Anda di halaman 1dari 52

Nasywa Putri R.

Amiira Mazaya
210510200004 210510200015

M. Rizky Debtian P. Ananda Maharani


210510200017 210510200028

Masagus M. Ibrahimsyah
210510200038
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 3
01 PROPOSAL 4
02 IMPLEMENTASI 25
03 EVALUASI 32
04 LAMPIRAN 46
01
PROPOSAL
LATAR BELAKANG
Dalam prosesnya memenuhi trend baru dan mengejar

ketertinggalan zaman, manusia seringkali mencoba untuk

menciptakan hal-hal baru. Sayangnya, tak semua hal itu

berdampak positif dan berujung kepada suatu hal yang

baik. Contohnya seperti fast fashion, istilah ini digunakan

oleh industri tekstil (fashion) yang memiliki berbagai

model fashion yang berganti dalam waktu yang sangat

singkat demi mengejar perubahan trend yang semakin

cepat. Akan tetapi, harganya yang relatif murah dan

penggunaan bahan baku yang berkualitas buruk justru

mengakibatkan dampak negatif bagi ekosistem di

sekitarnya.

Pakaian merupakan salah satu produk yang paling sering

dibeli oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data survei

yang dirilis oleh Statista (6/20) mengenai produk yang

sering dibeli oleh masyarakat Indonesia. Belanja pakaian

menempati urutan pertama (76%) dan belanja sepatu

menempati urutan kedua (69%). Selama masa pandemi

(kuartal III 2020), produk yang paling banyak dibeli oleh

konsumen pengguna e-commerce Indonesia adalah produk

pakaian atau fesyen (MarkPlus, Inc.). Hal ini berdampak

besar bagi perkembangan industri, khususnya industri

garmen atau tekstil. Berdasarkan laporan A New Textiles

Economy: Redesigning Fashion’s Future, pada 2050 limbah

minyak dari industri tekstil akan meningkat menjadi sekitar

300 juta ton. Selain itu, limbah industri tekstil juga

menjadi penghasil limbah terbanyak kedua setelah minyak.


Adapun dampak yang ditimbulkan oleh perilaku industri ini

bermacam-macam. Seperti meningkatnya konsumerisme

masyarakat lantaran perubahan trend yang semakin

cepat, penurunannya populasi hewan karena banyak dari

industri fast fashion ini yang menggunakan kulit hewan

sebagai bahan baku utama, sampai terancamnya

kesehatan pekerja garmen karena jam kerjanya yang

panjang, kurangnya sumber daya, paparan kimia

berbahaya, dan seringkali mengalami penyiksaan fisik.

Dampak yang buruk bagi lingkungan hidup yang

disebabkan fast fashion juga sangat mengkhawatirkan.

Permintaan yang tinggi dan cepat mengakibatkan

meningkatnya skala produksi industri tekstil. Penumpukan

limbah pakaian tak layak pakai mencapai lebih dari 90

juta ton, energi yang digunakan industri tekstil

berkontribusi besar dalam 25 % peningkatan emisi di

bumi, limbah cair industri pakaian menyebabkan lebih dari

20% polusi air di dunia. Langkah pemerintah untuk

mengatur pengelolaan limbah tekstil juga bisa dikatakan

kurang tegas. Sulitnya proses daur ulang limbah industri

pakaian juga merupakan salah satu alasan mengapa fast

fashion harus dihindari.


IDENTIFIKASI MASALAH
PERMASALAHAN
Globalisasi sangat memiliki peran yang penting dalam

pembentukan sistem kerja industri fast fashion. Sebuah

dinamika tren berjalan sangat cepat akibat globalisasi

yang didukung dengan berkembangnya berbagai macam

media sosial membuat segala informasi dapat dengan

mudah diterima sehingga berdampak pada para industri

pakaian yang harus cepat pula dalam melakukan produksi

dan penjualan pakaian agar mampu berkompetisi dengan

pesaing industri pakaian lainnya dalam mengikuti sebuah

perkembangan tren. Ditambah, industri pakaian

memasang harga jual yang sangat murah sangat

memungkinkan konsumen untuk selalu mengikuti

perkembangan mode tanpa harus mengeluarkan biaya

yang besar.

Gaya hidup masyarakat di Indonesia juga ternyata sangat

memengaruhi bagaimana perilaku masyarakatnya dalam

membuat keputusan berbelanja yang kurang bijak. Sering

kali kita berpikir bahwa membeli gaun baru untuk setiap

acara pernikahan, sepasang sepatu baru setiap tahun

ajaran, atau baju baru setiap lebaran hukumnya wajib.

Padahal, penting sekali kita untuk memahami dan peduli

akan dampak apa yang dihasilkan dari industri fast

fashion ini serta kita pun harus mampu dalam membuat

prioritas pembelian.
1. Industri fast fashion memiliki banyak toko yang

tersebar di Indonesia namun menampilkan koleksi yang

model pakaiannya cepat berubah dan tidak jauh

berbeda.

