TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN
A. Latar belakang
Busana atau pakaian dan aksesories yang dipakai setiap hari dibuat tidak asal
jadi, tetapi berdasarkan suatu rancangan tertentu yang disebut disain. Disainlah yang
menyebabkan busana tampak indah, menarik, anggun, dan nyaman dipakai.
Semakin maju tingkat kehidupan masyarakat, semakin banyak memerlukan
peran disain. Semakin tinggi selera masyarakat dalam berbusana, semakin tinggi
tuntutan kecermatan keseluruhan disainnya. Sebab, dalam berbusana, pada
hakekatnya manusia selalu menuntut dua nilai sekaligus, yakni nilai jasmaniah yang
berupa enak dan nyaman dipakai, dan nilai rohaniah yang berupa keindahan dan
keanggunan.
Dalam membuat illustrasi disain busana, diperlukan beberapa informasi
pengetahuan, keterampilan di bidang busana, daya kreasi. Daya kreasi adalah
kreativitas yang dimiliki seseorang yang dituangkan ke dalam bentuk suatu benda,
dalam hal ini adalah bentuk busana. Daya kreasi dalah hal ini berupa pengetahuan
1
tentang busana itu sendiri, pengetahuan illustrasi busana, maupun busana secara
konkret yang mengandung seni, sehingga menimbulkan suatu kreasi yang indah dan
menarik untuk dikenakan.
Disain dapat diartikan rancangan sesuatu yang dapat diwujudkan pada benda
nyata atau perilaku manusia, yang dapat dirasakan, dilihat, didengar, diraba. Khusus
mengenai pengertian disain busana yaitu rancangan model busana yang berupa
gambar dengan menggunakan unsur garis, bentuk, siluet (silhouette), ukuran, tekstur
yang dapat diwujudkan menjadi busana.
Sedangkan pengertian busana itu sendiri terdiri dari dua yaitu pertama busana
dalam arti umum adalah bahan tekstil atau bahan lainnya yang sudah dijahit atau
2
tidak dijahit yang dipakai atau disampirkan untuk penutup tubuh seseorang. Sebagai
contoh yaitu kebaya dan kain panjang atau sarung, rok, blus, blezer, bebe, celana
pendek atau celana panjang (pantalon), kemeja, T-shirt, piyama, singlet, kutang
(brassier) atau buste houlder (BH), rok dalam, bebe dalam. Yang kedua busana dalam
pengertian lebih luas sesuai dengan perkembangan manusia, khususnya bidang
busana, termasuk kedalamnya aspek-aspek yang menyertainya sebagai perlengkapan
pakaian itu sendiri, baik dalam kelompok milineries (millineries) misalnya sepatu,
sendal, selop, kaus kaki, topi, tas peci, selendang, kerudung, payung, dasi, sraf, syaal,
stola, ikat pinggang, sarung tangan, maupun aksesories (accessories) misalnya pita
rambut, sirkam, bandu, jepit rambut, penjepit dasi, giwang, kalung, liontin, gelang,
dan tusuk konde.
Dari pengertian disain busana di atas, maka dapat disimak bahwa rancangan
tersebut berupa gambar model busana yang didalamnya terdapat pengetahuan busana
itu sendiri yang memuat unsur garis, bentuk, siluet, ukuran,warna, motif kain dan
tekstur, sehingga membentuk suatu gambar yang dapat dibaca atau difahami oleh
orang lain khususnya yang akan membuat busana sesuai dengan model tersebut. Jadi,
suatu disain harus dapat mengilustrasikan dengan jelas apa yang ada dalam pikiran
seorang perancang sehingga yang ada dalam pikirannya dapat dibaca oleh orang lain.
Tanpa dapat mewujudkan dalam bentuk gambar tersebut, maka belum dapat
dikatakan sebagai disain busana.
3
berupa gambar. Manusia dalam kaitan sebagai perancang atau disainer busana ini
juga memerlukan peralatan untuk menggambar rancangan busana tersebut. Sifat dan
kemampuan manusia ini menurut Harsojo (1977 : 116), antara lain sebagai home
sapiens (makhluk biologis yang dapat berfikir), dan home Faber (makhluk yang
pandai membuat alat dan mempergunakannya). Dengan demikian bahwa manusia
pada hakekatnya dapat berfikir, yang dari hasil pemikiran dan keterampilannya dapat
dituangkan dalam bentuk rancangan berupa gambar model busana. Dari hasil
rancangan ini dapat diwujudkan dalam bentuk busana yang dapat dipergunakan oleh
orang yang menyenanginya, menginginkannya atau membutuhkannya.
