Anda di halaman 1dari 131

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI IBIS PAIN X TERHADAP


PELATIHAN PEMBUATAN DESAIN BUSANA
PADA SISWA KELAS XII SMKN 5 BULUKUMBA

THE EFFECTIVENESS OF USING THE IBIS PAINT X APPLICATION


FOR FASHION DESIGN TRAINING
IN CLASS XII STUDENTS OF SMKN 5 BULUKUMBA

A. MITA
1728042009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (S1)


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga


Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI IBIS PAIN X TERHADAP


PELATIHAN PEMBUATAN DESAIN BUSANA
PADA SISWA KELAS XII SMKN 5 BULUKUMBA

THE EFFECTIVENESS OF USING THE IBIS PAINT X APPLICATION


FOR FASHION DESIGN TRAINING
IN CLASS XII STUDENTS OF SMKN 5 BULUKUMBA

A. MITA
1728042009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (S1)


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022

ii
iii
iv
ABSTRAK
A. Mita (1728042009). 2022. Efektifitas Penggunaan Aplikasi IBIS PAINT X
Terhadap Pelatihan Pembuatan Desain Busana Pada Siswa Kelas XII SMKN
5 Bulukumba. Skripsi. Strata satu Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar. Oleh Pembimbing I Hj. Kurniati
dan Pembimbing II Hamidah Suryani.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang bertujuan untuk 1) mengetahui
gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa tata busana kelas XII di
SMKN 5 Bulukumba sebelum diadakannya pelatihan. 2) mengetahui langkah
langkah pelaksanaan pelatihan pembuatan desain busana menggunakan aplikasi
IBIS PAINT X pada siswa tata busana kelas XII di SMKN 5 Bulukumba. 3)
mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan pada siswa tata
busana kelas XII di SMKN Bulukumba sesudah diadakannya pelatihan. 4)
mengetahui respon siswa tata busana kelas XII di SMKN 5 Bulukumba terhadap
pelatihan pembuatan desain busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X.
Subyek penelitian ini adalah siswa tata busana kelas XII SMKN 5 Bulukumba
berjumlah 16 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes
(pretest & posttest), angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
presentase (frekuensi relative) dan Uji N-Gain. Hasil penelitian ini menunjukkan
1) Gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan pada siswa tata busana kelas
XII SMKN 5 Bulukumba sebelum diadakannya pelatihan berada di kategori
sangat kurang. 2) Gambaran pelaksanaan kegiatan di mulai dari tahap 1.
perencanaan, 2. tahap pelaksanaan (a. Kegiatan pembuka, b. kegiatan inti, dan c.
kegiatan penutup), 3. observasi, serta 4. tahap evaluasi. Adapun materi yang
disajikan terkait dengan mendesain busana menggunakan aplikasi Ibis Paint X
meliputi pengertian Ibis Paint X, mengoperasikan Ibis Paint X, halaman kerja Ibis
Paint X, mengabungkan motif dengan desain, dan pewarnaan desain sketsa. 3)
Gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa tata busana kelas XII
SMKN 5 Bulukumba setelah diadakannya pelatihan berada di kategori sangat
tinggi atau dapat dikatakan bahwa penelitian ini sangat efektif. 4) Respon siswa
tata busana kelas XII SMSKN 5 Bulukumba terhadap pelatihan pembuatan desain
busana menggunakan aplikasi Ibis Paint X, berada pada kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa memberikan pendapat
yang positif terhadap pelatihan pembuatan desain busana menggunakan aplikasi
IBIS PAINT X.