2. Adanya strategi fast fashion, memungkinkan suatu toko

retail mengganti koleksinya sekali dalam dua hingga

empat minggu.

3. Biaya produksi dalam fast fashion relatif lebih kecil

sehingga harga pakaian menjadi lebih murah

4. Di tahun 2018, Indeks Keberdayaan Konsumen

Indonesia menggambarkan perilaku konsumen sebesar

40,41%. Konsumen berada di level paham akan hak dan

kewajiban sebagai konsumen, namun belum

memperjuangkan ketika terjadi suatu hal yang

merugikan dirinya.

SOLUSI
Dilansir dari sadarisedari, penting sekali untuk

mengedukasi diri dan masyarakat agar sadar dalam

menata kembali prioritas pembelian sebuah pakaian dan

menjadi conscious consumer. Conscious consumer adalah

ketika kita mengonsumsi sesuatu secara sadar dengan

memperhatikan dampaknya terhadap sosial, ekonomi, dan

lingkungan. Dengan memahami dan menjadi conscious

consumer kita dapat melatih untuk membedakan

kebutuhan dan keinginan semata.


BRANCHING
Tren Pakaian
yang Cepat
Fenomna Berubah
Fast Fashion
di Industri
Biaya Produksi
Pakaian
yang
Penumpukan Terjangkau
Limbah
Kurangnya
Pakaian Rendahnya
Pemahaman dan
Kesadaran
Edukasi terhadap
Terhadap
Bahaya Limbah
Lingkungan
Perilaku Pakaian
Masyarakat
FOMO (Fear of
Missing Out)
Budaya
Konsumtif
Harga Pakaian
yang Terjangkau

ABCD

Mahasiswa dapat memiliki melalui event dengan baik

Fikom kesadaran online

Universitas terhadap

Padjadjaran dampak buruk

limbah

pakaian
RUMUSAN MASALAH
Apa tujuan dilaksanakannya program perencanaan

komunikasi ini?

Siapakah yang menjadi target untuk diberikan edukasi

mengenai bahaya limbah pakaian ?

TUJUAN PROGRAM
TUJUAN UMUM
Melalui sebuah kegiatan yang dilaksanakan secara online,

Mahasiswa Fikom Universitas Padjadjaran dapat memiliki

kesadaran terhadap dampak buruk limbah pakaian dengan

baik.

TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa Fikom Unpad dapat mengetahui apa itu

fast fashion

2. Mahasiswa Fikom Unpad dapat memahami apa

dampak buruk yang ditimbulkan dari industri fast

fashion

3. Mahasiswa Fikom Unpad dapat menyadari konsekuensi

dari setiap keputusan pembelian pakaian

4. Mahasiswa Fikom Unpad dapat mengkategorikan

pakaian yang bersifat jangka panjang dengan yang

tidak
SEGMENTASI
KHALAYAK
SEGMENTASI
Psikografis : Ditujukan kepada para anak muda yang

menyukai dan mengikuti perkembangan fashion, serta

bersifat memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan dapat

menerima kritik atau saran

Geografis : Seluruh Indonesia

Demografis : Perempuan dan Laki-laki yang berusia 17-

25 tahun

TARGETING
Program komunikasi yang akan dilaksanakan menargetkan

seluruh mahasiswa Fikom Unpad angkatan 2020,

khususnya mahasiswa yang secara tidak langsung terlibat

dalam fenomena fast fashion dan berperilaku konsumtif.

POSITIONING
Kami melihat bahwa akibat tren fashion yang berubah

dengan cepat, fenomena Fast Fashion menjadi semakin

marak. Fenomena tersebut juga berdampak buruk bagi

lingkungan karena mengakibatkan penumpukan limbah

pakaian. Oleh karena itu, kami ingin menghadirkan

program komunikasi berupa event yang diharapkan dapat

menyadarkan mahasiswa Fikom Unpad angkatan 2020

terhadap bahaya yang ditimbulkan dari fast fashion

maupun perilaku mereka sendiri.


DESKRIPSI UMUM
PROGRAM
Kalem Heula dilaksanakan dengan membuat akun

instagram berisi konten-konten edukatif tentang bahaya

limbah pakaian terhadap lingkungan. Untuk acara

utamanya, Kalem Heula mengadakan talkshow dengan

tema fast fashion dan thrifting. Talkshow tersebut akan

diadakan secara online melalui Live Instagram pada akun

Instagram @_kalemheula.
STRATEGI PESAN
STRATEGI KOMUNIKATOR
Komunikator merupakan seseorang yang memiliki peranan

penting dalam memberikan informasi dan mempengaruhi

untuk mencapai tujuan dari program komunikasi. Dengan

begitu, kredibilitas komunikator menjadi hal yang harus

diperhatikan sebelum memilih seorang komunikator.

