Anda di halaman 1dari 9

Bhumidevi : Journal of Fashion Design Vol. I, No.

1, Juni 2021, P 68-75

TREN NEW NORMAL PADA INDUSTRI FAST FASHION DI


INDONESIA : ADAPTASI FAST FASHION DI MASA PANDEMI
Ni Kadek Yuni Diantari, S.Tr.Ds., M.Sn.
Program Studi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia
Jl Nusa Indah, Denpasar-Bali, 80235, Indonesia
Email: diantariyuni@isi-dps.ac.id

Abstrak
Industri fast fashion selalu mengembangkan produk fashion berdasarkan tren dengan harga yang terjangkau
dalam waktu singkat. Tren telah menjadi acuan industri fast fashion untuk memproduksi produk fashion demi
menarik perhatian konsumen. Namun sejak terjadinya pendemi covid-19 di tahun 2020, industri fashion
khususnya fast fashion terpuruk secara global yang berdampak terhadap penutupan sejumlah gerai fast fashion.
Di era new normal ini industri fast fashion mulai bangkit dengan menyuguhkan tren yang mengadaptasi pola
hidup new normal konsumen. The new beginning merupakan tren yang diusung di Indonesia sebagai acuan oleh
desainer maupun industri fashion untuk mengembangkan produk fashion. Untuk mengetahui respon masyarakat
terhadap tren ini maka dilakukan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioer. Metode ini digunakan untuk memperoleh data terkait
tanggapan masyarakat terhadap tren new normal pada industri fast fashion di Indonesia. Sedangkan penelitian
deskriptif kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan dan menyusun data, analisis serta penafsiran fenomena.
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi tren fashion yang berkembang di era new normal yang perlu
diperhatikan yakni siklus tren untuk untuk memperkirakan kemungkinan konsumen menerima tren tersebut.
Disamping itu keusangan terencana yang tersirat dalam produk fashion perlu dipertimbangkan agar konsumen
dapat menghindari perilaku konsumtif dalam membeli produk fashion khususnya produk fast fashion.

Kata Kunci : Fast Fashion, Tren, New normal

Abstract
The fast fashion industri always develops fashion products based on trends at affordable prices in a short time.
Trends have become a reference for the fast fashion industri to produce fashion products in order to attract the
attention of consumers. However, since the COVID-19 pendemi in 2020, the fashion industri, especially fast
fashion, has slumped globally, which has an impact on the closure of a number of fast fashion outlets. In this
new normal era, the fast fashion industri is starting to rise by presenting trends that adapt consumers' new
normal lifestyle. The new beginning is a trend carried out in Indonesia as a reference by designers and the
fashion industri to develop fashion products. To find out the community's response to this trend, quantitative
and qualitative descriptive studies were conducted. Quantitative descriptive research was conducted using a
questionnaire or questionnaire. This method is used to obtain data related to public responses to the new
normal trend in the fast fashion industri in Indonesia. While descriptive qualitative research is done by
collecting and compiling data, analyse and interpreting phenomena. There are several things that affect fashion
trends that develop in the new normal era that need to be considered, namely the trend cycle to estimate the
possibility of consumers accepting these trends. Besides that, the planned obsolescence implied in fashion
products needs to be considered so that consumers can avoid consumptive behavior in buying fashion products,
especially fast fashion products.