Kata Kunci: Efektifitas Pelatihan, Desain Busana, IBIS PAINT X

v
ABSTRACT
A. Mita (1728042009). 2022. Effectiveness Of Using The Ibis Paint X
Application For Fashion Design Training In Class XII Of SMKN 5
Bulukumba. Thesis. Undergraduate Department of Family Welfare Education,
Faculty of Engineering, Makassar State University. By Supervisor I Kurniati and
Supervisor II Hamidah Suryani.
This type of research is quantitative which aims to 1) find out an overview of the
level of knowledge and skills of class XII fashion students at SMKN 5
Bulukumba before the training. 2) knowing the description of the implementation
of training on making fashion designs using the IBIS PAINT X application for
class XII fashion students at SMKN 5 Bulukumba. 3) knowing the level of
knowledge and skills in class XII fashion students at SMKN Bulukumba after the
training. 4) knowing the response of class XII fashion students at SMKN 5
Bulukumba to training in making fashion designs using the IBIS PAINT X
application. Data collection techniques use observation, tests (pretest & posttest),
questionnaires and documentation. Data analysis techniques use percentages
(relative frequency) and N-Gain Test. The results of this study show. 1) An
overview of the level of knowledge and skills in class XII fashion students of
SMKN 5 Bulukumba before the training was held in the very lacking category. 2)
An overview of the implementation of activities starting from 1. the planning
stage, 2. implementation stage (a. opening activities, b. activities, core, and c.
closing activities), 4. observation, and 5. evaluation stage. The material presented
is related to designing clothes using the Ibis Paint X application including
understanding Ibis Paint X, operating Ibis Paint X, Ibis Paint X work pages,
combining motifs with designs, and coloring sketch designs. 3) An overview of
the level of knowledge and skills of class XII fashion students of SMKN 5
Bulukumba after holding training is in the very high category or it can be said that
this research is very effective. 4) The response of class XII SMSKN 5
Bulukumba fashion students to the training in making fashion designs using the
Ibis Paint X application, is in a very high category. Based on these results, it can
be seen that students give a positive opinion on training in making fashion designs
using the IBIS PAINT X application.

Keywords: Training Effectiveness, Fashion Design, IBIS PAINT X

vi
MOTTO

“SETIAP PERJALANAN ITU BERNILAI DUA HAL, PERJALANAN


DAN PENGALAMAN”

vii
PERSEMBAHAN

Dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur kepada Allah SWT


Kupersembahkan karya sederhana ini untuk kedua orang tuaku
A. Umar dan A. Sunarti
Yang tercinta dan terkasih
Do’a, pengertian, dan pengorbananmu akan abadi dihatiku

viii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini tidak sedikit mengalami

hambatan dan kesulitan, namun berkat kerja keras penulis dan bimbingan bantuan

dari berbagai pihak akhirnya skipsi ini dapat diselesaikan.

Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis

dalam menempuh Pendidikan sampai pada tahap penyelesaian skripsi ini. ucapan

terima kasih sebanyak-banyaknya penulis sampaikan kepada Ayahanda A. Umar

dan Ibunda A. Sunarti, serta Adikku A. Aqila

Penghargaan setulus-tulusnya penulis sampaikan terutama masing-masing

kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Makassar Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.T.P.,

IPU., ASEAN Eng.

2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Prof. Dr. Ir. H.

Muhammad Yahya, M. Kes., M. Eng., IPU., ASEAN Eng.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik

Universitas Negeri Makassar Dr. St. Aisyah Hading, M.Pd

4. Dosen Penasehat Akademik Dra. Hj. Kurniati, M.Si selaku pembimbing 1 dan

Dr. Hamidah Suryani, M.Pd selaku pembimbing 2

ix
5. Dra. Hj. Asiani Abu, M.Pd selaku penguji 1 dan Rosmiaty, S.Pd, M.Pd selaku

penguji 2.

6. Seluruh dosen dan staf Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas

Teknik Universitas Negeri Makassar.

7. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas

Teknik Universitas Negeri Makassar.

8. Kelurga besar UKM SINTALARAS UNM yang selama ini memberikan

banyak pengetahuan dan pemahaman di bidang ekstrakulikuler.

9. Kepada pemilik NIP 199806052022031001 terima kasih karna tetap

membersamai semoga kita kuat sampai tamat.