Kredibilitas komunikator tersebut dapat dilihat dari

beberapa hal seperti keahlian, kekuasaan, kepercayaan,

dan daya tarik dari komunikator itu sendiri.

Webinar yang akan dilaksanakan nanti akan melihatkan

dua orang komunikator yang akan menyampaikan

informasi. Kedua komunikator tersebut kami ambil dari

pihak eksternal yang memiliki wawasan dan tertarik

dengan isu dampak fast fashion terhadap lingkungan.

ORGANISASI PESAN
1. ATTENTION , menarik perhatian para audiens dengan

menyajikan sebuah talkshow yang mengundang

seorang micro influencer yang memiliki ketertarikan di

bidang tersebut dan dengan membuat visual dari

poster yang menarik sehingga para audiens dapat

tertarik dengan talkshow yang akan dilaksanakan.

2. NEEDS , membangkitkan rasa kebutuhan para audiens

dengan cara memaparkan dampak dari fast fashion

yang tanpa kita sadari ternyata limbahnya dapat

merusak lingkungan dan memberikan solusi yang dapat

dilakukan agar dapat mengurangi atau menghindari

fast fashion.
1.

2.

3. SATISFACATION , para audiens harus diberikan

kepuasan dengan aliran informasi yang insightful dan

kredibel mengenai dampak limbah fast fashion

terhadap lingkungan dan bagaimana cara

menguranginya oleh sosok para pembicara yang

memiliki ketertarikan di bidang tersebut sehingga para

audiens mendapatkan pemahaman yang tepat.

4. VISUALIZATION , saat talkshow berlangsung disajikan

fitur-fitur dari Live Instagram berupa kolom comment,

like, serta kolom khusus untuk mengajukan pertanyaan.

5. ACTION , para pembicara mengajak audiens untuk

mengurangi pakaian-pakaian fast fashion dengan

menjelaskan mengenai buyerarchy of needs dimulai

dari ajakan untuk menggunakan pakaian yang sudah

dimiliki sebelumnya, dengan meminjam atau menyewa

pakaian, menukar, melakukan thrifting, kemudian

dijelaskan bahwa membeli pakaian menjadi opsi

terakhir dalam rangka untuk mengurangi limbah

pakaian akibat dampak dari fast fashion.

STRATEGI MEDIA
Media yang akan digunakan untuk melaksanakan

kampanye sosial ini adalah akun Instagram “Kalem Heula”

untuk melakukan publikasi konten edukatif serta

penyebaran informasi mengenai kegiatan talkshow agar

dapat memenuhi target audiens sesuai KPI.


TIMELINE PROGRAM
Berikut merupakan gambaran umum timeline kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk menjalankan kampanye selama lima minggu waktu

kerja.

TIMELINE CAMPAIGN KALEM HEULA

Waktu Hari Nama Kegiatan

Week 0 Kamis - Sabtu Menentukan



Khalayak Sasaran

Week 1 Senin - Sabtu Menetapkan



Strategi Kegiatan


Kamis - Sabtu Menyusun Teknis



Pelaksanaan

Week 2 Senin - Selasa Menetapkan



Pembagian Tugas

Week 3 Rabu - Sabtu Mempersiapkan


Mempersiapkan
Week 4 Senin - Sabtu Kegiatan
Kegiatan
Week 5 Senin - Jumat

Selasa - Senin Melaksanakan

Selasa - KamiS Kegiatan

Jumat Evaluasi Kegiatan


INVENTARIS KEGIATAN
INDIKATOR
KEBERHASILAN
KUALITATIF
1. Tumbuhnya kepedulian dari mahasiswa Fikom Unpad

terhadap isu fast fashion.

2. Terdapat edukasi mengenai isu fast fashion pada

lingkungan Fikom Unpad.

3. Mahasiswa Fikom dapat menerapkan pengetahuan

terhadap isu fast fashion.

KUANTITATIF
1. Terdapat minimal 65 peserta yang menghadiri

talkshow.

2. Terdapat minimal satu pembicara yang akan

memberikan materi seputar tema talkshow.

3. Terdapat minimal 200 pengikut di Instagram.


RENCANA EVALUASI
JUDUL KEGIATAN
Evaluasi Proyek Kampanye Sosial Kalem Heula

ALASAN DILAKSANAKANNYA EVALUASI


Kalem Heula merupakan kampanye sosial yang berfokus

pada peningkatan pengetahuan serta pemahaman

audiens (mahasiswa Fikom 2020) terhadap dampak buruk

yang dapat ditimbulkan dari penumpukan limbah pakaian,

yakni kerusakan lingkungan. Diangkatnya isu ini berangkat

dari temuan-temuan pelaksana melalui penelitian

sekunder bahwa hal tersebut dapat diakibatkan oleh sikap

konsumtif masyarakat dan fenomena fast fashion. Maka

dari itu, evaluasi ini dimaksudkan agar kami (evaluator)

dapat mengetahui keberhasilan pelaksanaan kampanye

melalui responden yang merupakan khalayak dari

kampanye sosial ini.