Keyword : Fast Fashion, Trend, New normal

PENDAHULUAN

Proses Review : 6 Juni 2021, Dinyatakan Lolos : 24 Juni 2021


Desainer di bidang fashion
mengembangkan ide koleksi fashion dengan

68
Bhumidevi : Journal of Fashion Design Vol. I, No. 1, Juni 2021, P 68-75

mengacu pada perkembangan tren. Setiap berdampak terhadap penutupan sejumlah gerai
musimnya tren selalu berganti, hal ini fast fashion. Selama beberapa bulan
menuntut para desainer fashion untuk menghadapi pandemi covid-19, masyarakat
berkreasi dan berinovasi baik dalam segi yang lebih banyak menghabiskan aktivitasnya
desain, material dan teknik dalam koleksinya. dirumah, beberapa diantaranya mulai kembali
Tren sendiri mengacu pada sebuah arah atau melakukan aktivitas diluar rumah namun
pergerakan (Kim dkk., 2013). Para desainer dengan menerapkan protokol kesehatan seperti
fashion akan merancang koleksi sesuai arahan memakai masker, mencuci tangan dan tetap
tren agar koleksi yang di rancang tidak menghindari kerumunan. Kemudian
ketinggalan tren atau out of trend. terbentuklah tatanan normal baru dalam
Salah satu produk fashion yang dirancang masyarakat atau yang dikenal dengan new
cepat untuk mengikuti perubahan tren di setiap normal. Pola hidup baru masyarakat global
musimnya adalah produk fast fashion. Produk dalam menghadapi pendemi covid-19 di new
fast fashion diproduksi oleh retailer dengan normal era ini menginspirasi tren new normal
sistem produksi massal. Fast fashion awalnya dalam industri fast fashion. Tren new normal
adalah sebuah tren yang muncul selama tahun ini diaplikasikan dalam tren fashion 2021/2022
1980 – 1990 di United Kingdom (Muthu, dengan tema The new beginning. New normal
2019). Kemudian fast fashion berkembang era seolah menjadi harapan dalam
pesat secara global dengan berbagai merek keterpurukan industri fast fashion di tengah
seperti Mango, HnM, Uniqlo, Bershka dan lain pendemi. Retailer fast fashion dengan cepat
sebagainya. Melalui produk fast fashion mampu beradaptasi terhadap pola baru
retailer merek tersebut mampu membawa tren konsumen dalam mengkonsumsi produk
fashion terkini dalam produk yang terjangkau fashion di tengah pandemi.
bagi berbagai kalangan. Produk fast fashion Di sisi lain era new normal mengubah
memperoleh perhatian yang cukup besar oleh aktivitas konsumen yang berpengaruh terhadap
masyarakat global, di tahun 2014, rata-rata kebutuhan konsumen serta pola konsumsi
orang memiliki 60% lebih banyak produk konsumen mengingat pandemi mempengaruhi
pakaian dibandingkan dengan rata-rata finansial konsumen. Konsumen cenderung
konsumen pada tahun 2000 (Boggon, 2019). lebih mempertimbangkan kembali terhadap
Fast fashion memulai sebuah evolusi tren produk fashion yang akan di konsumsi, maka
dengan tren fashion yang awalnya terdiri dari dari itu retailer fast fashion melakukan strategi
dua musim tren dalam setahun yakni musim baru untuk pengembangan dan pemasaran
spring/summer dan musim fall/winter menjadi produk dengan tren terbaru kepada konsumen
lebih dari 52 “koleksi mikro” (Muthu, 2019). dengan melibatkan teknologi digital. Hal
Satu koleksi mikro yang merupakan sub tersebut melatarbelakangi tulisan ini untuk
koleksi spring/summer dan fall/winter mengetahui perkembangan new normal dalam
diluncurkan oleh retailer setiap minggunya, industri fast fashion dan tanggapan konsumen
tujuannya untuk mendorong tingkat konsumsi terhadap tren new normal tersebut. Sehingga
produk fast fashion. Koleksi yang awalnya tulisan ini dapat memberikan informasi kepada
diluncurkan demi meningkatkan penjualan, masyarakat untuk mengenai tren new normal
ditekankan lagi demi memberikan kepuasan dalam fast fashion.
konsumen untuk menjadi fashionable dan
selalu memperbaharui stok pakaiannya akibat
keusangan terencana (planned obsolence) dari METODE PENELITIAN
industri fast fashion. Hal ini ini tentunya akan Penelitian ini merupakan penelitian
menimbulkan perilaku konsumtif konsumen. deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Menurut
Sejak terjadinya pendemi covid-19 di Sugiyono (2009: 147), penelitian deskriptif
tahun Review
Proses 2020,: 6industri
Juni 2021,fashion khususnya
Dinyatakan fast2021
Lolos : 24 Juni digunakan untuk mendeskripsikan atau
fashion terpuruk secara global yang menggambarkan data yang telah terkumpul