10. I wanna thank me for always holding my hand and lifting me up when I fell

and wanted to give up. I wanna thank me for never getting tired of saying

“Let’s try again” when if fals. I wanna thank me for never giving up on the

mistakes I’ve made so far.

Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa sekali lagi berterima kasih

tak terhingga kepada ayah, ibu dan saudaraku yang tak pernah berhenti

mengkhawatirkan kondisi, kesehatan dan segalanya sebagai bentuk perhatian dan

support yang sangat istimewa. Semoga segala bantuan yang telah tulus menjadi

amal jariah dan mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.

Makassar,

Penulis

x
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACK.......................................................................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
A. Kajian Pustaka ....................................................................................... 6
B. Kajian Penelitian Yang Relevan.......................................................... 39
C. Kerangkan Berpikir ............................................................................ 41
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 43
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 43
B. Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................................ 43
C. Subjek Penelitian ................................................................................. 43
D. Jenis Tindakan .................................................................................... 44
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 46
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 52
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 52
B. Pembahasan ......................................................................................... 61
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 69
A. Kesimpulan........................................................................................... 69

xi
B. Saran ..................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 71

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Tindakan............................................................... 45


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket ................................................................................... 47
Tabel 3.3 Jenis dan Bobot Alternatif Jawaban Untuk Angket ............................. 48
Tabel 3.4 Pembagian N Gain Score ...................................................................... 48
Tabel 4.1 Hasil Pre-Test........................................................................................ 53
Tabel 4.2 Hasil Post-Test ...................................................................................... 59
Tabel 4.3 Frekuensi Pendapat Siswa Terhadap Efektifitas Pelatihan Pembuatan
Desain Busana Menggunakan Aplikasi IBIS PAINT X ....................................... 61

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Warna Primer .................................................................................... 28


Gambar 2.2 Tampilan Awal Aplikasi IBIS PAIN X............................................. 35
Gambar 2.3 Membuat Gambar Baru Pada Aplikasi IBIS PAIN X ....................... 35
Gambar 2.4 Ukuran Kanvas Pada Aplikasi IBIS PAIN X .................................... 36
Gambar 2.5 fitur Tools Pada Aplikasi IBIS PAIN X ............................................ 36
Gambar 2.6 Palet Warna Pada Aplikasi IBIS PAIN X ......................................... 37
Gambar 2.7 Fitur Undo dan Redo Pada Aplikasi IBIS PAIN X ........................... 37
Gambar 2.8 Fitur Layer Pada Aplikasi IBIS PAIN X ........................................... 38
Gambar 2.9 Impor Gambar Pada Aplikasi IBIS PAIN X ..................................... 38
Gambar 2.10 Menyimpan Karya pada Aplikasi IBIS PAIN X ............................. 39
Gambar 2.11 Skema Kerangka Pikir ..................................................................... 42
Gambar 4.1 Pemberian Materi Mendesain Busana Menggunakan Aplikasi Ibis
Paint X................................................................................................................... 55
Gambar 4.2 Praktek Langsung Membuat Desain Menggunakan Ibis Paint ......... 56
Gambar 4.3 Proses Mendesain Pelatihan Desain Busana Menggunakan Aplikasi

Ibis Paint X ............................................................................................................ 57

Gambar 4.4 Hasil Pelatihan Desain Busana Menggunakan Ibis Paint X .............. 58
Gambar 4.5 Evaluasi Pelatihan Desain Busana Menggunakan Aplikasi Ibis Paint
X ............................................................................................................................ 59

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan penggunaan teknologi komputer terus meningkat seiring

dengan meningkatnya kebutuhan manusia, tanpa terkecuali dalam bidang fashion.

Teknologi komputer merupakan satu dari sekian banyak hal yang dibutuhkan

dalam perkembangan bisnis di dunia tanpa terkecuali Indonesia, bahkan kita dapat

menyebutnya sebagai faktor pokok bagi perkembangan dunia bisnis saat ini.

