Anda di halaman 1dari 28

GAMBARAN DAN MANAJEMEN USAHA MODISTE

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen usaha busana yang
diampu oleh :

Dra. Katiah, M.Pd.


Asri Wibawa Sakti, M.Pd.

Oleh :
Dwiki Ariana 190
Neneng Gustriani 1900900
Rahillah Nur Maryam 1901666
Sahara Aulia Taufik 1908907
Tsania Dzakiyyah 1902211

PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA


DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu

Segala puji kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga bahan buku berjudul “GAMBARAN DAN MANAJEMEN USAHA
MODISTE” ini dapat diselelesaikan tanpa menemui hambatan yang berarti. Dalam
penyusunan bahan buku ini kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang dengan
penuh keikhslasan hati yang telah memberikan bantuan dan arahan baik dari segi material
maupun spiritual.

1. Dra. Katiah, M.Pd. Selaku Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Usaha Busana

2. Asri Wibawa Sakti, M.Pd Selaku Dosen mata kuliah Manajemen Usaha Busana

3. Kedua orang tua dan saudara-saudari tercinta

4. Seluruh rekan-rekan Pendidikan Tata Busana Angkatan 2019 yang sangat


membanggakan.

Dan seluruh pihak yang banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan yan diberikan pada kami sebagai penyusun mendapatkan balasan
yang setimpal.
Penyusun menyadari bahan buku ini masih jauh dari kesempurnan. Untuk itu, penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Semoga bahan buku ini
bermanfaat, khususnya pada kami sebagai penyusun dan pembaca yang Budiman . Amiin

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu

Bandung, 11 November 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
Gambaran Usaha Modiste.......................................................................................................1
1.1 Pengertian Modiste....................................................................................................1
1.2 Karakteristik Modiste...............................................................................................2
1.3 Proses Kerja Usana Modiste.....................................................................................2
1.4 Alat Produksi Modiste..............................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................................9
Manajemen Usaha Modiste.....................................................................................................9
2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia........................................................................9
2.2. Manajemen Produksi..............................................................................................13
2.3. Manajemen Keuangan............................................................................................16
2.4. Manajemen Pemasaran...........................................................................................17
BAB III....................................................................................................................................21
MODAL DAN SUMBER DANA USAHA MODISTE.......................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

iii
BAB I
Gambaran Usaha Modiste
1.1 Pengertian Modiste

Menurut kamus bahasa Indonesia, modiste adalah wanita yang ahli dalam membuat
pakaian wanita. Jadi, modiste merupakan nama profesi penjahit.Menurut istilah mode,
busana yang dijahit oleh seorang modiste adalah busana yang dijahit halus berdasarkan
permintaan pelanggan.Sebagaimana disebutkan oleh Sri Wening dan Siccilia Savitri
1994:94,

“Modiste termasuk ke dalam jenis usaha busana menjahit perseorangan.


Adapun menurut Enny Zhuhri Khayati dan Sri Wening 1994:10, modiste adalah
suatu usaha busana jahit menjahit pakaian wanita dan anak-anak yang melayani
pekerjaan berdasarkan perorangan, model, dan bahan dari konsumen. Sedangkan
modiste menurut kamus besar Bahasa Indonesia 1990:662 adalah orang yang ahli
dalam membuat pakaian wanita.

Dengan demikian, maka modiste dapat diartikan sebagai suatu usaha perseorangan
yang bergerak dibidang usaha busana yang menyediakan 21 jasa penjahitan bagi busana
wanita dan anak-anak yang melayani pekerjaan berdasarkan perorangan. Pada usaha
modiste pengelolaannya sangat sederhana. Semua pekerjaan dilakukan sendiri, mulai
mengukur, memotong, menjahit sampai penyelesaian. Perencanaan produksi pada sebuah
usaha modiste biasanya berdasarkan pada pesanan konsumen. Pesanan dicatat pada buku
pesanan yaitu nama pemesan, jenis pesanan, jumlah, dan perjanjian.
Selain buku pesanan diperlukan buku ukuran dan gambar sajian pakaian yang akan
dibuat sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar. Perencanaan pembuatan pakaian
menurut Enna Tamimi 1982:123 dituliskan bahwa perencanaan pembuatan pakaian
meliputi : memilih model, merancang bahan dan harga, pengadaan bahan baku. Pada
usaha modiste bahan baku dan model disediakan oleh konsumen, sehingga penjahit hanya
menyediakan bahan pembantu atau pelengkap lainnya. Sebagai suatu industri kecil yang
termasuk ke dalam usaha menjahit perseorangan, maka manajemen usaha modiste
termasuk sangat sederhana yang mana semua pekerjaan dan fungsi-fungsi manajemen
dilakukan oleh pemilik modiste itu sendiri. Namun sekecil apapun usaha yang dilakukan
seseorang tidak akan berhasil mencapai tujuan tanpa disertai dengan pengelolaan yang
baik.

1
1.2 Karakteristik Modiste
Modiste biasanya mengerjakan busana wanita dan busana anak. Pada modiste,
pengelolaan masih sangat sederhana, hampir semua pekerjaan dilakukan sendiri mulai
dari mengukur, memotong, menjahit, hingga penyelesaiaan. Dalam hal ini, pimpinan
modiste memegang beberapa fungsi manajemen, dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan, bahkan pemasaran. Usaha yang sebutulnya sangat
potensial ini didalam kenyataannya banyak merupakan usaha sambilan, sehingga
tidak dikelola dengan profesional.
Dari segi orgasnisasi masih sederhana, hanya pemilik sekaligus pimpinan
modiste dibantu oleh beberapa tenaga; kompleksitas struktur organisasi tergantung
pada kapasitas modiste. Demikian juga alat yang digunakan, masih sangat sederhana
dan terbatas pada alat/mesin standar minimal, misalnya mesin jahit, mesin obras, alat
pembuat kancing dan ban pingggang, serta mesin lubang kancing. Sistem produksi
berdasarkan pesanan pelanggan, dengan ukuran busana menyesuaikan pelanggan, atau
dalam istilan industri disebut dengan make to order (memproduksi berdasarkan/untuk
memenuhi order).
Sebanding dengan proses pembuatannya yang cukup panjang dan
membutuhkan waktu lama busana wanita dan busana anak yang diproduksi dimodiste
umumnya memiliki keistimewaan tersendiri. Busana modiste walaupun dijahit dengan
mesin, jahitan busana modiste terbilang halus. Model baju yang dibuat didesain
berdasarkan permintaan pelanggan. Oleh karena itu, model busana yang dihasilkan
tidak selalu unik karena tergantung selera pelanggan, selain itu ukuran busana dibuat
berdasarkan ukuran tubuh pelanggan. hingga tarif yang ditetapkan oleh modiste
modiste sangat bervariasi. Semakin halus jahitan seorang modiste, semakin tinggi
ongkos jahitnya.
1.3 Proses Kerja Usana Modiste
Sedikit berbeda dengan jenis usaha menjahit yang memproduksi pakaian siap pakai
dalam jumlah banyak, pada usaha modiste sistem produksinya justru berdasarkan
pesanan dari pelanggan baik dari segi model maupun ukurannya. Istilah produksi
semacam ini bisa disebut juga dengan nama lain make to order.
1. Pemilihan Model Baju
Untuk membuat baju ala modiste mula-mula harus ditentukan terlebih dahulu
model bajunya seperti apa. Dalam hal ini client bisa memilih sendiri model baju yang
dikehendaki atau mengambil contoh baju dari majalah, internet atau sumber lainnya.