69
Bhumidevi : Journal of Fashion Design Vol. I, No. 1, Juni 2021, P 68-75

sebagaimana adanya. Metode penelitian informasi dan komunikasi, perusahaan mode


deskriptif kuantitatif menggunakan metode berada mampu memproduksi dan menjual
pengumpulan data angket atau kuesioner merchandise mereka di berbagai lokasi di
adalah teknik pengumpulan data melalui seluruh dunia dan menanggapi dengan cepat
formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan tren mode yang berubah. Fenomena ini disebut
yang diajukan secara tertulis pada seseorang “Fast fashion” dan ditawarkan oleh
atau sekumpulan orang untuk mendapatkan perusahaan seperti Zara dan H&M. Adapun
jawaban atau tanggapan dan informasi yang karakteristik yang dapat mempermudah untuk
diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66). mengenali sebuah produk fast fashion :
Penelitian ini menggunakan angket atau a) Produk fast fashion memiliki banyak
kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat secara desain dan selalu mengikuti trend terbaru.
berstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan b) Desain fashion selalu berganti dalam
berganda (multiple choice questions). Metode waktu yang sangat singkat.
ini digunakan untuk memperoleh data terkait c) Produksi dilakukan di negara
tanggapan masyarakat terhadap tren new berkembang, yang mana pekerja tidak
memiliki jaminan keselamatan kerja dan
normal pada industri fast fashion di Indonesia.
upah yang layak, salah satunya di
Kuisoner ini ditujukan kepada 50 responden
Indonesia.
secara acak dengan berbagai rentang usia. d) Menggunakan bahan baku yang
Penelitian ini juga menggunakan metode berkualitas rendah dan tidak tahan lama.
deskriptif kualitatif yang proses penelitiannya (Utami, 2020)
berupa pengumpulan dan penyusunan data, Pola fast fashion memberikan banyak
analisis serta penafsiran fenomena. Penelitian keuntungan dan kemudahan bagi
deskriptif ini disuguhkan dalam bentuk uraian
perkembangan industri fashion baru dalam
tentang fenomena yang ditangkap, kemudian
menyerap tenaga kerja, namun seiring dengan
dianalisa dan dijelaskan secara kualitatif
dengan aturan-aturan berfikir ilmiah yang perkembangannya mulai timbul berbagai
diterapkan secara sistematis. masalah. Beberapa permasalahan yang
ditimbulkan oleh industri fast fashion
ANALISIS DAN INTERPRETASI meliputi :
DATA a) Pencemaran air akibat penggunaan pewarna
tekstil kimia sehingga beresiko terhadap
Fast Fashion kesehatan manusia.
b) Penggunaan material polyester yakni bahan
Fashion adalah fenomena global tidak
baku yang berasal dari fosil sehingga saat
terbatas pada negara maju seperti Jepang,
dicuci akan menimbulkan serat mikro yang
Inggris, dan Amerika Serikat namun fenomena
meningkatkan jumlah sampah plastik.
fast fashion ini juga muncul di negara
c) Pengolahan material katun yang
berkembang seperti Indonesia. Banyak merek
memanfaatkan bahan baku air dengan
atau brand fast fashion yang telah masuk ke
campuran pestisida  dalam jumlah yang
Indonesia khsususnya, diantaranya seperti
sangat banyak, sehingga membahayakan
Zara (Spanyol), H&M (Sweden), Uniqlo
para pekerja dan meningkatkan resiko
(Jepang), dan lainnya. Brand tersebut masuk
kekeringan, menciptakan tekanan besar
ke Indonesia dikarenakan Indonesia memiliki
pada sumber air, menurunkan kualitas
pasar yang luas.
tanah, serta berbagai masalah lingkungan
Konsumen global menginspirasi inovasi
lainnya.
mode dan berbagi tren mode baru melalui
d) Industri fast fashion mendorong banyak
Internet dan media lain, yang mempercepat
orang untuk sering berbelanja, karena
perubahan mode melintasi ruang dan waktu.
mereka selalu memproduksi model dengan
Dengan mempertahankan efisiensi dan
Proses Review : 6 Juni 2021, Dinyatakan Lolos : 24 Juni 2021 tren terbaru. Hal ini akan menimbulkan
fleksibilitas di seluruh sistem produksi dan
sifat boros dan ketidakpuasan.
distribusi dan dengan memanfaatkan teknologi

70
Bhumidevi : Journal of Fashion Design Vol. I, No. 1, Juni 2021, P 68-75

e) Isu tenaga kerja, yang mana pihak produsen


seringkali mengabaikan permasalahan
keselamatan, jam kerja dan upah yang
layak bagi buruh. Selain pemberian upah
dibawah standar, ada juga permasalahan
pembayaran upah yang terlambat. Disisi
lain produk di terjual dengan harga yang
tinggi, namun para pekerja yang membuat
produk tersebut tidak dibayar selama
berbulan-bulan (Shinta, 2018). Gambar 1. Siklus Tren
Sumber: Kim dkk, 2013