Dunia bisnis di bidang busana telah terpengaruh dan mengalami

perkembangan secara progresif dalam mempergunakan teknologi komputer untuk

membantu proses pembuatan desain busana hingga ke tahap pembuatan busana.

Lebih jauh lagi, penggunaan komputer dalam mendesain busana merupakan suatu

jaringan perangkat teknologi yang berkemampuan tinggi dan serba bisa, sehingga

seorang desainer yang telah menguasai teknologi komputer dalam proses

pendesainan busana, pada umumnya akan mampu menghasilkan dan mewujudkan

ide-ide secara lebih cepat dibandingkan bila dikerjakan dengan cara yang lainnya

Suryani dkk (2019).

Adanya perkembangan teknologi komputer di bidang industri busana hal

tersebut, memberi dampak pada dunia pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah

sarana yang efektif dalam mendukung perkembangan serta peningkatan sumber

daya manusia menuju ke arah yang lebih positif Budiana (2015). Menurut

Suryanto (2012) mengatakan bahwa upaya untuk menghasilkan tamatan SMK

yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha (DU) dan dunia industri (DI), yang

1
2

secara nyata terus berkembang dari waktu ke waktu, maka kurikulum SMK juga

harus dirancang dan dilaksanakan untuk menyesuaikan dengan kompetensi dan

keadaan yang sedang berkembang, khususnya di era teknologi dan pasar bebas.

Pada revisi k13 mata pelajaran desan busana dilakukan secara manual dan

digital. Permasalahan yang muncul seiring dengan dirancangnya kurikulum SMK

yang mengikuti perkembangan teknologi adalah faktor penguasaan teknologi oleh

para siswa. Oleh karena itu pengguasaan teknologi oleh siswa sudah menjadi

keharusan dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran.

Kurangnya penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain

busana berbasis teknologi komputer di kalangan siswa menjadi masalah besar

yang harus dicarikan solusi. Gambaran nyata dari permasalahan yang dihadapi

oleh siswa Tata Busana di Kabupaten Bulukumba selama ini untuk pembelajaran

desain busana hanya di lakukan secara manual sementara pada k13 mata pelajaran

desain busana harusnya dilakukan secara manual dan digital, pada saat survey

awal terlihat bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan teknologi

komputer dalam proses pembelajaran desain busana di sekolah, hal ini

dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan siswa maupun guru.

Salah satu usaha yang dapat menjawab permasalahan di atas yaitu

pemberdayaan siswa melalui program pelatihan. Pelatihan mendesain busana

berbasis IBIX PAIN merupakan bagian dari kegiatan yang bermaksud

memberikan pengetahuan dan teknologi bagi para siswa tata busana. Salah satu

aplikasi editor yang menjadi fokus pada pelatihan ini adalah aplikasi IBIS PAINT
3

X pada android yang memiliki beberapa fitur yang dapat memudahkan untuk

membuat gambar bahkan untuk pemula.

Siswa Tata Busana harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam

mendesain busana berbasis aplikasi IBIS PAINT X karena kompetensi tersebut

merupakan bagian dari mata pelajaran desain busana yang semakin hari semakin

mengalami perkembangan. Dengan mengaplikasikan dan memanfaatkan android

yang mereka miliki, mereka dapat menciptakan karya desain dengan mudah dan

cepat. Dengan menerapkan desain busana pada aplikasi IBIS PAINT X dapat

mengembangkan kreatifitas siswa dalam seni dan kreasi desain .

Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu siswa menyatakan bahwa dia

tidak pernah mendapatkan pelatihan pembuatan desain menggunakan aplikasi

IBIS PAIN X, tidak mengetahui apa itu aplikasi IBIS PAIN X, dan ingin segera

mungkin dilaksanakan pelatihan ini dan akan antusias ketika pelatihan

berlangsung

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berminat untuk melakukan

penelitian yang akan penulis beri judul “EFEKTIFITAS PELATIHAN

PEMBUATAN DESAN BUSANA MENGGUNAKAN APLIKASI IBIS PAINT X

PADA SISWA KELAS XII SMKN 5 BULUKUMBA”.