2
2. Pengambilan Ukuran Badan
Setelah mendapatkan model baju dari client perlu dilakukan pula pengukuran
yang tepat pada beberapa bagian badan tubuh. Adapun cara mendapatkan ukuran
sesuai dengan proses produksi usaha modiste adalah sebagai berikut :
a. Lingkar leher diukur sekeliling pangkal leher dengan meletakkan jari telunjuk di
lekuk leher.
b. Lingkar badan diukur sekeliling badan atas yang terbesar melalui puncak dada
ditambah 4 cm.
c. Lingkar pinggang diukur pas sekeliling pinggang. Lingkar panggul diukur
sekeliling panggul terbesar pas ditambah 4 cm. Tinggi panggul diukur dari batas
ban pinggang sampai garis panggul.
d. Panjang punggung diukur dari tulang leher yang menonjol ke bawah sampai tali
pinggang. Lebar punggung diukur 9 cm di bawah tulang leher yang menonjol,
kemudian diukur dari batas ketiak kiri ke ketiak kanan.
e. Panjang sisi diukur dari batas ketiak kebawah ban pinggang dikurangi dua atau
tiga.
f. Lebar muka diukur turun 5 cm dari lekuk leher muka kemudian diukur dari batas
lengan kanan ke lengan kiri. Panjang muka diukur dari lekuk leher tengah muka
ke bawah sampai tali pinggang. Tinggi dada diukur dari ban pinggang tegak lurus
ke atas sampai puncak dada. Panjang bahu diukur dari pangkal leher sampai
tulang bahu (bahu terendah).
g. Lingkar lubang lengan diukur sekeliling lubang lengan pas ditambah 4 cm.
Panjang lengan blus diukur dari puncak lengan ke bawah sampai tulang
pergelangan lengan yang menonjol.
h. Lebar dada diukur dari jark ke dua puncak dada.
3. Pembuatan Pola Baju
Selesai melakukan pengukuran selanjutnya buat pola busana wanita dan
busana anak sesuai model yang yang dinginkan pelanggan. Pola pakaian ini pada
umumnya tersusun atas dua buah pola besar dan beberapa pola kecil.
Pola besar pada busana anak dan busana wanita terdiri dari pola baju bagian
muka,pola baju bagian belakang dan pola lengan. Pola kecil terdiri atas berbagai
bentuk pola saku, pola manset, pola kerah dan berbagai pola pendukung lainnya.

3
4. Mengecek Pola Busana
Pola busana anak dan busana wanita yang sudah disiapkan selanjutnya
diperiksa kembali sesuai prosedur sebagai berikut:
a. Hitung jumlah pola sesuai dengan pola baju yang sudah disiapkan di atas meja.
b. Periksa tanda-tanda pola baju, termasuk arah serat bahan serta tanda pola bagian
muka dan pola bagian belakang. Pola bagian muka hendaknya digambar dengan
pensil merah atau diberi keterangan "pola muka".
c. Pola belakang hendaknya digambar dengan pensil biru atau diberi keterangan
"pola belakang"
d. Tandai letak saku pada pola busana wanita dan busana anak.
e. Untuk kampuh dan kelim pada busana wanita dan busana anak besarnya bisa
berbeda-beda.
5. Menyiapkan Bahan Kain
Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam membuat busana wanita dan
busana anak bahan kain yang akan dipotong hendaknya harus disiapkan dengan
cermat dan teliti, terutama jika bahan tersebut merupakan bahan yang bermotif.
Perlu diperhatikan pada kriteria nahan kain yang memiliki motif satu arah pola
semestinya diletakkan searah dengan motif, Bahan kain yang memiliki motif dua arah
pola bisa diletakkan bersilang dan bahan kain yang bermotif garis atau kotak motif
bahan harus ditemukan kemudian disemat pada beberapa tempat agar bahan (motif)
tidak bergeser.
6. Pemotongan Bahan
Potong bahan kain sesuai pola yang sudah dibuat sebelumnya dengan
menggunakan gunting khusus kain yang tajam. Meski terkesan sepele namun
penggunaan gunting yang kurang tepat akan mempengaruhi hasil pemotongan
kainnya.
Mulailah memotong bahan kain sesuai pola busana dari bagian yang paling
dekat dengan tepi terlebih dahulu. Potong bahan kain mengikuti garis kampuh yang
terdapat pada kain. Potong bahan kain dari bagian pola yang besar baru pola yang
kecil seperti saku, kerah dan juga manset, agar hasil guntingan yang didapatkan
terkesan tampak rata dan halus gunakan gunting yang tajam.
7. Memindahkan Tanda Pola