TUJUAN
Evaluasi ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui

kekurangan dari proyek yang telah dijalankan.

Tujuan khusus:

Context: Ketercapaian tujuan proyek kampanye sosial

Kalem Heula.

Input: Pelaksana, Live Instagram, Konten publikasi

informatif, konten interaktif.

Process: Pelaksanaan kampanye sosial Kalem Heula

sesuai dengan kalender publikasi.

Product: Tingkat pemahaman audiens terhadap

fenomena fast fashion serta dampaknya.


METODE YANG DIGUNAKAN
Dalam mengevaluasi proyek ini, kami menggunakan model

CIPP (Context, Input, Process, Product). Hal-hal yang akan

dievaluasi menggunakan model ini diantaranya:

1) Context:

Tujuan kampanye Kalem Heula menjadi bagian dari salah

satu komponen pada model CIPP, yakni Context.

Indikatornya sebagai berikut:

Mahasiswa Fikom Unpad dapat mengetahui apa itu

fast fashion

Mahasiswa Fikom Unpad dapat memahami apa

dampak buruk yang ditimbulkan dari industri fast

fashion

Mahasiswa Fikom Unpad dapat menyadari konsekuensi

dari setiap keputusan pembelian pakaian

Mahasiswa Fikom Unpad dapat mengkategorikan

pakaian yang bersifat jangka panjang dengan yang

tidak

2) Input:

Pelaksana, melaksanakan kampanye dengan kinerja

yang baik.

Live Instagram, dilaksanakan secara efektif dan topik

yang dibahas dapat bermanfaat.

Konten Publikasi dan Konten Interaktif yang menarik,

mudah dimengerti, dan informatif.

3) Process:

Durasi pelaksanaan berlangsung efektif.

Jumlah konten yang dipublikasikan berjumlah

ideal/sesuai kebutuhan.

4) Product

Ketercapaian tujuan kampanye sosial Kalem Heula

Tingkat pemahaman audiens terhadap Fast Fashion

dan dampak yang ditimbulkannya.


PROSEDUR KERJA DAN LANGKAH
KEGIATAN
Pada penerapannya, perencanaan evaluasi tersebut perlu

melalui beberapa tahap, diantaranya:

Merumuskan masalah/menyiapkan beberapa

pertanyaan

Sebelum mengetahui evaluasi pelaksanaan kampanye

melalui data yang diperoleh, evaluator menyiapkan

beberapa pertanyaan dengan jenis pertanyaan terbuka

dan tertutup terkait hal-hal yang akan dievaluasi.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tertera pada poin F,

yakni Pertanyaan Evaluasi.

Menyusun instrumen pengumpul data

Pada tahap ini, dalam mengumpulkan data mengenai

tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program,

evaluator memutuskan untuk menghimpun data

menggunakan instrumen angket/kuesioner melalui Google

Form.

Mengumpulkan dan menganalisis data

Dalam menganalisis data, evaluator menggunakan metode

analisis data kuantitatif deskriptif sesuai dengan

instrumen pengumpul data yang digunakan, yakni

kuesioner melalui Google Form. Hal ini karena data yang

terhimpun akan secara otomatis terproyeksikan dalam

bentuk bagan sehingga pelaksana cukup memberikan

tambahan deskripsi di setiap pertanyaannya.

Melakukan tindak lanjut

Berdasarkan data yang diperoleh, maka evaluator akan

menjadikan evaluasi tersebut sebagai suatu tolok ukur

keberhasilan dari pelaksanaan program/kampanye sosial.


PERTANYAAN EVALUASI
1) Context:

Apakah tujuan dari pelaksanaan kampanye sosial

Kalem Heula sudah sesuai dengan kondisi yang terjadi

saat ini di masyarakat?

2) Input

Pelaksana

Bagaimana kinerja pelaksana dalam

mengimplementasikan kampanye sosial “Kalem Heula”?

Konten Publikasi & Konten Interaktif

Seberapa menarik konten yang disajikan oleh akun

Instagram @_kalemheula?

Menurut kamu, apakah konten dari akun instagram

@_kalemheula mudah dimengerti?

Menurut kamu, apakah @_kalemheula menyajikan

konten yang informatif?

Live Instagram

Evaluasi Teknis Acara

Apakah Live Instagram sudah dilaksanakan tepat

waktu?

Apakah durasi untuk sesi talkshow dan tanya jawab

dalam Live Instagram berlangsung efektif?

Evaluasi Isi Acara

Seberapa baik pembawaan dari pembicara?

Seberapa baik kualitas dari topik yang dibahas?

Seberapa mudah memahami topik yang dibahas?

Seberapa puas kamu dengan diadakannya Live

Instagram "Fast Fashion? Thrifting to the Rescue!"?

Apa insight yang kamu dapatkan dari Live Instagram

"Fast Fashion? Thrifting to the Rescue!"?