B. Rumusan Masalah

Pada latar belakang yang telah diuraikan dan diberikan batasan

permasalahan penelitian ini, sebagaimana fokus masalah yang dirumuskan adalah

:
4

1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa tata

busana kelas XII di SMKN 5 Bulukumba sebelum diadakan pelatihan ?

2. Bagaimana gambaran pelaksanaan pelatihan pembuatan desain busana

menggunakan Aplikasi IBIS PAINT X di pada siswa tata busana kelas XII

SMKN 5 Bulukumba ?

3. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa tata

busana kelas XII di SMKN 5 Bulukumba sesudah diadakan pelatihan ?

4. Bagaimana respon siswa tata busana kelas XII di SMKN 5 Bulukumba

terhadap pelatihan pembuatan desain busana menggunakan aplikasi IBIS

PAINT X ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada masalah yang dirumuskan tujuan dalam penelitian ini

sebgai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan pada

siswa tata busana kelas XII di SMKN 5 Bulukumba sebelum diadakannya

pelatihan.

2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelatihan pembuatan desain busana

menggunakan Aplikasi IBIS PAINT X pada siswa tata busana kelas XII di

SMKN 5 Bulukumba

3. Untuk mengetahui gambaran singkat pengetahuan dan keterampilan pada

siswa tata busana kelas XII di SMKN 5 Bulukumba sesudah diadakan

pelatihan
5

4. Untuk mengetahui respon siswa tata busana kelas XII di SMKN 5

Bulukumba terhadap pelatihan pembuatan desain busana menggunakan

aplikasi IBIS PAINT X

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat segai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui efektifitas pelatihan pembuatan

desain busana menggunakan aplikasi ibis paint x pada siswa kelas XII SMKN 5

Bulukumba

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan

pembuatan desain busana menggunakan aplikasi IBIS PANT X

b. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif media pembelajaran

pembuatan desain pada mata pelajaran desain busana di SMKN 5 Bulukumba

c. Bagi sekolah, sebaga bahan masukan dalam menentukan kebijakan yang tepat

untuk meningkatkan kualitas siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai

d. Sebagai rujukan atau referensi bagi rekan peneliti lain dalam penelitian

selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Efektifitas

a. Pengertian efektifitas

Berbagai pengertian yang dikemukakan oleh berbagai pakar memiliki

banyak kesamaan pendapat dan versi. Ravianto (2014:11) efektifitas adalah

seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan

keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Artinya, apabila suatu pekerjaan dapat

diselesakan sesuai dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya, maupun

mutunya, maka dapat dikatakan efektif. Sedangkan menurut Gibson (2013:46)

efektifitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu,

kelompok, dan organisasi. Semakin dekat prestasi mereka dengan prestasi yang

diharapkan (standar), maka mereka dinilai semakin efektif. Efektivitas dapat

dikatakan sebagai unsur yang penting dalam penerapan program agar tercapainya

tujuan ataupun sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Dalam bahasa

inggris, efektifitas disebut dengan effective yang artinya berhasil atau sesuatu hal

yang dilakukan atau dibuat berhasil dengan baik. Konsep efektivitas sendiri

beraneka ragam sesuai dengan masing-masing ilmu yang dimiliki. Walaupun

memiliki tujuan efektivitas yaitu agar tujuan dapat tercapai.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penekanan dari pengertian

efektivitas berada pada pencapaian tujuan. Ini berarti dapat dikatakan efektif

6
7

apabila tujuan atau sasaran yang dikehendaki dapat tercapai sesuai dengan

rencana semula dan menimbulkan efek atau dampak terhadap apa yang diinginkan

atau diharapkan

b. Aspek-aspek efektifitas

Aspek aspek efektifitas berdasarkan pendapat Muasaroh (2010), efektifitas

suatu program dapat dilihat dari aspek aspek antara lain:

1. Aspek Fungsi/ Tugas

Individu atau organisasi dapat dianggap efektif jika dapat melakukan tugas

dan fungsinya dengan baik sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu setiap

individu dalam organisasi harus mengetahui tugas dan fungsinya sehingga dapat

melaksanaannya.

