daripada jujur? Bagi sebagian orang, menjadi
korup mungkin cara termudah atau memang satu-satunya cara untuk mendapatkan apa
yang mereka inginkan. Suatu kali, suap merupakan cara mudah untuk menghindari
hukuman. Untuk menjelaskan perilaku korupsi, ada beberapa teori yang mengemukakan
penyebab orang melakukan tindakan korupsi. Berikut teori yang paling umum:
a. Teori Triangle Fraud (Donald R. Cressey) Ada tiga penyebab mengapa orang korupsi
yaitu adanya tekanan (pressure), kesempatan (opportunity) dan rasionalisasi
(rationalization).
b. Teori GONE (Jack Bologne) Faktor-faktor penyebab korupsi adalah keserakahan
(greed), kesempatan (opportunity), kebutuhan (needs) dan pengungkapan (expose).
c. Teori CDMA (Robert Klitgaard) Korupsi (corruption) terjadi karena faktor kekuasaan
(directionary) dan monopoli (monopoly) yang tidak dibarengi dengan akuntabilitas
(accountability).
d. Teori Willingness and Opportunity Menurut teori ini korupsi bisa terjadi bila ada
kesempatan akibat kelemahan sistem atau kurangnya pengawasan dan keinginan yang
didorong karena kebutuhan atau keserakahan.
e. Teori Cost Benefit Model Teori ini menyatakan bahwa korupsi terjadi jika manfaat korupsi
yang didapat atau dirasakan lebih besar dari biaya atau risikonya.
Korupsi adalah hal yang konstan dalam masyarakat dan terjadi di semua peradaban.
Korupsi mewujud dalam berbagai bentuk serta menyebabkan berbagai dampak, baik pada
ekonomi dan masyarakat luas. Berbagai penelitian maupun studi komprehensif soal dampak
korupsi terhadap ekonomi dan juga masyarakat luas telah banyak dilakukan hingga saat ini.
Hasilnya, korupsi jelas menimbulkan dampak negatif. Di antara penyebab paling umum
korupsi adalah lingkungan politik dan ekonomi, etika profesional dan moralitas, serta
kebiasaan, adat istiadat, tradisi dan demografi. Korupsi menghambat pertumbuhan ekonomi
dan memengaruhi operasi bisnis, lapangan kerja, dan investasi. Korupsi juga mengurangi
pendapatan pajak dan efektivitas berbagai program bantuan keuangan. Tingginya tingkat
korupsi pada masyarakat luas berdampak pada menurunnya kepercayaan terhadap hukum
dan supremasi hukum, pendidikan dan akibatnya kualitas hidup, seperti akses ke
infrastruktur hingga perawatan kesehatan.
Secara ringkas, dampak masif korupsi dapat dirasakan dalam berbagai bidang antara lain :
Dampak ekonomi
a. Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat
2
b. Dampak birokrasi pemerintahan
c. Dampak politik dan demokrasi
d. Dampak terhadap penegakan hukum
e. Dampak terhadap pertahanan dan keamanan
f. Dampak kerusakan lingkungan
3
Kualitas moral dan integritas individu juga berperan penting dalam peyebab korupsi di
Indonesia dari faktor internal. Adanya sifat serakah dalam diri manusia dan himpitan
ekonomi serta self esteem yang rendah dapat membuat seseorang melakukan korupsi.
Adapun beberapa pernyataan ahli yang menyimpulkan beberapa poin penyebab korupsi di
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. peninggalan pemerintahan kolonial.
b. kemiskinan dan ketidaksamaan.
c. gaji yang rendah.
d. persepsi yang popular.
e. pengaturan yang bertele-tele.
f. pengetahuan yang tidak cukup dari bidangnya.
Menurut bidang psikologi, terdapat dua teori yang menyebabkan terjadinya korupsi,
yaitu teori medan dan teori big five personality. Teori medan adalah perilaku manusia
merupakan hasil dari interaksi antara faktor kepribadian (personality) dan lingkungan
(environment) atau dengan kata lain lapangan kehidupan seseorang terdiri dari orang itu
sendiri dan lingkungan, khususnya lingkungan kejiwaan (psikologis) yang ada padanya.
Melalui teori ini, jelas bahwa perilaku korupsi dapat dianalisis maupun diprediksi memiliki dua
opsi motif yakni dari sisi lingkungan atau kepribadian individu terkait.
Teori yang kedua adalah teori big five personality. Teori ini merupakan konsep yang
mengemukakan bahwa kepribadian seseorang terdiri dari lima faktor kepribadian, yaitu
extraversion, agreeableness, neuroticism, openness, dan conscientiousness. Selain faktor-
faktor internal di atas, terdapat faktor-faktor internal lainnya, faktor tersebut yaitu :
Aspek Perilaku Individu:
a) Sifat tamak atau rakus : Korupsi yang dilakukan bukan karena kebutuhan primer atau
kebutuhan pangan. Pelakunya adalah orang yang berkecukupan, tetapi memiliki sifat
tamak, rakus, mempunyai hasrat memperkaya diri sendiri. Unsur penyebab tindak
korupsi berasal dari dalam diri sendiri yaitu sifat tamak/rakus.
b) Moral yang kurang kuat : Orang yang moralnya kurang kuat mudah tergoda untuk
melakukan tindak korupsi. Godaan bisa datang dari berbagai pengaruh di
sekelilingnya, seperti atasan, rekan kerja, bawahan, atau pihak lain yang memberi
kesempatan.
c) Gaya hidup yang konsumtif : Gaya hidup di kota besar mendorong seseorang untuk
berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif yang tidak diimbangi dengan pendapatan
yang sesuai, menciptakan peluang bagi seseorang untuk melakukan tindak korupsi.
d) Aspek Sosial : Keluarga dapat menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku
korup. Menurut kaum bahviouris, lingkungan keluarga justru dapat menjadi
4
pendorong seseorang bertindak korupsi, mengalahkan sifat baik yang sebenarnya
telah menjadi karakter pribadinya. Lingkungan justru memberi dorongan, bukan
hukuman atas tindakan koruptif seseorang.
2. Faktor Eksternal :Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
seseorang. Faktor eksternal yang menjadi penyebab korupsi di Indonesia adalah sebagai
berikut;
Sumber :
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/11/185540869/korupsi-pengertian-penyebab-
dan-dampaknya?page=all
https://www.merdeka.com/jatim/ketahui-penyebab-korupsi-di-indonesia-dan-tantangan-
dalam-pemberantasannya-kln.html?page=2