Kritik dan Saran

Apakah terdapat kritik dan saran untuk “Kalem Heula”

secara keseluruhan?

3) Process

Menurut kamu, apakah durasi pelaksanaan kampanye

sosial @_kalemheula sudah efektif?

Menurut kamu, apakah jumlah konten publikasi yang

diunggah pada kampanye sosial @_kalemheula sudah

ideal?

4) Product

Setelah melihat konten/mengikuti akun instagram

@_kalemheula, apakah kamu dapat memahami tentang

fenomena Fast Fashion beserta dampaknya?


PENUTUP
Proposal kegiatan di atas merupakan ketentuan dasar dari

kegiatan yang akan kami lakukan sebagai bahan

pertimbangan Bapak/Ibu sekalian. Kami mohon Bapak/Ibu

dapat mengarahkan dan mendukung kami dalam

melaksanakan kegiatan ini.

Demikian proposal ini kami buat. Besar harapan kami atas

terlaksananya kegiatan ini. Atas perhatian dan kerjasama

Bapak/Ibu, kami mengucapkan terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA
Ayu, A. (2020, Juni 3). Atas Nama Fashion, Kita

Menumpuk Limbah. Cultura. Retrieved September 26,

2021, from https://www.cultura.id/atas-nama-

fashion-kita-menumpuk-limbah

Christy, F. E. (2020, September 15). Orang Indonesia

Lebih Suka Belanja Pakaian. Tempo. Retrieved

September 27, 2021, from

https://data.tempo.co/data/953/orang-indonesia-

lebih-suka-belanja-pakaian

Febriyani, C. (2019, Desember 7). Selain Plastik, Limbah

Pakaian Bekas Makin Mengkhawatirkan Dunia.

Akurat.co. Retrieved September 27, 2021, from

https://akurat.co/selain-plastik-limbah-pakaian-

bekas-makin-mengkhawatirkan-dunia

Leman, F. M., Purnomo, J., & Soelityowati. (2020).

Dampak Fast Fashion Terhadap Lingkungan. Seminar

Nasional Envisi 2020 - Industri Kreatif, 128-136.

Putri, C. N. (2021, Juli 21). Jangan Disepelekan! Ini

Dampak Fast Fashion dan Perilaku Konsumtif Pada

Ancaman Limbah Pakaian. parapuan.

Saputra, P. (2018, Februari 7). Orang Indonesia Paling

Gemar Belanja Fesyen dan Wisata secara Online.

katadata.co.id.

https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/5e9a

5604722b3/orang-indonesia-paling-gemar-belanja-

fesyen-dan-wisata-secara-online

UAL Reasearch Centre. (n.d.). Education for

Sustainability. Centre of Sustainable Fashion.

Retrieved September 27, 2021, from

https://www.sustainable-fashion.com/education.
02
IMPLEMENTASI
NAMA DAN DESKRIPSI
KEGIATAN
Kalem Heula merupakan sebuah kegiatan social campaign

yang dilakukan guna membangkitkan kesadaran

masyarakat mengenai bahaya dan dampak buruk limbah

pakaian terhadap lingkungan sekitar. Dengan menargetkan

mahasiswa Fikom Universitas Padjadjaran, social campaign

yang kami lakukan ini diawali dengan pembuatan dan

aktivasi akun digital dengan menggunakan platform

Instagram dengan mengusung nama @_kalemheula.

Setelah akun teraktivasi, kampanye ini secara bertahap

mulai mengunggah secara rutin mengenai konten-konten

yang berkaitan dengan fast fashion dan slow fashion

dalam kurun waktu 1 minggu. Demi mengejar ketercapaian

minimum konten, kami mengunggah 3 konten dengan kurun

jam yang berbeda agar setiap konten mendapatkan insight

secara maksimal.
Dalam pelaksanaannya, akun Instagram @_kalemheula

telah mengumpulkan sebanyak 214 followers dengan total

18 unggahan yang berisikan tentang bermacam-macam

konten mengenai social campaign yang kami lakukan.

Adapun konten di dalamnya membahas mengenai

perkenalan kampanye, perbedaan fast dan slow fashion,

efek fast fashion terhadap lingkungan, film rekomendasi

yang membahas mengenai bahayanya limbah pakaian,

quotes, buyerarchy of needs, rekomendasi outfit

sustainable fashion dari tim Kalem Heula, conscious

consumerism, cara menghindari terjadinya fast fashion,

dan rekomendasi thrift shop dari tim Kalem Heula yang

nantinya bisa dijadikan acuan bagi followers Instagram

untuk mencoba mulai menggunakan dan mengaplikasikan

sustainable fashion dalam kehidupan sehari-harinya.