Siklus Tren Fashion bervariasi dalam hal tingkat


penerimaan dan durasi mereka. Ini berarti
Fashion terus bergerak, gaya baru fashion memiliki siklus hidup yang berbeda.
diperkenalkan di pasar, kemudian keuntungan Fashion style diterima dan tersebar di antara
diperoleh dari lebih banyak konsumen, orang-orang dengan kecepatan sedang; itu
mencapai puncak popularitas, dan kemudian perlahan diterima di awal, naik dengan cepat,
out of trend atau ketinggalan tren. Proses ini, mencapai puncaknya, dan secara bertahap
yang disebut siklus mode yang membantu menurun. Fashion style tetap popular untuk
forecaster (peramal tren) dan retailer waktu yang cukup lama, diterima secara luas
mengantisipasi penerimaan tren dan durasi di kalangan konsumen.
tren mode. Fashion dianggap evolusioner Fad adalah gaya yang berumur pendek.
daripada revolusioner, yang berarti ada Tidak seperti fashion style, itu menjadi populer
perkembangan yang dapat dilihat jelas dari dengan sangat cepat, mencapai puncaknya
musim ke musim yang menghasilkan tren dengan cepat, lalu tiba-tiba menghilang. Itu
mode. Kemajuan tren atau perubahan mode cenderung bersifat terbatas daripada adopsi
mencerminkan perubahan faktor sosial, substansial dan dapat diterima hanya dalam
budaya, ekonomi, dan teknologi dalam kelompok sosial tertentu dan kelompok
masyarakat. Mode di masa lalu subkultural.
mememberikan inspirasi bagi desainer, Gaya klasik mungkin diadopsi dengan
sedangkan mode kini diperbarui untuk lambat pada awalnya, tetapi ciri khas klasik
memenuhi sensibilitas konsumen saat ini. adalah daya tahannya. Klasik diterima secara
Perubahan mode bukanlah proses yang luas dan tetap menjadi mode untuk jangka
sederhana. Hal ini dipengaruhi oleh interaksi waktu yang lama, dengan sedikit variasi dalam
yang kompleks di antara faktor-faktor sosial detail. Gaya-gaya ini seringkali memiliki
budaya, seperti kepedulian terhadap desain yang sederhana oleh karena itu,
keberlanjutan dan penurunan kondisi ekonomi, cenderung diterima oleh berbagai kelompok
fitur produk serta konsumen. Ketika retailer sosial (Kim dkk., 2013)
pakaian mengenali tren mode dan
mengembangkan produk berdasarkan tren,
retailer meningkatkan kemungkinan Tren New normal
konsumen dapat menerima produknya. Tren
The new beginning, suatu awal kehidupan
tidak terbatas untuk pakaian, aksesori, dan baru. Tak pernah terbayangkan sebelumnya,
kosmetik, tren dapat ditemukan di berbagai bahwa saat ini seluruh dunia mengalami
konsumen produk lain, termasuk dekorasi perubahan besar dalam tatanan kehidupan.
rumah, furnitur, mobil, dan elektronik. Seakan-akan dihadapkan pada suatu lembar
Desainer dan profesional lainnya di bidang dunia baru yang mau tidak mau, suka tidak
Proses Review : 6 Juni 2021, Dinyatakan Lolos : 24 Juni 2021 suka harus dihadapi. Kejadian pandemi ini
mode dan industri kreatif mengakses informasi
tren melalui perusahaan tren forecasting. “memaksa” manusia untuk berubah. Pada