Manusia sebagai makhluk home sapiens akan terus mengembangkan disain-
disain busananya yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia untuk berbagai
kesempatan, berbagai usia, bentuk dan ukuran badan, serta produksi tekstil saat ini.
Disamping itu manusia sebagai mahkluk home feber secara berkelanjtan mewujudkan
rancangan tersebut dalam bentuk busana yang akan disebarkan kepada para
konsumen. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (iptek),
maka rancangan busana yang diciptakan para disainer sebagai makhluk yang berfikir
dapat membuat rancangan-rancangan busana dengan alat-alat yang tersedia pada
zamannya, sehingga rancangan model busana berkembang mulai zaman prasejarah
sampai dengan zaman modern ini, dan sampai dengan akhir dunia.
Manusia yang beradab dimanapun, siapa pun umumnya selalu membutuhkan
busana, baik di zaman primitif, zaman prosejarah, maupun di zaman modern, atau di
era globalisasi ini. Perbedaan pakaian atau busana pada setiap zaman terutama pada
bahan, model sesuai dengan kondisi alam, tingkat kebudayaan, pemikiran dan
perkembangan ipteks. Untuk terealisasinya busana saat itu diperlukan rancangan
busana untuk berbagai kesempatan dan berbagai usia. Para produsen di bidang busana
seperti di usaha butik, usaha garment pada prinsipnya akan selalu memerlukan disain
busana tertentu terlebih dahulu. Disain busana yang dibuat akan selalu dihasilkan
oleh para perancang, baik perancang profesional maupun perancang yang masih
dalam taraf belajar, atau siapa pun yang mencoba mendisain, dapat memberikan
kontribusi pada dunia mode busana apabila rancangan itu diwujudkan dalm bentuk
4
busana, dan disebarluaskan kepada pemakai (consumer) yang membutuhkannya serta
menjadi suatu model busana yang digemari masyarakat.
Disain busana sebagai hasil pemikiran manusia selalu berkembang sesuai
dengan perkembangan budaya dan perkembangan ipteks. Walaupun demikian pada
dasarnya, disain busana ini perkembanganya akan selalu berpijak pada dasar model
busana yang telah ada, yang berkembang dari costum dunia kuno, klasik, eropa dan
dunia barat. Jadi busana atau pakaian pada zaman dunia kuno dampai zaman era
globalisasi dapat dijadikan dasar untuk mendisain busana, yang tentu perlu
disesuaikan dengan kondisi saat ini, baik dilihat dari kondisi alam, budaya dan
kebutuhan manusia itu sendiri sebagai para konsumen dari produk desai dan
diwujudkan dalam bentuk busana. Disain yang diseuaikan dengan kebutuhan
konsuman perlu melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan kebiasaan orang
berbusana. Kegiatan yang dilakukan oleh konsumen ini seperti kegiatan bekerja,
rekreasi, pesta dan dirumah, sedangkan kebiasaan orang berbusana, yaitu yang
berbusana muslimah, daerah, dan berbusana barat. Para perancang busana dapat
merancang jenis busana yang diseuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan para
pemakai busana.
Disain busana yang berkembang dari zaman kuno sampai saat ini terdiri atas
bagian-bagian busana yang dapat dipilah-pilah sebagai bagian yang perlu diketahui
dalm mendisain busana yaitu : bentuk dasar model garis leher, bentuk dasar model
kerah, bentuk dasar model lengan, garis model pada bagian badan, dasar model rok,
dan bentuk siluet model busana. Dari bagian-bagian busana, kemudian dirangkai
menjadi sebuah model busana. Untuk mendisain model busana ditampilkan
rancangan busana sesuai dengan disain yang diperlukan.
Pada hakekatnya disain busana ialah sebagai suatu disain struktur, disain
dekoratif dan disain fungsional. Disain struktur merupakan disain busana yang
terfokuskan pada susunan bentuk dan garis (siluet), sedangkan disain dekoratif yaitu
suatu disain yang pada bagian bidangnya diperindah dengan berbagai cara. Dekorasi
yang dilakukan dapat burupa garis hias, garis lipit, kerutan, draperi, garniture,
berbagai sulaman, bordir, guilting, patchwork, sablon, batik, jumputan, sedangkan
5
disain fungsional yaitu disain yang berfungsi untuk kesempatan yang bersifat
kemporer (misal: baju hamil), dan yang keberadaanya dapat dipergunakan ( misalnya:
saku tempel atau saku bobok). Disain fungsional dapat pula berfungsi sebagai hiasan,
misalnya penempelan saku akan dapat berfungsi sebagai hiasan, dan juga berfungsi
untuk menyimpan sesuatu.