4
Selesai melakukan pemotongan bahan, tanda selanjutnya seluruh garis pola
dipindahkan pada bahan kain. Untuk memindahkan garis pola sendiri sebenarnya
terdapat beberapa teknik yang bisa dilakukan :
a. Menggunakan Kapur Jahit
Dalam proses memindahkan tanda pola, kapur jahit berperan untuk
menjamin keakuratan garis kupnat, tanda pola pada badan bagian depan dan
belakang, serta titik-titik penting pada pola lainnya.
b. Rader dan Karbon Jahit
Rader jahit merupakan alat yang berfungsi untuk memberi tanda jahitan
pada bahan sesuai garis pola baju yang diinginkan. Dalam pembuatan tanda
jahitan atau garis pola tersebut, rader biasa dipasangkan dengan karbon jahit.
c. Tusuk Jelujur Renggang
Tusuk jelujur renggang menjadi salah satu metode memindahkan tanda pola
pada bahan kain yang sifatnya sementara. Untuk membuat jelujur renggang pada
bahan kain cara paling mudah yang dapat dilakukan yaitu:
a) Siapkan benang dan jarum, benang dimasukkan berjumlah dua helai.
b) Setik garis-garis pola dengan setik jelujur.
c) Tarik perlahan-lahan kedua bahan celana lalu gunting bagian tengahnya.
8. Proses Menjahit Baju
Jahit bahan kain yang telah dipotong hingga membentuk sebuah pakaian
dengan langkah- langkah sebagai berikut.
a. Untuk membuat pakaian yang memiliki bukaan ritsleting pada bagian depan atau
bagian belakang mula-mula pasangkan ritsletingnya terlebih dahulu.
b. Setelah terpasang berikutnya gabungkan badan bagian depan dan belakang
dengan cara menjahit bagian bahu pakaian kemudian selesaikan bagian lehernya.
c. Pasangkan bagian lengan pakaian pada badan setelah itu jahit bagian lengan dan
badan pakaian secara bersamaan dengan menggunakan mesin jahit.
d. Jahit sisi pakaian untuk menyambungkan bagian belakang dan bagian depan
pakaian. Supaya lebin mudah posisikan agar kedua bagian baik bahan pakaian
saling berhadapan kemudian jahit sesuai batas kampuh pakaian.
e. Tambahkan beberapa sentuhan akhir seperti melipat bagian bawah pakaian dan
ujung lengan lalu memasang karet elastis ke dalamnya supaya lebih rapi.
9. Penyelesaian Akhir

5
Sebagai penyelesaian akhir periksa ada tidaknya jahitan yang terbuka, teknik
jahit yang salah, benang yang tidak cocok dan benang yang kusut karena hal tersebut
dapat mempengaruhi kualitas produk. Jika jahitan pakaian sudah dirasa cukup baik
dan tidak ada masalah bisa dilakukan pengepresan.
10. Mengepress Pakaian
Teknik pressing merupakan teknik yang dibutuhkan untuk menghaluskan
pakaian supaya busana yang dihasilkan tampak lebih rapi dan berkesan mewah. Cara
paling mudah yang bisa anda lakukan untuk mendienres pakaian yaitu:
a. Gunakan alat untuk mengepres bagian- bagian pakaian.
b. Pres lipatan pakaian.
c. Pres kampuh-kampuh pakaian.
d. Pres kelim pakaian.
1.4 Alat Produksi Modiste
Terkait dengan alat produksi yang digunakannya, kebanyakan modiste biasanya
masih mengandalkan alat – alat jahit yang standar, sederhana dan terbatas. Beberapa alat
produksi yang dimaksud umumnya terdiri dari mesin jahit, mesin obras, alat pembuat
kancing, dan mesin lubang kancing.

1. Mesin jahit
Mesin jahit merupakan peralatan mekanis atau elektromekanis yang berfungsi
untuk menjahit. Khusus di sejumlah modiste mesin jahit yang digunakannya
umumnya dapat dibedakan menjadi tiga jenis yakni berupa mesin jahit manual,
portable dan highspeed.
a. Mesin jahit manual
Mesin jahit manual atau mesin jahit konvensional dapat dikategorikan ke
dalam mesin jahti pertama yang diperkenalkan dan dipakai oleh penjahit. Meski
tergolong jadul, mesin jahit ini justru memiliki keunggulan tersendiri.
 Mesin jahit manual masih menggunakan kayuhan dan pedal jadi masih bisa
digunakan walaupun aliran listrik padam.
 Memiliki kemampuan menjahit berbagai macam kain yang lebih baik
sehingga lebih cocok jika digunakan pada industri besar seperti konveksi.
 Rangka atau badan mesin jahitnya sebagian besar terbuat dari besi
cenderung cukup awet dan tahan banting jika dirawat dengan baik.
b. Mesin jahit portable

6
Mesin portable merupalan sejenis mesin jahit multifungsi yang dapat
digunakan untuk menjahit pakaian maupun produk desain baju lainnya.
Kelebihan yang ditawarkan mesin jahit ini ditawarkan antaranya :
 Mesin jahit portable pada umumnya memiliki banyak pola jahitan yang
bervariasi dalam satu mesin, biasanya terdiri atas 7 hingga 8 pola jahitan
atau lebih
 Mesin jahit portable lebih mudah dioprasikan dan dipindahkan dari satu
tempat ketempat lain
 Desain mesin jahit portable terkesan lebih mdoern jika dibandingan dengan
mesin jahit manual.
c. Mesin jahit high speed
Mesin jahit industri atau mesin jahit high speed merupakan jenis mesin jahit
berkecepatan tinggi yang biasa digunakan untuk menjahit lurus.
2. Mesin Obras
Mesin obras merupakan mesin yang digunakan untuk membuat jahitan
pada tepian kain agar lebih rapi. Dalam usaha menjahit dikenal beberapa jenis
mesin obras diantaranya mesin obras benang 3, 4, 5 dan 6.
 Mesin obras benang tiga paling banyak digunakan untuk penyelesaian
tiras busana seperti kemeja atau blouse.
 Mesin obras benang empat untuk menjahit tepian kaos sekaligus
merapikan jahitan dengan cara memotong tepian kain.
 Mesin obras benang lima biasa digunakan untuk penyelesaian jeans dan
celana agar pinggiran benangnya tidak rontok
 Mesin obras benang enam merupakan mesin standar yang dimodifikasi
untuk mengobras kain dengan cara memanipulasi stitching untuk bahan
lain.
3. Alat pembuat kancing
Untuk membuat kancing busana wanita dan busana anak yang
berkualitas pada prinsipnya diperlukan sebuah alat khusus yaitu berupa
pengepres kancing yang dikenal dengan nama handpress kancing bungkus dan
juga matras atau cetakan kancing. Handpress kancing bungkus umumnya
terbuat dari bahan besi sehingga secara fisik tampilannya lebih kokoh dan kuat.
Alat ini ukurannya tidak terlalu besar dan bisa di simpan di atas meja.