71
Bhumidevi : Journal of Fashion Design Vol. I, No. 1, Juni 2021, P 68-75

fashion trend 2021/2022 The new beginning, Keusangan terencana (planned


perubahan gaya hidup ini terbagi dalam empat obsolescence) merupakan sebuah proses,
tema yaitu : sistem, atau cara untuk mengatur proses
a. Essentiality, gaya busana sportif keusangan produk. Tujuannya keusangan
casual berpadu dengan feminin terencana adalah untuk membuat
romantis dimunculkan dalam menggairahkan proses jual beli produk di
essentiality. Perubahan aktivitas hidup pasaran, sekaligus membentuk iklim
kelompok urban dengan dominasi konsumtif bagi para konsumen (Wasista,
kegiatan di sekitar lingkungan rumah 2020). Keusangan adalah masalah
melahirkan gaya busana yang nyaman, keberlanjutan yang sangat besar, dan dalam
mementingkan fungsi, dan tidak industri mode, ini mengambil dua bentuk.
banyak detail. Kesadaran untuk lebih Bentuk pertama adalah melalui persepsi
menghargai lingkungan dan keusangan, di mana tren yang berubah dengan
kebersihan tertuang dalam corak flora cepat membuat gaya lama menjadi usang,
fauna yang digambarkan secara naif, mendorong konsumsi yang tidak perlu. Merek
gaya kekanak-kanakan, berwarna fast fashion seperti H&M atau Zara
lembut, dan segar. mengeluarkan lebih dari 24 koleksi setiap
b. Spirituality menggambarkan tahun, setidaknya dua kali lipat dari standar
perubahan pola pikir yang lebih industri. Bentuk kedua industri fast fashion
berpijak pada nilai-nilai tradisi, mendorong keusangan adalah dengan
budaya, dan penghargaan terhadap memproduksi barang-barang berkualitas
proses kerja. Tertuang dalam gaya buruk. Sehingga dalam hitungan minggu,
classic elegant dengan sentuhan etnik pelanggan menemukan pakaian baru dengan
eksotik. Bahan alam, motif dan tekstil jahitan terlepas atau warna pakaian yang
tradisional, detail detail pekerjaan memudar, sol sepatu terlepas, hingga produk
tangan ditampilkan dalam busana perhiasan yang pecah (Lewis, 2020).
dengan penekanan teknis dan kualitas Keusangan yang direncanakan adalah
yang tinggi dalam nuansa warna netral pendorong besar perilaku konsumsif.
dan earthy.
c. Eksploitation, kerinduan untuk tampil
dengan meriah, optimis, cenderung Hasil dan Pembahasan
berlebihan tergambarkan dalam tema Industri fast fashion sangat mudah
ini. Unsur berlebihan mendominasi
ditemukan di berbagai daerah di Indonesia
tema ini, baik dalam detail, bentuk,
dan penerapan ukuran. Dramatis baik berupa merek lokal maupun merek
dalam gaya terlihat pada tampilan global. Konsumen disuguhkan berbagai merek
yang menggabungkan berbagai dengan beraneka ragam item dan gaya busana
elemen, motif dengan paduan warna oleh industri fast fashion. Sebelum masa
yang bertabrakan bahkan terkesan pandemi covid 19 setiap pusat perbelanjaan
kacau. memiliki gerai fast fashion dengan merek lokal
d. Eksploration, Harapan akan dunia maupun global. Akan tetapi saat pandemi
baru yang lebih baik, siap melakukan melanda Indonesia beberapa merek fast
perjalanan melampaui alam masa kini, fashion tak terkecuali merek global fast
dituangkan dalam tema ini Berbagai fashion menutup offline storenya mengingat
unsur techno dalam gaya penjelajah, daya beli masyarakat yang menurun.
unik, dan eksentrik dengan perpaduan
Sejak pengumuman new normal oleh
warna yang tidak lazim, permainan
presiden Jokowi di pertengahan tahun 2020,
tekstur, motif yang terinspirasi oleh
elemen digital hadir dalam gaya arty masyarakat mulai menjalankan pola hidup
off-beat dengan tampilan sportif. baru dengan menerapkan protokol kesehatan
dalam kegiatan sehari-sehari. New normal di
Planned
Proses obsolescence
Review : 6 Juni 2021, Dinyatakan Lolos : 24 Juni 2021 Indonesia memberikan motivasi kepada
masyarakat untuk bangkit di tengah