Selain unggahan pada feeds Instagram, kami juga

memanfaatkan fitur-fitur lainnya yang ada di platform ini

seperti IG Story, Polling, Question Box, dan lain

sebagainya. Social Campaign yang kami lakukan ditutup

dengan acara utama dengan mengambil bentuk talkshow

dengan tema fast fashion dan thrifting. Talkshow yang

kami lakukan dilakukan secara online dengan

menggunakan fitur Live Instagram pada akun

@_kalemheula. Dengan dilakukannya talkshow tersebut,

social campaign ini telah mencapai titik puncaknya

dengan menarik beberapa dari followers Instagram

@_kalemheula untuk berpartisipasi pada kegiatan yang

kami lakukan.
WAKTU DAN TEMPAT
PELAKSANAAN
Tanggal: 14 Desember 2021–23 Desember 2021

Tempat: Platform instagram @_kalemheula

SUSUNAN KEPANITIAAN

Nama Peran

Public Relation
Ananda Maharani
& Copywriter

Amiira Mazaya Evaluator

Masagus M. Ibrahimsyah Content Writer

M. Rizky Debtian Content Writer

Nasywa Putri R. Graphic Design


CAPAIAN KEGIATAN
HAMBATAN
1. Koneksi pembicara yang buruk sehingga sesi

talkshow harus diulang hari berikutnya.

2. Audiens kurang antusias karena banyaknya

kampanye sosial yang dilakukan mahasiswa

Manajemen Komunikasi, Fikom, Unpad secara

bersamaan

3. Tim penyelenggara cenderung kewalahan karena

harus membagi fokus dengan banyaknya tugas

mata kuliah lain, khususnya tugas kelompok yang

berupa project.

4. Kemampuan editing yang terbatas sehingga

pekerjaan kurang efektif

5. Timeline kampanye yang padat

6. Sulit mencari pembicara talkshow

7. Perubahan beberapa poin kegiatan saat

kampanye karena berbagai pertimbangan


SOLUSI DAN SARAN
1. Mengecek koneksi baik pembicara atau moderator

sebelum sesi talkshow dimulai.

2. Menyusun jadwal pelaksanaan dari jauh hari agar

tidak terburu-buru dalam melakukan eksekusi

social campaign.

3. Merancang konten yang lebih menarik agar

antusias dari followers Instagram @_kalemheula

meningkat secara pesat.

4. Mempelajari dasar-dasar editing agar pekerjaan

editing dapat terbagi rata terhadap seluruh tim

dan lebih efektif.


03
EVALUASI
METODE EVALUASI
Sebagai salah satu tahapan dari sebuah proyek

perencanaan komunikasi, evaluasi dilaksanakan untuk

mengukur keberhasilan dari kampanye yang dilaksanakan.

Dari banyaknya model evaluasi yang ada, evaluator

memilih model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, and

Product). Alasan evaluator dalam memilih model ini karena

komponen didalamnya mencakup metode evaluasi sumatif

dan evaluasi formatif. Dalam pelaksanaan evaluasi,

pertanyaan yang sudah dirancang selanjutnya disertakan

dalam instrumen pengumpul evaluasi, yakni Google Form.

ANALISIS DATA
KEGIATAN
Untuk mengukur keberhasilan dari kampanye sosial yang

telah dilaksanakan, evaluator menyuguhkan beberapa

pertanyaan kepada audiens mengenai indikator-indikator

dari Context, Input, Process, dan Product kampanye.

Indikator tersebut diantaranya mencakup tujuan

kampanye, konten publikasi dan konten interaktif, Live

Instagram, pelaksana, proses pelaksanaan kampanye, hasil

kampanye, serta kritik dan saran. Pertanyaan tersebut

kemudian dilampirkan ke dalam instrumen pengumpul data

bernama Google Form. Form evaluasi tersebut berhasil

menghimpun jumlah responden yang melampaui kriteria

minimal, yakni sebanyak 34 responden.


TUJUAN KAMPANYE

Berdasarkan hasil survei evaluasi yang telah diolah,

tim pelaksana dapat menarik kesimpulan bahwa

sebanyak 61.8% responden kami atau apabila

diakumulasikan dengan angka sebanyak 21 responden

menganggap bahwa tujuan dari kampanye kami

sangat sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini di

masyarakat. Kemudian diikuti dengan 36.3% dari

responden mengatakan bahwa kampanye kami sesuai

dengan kondisi yang ada di masyarakat. Namun

sayangnya, terdapat 1 responden atau sebesar 2.9%

dari responden yang menganggap bahwa kampanye

kami tidak sesuai dengan kondisi saat ini.


KONTEN PUBLIKASI DAN KONTEN
INTERAKTIF

Setelah itu, tim pelaksana juga menanyakan tingkat

ketertarikan dari audiens Kalem Heula terhadap

konten-konten yang disajikan. Berdasarkan data yang

telah dihimpun dan diolah, mayoritas dari responden,

yakni sejumlah 23 responden mengatakan bahwa

konten yang disajikan sangat menarik. Selebihnya,

terdapat 11 responden yang menganggap bahwa

konten yang disajikan menarik.