2. Aspek Rencana/ Program

Suatu kegiatan dapat dinilai efektif jika memiliki suatu rencana yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tanpa adanya rencana

atau program, maka tujuan tidak mungkin dapat tercapai.

3. Aspek Peraturan/ Ketentuan

Peraturan dibuat untuk menjaga kelangsungan suatu kegiatan berjalan

sesuai dengan rencana. Peraturan atau ketentuan merupakan sesuatu yang harus

dilaksanakan agar suatu kegiatan dianggap sudah berjalan secara efektif.


8

4. Aspek Tujuan/ Kondisi Ideal

Yang dimaksud dengan kondisi ideal atau tujuan adalah target yang ingin

dicapai dari suatu kegiatan dengan berorientasi pada hasil dan proses yang

direncanakan.

Kriteria Efektivitas Organisasi Menurut S.P siagian dalam bukunya Manajemen


Moderen (1982:30:33) dalam Suryani (2016) mengemukakan bahwa mengukur
efektivitas organisasi dapat diukur dari berbagai hal diantaranya:

1. Kejelasan tujuan yang khendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya karyawan
dalam pelaksanaan tugasnya mencapai sasaran yang terarah dan tujuan-tujuan
organisasi dapat tercapai.

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah


“peta jalan” yang diikuti dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran organisasi.

3. Proses analisa dan perumusan kebijaksanaan yang mantap berkaitan dengan


tujuan yang ingin dicapai dan strategi yang digunakan artinya kebijaksanaan harus
mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usahausaha kegiatan oprasional.

4. Perencanaan yang matang pada hakikatnya memutuskan sekarang apa yang


akan dikerjakan organisasi dimasa mendatang.

5. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu di
jabarkan pada pogram pelaksanaan yang tepat sebab apabila tidak, para pelaksana
kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.

6. Kemampuan kerja secara produktif dengan sarana prasarana yang tersedia dan
disediakan oleh organisasi.

7. Pelaksanaan yang efektif dan efesien, bagaimanapun suatu program bila tidak
dilaksanakan secara efektif dan efesien maka organisasi tersebut tidak akan
9

mencapai sasarannya, karena pelaksanaan organisasi semakin melekat pada


tujuannya.

8. Sistem pengawasan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat


manusia yang tidak sempurna maka efektivitas menuntut adanya sistem
pengawasan dan pengendalian.

2. Pelatihan

a. Pengertian pelatihan

Istilah pelatihan dalam kamus lengkap Inggris-Indonesia Winda (2014:7)

menyebutkan bahwa : pelatihan merupakan terjemahan dari kata “training” dalam

Bahasa inggris. Secara harfiah akar kata “training” adalah “train” yang berarti,

memberi pelajaran dan praktik (give teaching a practice), menjadikan

berkembang dalam arah yang dikehendaki (cause to grow in a required direction),

persiapan (preparation), dan praktik (practice). Maksudnya adalah pelatihan

merupakan proses pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dengan tujuan-

tujuan untuk memberikan pelajaran dan hal yang baru maupun mengembangkan

potensi didalam diri dengan cara melalui dari persiapan pelatihan sampai

melaksankan praktik pelatihan.

Hal ini sejalan dengan Rivai (2014), bahwa pelatihan adalah sebagai

bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan

meningkatkan keterampilan di luar system yang berlaku dalam waktu yang

relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori.