7
Matras merupakan alat cetak kancing yang biasanya dijual terpisah
dengan handpress. Matras yang diperlukan sebagai cetakan kancing bungkus
secara garis besar terdiri dari dua komponen utama:
 Bagian atas yaitu besi yang berlubang di bagian tengahnya dan cetakan
kancing yang bentuknya sesuai dengan cangkang kancing.
 Bagian bawah yaitu bagian besi yang dilengkapi dengan per untuk
meletakkan cangkang kancing yang berlubang (bagian bawah kancing
bungkus).
4. Mesin Lubang Kancing
Mesin lubang kancing merupakan mesin yang biasa digunakan untuk
membuat lubang kancing sekaligus memotong sisa benang yang tersisa dari
proses tersebut. Mesin ini memiliki harga yang paling mahal diantara mesin
jahit lainnya karena kerumitan dan kesempurnaan hasil kerjanya sangat tinggi.

8
BAB II
Manajemen Usaha Modiste
Pada usaha modiste pengelolaannya sangat sederhana. Semua pekerjaan
dilakukan sendiri, mulai mengukur, memotong, menjahit sampai penyelesaian.
Perencanaan produksi pada sebuah usaha modiste biasanya berdasarkan pada pesanan
konsumen. Pesanan dicatat pada buku pesanan yaitu nama pemesan, jenis pesanan,
jumlah, dan perjanjian. Adapun Hal-hal terkait Manajemen Usaha Modiste terbagi
menjadi beberapa hal, diantaranya manajemen sumber daya manusia, manajemen
produksi,manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran.
2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut T. Hani Handoko 2004:4,
manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan,
pemeliharaan dan pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu
maupun organisasi., Menurut F. C James 1997:7 yaitu :
“Manajemen sumber daya manusia SDM adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintregasian, pemeliharaan
dan pemutusan hubungan tenaga kerja guna membantu tujuan organisasi
individu dan masyarakat”.
Dari pengertian diatas jadi yang dimaksud dengan manajemen sumber daya
manusia adalah proses penarikan, perkembangan, pemberian kompensasi,
pemeliharaan, pengintregasian dan pemutusan hubungan tenga kerja yang bertujuan
untuk membantu tujuan perusahaan baik individu ataupun masyarakat.

a. Perencanaan SDM
Perencanaan SDM merupakan proses pengambilan keputusan dengan
memperhatikan kemahiran dan pemamfaatan SDM. Hal ini sebagai bagian dari
proses penentuan keputusan strategis. Perencanaan SDM berfokus pada analisi
tujuan perusahaan. Sementara perencanaan membutuhkan sumber daya untuk
memenuhi tujuan tersebut. Tujuan perusahaan dan kebutuhan sumber daya
dianalisis delam kaitannya dengan peran SDM dalam mencapai sasaran
perusahaan.
Perencanaan SDM adalah jumlah dari seluruh rencana yang diformulasi
untuk rekrutmen, skrinning, kompensasi, pelatihan, struktur pekerjaan, promosi

9
dan rules dari SDM perusahaan. Ia merupakan suatu proses yang dirancang untuk
menerjemahkan rencana perusahaan dan tujuan ke dalam syarat-syarat pekerjaan
baik kuantitatif maupun kualitatif.
Hal ini dilakukan bersama dengan rencana memenuhi persyaratan jangka
pendek dan panjang melalui pemamfaatan SDM, pengembangan SDM, pekerjaan
dan rekrutmen, dan penggunaan system informasi. Batasan ini menekankan
perencanaan terstruktur untuk melaksanakan sesuatu yang dipertimbangkan
menjadi fungsi-fungsi manajemen personil tradisi seperti menyewa karyawan,
pelatihan, kompensasi, dan promosi.
Dengan demikian walaupun focus utama perencanaan SDM dimaksudkan
memperoleh orang-orang untuk mengisi pekerjaan, perencanaan SDM adalah
suatu fungsi penyerapan tenaga kerja yang melibatkan perencanaan operasional
wilayah lain dari SDM juga.
Dalam usaha modiste dalam merencanakan karyawan biasanya pemilik
melihat bagian-bagian pekerjaan yang membutuhkan karyawan. Kemudian
membuka lowongan dan menyeleksi. Pemilik modiste biasanya meyeleksi calon
karyawannya berdasarkan hasil keterampilan kerja yang sesuai dengan bidang
pekerjaan yang dibutuhkan. Untuk penggajian, biasanya pihak modiste
melakukan negosiasi langsung dengan calon karyawannya.
b. Pengorganisasian SDM
Banyak masalah yang dihadapi Indonesia yang terkait dengan
lapangankesempatan kerja, misalnya suplai angkatan kerja yang melebihi
permintaan pasar kerja, masalah pengangguran, masalah kualifikasi karyawan dan
sebagainya. Isu lain yang sifatnya lebih makro antara lain ialah bagaimana
menggunakan prosedur rekrutmen dan seleksi yang objektif, tidak diskriminatif,
terpercaya dan absah.
Oleh karena itu, pihak perusahaan harus menentukan ragam pilihan
strategis dalam rekrutmen dan seleksi karyawan baru sebagai berikut :
1) Perusahaan dapat membuat suatu pilihan strategis yang berfokus pada
pendekatan gender dan lingkungan social.
2) Perusahaan dapat memilih ataumenyewa karyawan baru yang terlatih dan
professional atau yang kurang terlatih.
3) Perusahaan membuat keputusan dengan memperhatikan anggaran yang
tersedia untuk rekrutmen dan seleksi karyawan.

10
4) Perusahaan dapat membuat suatu pilihan starategis untuk mencari sumber
tenaga kerja yang belum dimamfaatkan.
5) Perusahaan membuat keputusan strategis dengan memperhatikan
kecanggihan teknologi dari cara baru rekutmen dan seleksi.
6) Perusahaan dapat memiiilih cara yang terbaik, yaitu apakah merekrut dan
menyeleksi karyawan dari dalam dan atau dari luar perusahaan.
c. Pelaksanaan SDM
1) Penggajian dan Kompensasi
Menurut Keith Davis dan Wether W.B.1996: 54, secara umum tujuan
manajemen kompensasi adalah membantu perusahaan mencapai tujuan
keberhasilan strategis perusahaan dan menjamin terjadinya keadilan internal
dan eksternal.
Dengan demikian ada beberapa prinsip yang diterapkan dalam
menajemen kompensasi, antara lain sebagai berikut :
 Terdapat rasa keadilan dan pemerataan pendapatan dalam perusahaan.
 Setiap pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan dan kinerja.
 Mempertimbangkan keuangan perusahaan.
 Nilai rupiah dalam system penggajian mampu bersaing dengan harga
pasar tenaga kerja yang sejenis.
 Seistem penggajian yang baru dapat membedakan orang yang
berprestasi baik dan yang tidak dalam golongan yang sama.
 Sistem penggajian yang baru harus dikaitkan dengan penilaian kinerja
karyawan.