72
Bhumidevi : Journal of Fashion Design Vol. I, No. 1, Juni 2021, P 68-75

keterpurukan dan terkecuali dalam industri perubahan gaya hidup ini terbagi dalam empat
fast fashion. Tidak hanya masyarakat yang tema yaitu Essentiality, Spirituality,
mulai beradaptasi dengan new normal dan Exploration, dan Exploitation. Tema
protokol kesehatan, industri fast fashion juga essentiality menghadirkan desain pakaian yang
turut serta beradaptasi atas pola hidup baru sederhana tanpa detail yang rumit dan
yang dilakukan oleh masyarakat. berlebihan. Nuansa warna-warna pucat dalam
tema ini memberi kesan bersih, segar, dan
Fast fashion yang sangat mudah ditemui
tenang. Gaya ‘mirip baju rumah dan setelan
di pusat perbelanjaan telah menjadi pilihan
piyama’ yang sederhana dikembangkan
utama dalam membeli produk fashion. menjadi gaun atau padu padan casual yang
Menurut hasil survei yang telah dilakukan, nyaman dikenakan.
sebelum masa pandemi konsumsi fast fashion Spirituality berpijak pada filosofi tentang
mencapai 2 sampai 4 kali lipat daripada saat kesederhanaan dan kearifan budaya lokal.
pandemi dan era new normal dengan rata-rata Potongan dan desain busananya bergaya
produk yang dibeli per orang sekitar 5 produk klasik, berkesan elegan, serta rapi. Gaya yang
setiap tahunnya. Motivasi utama konsumen modern dipadukan dengan gaya etnik. Aksen
dalam membeli produk fast fashion sebelum lain yang tak kalah penting dan memberi kesan
masa pandemi adalah untuk memperbaharui humble adalah tekstur, yang muncul dari hasil
tren dari pakaian mereka. Sedangkan hasil pekerjaan tangan seperti macrame, anyaman,
survei menunjukkan selama masa pandemi dan dan rajutan. Tenun ikat, batik, teknik celup, tie
dye serta penggunaan bahan-bahan alami.
new normal 44% alasan pembelian produk fast
Satu ciri yang paling menonjol dalam
fashion adalah harga produk yang terjangkau. tema exploitation adalah exaggeration atau
Alasan lain yang dipilih oleh responden dalam berlebih-lebihan. Eksagerasi ini dituangkan
mengkonsumsi produk fast fashion selama tidak hanya dalam siluetnya, namun diterapkan
masa pandemi dan new normal adalah untuk juga pada aksen, motif bahan, hingga gaya
kebutuhan acara tertentu (28%), sebagai retail padu padannya. Siluet busananya bervariasi,
theraphy atau aktivitas berbelanja dalam yang ramping menonjolkan bentuk tubuh
rangka meningkatkan suasanan hati (26%), maupun yang longgar; atau perpaduan dari
mengikuti tren (18%) dan produk yang keduanya. Kontras diterapkan pada cara padu
dimiliki telah usang dengan indikasi jahitan padan.
yang rusak, warna pakaian memudar, detail Sesuai dengan namanya, tema
tidak utuh, serta serat kain melonggar (12%). exploration memberi kesempatan untuk
mengeksplorasi gagasan secara lebih luas;
Keunggulan utama dari fast fashion
memungkinkan kita untuk memadukan
adalah selalu memproduksi produk tren
berbagai gaya berpakaian gaya sportif, sexy,
terbaru dengan harga produk yang terjangkau. romantic, dan arty off beat bisa dituangkan
Akan tetapi tren tidak lagi menjadi keunggulan menjadi satu. Tampilan dengan tema ini
utama yang menjadi alasan konsumen untuk bahkan menjadi nampak eksentrik dan absurd,
memilih produk fast fashion di masa pendemi namun dinamis.
dan new normal ini. Harga produk fast fashion Diantara 4 tema tersebut tema essentiality
yang terjangkau adalah poin utama konsumen yang paling menonjol di era new normal ini,
dalam mengkonsumsi produk fast fashion. beberapa item atau produk fast fashion yang
Walaupun harga produk yang terjangkau terinspirasi dari tema ini yakni hoodie,
adalah daya tarik utama fast fashion di masa sweatpants, set piyama, oversized shirt button
pandemi dan new normal ini, fast fashion tetap down. Item-item tersebut paling mudah
menawarkan produk dengan tren terbaru. ditemui dan banyak diminati di gerai fast
fashion. Mengingat di era new normal ini
Adapun trend fashion yang diluncurkan di
masyarakat masih menghabiskan lebih banyak
Indonesia untuk trend fashion 2021/2022
waktunya dirumah sehingga cenderung
yakni The new beginning. Tren fashion
memilih pakaian yang sederhana dan nyaman.
mengadaptasi pola hidup baru yang dijalankan
Proses Review : 6 Juni 2021, Dinyatakan Lolos : 24 Juni 2021 Tema lainnya yang memiliki produk
oleh masyarakat secara global. Pada fashion
trend 2021/2022 The new beginning, populer selama masa pendemi dan new normal