6
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang berkaitan
dengan bidang busana, seperti perkembangan teknologi tekstil, perkembangan
teknologi pewarnaan disain, teknologi pembuatan disain busana malalui komputer,
dan perkembangan teknologi pembuatan busana itu sendiri sebagai sarana untuk
mewujudkan disain busana cukup berkembang dengan pesat. Teknologi pembuatan
tekstil yang menghasilkan produksi tekstil yang menghasilkan produksi tekstil yang
beragam, bervariasi dari bahan, penyempurnaan, warna dan corak, cenderung dapat
mendorong para disainer untuk menghasilkan disain-disain yang dalam wujud
busananya akan dapat memanfaatkan hasil produksi tekstil tersebut.
Disain-disain yang dibuat secara manual akan dapat memanfaatkan teknologi
hasil produksi pewarnaan untuk menggambar, sehingga disain-disain dapat
ditampilkan sesuai corak dan warna yang sebenarnya. Hasil disain tersebut cenderung
akan tampil lebih menarik untuk dilihat sebagai arsip para pengusaha busana ataupun
untuk para disainer itu sendiri, para siswa, mahasiswa yang sedang belajar disain atau
siapapun yang berminat belajar disain atau mendisain. Mendisain dengan komputer
dapat membantu para disainer untuk mempercepat pekerjaan para perancang busana,
terutama untuk para pengusaha busana yang sudah cukup besar, seperti garment .
Teknologi busana yang demikian maju dengan pesat, akan mendorong
akselarasi munculnya disain-disain busana terbaru yang menyesuaikan dengan
teknologi produksi tekstil dan teknologi pembuatan busana. Teknologi pembuatan
busana, teknologi menghias busana dengan mesin-mesin yang sudah lebih canggih,
dengan sistem komputer, dapat dijadikan sebagai salah satu peluang bagi para
perancang busana atau siapapun yang merancang busana untuk mendisain busana
yang perwujudan busananya dapat mempergunakan mesin-mesin dengan teknologi
mutakhir tersebut. Pada disain yang dibuat akan merupakan rekayasa gambar, warna
dan motif yang diatur, didisain sedemikian rupa, sehingga merupakan suatu disain
yang diasumsikan akan diterima masyarakat.
Busana/pakaian merupakan salah satu unsur teknologi seperti yang
dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (1975 : 59), yaitu unsur teknologi terdiri dari
tujuh : (1) alat-alat produktif, (2) senjata, (3) wadah, (4) makanan dan minuman, (5)
7
pakaian dan perhiasan, (6) tempat berlindung dan perumahan, dan (7) lat-lat
transportasi.
Jadi, jelas pakaian (busana) merupakan salah satu unsur teknologi. Untuk
terealisasinya busana, antara lain diperlukan disain-disain yang dalam perwujudan
busananya dengan memanfaatkan hasil produksi tekstil yang ada saat ini. Para disain
busana akan termotifasi untuk mendisain busana dengan model yang sesuai untuk
berbagai selera pada tingkat sosial ekonomi yang juga memanfaatkan produksi tekstil
yang tersedia.
Disain busana merupakan disain yang berkembang sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, khususnya dalam teknologi pembuatan tekstil atau
bahan untuk busana, dan teknologi pembuatan busana. Semakin berkembang dan
beragam hasil produksi teknologi tekstil, teknologi pembuatan dan mendekorasi
busana, maka akan semakin bervariasi pula disain-disain busana yang dapat
ditampilkan. Para pengusaha produksi tekstil dapat memberi peluang kepada para
disain untuk mengembangkan ide-ide rancangannya dengan tampilan disain busana
yang mempergunakan produksi tekstil tersebut. Dengan demikian antara para disainer
dengan pengusaha produksi tekstil dapat berkoordinasi untuk saling mengisi,
sehingga keduanya dapat seiring, berkembang meraih kemajuan. Koordinasi dapat
dilakukan pula antara pengusaha tekstil, usaha garment dan disainer, untuk promasi
produksi tekstil yang mutakhir dari suatu pabrik, promosi para disainer dan usaha
garment . Bentuk promosi yang dapat ditampilkan bersama yaitu berbentuk peragaan
busana (fashion show).