Agar komponen program-program kompensasi pembayaran tepat,


maka gaji dan upah haruslah secara internal dan eksternal adil. Nilai relative
dari pekerjaan ditentukan melalui teknik evaluasi. Hal ini menjamin
terjadinya keadilan internal. Survei upah dan gaji akan menentukan keadilan
eksternal. Sekali keadilan internal dan eksternal ditentukan, kemudian semua
pekerjaan dihargai untuk menentukna tingkat pembayaran spesifik yang
dikelompokkan ke dalam range reit agar mudah dikelola dengan baik.

11
2) Promosi dan Pengembangan Karir
Pengembangan karir meliputi kegiatan-kegiatan personal yang
dilakukan untuk mencapi sebuah rencana karir. Jadi, ia merupakan tindak
lanjut pelaksanaan sebuah proses perencanaan karir. Kegiatan-kegiatan ini
mungkin disponsori oleh departemen SDM atau manejer atau dilakukan
tanpa ketergantungan pada departemen SDM. Dengan kata lain, dilakukan
secara individual mulai dari perencanaan sampai implementasinya.
Tiap orang harus menerima tanggung jawabnya untuk pengembangan
karir atau kemajuan karir yang dalam kenyataanya bias saja gagal. Sekali
komitmen individu ini dibuat, beberapa kegiatan pengembangan karir
hendaknya terbukti bermamfaat.
Kegiatan-kegiatan ini mengandung beragam segi, yaitu sebagai
berikut:
 Kinerja pekerjaan.
 Kegiatan yang diketahui umum.
 Jaringan kerja.
 Pengunduran diri.
 Kesetiaan pada organisasi.
 Mentor dan sponsor.
 Bawahan sebagai kunci sukses.
 Kesempatan berkembang.
 Pengalaman internasional.
d. Pengawasan SDM
Pengawasan SDM dapat dilakukan denagn cara penilaian kinerja
karyawan. Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam
mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang. Apabila hal itu dikerjakan dengan
benar, maka para karyawan, penyelia mereka, departemen SDM, dan akhirnya
perusahaan akan menguntungkan dengan jaminan bahwa upaya para individu
karyawan mampu mengkontribusi pada fokus strategi dari perusahaan.
Namun, penilaian kinerja dipengaruhi oleh kegiaatn lain dalam
perusahaan dan pada gilirannya mempengaruhi keberhasilan perusahaan.

12
Penilaian kinerja meliputi dimensi kinerja karyawan dan akuntabilitas. Dalam
dunia kompetitif yang mengglobal, perusahaan-perusahaan membutuhkan kinerja
tinggi. Pada waktu yang sama, para karryawan membutuhkan umpan balik
tentang kinerja mereka sebagai petunjuk untuk mempersiapkan perilaku masa
depan.

2.2. Manajemen Produksi

Pada dasarnya usaha modiste adalah usaha industri yang mengubah barang jadi
menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Dalam proses produksi, suatu usaha busana
modiste sangat diperlukan langkah-langkah perencanaan produksi, pengorganisasian
produksi, proses produksi dan pengawasan produksi.
a) Perencanaan produksi
Perencanaan produksi merupakan tentang produk apa dan berapa jumlahnya
masing-masing yang segera akan diproduksi pada periode yang akan dating. Ahyari,
1990:13 Perencanaan adalah serangkaian keputusan yang diambil, untuk dikerjakan
pada masa yang akan dating. Titik berat dari penyusunan perencanaan adalah pada
pembuatan keputusan, dimana keputusan-keputusan tersebut akan dilaksanakan pada
waktu yang akan dating yaitu pada periode pelaksanaan dari perencanaan tersebut.
Menurut Sri Wening dan Sicillia Sawitri 1994:67 bahwa perencanaan produksi
dalam sebuah usaha busana meliputi :
 Merencanakan barangbenda busana yang akan dibuat : model desain, bahan
yang up to date, desain disesuaikan dengan corak bahan yang sedang digemari
oleh masyarakat. Oleh karena itu harus melakukan survey pasar, bahan
pelangkap yang dibutuhkan disesuaikan dengan bahan pokok.
 Mendiskusikan rencana dengan bagian pembelian, bagian produksi dan bagian
pemasaran kemungkinan memakai desainer atau tidak.
 Membuat sample contoh dengan bahan yang akan dipakai. Sampel dibuat
dengan ukuran M dan dicobakan pada boneka dress form.
 Setelah disetujui, membuat pola dengan ukuran S, M, L, XL, dan XXL. Kertas
pola berbeda-beda untuk msing-masing ukuran dan diberi tanda-tanda yang
lengkap. setiap pola sudah ditambah kampuh dan kelim. Hal tersebut dilakukan
untuk mempermudah pada waktu mengunting.
b) Pengorganisasian produksi

13
Sebelum proses produksi dilaksanakan, maka harus ditentukan terlebih
dahulu aturan yang dijadikan pedoman dalam proses selanjutnya. Persiapan tempat
produksi, bahan-bahan yang diperlukan, orang yang mengerjakan proses produksi
serta yang mengatur semua itu harus benar-benar diperhatikan dengan tidak
meninggalkan unsur peralatannya. Kecermatan pada langkah persiaapn ini sangat
membantu kelancaran proses produksi, terutama kesiapan alat dan bahan, baik yang
bersifat bahan utama maupun tambahan dan alat utama maupun alat bantu.
c) Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan pengelompokkan kegiatan kerja, menyusun tenaga kerja
dan memberi kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan organisasi Stoner, 1998:17.
Dalam memanejemen produksi dibidang pelaksanaannya mencakup kegiatan dalam
proses produksi yaitu pembagian kerja dimana hal itu dilakukan untuk pengelola
usaha maupun orang yang diberi kewenagan untuk hal tersebut.
Dalam pembagian tugas hendaknya memperhatikan banyaknya kegiatan
produksi dan jumlah tenaga kerja sehingga tidak akan terjadi ketimpangan dalam
bekerja. Peraturan jalannya produksi diperusahaan biasanya ditentukan oleh
pimpinan perusahaan. Karyawan diberi penjelasan apa yang akan dikerjakannya,
pada bagian apa dan lokasi yang sudah ditentukan agar dalam bekerja tidak
serabutan.
Pembagian kerja dalam proses produksi diperlukan agar orang bekerja sesuai
dengan keahliannya masing-masing. Pemimpin menentukan tugas dan tanggung
jawab masing-masing tenaga kerja yang ada, misalnya bagian penerima order,
pembuatan desain, pembuatan pola, bagian pemotongan, baian penjahiatan,
bagian pengontrolan, pengepakan dan lain-lain, agar pelaksanaan produksi
berjalan dengan efektif dan efisien.
Pelaksanaan manajemen produksi dalam sebuah usaha busana meliputi:
 Meletakkan pola pada bahan kemudian dipotong.
 Mensortir bahan yang sudah digunting, disesuaikan dengan ukurannya secara
terpisah. Misalnya: pola S sendiri.
 Memeriksa pola-pola apakah sudah lengkap untuk masing-masing ukuran.
Pemeriksaan dilakukan oleh supervisor.
 Membagikan bagian-bagian yang sudah digunting kepada penjahit disertai
lembar produksi yang memuat teknik penyelesaian jahitan.