Tim pelaksana juga mempertimbangkan tingkat

kesulitan audiens dalam memahami konten yang

disajikan pada akun Instagram Kalem Heula. Dapat

dilihat pada bagan, mayoritas dari responden, yakni

sebanyak 22 responden mengatakan bahwa konten

yang disajikan oleh Kalem Heula sangat mudah

dimengerti. Diikuti dengan sebanyak 12 responden

mengatakan bahwa konten yang disajikan mudah

dimengerti.

Tidak hanya seberapa menarik dan tingkat kesulitan

yang ditanyakan kepada audiens. Tim pelaksana juga

menanyakan terkait seberapa informatif konten yang

disajikan. Berdasarkan bagan diatas, mayoritas dari

responden, sebanyak 20 responden mengatakan

bahwa konten sangat informatif, diikuti dengan 14

responden mengatakan bahwa konten informatif.


LIVE INSTAGRAM
Evaluasi Teknis Acara

Selain mengevaluasi tujuan kampanye serta konten

publikasi dan konten interaktif, tim pelaksana juga

mengevaluasi pelaksanaan dari acara utama dari

kampanye Kalem Heula, yakni Talkshow yang dibalut

dalam konsep Live Instagram. Untuk evaluasi dari

teknis acara tersebut, sebanyak 79.4% dari total

responden mengatakan bahwa acara sudah

dilaksanakan tepat waktu. Namun, 20.6% dari total

responden mengatakan bahwa acara belum

dilaksanakan tepat waktu.


Tidak hanya evaluasi terhadap kapan

dilaksanakannya acara, pelaksana juga menanyakan

terkait efektifitas dari durasi Live Instagram. Setelah

mengolah data yang telah terhimpun, seluruh

responden mengatakan bahwa durasi dari Live

Instagram efektif.

Evaluasi Isi Acara

Berkaitan dengan isi acara, pelaksana juga

menanyakan terkait pembicara yang telah dipilih.

Sebanyak 17 dari 34 responden mengatakan bahwa

pembawaan dari pembicara sangat baik, kemudian

dilanjutkan dengan 16 dari 34 responden mengatakan

bahwa pembawaan pembicara sudah baik. Namun,

terdapat 1 dari 34 responden mengatakan bahwa

pembawaan pembicara tidak baik maupun buruk,

yakni abstain.
Selain pembawaan dari pembicara, tim pelaksana

juga menanyakan kualitas dari topik yang dibahas.

Berdasarkan bagan diatas, sebanyak 58.8% dari

responden, yakni apabila diakumulasikan, sebesar 20

responden menganggap bahwa topik yang dibawakan

sangat berkualitas. Dan terdapat 41.2% dari

responden, yakni sebanyak 14 responden mengatakan

bahwa kualitas dari topik yang dibahas berkualitas.


Untuk melihat keberhasilan dari live Instagram yang

telah dilaksanakan, tim pelaksana kemudian

menanyakan terkait kepuasan dari audiens

terhadapnya. Pertanyaan ini menjadi tolok ukur yang

penting mengingat kepuasan terhadap acara

merupakan sebuah hal yang dapat menunjukkan

keberhasilan acara secara komprehensif. Apabila

dilihat berdasarkan bagan diatas, sebanyak 18

responden mengatakan bahwa mereka sangat puas

dengan live Instagram yang telah dilaksanakan.

Kemudian sebanyak 13 responden mengatakan bahwa

mereka puas dengan live Instagram. Terakhir,

sebanyak 3 responden berada pada posisi netral.

Pertanyaan Terbuka
“Apa insight yang kamu dapatkan dari Live Instagram

“Fast Fashion? Thrifting to the Rescue!”

Kesimpulan Jawaban dari Responden


Berdasarkan pertanyaan tersebut, responden

menanggapinya dengan beberapa jawaban,

diantaranya (dari mayoritas hingga jawaban lain-

lain):

Thrifting merupakan solusi untuk mengurangi

limbah pakaian.

Setelah menyaksikan talkshow yang dibalut dengan

konsep Live Instagram, audiens Kalem Heula

mendapatkan insight bahwa thrifting merupakan

solusi untuk mengurangi limbah pakaian.


Hal ini didukung dengan anggapan bahwa untuk

terlihat fashionable tidak perlu mengeluarkan banyak

uang, dan pakaian thrifting atau pakaian bekas layak

pakai cenderung menggunakan bahan yang

berkualitas sehingga dapat digunakan secara

berkelanjutan.

Slow fashion mencegah adanya penumpukan

limbah fashion.

Selain mengatakan bahwa thrifting merupakan salah

satu solusi untuk mengurangi limbah pakaian, slow

fashion secara keseluruhan sudah dipahami oleh

audiens sebagai suatu hal yang mencegah adanya

penumpukan limbah fashion. Oleh karena itu, audiens

kemudian mendukung perwujudan slow fashion untuk

memusnahkan fenomena fast fashion.

