Anda di halaman 1dari 5

Nama : Gilberth Vernandez Sepriyando Manurung

NIM : 1910415210032

Kelas : B

Prodi : Sosiologi

FASHION

1. Gambaran Perindustrian Fashion


Fashion merupakan sebuah ekspresi estetika yang populer pada waktu, masa, tempat
tertentu dan dalam konteks tertentu, terutama pada pakaian, alas kaki, gaya hidup, aksesoris,
riasan wajah, gaya rambut, dan proporsi tubuh. Industri fashion di Indonesia pada saat ini
berkembang dengan sangat pesat. Hal tersebut sejalan dengan kesadaran masyarakat Indonesia
akan fashion yang mengarah pada lifestyle. Industri fashion sendiri menempati urutan kedua
dalam jumlah usaha atau perusahaan ekonomi kreatif berdasarkan jajaran Sensus Ekonomi 2016
yaitu sekitar 15.01% setelah Industri Kuliner dengan 67.66%. Industri fashion juga mampu
berkontribusi 18.01% atau sekitar Rp. 116 Triliun dalam Gairah Ekonomi Kreatif Indonesia.
Fashion bukan hanya sebagai kebutuhan primer saja, namun sudah menjadi kebutuhan artistik
sehingga mampu mendorong pertumbuhan industri ini lebih pesat. Dalam perkembangan
awalnya, fashion di Indonesia cenderung meniru gaya barat baik itu dalam bahan yang
digunakan maupun dalam desain. Secara usia, anak muda di Indonesia umumnya lebih nyaman
dengan pakaian yang simpel dan terkesan santai, terutama untuk melakukan kegiatan sehari-hari
seperti pergi ke kampus atau sekedar bermain dengan teman-temannya. Perkembangan fashion di
Indonesia didorong oleh beberapa faktor yaitu media massa, dunia entertainment, dunia bisnis,
dan internet.

Meskipun industri fashion berkembang pertama di Eropa dan Amerika, Per 2017, ini
adalah industri internasional dan sangat global, dengan pakaian yang sering dirancang di satu
negara, diproduksi di negara lain, dan dijual di seluruh dunia. Sebagai contoh, sebuah perusahaan
fashion Amerika mungkin mencari kain di Cina dan memiliki pakaian yang diproduksi di
Vietnam, selesai di Italia, dan dikirim ke gudang di Amerika Serikat untuk distribusi ke outlet
ritel internasional. Industri fashion telah lama menjadi salah satu perusahaan terbesar di Amerika
Serikat, dan tetap demikian di abad ke-21. Namun, pekerjaan AS menurun secara signifikan
karena produksi semakin pindah ke luar negeri, terutama ke China. Karena data industri fashion
biasanya dilaporkan untuk ekonomi nasional dan dinyatakan dalam banyak sektor industri yang
berbeda, angka agregat untuk produksi tekstil dan pakaian dunia sulit diperoleh. Namun, dengan
ukuran apa pun, industri pakaian menyumbang bagian yang signifikan dari output ekonomi
dunia. Industri mode terdiri dari empat tingkatan:

 Produksi bahan baku, terutama Serat, dan tekstil tetapi juga kulit dan bulu.
 Produksi barang-barang fashion oleh desainer, produsen, kontraktor, dan lainnya.
 Penjualan eceran.
 Berbagai bentuk iklan dan promosi.

2. Proses Pra – Produksi, Produksi, hingga Pasca – Produksi Fashion

Dimasa modern seperti sekarang ini, fashion memang telah menjadi suatu kebutuhan bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia. Itulah sebabnya mengapa industry garment di tanah air
semakin berkembang dengan baik. Sedikit berbeda dengan busana butik, modiste dan tailor,
pakaian yang dihasilkan oleh sebuah industri fashion umumnya dibuat melalui proses yang
lumayan panjang, yang akan saya bagi menjadi pra – produksi, produksi hingga pasca produksi.

Pra Produksi :

 Desain

Desain menjadi langkah awal proses manufaktur fashion. Pada tahap ini divisi desain
biasanya akan melibatkan sejumlah desainer yang berpengalaman untuk menciptakan sebuah
fashion yang sesuai dengan selera konsumen saat ini dan memperkirakan fashion untuk masa
yang akan datang.

 Pattern Making

Dari ide kreatif desainer yang dituangkan ke dalam sebuah kertas sketsa, selanjutnya
seseorang yang bertugas untuk membuat pola desain akan mengembangkan pola pertama
untuk didesain berdasarkan ukuran standar.

Produksi :

 Sample Making

Pada proses ini dibuatlah sampel dengan metode pola drafting. Sampel pola desain yang telah
jadi dikirim ke bagian penjahit untuk diproses lebih lanjut. Pola tersebut biasanya dijahit
pada kain blancu atau kain muslin untuk dianalisa antara kesesuaian pola dan desain.

 Cutting and Sewing

Kain yang telah digambar sesuai pola kemudian dipotong menggunakan bantuan mesin
potong. Dalam produksi fashion, bahan kain ini selanjutnya juga harus melalui proses
berikutnya yang dinamakan sewing, penjahitan pola yang telah dibuat sebelumnya.

Pasca – Produksi :

 Finishing

Dalam tahap finishing, operator akan menggerakkan mesin setrika untuk merapikan hasil dari
sebuah fashion yang sudah dibuat tadi. Setelah dirasa cukup rapi, semua produk dipacking
sesuai dengan ukuran, desain, dan warna.
3. Pelaku – Pelaku Yang Terlibat Didalam Proses Industri Fashion

Adapun pelaku yang terlibat dalam proses industri fashion adalah :

 Desainer

Desainer adalah seseorang yang merancang atau mendesain sebuah bentuk fashion tersebut.

 Penjahit

Penjahit juga termasuk pelaku yang terlibat karena mereka adalah seseorang yang
mengerjakan sebuah hasil dari fashion yang dirancang oleh desainer.

 Model

Model adalah seseorang yang menyebarluaskan sebuah fashion itu kepada seluruh penjuru
dunia.

4. Teori Yang Berkaitan Dengan Industri Fashion

 Teori Pertukaran

Teori ini sama seperti halnya ada timbal balik dalam suatu hubungan antara satu dengan yang
lain, contohnya seorang model menyukai dan menerima hasil fasion dari seorang desainer
yang sudah merancang dan membuatkan sebuah fashion tersebut, maka akan terbentuknya
perilaku atau suatu hubungan sosial.
 Teori Konsumtif

Teori ini berkaitan dengan fashion karena benar bahwa masyarakat sekarang jika dilihat –
lihat, hidupnya tidak lagi ditentukan dengan proses produksi dan kepemilikan alat produksi,
melainkan ditentukan dengan gaya hidup mereka. Maka dari itulah muncul sebuah inofasi
atau usaha manusia agar dapat memenuhi kebutuhan nya di segi fashion, perindustrian
seperti yang di bahas di atas adalah suatu usaha yang saat ini sangat meningkat dan juga
dapat meletakan dirinya sebagai produsen atau sebuah pencipta untuk di konsumsi oleh
konsumen, yaitu masyarakat itu sendiri.

 Teori Postmodern

Dapat dikatakan berkaitan dengan teori ini karena industri fashion di Indonesia sendiri sudah
bisa mengikuti bagaimana perkembangan zaman dan mampu menyaingi fashion – fashion
orang luar.

Anda mungkin juga menyukai