14
 Bagian penyempurnaan finishing, bagian ini melakukan pekerjaan anatra lain
: menyeterika, mengepres, memasang kancing, dan lain-lain.
 Memeriksa jahitan pengontrolan, dilakukan sebelum barang dipak untuk
mengetahui hasil yang kurang baik mutunya dan pisahkan diberi tanda BS
dan dijual sebagai barang cacat.
 Bagian pengepakan, sterlah dipak yang terpilih disisihkan diberi label yang
berisi ukuran, nomor model, nama bahan yang kemudian dipak dan
diserahkan kepada bagian penyimpanan hasil produksi untuk segera
diserahkan ke bagian penjualan.
d) Pengawasan produksi
Pengawasan kualitas atau pengendalian kualitas sangat penting dalam bagian
produksi untuk menjaga kelancaran proses produksi dan menghasilkan produk yang
memenuhi standar pasar. Pengawsan produksi merupakan masalah pengendalian
proses produksi, pengendalian bahan baku, pengendalian tenaga kerja, dan
pengendalian biaya produksi perludiadakan pengendalian yang baik sehingga proses
produksi dalam perusahaan dapat berhasil.
Teknologi produksi merupakan bagian yang sangat penting dalam usaha industri
dan tidak dapat dipisahkan dari proses industri itu sendiri. Menurut Panji Anoraga
1997:88 pengendalian produksi meliputi :
 Inspeksi pengujian
Pengujian kualitas yang utama dengan cara dalam setiap hari ke hari
adalah inspeksi pemeriksaan produk jasa. Untuk menghemat biaya harus
senantiasa diperiksa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
 Pemeriksaan Barang-barang yang dibeli
Pemeriksaan sebagai landasan untuk mengetahui apakah jenis dan kualitas
sesuai dengan pesanan sehingga barang-barang yang tidak memuaskan dapat
dikembalikan ke penyedia dan diganti dengan barang baru secara cepat.
Namun kegiatan pemeriksaan ini dapat ditiadakan apabila barang dari
penyedia telah diperiksa secara ketat dalam pabrik penyedia yang telag
terbukti dapat terpercaya.
 Pemeriksaan dalam proses
Dalam kegiatan pemeriksaan ini kurang diperhatikan oleh pemilik industri.
Biasanya terjadi pada industri kecil yang mengandalkan karyawan.

15
Kenyataannya dalam pemeriksaan sering terjadi penyimpanan sehingga para
penyedia mencoba membenahi situasi akantetapi para pekerja biasanya
mungkin menukar pepekerjaan jelek yang dating dari proses pekerjaan
sebelumnya dan memberitahukan kepada para pemeriksa.
 Quality Control Circless
QCC Suatu teknik kegiatan pemeriksaan pengawasan kualitas, dimana
karyawan dan pimpinan bersama-sama berusaha memperbaiki dan
meningkatkan kualitas hasil produksi. Dengan adanya pengawasan kualitas ini
karyawan dan pimpinan berusaha bersama-sama untuk mengubah tujuan QCC
dari mengawasi kualitas menjadi meningkatkan kualitas desain produktivitas,
penekanan biaya produksi, keselamatan kerja dan pelayanan. Dalam proses ini
penting sekali untuk usaha kecil dari mulai awal usaha sehingga produk yang
dihasilkan dari segi kualitas akan bias menghadapi persaingan serta
membentuk budaya kerja yang dibutuhkan jika usaha telah berkembang.

2.3. Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan adalah suatu proses pengambilan keputusan dibidang
keuangan melalui fungsi-fungsi manajemen yang bertujuan untuk mencapai sasaran
perusahaan.
a) Perencanaan keuangan
Perencanaan keuangan, selain memasukkan anggaran upah/gaji tenaga
kerja, belanja perusahaan, juga menyangkut permodalan usaha.
b) Pengorganisasian keuangan
Uang merupakan sumber organisasi yang memerlukan suatu manajemen.
Setelah merencanakan segala sesuatu yang berkenaan dengan modal, maka
segera mengatur penggunaanya, yang pada intinya perlu diadakan
pengelompokan penggunaan uang.
c) Pelaksanaan Keuangan
Penggunaan uang harus sesuai dengan rencana dan mematuhi aturan
keuangan yang telah dibuat sebelumnya, untuk menghindari pemborosan. Pada
umumnya pola belanja yang digunakan oleh seorang modiste adalah membeli
sebatas keperluan. Kalaupun menyimpan bahan persediaan, batrang tersebut
sifatnya cepat habis dan dalam jumlah yang terbatas sehingga uang cepat
kembali.