Disain busana yang dihasilkan para perancang akan menjadi suatu mode yang
trend di masyarakat, apabila disain tersebut sesuai dengan selera masyarakat, budaya
dan bahkan sesuai dengan keyakinan beragama. Sebagai contoh pada saat ini disain
busana muslimah akan banyak di gemari masyarakat, karena sudah banyak wanita
yang beragama islam berbusana muslimah untuk kegitan sehari-hari. Untuk itu disain
busana muslimah dari disain yang sederhana sampai dengan yang eksklusif dapat
dibuat oleh para disainer untuk memenuhi kebutuhan busana pada tingkat sosial
ekonomi yang bawah sampai dengan yang tinggi. Dari disain mode yang dirancang
8
yang disosialisasikan kepada masyarakat dapat mempengaruhi masyarakat, bahkan
dapat memaksa masyarakat dengan tanpa disadari oleh yang bersangkutan untuk
memilih disain-disain yang sudah diwujudkan dalam bentuk busana. Hal ini
dimungkinkan, karena masyarakat yang selalu mengikuti mode, apabila tidak
menyesuaikan, memilih, memakai disain busana yang paling mutakhir. Jadi disain
busana yang diciptaakan oleh seseorang, terutama disainer yang sudah terkenal akan
mempengaruhi atau relatif memaksa seseorang untuk memiliki busananya, berarti
disain busana dapat berperan sebagai fungsi sosial, yang dapat membawa masyarakat
memasuki suatu kelompok lapisan masyarakat tertentu dari sudut berbusana.
9
oleh manusia untuk mencapai sesuatu seperti pendidikan, politik transportasi,
komunikasi. Dengan melihat pengertian disain behavioral berarti disain
busana secara langsung bukan disain behavioral, walaupun hasil karya dari
suatu disain busana itu sedikit banyak mengubah gerak langkah seseorang.
3. Disain kombinasi sensory dan behavioral
Kenyataan menunjukkan banyak hasil disain yang mengandung unsur sensori
dan behavioral , misalnya puisi didengarkan lewat ritme tertentu dengan gaya
tersendiri dari yang membawakannya sehingga menimbulkan emosi tertentu
dari yang mendengarkannya. Contoh lain parfum yang didisain dengan bau
yang harum tertentu sehingga membangkitkan reaksi-reaksi emosi tertentu
pada orang yang menciumnya, model busana yang memperlihatkan lekukan
tubuh, terbuka bagian-bagian tertentu yang dapat merangsang orang lain
berbuat yang amoral.
10
G. Disain Busana sesuai Lingkungan
Disain busana yang sesuai dengan lingkungan ialah busana sebagai suatu
rancangan yang dapat diwujudkan, yang dapat membangkitkan perasaan, yang dapat
merefleksikan ide-ide yang original, diakui, dan diterima oleh lingkungan masyarakat
tertentu yang menjadi tujuan produsen. Rancangan busana yang telah diwujudkan
menjadi bentuk busana, telah diproduksi untuk dipromodikan dan disebar luaskan
untuk dijual kepada masyarakat luas, akan diuji keberhasilan rancangannya atau akan
terlihat busana hasil rancangan itu diterima oleh masyarakat atau tidak. Jadi, suatu
disain busana akan dapat disambut baik oleh masyarakat di lingkungan sosial
tertentu, apabila disain sebagai produksi dan disain sebagai proses telah
mengantisipasi sosial ekonomi masyarakat di mana busana itu akan dipasarkan.
Kreatifitas seorang disainer perlu diselaraskan dengan faktor-faktor lingkungan
seperti: kebutuhan masyarakat, kemanfaatan, tingkat ekonomi, sosial budaya.
Teknologi dan lain-lain yang lebih disukai (preference) masyarakat. Jadi tanggung
jawab sosial dan kreatifitas hendaknya dapat bekerja sama sehingga menghasilkan
disain produksi dari disain proses yang selaras dengan lingkungan masyarakat
tertentu tempat pemasaran prosuk busana tersebut.