73
Bhumidevi : Journal of Fashion Design Vol. I, No. 1, Juni 2021, P 68-75

ini adalah tema spirituality. Tema ini produk yang rendah rendah. Dalam
menekannya teknik pengerjaan tangan, salah perkembangan industri fashion, pakaian tidak
satunya adalah teknik tie dye, yang menjadi perlu lagi terbuat dari bahan berkualitas tinggi.
populer selama masa pendemi dan new Konsumen mulai menerima bahwa kualitas
normal. Dari survei yang telah dilakukan 72% pakaian cukup biasa saja. Konsumen lupa
responden menyatakan bahwa produk fashion (atau tidak pernah belajar) cara memeriksa
jahitan dan lubang kancing, dan cara merawat
corak tie dye merupakan item sering
pakaian yang kami beli dengan benar. Planned
ditemukan dalam produk fast fashion.
obsolescene dilakukan oleh retailer fast
Jika telaah lebih mendalam siklus tren fashion, agar konsumen memperbaharui
dari tema essentiality berada dalam siklus pakaian mereka dengan alasan produk yang
fashion. Produk fashion dari tema essentiality tidak tren atau out of fashion dan produk yang
memiliki desain yang sederhana dan telah usang atau rusak. Fast fashion telah
mengutamakan kenyamanan sehingga dapat memicu persepsi konsumen agar berusaha
diterima oleh masyarakat luas dari berbagai tetap sejalan dengan trend fashion terkini di
kalangan dan generasi. Oleh sebab itu produk pasaran meskipun pakaian yang mereka miliki
fashion dari tema essentiality akan bertahan dalam kondisi yang sempurna (Philip dkk.,
dalam waktu cukup lama di pasaran. Namun 2020). Sehingga konsumen menjadi konsumtif
tidak demikian dengan produk bercorak tie terhadap produk fast fashion dan retailer dan
dye, produk ini populer dalam waktu singkat meningkatkan jumlah penjualannya setiap
musim.
pada saat awal pandemi. Akan tetapi hanya
Untuk memperoleh produk fast fashion
diterima oleh kelompok tertentu yang
konsumen tidak perlu lagi ke pergi ke gerai
menyukai jenis corak tie dye ini. Maka dari itu
fast fashion, terlebih di era new normal ini
tren ini berada di siklus fad yang memiliki
masyarakat masih harus membatasi mobilitas.
jangka waktu pendek dan diperkirakan akan
Sehingga retailer fast fashion
cepat menghilang di pasaran.
mengembangkan strategi pemasaran produk
Siklus tren ini turut dipengaruhi oleh
secara online melalui website, e-commerce
strategi planned obsolescence (keusangan
serta media sosial. Dari hasil survei diperoleh
yang terencana). Fast fashion selalu
64% responden menyatakan lebih sering
memperbaharui produk yang ditawarkan
membeli produk fast fashion secara online
dengan tren terbaru dalam waktu yang singkat.
dengan metode pembayaran transfer bank
Tren yang dipasarkan tidak bertahan lama,
(ATM, mobile banking, internet banking) dan
kurang dari satu bulan produk dengan tren
e-wallet. Serta segala informasi mengenai tren
terbaru akan di pasarkan secara offline dan
dan produk fast fashion diperoleh masyarakat
online. Sehingga mempengaruhi konsumen
secara online terutama melalui media sosial
untuk mengupgrade pakaian mereka ke model
baik itu media sosial merek fast fashion
yang lebih baru. Disisi lain produk dengan tren
maupun media sosial influencer.
terbaru yang ditawarkan oleh fast fashion
Dengan demikian walaupun selama
memiliki kualitas yang rendah, hal ini juga
pandemi industri fast fashion mengalami
merupakan pengaruh strategi planned
penurunan, di era new normal teknologi dan
obsolescence. Dari survei yang telah dilakukan
informasi berperan penting dalam memulihkan
setelah 10 kali pemakaian dan pencucian,
industri fast fashion. Pergeseran digital
produk fast fashion yang dimiliki oleh
konsumsi fast fashion untuk sementara waktu
responden dalam keadaan usang dengan
berlangsung cepat era new normal dan itu akan
indikasi jahitan yang rusak, warna pakaian
terus berlanjut mengingat kemudahan yang
memudar, detail tidak utuh, serta serat kain
diberikan retailer fast fashion dari virtual
melonggar.
konsultasi hingga cashless payment. Melalui
Keusangan terencana pada fast fashion
hal tersebut dapat dilihat bahwa industri yang
dilakukan dengan
Proses Review : 6 Juni penawaran trenLolos
2021, Dinyatakan terbaru dan2021
: 24 Juni
mempersingkat usia produk melalui kualitas belum memasuki ruang digital adalah yang
pertama menderita saat krisis dimulai. Perilaku