Mengetahui dampak buruk dari fast fashion dan

penumpukan limbah pakaian.

Tidak hanya memiliki pemahaman seputar thrifting

dan slow fashion, audiens Kalem Heula mengetahui

dampak buruk yang ditimbulkan oleh fast fashion dan

limbah pakaian. Hal tersebut dikatakan dapat

berdampak buruk bagi lingkungan serta mengarah

kepada eksploitasi buruh.

Penting untuk menjaga lingkungan.

Mengingat bahwa fast fashion dapat berdampak

buruk bagi lingkungan, maka audiens Kalem Heula

menjadi lebih memperhatikan sikapnya dalam

membeli/mengenakan pakaiannya agar dapat

berkontribusi dalam upaya menjaga lingkungan.


Memahami fast fashion.

Audiens Kalem Heula juga memahami fenomena dari

fast fashion itu sendiri. Beberapa dari mereka baru

mengetahui bahwa pakaian dari produsen fast

fashion dapat berakibat pada penumpukan limbah

sehingga perlu adanya pengurangan pembelian

pakaian agar dapat menjaga lingkungan.

Jawaban lain-lain:

1. Wawasan terbuka dalam hal beli-beli.

2. Mengetahui trend fashion saat ini.

3. Baju thrift biasa didapatkan dari pihak ketiga,

kemudian dijual kembali.

4. Tips berbelanja baju online.

PELAKSANAAN
Selain mengevaluasi konten publikasi serta acara

yang dihadirkan, tim pelaksana juga sudah

seharusnya untuk dievaluasi. Berdasarkan bagan

diatas, sebanyak 21 responden mengatakan bahwa

kinerja pelaksana sudah sangat baik, kemudian

diikuti dengan 13 responden mengatakan bahwa

kinerja pelaksana sudah baik.

PROSES PELAKSANAAN KAMPANYE

Sebagai suatu hal yang cukup fundamental dari

sebuah kampanye, evaluasi dari proses

pelaksanaannya perlu diperhatikan. Audiens dari

Kalem Heula, sebanyak 88.2% atau apabila

diakumulasi, yakni 29 responden mengatakan bahwa

durasi dari kampanye sudah efektif. Kemudian diikuti

dengan 11.8%, yakni sebanyak 5 responden

mengatakan bahwa durasi dari pelaksanaan

kampanye belum efektif.


Selain durasi pelaksanaan kampanye, jumlah konten

publikasi juga berpengaruh terhadap efektivitas

sebuah kampanye. Berdasarkan bagan diatas,

sebanyak 94.1% dari responden, yakni 32 responden

mengatakan bahwa jumlah konten publikasi sudah

ideal. Namun, 3 responden mengatakan sebaliknya,

bahwa jumlah konten publikasi belum ideal.

HASIL KAMPANYE SOSIAL


Sebagai substansi terakhir dari form evaluasi ini,

hasil kampanye sosial yang bersinggungan dengan

tujuan kampanye Kalem Heula menjadi pertanyaan

krusial. Berdasarkan data yang terhimpun dan telah

diolah, seluruh responden mengatakan bahwa mereka

dapat memahami tentang fast fashion beserta

dampaknya melalui instagram Kalem Heula. Hal ini

menjadi indikator utama yang menandakan bahwa

kampanye yang dilakukan telah berhasil mencapai

tujuannya.

KRITIK DAN SARAN


Pertanyaan Terbuka
“Apakah terdapat kritik dan saran untuk "Kalem

Heula" secara keseluruhan?”

Kesimpulan Jawaban dari Responden


Berdasarkan pertanyaan tersebut, responden

menanggapinya dengan beberapa jawaban,

diantaranya:

Diharapkan kampanye dapat berlangsung secara

jangka panjang.

Konten publikasi dan konten interaktif sudah baik.

Live Instagram sempat terkendala dan kurang

tepat waktu.

Isu yang diangkat unik dan keren.

Dari kritik dan saran tersebut, dapat dikatakan

bahwa kampanye sudah berlangsung dengan baik,

namun masih terdapat beberapa hal yang penting

untuk dievaluasi, yakni kendala pada teknis acara

utama dan terdapat harapan dari audiens agar

kampanye dapat berlangsung secara jangka panjang.


04
LAMPIRAN
Lampiran akun Instagram @_kalemheula

https://www.instagram.com/_kalemheula/

Lampiran feedback form

https://bit.ly/FeedbackKalemHeula

Lampiran Dokumentasi Live Instagram “Fast

Fashion? Thrifting to the Rescue!”

Bagian 1
Bagian 2
Lampiran Insights akun Instagram @_kalemheula
Lampiran Reach akun Instagram @_kalemheula
Lampiran Engagement akun Instagram

@_kalemheula
Lampiran Followers akun Instagram @_kalemheula

Anda mungkin juga menyukai