11
Penerapan disain struktur dan disain hiasan pada disain busana yaitu Disain
struktur pada disain busana mutlak harus dibuat dalam suatu disain dan disebut siluet
(silhouette) Berdasarkan garis-garis yang dipergunakan dibedakan berbagai macam
struktur dasar siluet model pakaian. Macam-macam silurt tesebut menunjukkan huruf
S maka disebut siluet S; menunjukkan huruf A maka disebut siluet A; menunjukkan
hirif H maka disebut siluet H; Di samping itu ada juga siluet yang disebut bustle.
Efek gembung bustle ini dihasilkan karena sehelai kain yang dibentuk menonjol di
bawah pinggang bagian belakang di atas pinggul.
Siluet S adalah siluet yang berpinggang kecil dan menggembung pada bagian
badan dan bagian pinggul. Silut ini kadang-kadang disebut siluet bel atau lonceng,
karena bentuknya seperti lonceng (gereja), sempit pada pinggangdan menggembung
ke bawah.
Siluet A adalah garisnya sempit di atas dan mengembang pada bagian bawah
seperti huruf A. Sedangkan, siluet H disebut juga siluet tabung karena pada garis
sisinya lurus dari atas ke bawah. Siluet bustle ini hanya dapat dilihat dari samping,
yaitu mempunyai bentuk menonjol pada bagian belakang atau pinggul.
Disain hiasan artinya disain busana yang merupakan bagian-bagian dalam
bentuk struktur yang tujuannya untuk mempertinggi keindahan disain strukturnya.
Pada disain busana, hiasan ini berbentuk kerah, saku, renda-renda, pita hias, biku-
biku, kancing-kancing, lipit-lipt, sulaman dan lain-lain. Disain hiasan ini kadang-
kadang tidak perlu ada pada setiap disain struktur. Misalnya setiap disain busana
tidak selalu harus memiliki saku, kerah, kancing, renda, dan lain-lain, tetapi yang
mutlak harus dibuat ialah disain strukturnya.
RANGKUMAN
12
dibaca atau difahami oleh orang lain khususnya yang akan membuat busana sesuai
dengan model tersebut.
Hakekat disain busana merupakan suatu disain struktur, disain dekoratif dan
disain fungsional. Disain struktur merupakan disain busana yang terfokuskan pada
susunan bentuk dan garis (siluet), sedangkan disain dekoratif yaitu suatu disain yang
pada bagian bidangnya diperindah dengan berbagai cara. Dekorasi yang dilakukan
dapat burupa garis hias, garis lipit, kerutan, draperi, garniture, berbagai sulaman,
bordir, guilting, patchwork, sablon, batik, jumputan, sedangkan disain fungsional
yaitu disain yang berfungsi untuk kesempatan yang bersifat kemporer (misal: baju
hamil), dan yang keberadaanya dapat dipergunakan ( misalnya: saku tempel atau saku
bobok).
Disain sebagai produksi dapat dikategorikan menjadi dua yaitu bersifat
perasaan atau sensory dan yang bersifat tingkah laku atau behavior, tetapi adapula
hasil ciptaan atau disain yang memasukkan unsur keduanya yaitu sensory dan
behavior berarti kombinasi kedua aspek disain tersebut.
Langkah-langkah secara terperinci dari disain proses yaitu: menetapkan
tujuan, mempertimbangkan faktor pengaruh luar, membuat kriteria, membuat
rencana, mewujudkan rencana dan mengevaluasi hasil karya. Jenis Disain Busana ada
2 jenis yaitu: disain struktur: dan disain hiasan
PENDALAMAN
Untuk mengukur pendalaman belajar mahasiswa pada tingkat standar
ketuntasan minimal belajar (SKMB) maka selesaikan tugas-tugas berikut ini secara
kelompok dan laporkan hasil pemahaman kelompok.
1. Jelaskan pengertian dan tujuan disain busana
2. Uraikan keterkaitan hubungan konsep dasar disain busana dalam
perkembangan busana ditinjau dari social, ekonomi, budaya dan teknologi
DAFTAR RUJUKAN
Arifah A. Rianto, 2003, Desain Busana, Bandung: Penerbit Yapemdo.
13
Chodijah dan Mamdy. 1982. Desain Busana. Jakarta: CV. Petra Jaya.
Hartatiati, 2002. Rancang Busana: Tampil Anggun, Serasi dan Berkepribadian.
Semarang: UNNES Press
Miss M. Jalins & Ita A. Mamby, 1984, Unsur-unsur Pokok dalam Seni Pakaian,
Jakarta: Penerbit Miswar.
Chambers, Bernice. G, 1951, Color and Design, New york: Prentice Hall, Inc.
14