74
Bhumidevi : Journal of Fashion Design Vol. I, No. 1, Juni 2021, P 68-75

pelanggan akan berubah untuk beradaptasi yang terencana) yang diterapkan untuk
sebagai konsumen online. mempengaruhi persepsi konsumen untuk
membeli produk fast fashion. Tren yang
dipasarkan tidak bertahan lama, kurang dari
SIMPULAN satu bulan produk dengan tren terbaru akan di
Era new normal merupakan tantangan pasarkan secara offline dan online. Hal ini
bagi industri fast fashion dalam memicu konsumen untuk mengupgrade
mengembangkan produknya serta memasarkan pakaian mereka ke model yang lebih baru.
produknya kepada konsumen. Tren terbaru Disisi lain produk dengan tren terbaru yang
selalu menjadi fokus utama fast fashion dalam ditawarkan oleh fast fashion memiliki kualitas
setiap produknya. Akan tetapi di era new yang rendah sehingga produk akan cepat rusak
normal ini konsumen cenderung tertarik dan konsumen akan tergerak untuk mengganti
mengkonsumsi produk fast fashion karena pakaiannya dengan yang lebih baru.
harga produk fast fashion yang terjangkau. Di era new normal ini secara tidak
Namun fast fashion tetap berpegang teguh langsung konsumen mulai bijak memilih
pada konsep utama fast fashion yakni produk fashion tidak hanya berdasarkan tren
menghadirkan tren terbaru dengan harga namun juga dari segi kenyamanannya dan
terjangkau dalam waktu yang singkat. harga produk fashion. Produk fast fashion
Dalam fast fashion, fashion item yang mampu menghadirkan kenyamanan dalam
sedang populer lebih diutamakan daripada produk fashion dengan harga yang terjangkau
kualitas produk. Siklus hidup produk fast sesuai yang diinginkan oleh konsumen. Akan
fashion, dari desain konsep hingga barang siap tetapi konsumen lengah akan kualitas produk
di titik penjualan, dapat memakan waktu fast fashion, maka dari itu konsumen
sekitar beberapa bulan hingga beberapa tahun. diharapkan lebih bijak dalam mengkonsumsi
Semakin pendek siklus ini, semakin cepat tren produk fast fashion mengingat ketahanan
tersebut berlalu. Retailer fast fashion dapat produk adalah poin penting dari konsumsi
merencanakan stok, pilihan warna, dan pola produk fashion.
mereka dengan memantau tren secara regional
maupun global. DAFTAR RUJUKAN
The new beginning sebagai tren
Boggon, Cameron. (2019). How polluting is
2021/2022 di Indonesia berperan penting
the fashion industry?. Diambil 20
sebagai acuan fast fashion untuk
Desember 2020,
mengembangkan produknya. Tema
https://www.ekoenergy.org/how-polluting-
essentiality sebagai bagian tren the new
is-the-fashion-industry/
beginning adalah tren yang paling menonjol
Kim, E., Fiore, A. M., & Kim, H. (2013).
dan dapat diterima secara luas oleh konsumen Fashion trends: analysis and forecasting.
di berbagai kalangan. Tren ini diperkirakan London: Bloomsbury.
akan bertahan lama di pasaran mengingat tren Lewis, Sharon. (2020, Juni 24). Planned
ini berada di siklus tren fashion. Tren essential obsolescence, And Other Open Secrets Of
dengan desain yang sederhana dan The Fashion Industri | Jumpstart Magazine.
mengutamakan kenyamanan diperkirakan akan Diambil 5 Juni 2021, dari
menghilang dipasaran ketika konsumen sudah https://www.jumpstartmag.com/planned-
memulai mobilitasnya di luar rumah, yang obsolescence-fast-fashion/
mana konsumen akan lebih mengeksplor gaya Muthu, S. S. (Ed.). (2019). Fast Fashion,
berpakaiannya untuk meningkatkan Fashion Brands and Sustainable
penampilannya daripada memikirkan segi Consumption. Singapore: Springer
Singapore. https://doi.org/10.1007/978-
kenyamanan.
981-13-1268-7
ProsesTren dalam
Review : 6 Juniindustri fast fashion
2021, Dinyatakan adalah
Lolos : 24 Juni 2021
Philip, R. S., Anian, A. M., An, & M, S. R.
strategi planned obsolescence (keusangan (2020). Planned Fashion Obsolescence in

75
Bhumidevi : Journal of Fashion Design Vol. I, No. 1, Juni 2021, P 68-75

the Light of Supply Chain Uncertainty. Diambil 4 Juni 2021, dari


Academy of Strategic Management https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/me
Journal. Diambil dari ngenal-fast-fashion-dan-dampak-yang-
https://www.abacademies.org/abstract/plan ditimbulkan/
ned-fashion-obsolescence-in-the-light-of- Wasista, I. P. U. (2020, Mei 8). BARANG
supply-chain-uncertainty-8967.html BARU LEBIH BAIK : SEJARAH
Shinta, Fairus. (2018). Kajian Fast Fashion KEUSANGAN TERENCANA DAN
Dalam Percepatan Budaya Konsumerisme CARA KERJANYA. Diambil 28 Mei
[Daring] . Diambil kembali dari SMAC 20 2021, dari
Desember 2020, https://www.isi-dps.ac.id/artikel/barang-
https://pdfs.semanticscholar.org/3d19/605d baru-lebih-baik-sejarah-keusangan-
3d8a0ea56100d9a294fd618a15db2e0f.pdf terencana-dan-cara-kerjanya/
Utami, S. F. (2020, Januari 6). Mengenal Fast
Fashion dan Dampak yang Ditimbulkan.

Proses Review : 6 Juni 2021, Dinyatakan Lolos : 24 Juni 2021

76

Anda mungkin juga menyukai