16
Ketelitian dan kehati-hatian dalam menggunakan uang sangatlah dituntut.
Untuk membantu proses tersebut, akan lebih baik dan mudah jika tiap kali
terjadi transaksi keuangan menggunkan nota sebagai bukti, sekaligus sebagai
rujukan dalam pembukuan. Pengawasan keuangan
Pengawasan keuangan hendaknya dilakukan sesuai dengan rencana
anggaraan keuangan yang telah dibuat sebelumnya. Model pembukuan dalam
usaha modiste tergolong sangat sederhana. Paling tidak ada tiga macam buku
pencatatan yaitu buku ukuran, Buku Pesanan, dan Buku kas sederhana (Sri
Wening dan Sicillia Sawitri, 1994:95)
Dari ketiga buku tersebut dapat dilihat dan dihitung perputaran uang
perusahaan. Berikut contoh buku tersebut :

Gambar 2.1 pembukuan usaha modiste

17
2.4. Manajemen Pemasaran
Menurut Drs. H. Indriyo Gitosudarmo (1994:3), manajemen pemasaran adalah
kegiatan pemasaran yang direncanakan dengan baik, diorganisasikan, dikoordinasikan
serta diawasi akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek pertama dalam analisis
kelayakan usaha (Agus Mansur, 2000). Aspek ini terdiri dari: perkiraan permintaan
dan penawaran produk (market potential); pangsa pasar (maket share); bauran
pemasaran (marketing mix).
Untuk mencapai target market share seperti yang telah diperkirakan, perlu
adanya perencanaan yang baik dari manajemen pemasaran. Langkah-langkah
perencanaan manajemen pemasaran meliputi:
a) Membuat rencana pemasaran,
b) Menganalisis peluang pasar,
c) Memilih pasar sasaran,
d) Mengembangkan bauran pemasaran,
e) Mengelola usaha pemasaran.
1. Penetapan Pasar Sasaran dengan Analisis Segmentasi Pasar
Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal,
misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-
praktek pembeliannya dari perbedaanperbedaan ini dapat dilakukan segmentasi
pasar.
a. Analisis Persaingan
Agar kita dapat menetapkan strategi pemasaran yang efektif, dalam
analisis kelayakan usaha perlu juga mempelajari produk, harga, saluran
distribusi, maupun promosi yang dilakukan para pesaing terdekat. Dengan cara
ini pelaku usaha dapat menemukan bidang-bidang yang berpotensi untuk
dijadikan keunggulan sekaligus mengetahui kelemahan pesaingnya sehingga
dapat menyusun suatu strategi menyerang atau bertahan terhadap para
pesaingnya.
b. Strategi Kompetitif
Pada tahap ini pelaku merancang strategi pemasaran yang kompetitif,
yaitu strategi yang akan memberikan kepada perusahaan atau produknya suatu
keunggulan kompetitif, paling tidak dalam benak konsumen

18
Pemasaran tidak hanya berhubungan dengan produk, harga produk, dan
pendistribusiannya, tetapi juga berhubungan dengan upaya mengkomunikasikan
produk tersebut kepada masyarakat agar produk itu dikenal dan pada akhirnya
dikonsumsi. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun strategi yang
sering disebut bauran promosi (promotion-mix) yang terdiri dari 4 komponen
utama, yaitu: periklanan (adsvertising), promosi penjualan (sales promotion),
hubungan masyarakat (public relation-publicity), dan penjualan perorangan
(personal selling).
a. Perencanan Pemasaran
Dalam perencanaan pemasaran harus diperhatikan siapa saasaran/ konsumen.
Bagaimana pemasaran itu dilaksanakan dan teknik apa yang akan digunakan dalam
pemasaran tersebut.
Dalam perencanaan pemasaran terdapat beberapa kebijakan sebagai berikut:
a) Menetapkan Kelompok Pembeli
Penyusunan rencana pemasaran harus terdapat gambaran yang jelas kelompok
pembeli mana sebagai sasaran pemasaran hasil produksi. Pemilihan tersebut
untuk mengetahui perkiraan jumlah penjualan hasil produksi, penyusunan
kombinasi kebijaksanaan dan pelaksanaan pemasaran.
b) Menyusun perkiraan jumlah hasil produksi dimasa yang akan datang
Perkiraan jumlah penjualan hasil produksi dimasa yanga akn dating sebagai
alat pengendalian seberapa jauh usaha telah mencapai prestasi dalam jangka
panjang atau jangka pendek. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
penjualan hasil produksi yaitu kualitas barang, kapasitas produksi,
kebijaksanaan harga jual dan kemampuan menyediakan modal yang diperlukan.
c) Menyusun kombinasi kebijaksanaan pemasaran yang dipergunakan kepada
pembeli
b. Pengorganisasian Pemasaran
Sebagai manajer pemasaran adalah menciptakan, membina dan memelihara
struktur organisasi penjualan yang baik. Azas-azas dasar praktik pengorganisasian
secara menyeluruh haruslah digunakan dengan struktur organisasi penjualan.
penyusunan organisasi pemasaran ini harus disesuaikan dengan keadaan perusaan.
Untuk mencapai target market share seperti yang telah diperkirakan, perlu
adanya
c. Pelaksanaan pemasaran

19
Usaha untuk mendapatkan konsumen yang baik perlu adanya promosi untuk
memperkenalkan produk bagi calon pembeli dan membujuk agar membeli produk
yang ditawarkan. Dengan promosi yang baik maka masyarakat akan tertarik dan
memakai hasil produk yang ditawarkan, promosi juga dapat memberi informasi
tentang produk baru .
Kegiatan promosi untuk mendapatkan konsumen menurut Fandy Tjiptono
(2005:90) sebagai berikut:
a) Personal selling, komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon
pembeli untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pembeli dan
membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian
akan mencoba membelinya.
b) Mas selling, merupakan pendekatan yang mengunakan media komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu.
c) Promosi penjualan yaitu bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagi
insentif yang dapat diatur utnuk merangsang pembelian produk dengan segera
dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli oleh konsumen
d) Public relation merupakan cara atau upayakomunikasi menyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengaruhi persepsi/opini konsumen terhadap
perusahaan .
e) Direct marketing
merupakan system pemasaran yang bersifat interaktif yang memamfaatkan satu
atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon dari konsumen.
Jika sasaran pasarnya sudah ditentukan melaui riset pemasaran, maka
perusahaan harus membuat suatu rencana yang baik untuk memasuki segmen pasar
yang dipilih. Keputusan-keputusan dalam pemasaran dapat dikelompokkan ke dalam
empat strategi yaitu strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi
promosi sehingga terbentuk marketing mix.
d. Pengawasan pemasaran
Memanajemen pemasaran, masing-masing pposisi mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang jelas. Banyak dari tugas ini yang meliputi manajemen sumber
daya pemasaran tertentu seperti periklanan, wiraniaga atau riset pemasarann. Tugas
mereka adalah menganalisis, merencanakan dan melaksanakan program yang akan
menghasilkan bauran dan tingkat transaksi yang dikehendaki dengan pasar target.

20
Pengawasan pemasaran diharapkan dapat mengetahui pemasaran berjalan
dengan baik atau terdapat hambatan dalam penjualan produk yang ditawarkan
sehingga dengan evaluasi pemasaran maka dapat diketahui apakah pemasaran
dilaksanakan sudah memenuhi target yang telah direncanakan.

21
BAB III
MODAL DAN SUMBER DANA USAHA MODISTE

Biaya dalam istilah keuangan mempunyai pengertian pengorbanan sumber-sumber


daya yang diadakan untuk mendapatkan keuntungan atau mencapai tujuan di masa datang
(Arman Hakim, 2006: 172).
Secara umum istilah biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Berhubungan dengan tujuan biaya
a) Biaya langsung (direct cost), biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan
operasi/produksi. Biaya langsung ini yaitu biaya bahan baku langsung.
b) Biaya tidak langsung (indirect cost), biaya yang tidak berhubungan langsung
dengan kegiatan operasi/produksi. Biaya ini yaitu biaya bahan baku tidak
langsung, contohnnya biaya pengadaan plastik.

b. Berhubungan dengan perubahan volume kegiatan


a) Biaya tetap (fixed cost), Biaya tetap merupakan biaya-biaya operasi suatu
fasilitas yang bersifat tetap meskipun volume output dari operasi tersebut
berubah-ubah, contohnya listrik, dan PDAM bulanan.
b) Biaya variabel (variable cost), Biaya variabel merupakan biaya-biaya operasi
suatu fasilitas yang berubah secara linier sesuai dengan volume output operasi
tersebut, contohnya biaya bahan baku dan biaya pulsa telepon bulanan.
Dalam praktiknya seorang pengusaha modiste sering kesulitan untuk menentukan
besarnya modal kerja yang diperlukan, berkaitan dengan pembahasan sebelumnya adapun
modal dalam suatu usaha modiste secara umum ada dua macam yaitu modal tetap dan modal
lancar.
a. Modal Tetap
Modal tetap adalah modal yang terdiri dari alat-alat yang tahan lama, yang
tidak habis dipakai selama proses produksi atau habisnya secara berangsur-angsur.
Misalnya tanah, gedung, mesin.
b. Modal Lancar
Modal lancar meliputi modal usaha dan alat-alat lancar. Modal usaha yaitu
seluruh aktiva (kekayaan) yang hanya sekali saja dipergunakan dalam proses
produksi, missal : bahan baku dan bahan penolong. Alat-alat lancar misalnya uang kas

22
dan tagihan langsung yang dibayar atau nilai-nilai yang harus direalisasikan seperti
saldo bank, giro pos dan surat-surat wesel.
Menghitung modal kerja memerlukan pengetahuan tentang unsur-unsurnya. Setelah
mengetahui perputaran dari unsur-unsurnya, maka perputaran dari modal dapat diketahui.
Unsur-usur tersebut adalah kas (termasuk kas di bank), Piutang dan persediaan (Harimurti
Subanar, 1995:65)
Begitu pentingnya masalah permodalan, maka seorang pemimpin usaha modiste harus
hati-hati dalam mengelola keuanagn perusahaan terutama modal yang berupa piutang.
Penyeleksian sumber modal kredit dan jenis kredit yang diambil harus disesuaikan dengan
kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek perusahaan
Sumber Dana Menurut perusahaannya maka sumber dana terdiri atas sumber ekstern
atau dari luar perusahaan yang meliputi pemilik (peserta modal saham dan lainnya) dan
kreditur (Kredit bank, utang dari pihak langsung, dll) serta sumber intern atau dalam
perusahaan yang meliputi laba usaha dan penyusutan aktiva (yang belum digunakan)
(Harimurti Subanar, 1995:56)

23
DAFTAR PUSTAKA

Agus Mansur. 2000. Analisa Kelayakan Proyek. Diktat Kuliah. Yogyakarta: Universitas
Islam Indonesia.

Arman Hakim Nasution. 2006. Manajemen Industri. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Jerusalem. Moh. Adam. 2011. Manajemen Usaha Busana. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta

Hariansyah, F.A. Maret 2018. “ Apa yang Dimaksud Dengan Modiste?”.


https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-modiste/24272. Diakses 11
November 2021.

Haryati, Istri. “Pengelolaan Usaha Busana Modiste&Tailoring”. Jawa Tengah. [Online]


file:///C:/Users/sahara/Downloads/Pengelolaan%20usaha%20busana.pdf. Di unduh :
12/11/2021

Fitinline. 17 September 2019. “Sistem Produksi Busana Wanita dan Busana Anak di
Modiste.” https://fitinline.com/article/read/sistem-produksi-busana-wanita-dan-busana-
anak-di-modiste/. Diakses 11 November 2021.

Navita. Februari 2015. “ Karakteristis Usana Busana”.


https://kursusjahityogya.blogspot.com/2015/02/karak.html?m=1. Diakses 11 November
2021

Kurnia, Novi. 31 Agustus 2012. “Perbedaan Butik, Modiste dan Konfeksi”.


https://hastakaryanovi.wordpress.com/2012/08/31/butik-modiste-konfeksi/. Diakses 11
November 2021.

Perdhawaty,Vindy. 2017. “ Manajemen Usaha Konveksi, Modiste dan Bordir Di Kecamatan


Mayang Probolinggo”. Probolinggo:UNESA. [Online]
file:///C:/Users/sahara/Downloads/1320-Article%20Text-3167-1-10-20170720.pdf. Di
unduh: 12/11/2021

Priana W.S. Juni 2008. “Manajemen Usaha Modiste Di Kecamatan Godean Kabupaten
Sleman”. https://eprints.uny.ac.id/18896/. Diakses 11 November 2021.

Sukmawaty, Wahyu Eka Priana. 2008. “Manajemen Usaha Modiste di Kecamatan Godean
Kabupaten Sleman”. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses 11
November 2021.

Wahyu, Eka Priani Sukmawaty. 2008. “Manajemen Usaha Modiste Di Kecamatan Godean
Kab.Sleman”. Yogyakarta:Fakultas Teknik Universitas Negeri Yokyakarta. [Online]

24
https://123dok.com/document/y6jd3k4q-manajemen-usaha-modiste-di-kecamatan-
godean-kabupaten-sleman.html. Di unduh : 12/11/2021

25

Anda mungkin juga menyukai