Menurutnya pelatihan secara sibgkat didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk


10

meningkatkan kinerja saat ini dan masa yang akan datang. Hal-hal berikut ini

penting untuk mengetahui konsep lebih lanjut, yakni:

1) Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku peserta

untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan keahlian dan

kemampuan peserta untuk melaksanakan pekerjaan.

2) Program pelatihan formal adalah usaha pemberi kerja untuk memberikan

kesempatan kepada peserta pelatihan untuk memperoleh pekerjaan atau

bidang tugas yang sesuai dengan kemampuan, sikap dan pengetahuannya.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan

merupakan proses suatu kegiatan yang telah merencakan dari kemudian

dilaksanakan dengan sistematis oleh suatu lembaga atau organisasi dengan tujuan

menambah pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan kemampuan untuk

mencapai hasil yang diharapkan.

b. Tujuan pelatihan

Dale S. Beach (Kamil : 2012) mengemukakan, “ The Objevtive of Training

is to achieve a change in the behavior of those trained” (Tujuan pelatihan adalah

untuk memperoleh perubahan dalam tingkah laku mereka yang dilatih). Penulis

lain mengemukakan bahwa tujuan pelatihan itu tidak hanya untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan saja, melainkan juga untuk mengembangkan bakat.

Kamil (2012) mengatakan bahwa tujuan umum pelatihan adalah untuk :

1) Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan

dengan lebih cepat dan lebih efektif.


11

2) Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan

secara rasional.

3) Untuk mengembangkan sikap, sehingga dapat menimbulkan kemauan untuk

bekerjasama.

Kamil (2012), ada tiga tujuan pokok yang harus dicapai dengan pelatihan

yaitu :

1) Memenuhi kebutuhan organisasi.

2) Memperoleh pengertian dan pemahaman yang lengkap tentang pekerjaan

dengan standard dan kecepatan yang telah ditetapkan dan dalam keadaan

yang norma serta aman.

3) Membantu para pemimpin organisasi dalam melaksanakan tugasnya.

Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

diadakannya pelatihan adalah agar individu mampu hidup mandiri dengan

kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki. Melalui bekerja dengan

keterampilannya dibeberapa perusahaan dan mengembangkan keahlian sehingga

mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih cepat dan lebih efisien.

Sedangkan secara khusus, pelatihan bertujuan untuk memperbaiki

penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan tertentu untuk

kebutuhan sekarang.

Tujuan Pelatihan Menurut Pratama (2011) dalam Faraditha (2013) Tujuan

pelatihan adalah meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konsepsual dan moral

karyawan agar nantinya karyawan mampu mencapai hasil kerja yang optimal

sehingga karyawan bersemangat untuk bekerja pada perusahaan. Untuk mencapai


12

tujuan tersebut, maka ditunjang oleh pelatihan agar tetap memiliki kemampuan

dan keterampilan sesuai dengan bidang tugasnya. Pelatihan bagi pegawai adalah

salah satu investasi yang teramat penting yang dibuat suatu organisasi dalam

memperlancar jalannya roda kegiatan Pembangunan.

Menurut Kaswana (2011) dalam Faraditha (2013) mengemukakan bahwa

tujuan pelatihan memberikan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang

memadai agar dapat menjalankan roda kehidupan itu secara efektif dan kebutuhan

dalam pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi. Manfaat dan

Dampak Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai

keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Pada setiap

aktivitas pasti memiliki arah yang dituju, baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Arah yang dituju merupakan rencana yang dinyatakan sebagai hasil yang

dicapai. Manfaat dan dampak yang diharapkan dari pelatihan harus dirumuskan

dengan jelas, tidak mengabaikan kesanggupan dan kemampuan instansi.

c. Prinsip-prinsip pelatihan

Merupakan bagian dari proses pembelajaran dan merupakan kegiatan

meningkatkan keterampilan seseorang didalam mengerjakan sesuatu. Sebuah

pelatihan dapat berjalan secara efektif dan optimal bila prinsip-prinsip pelatihan

dikembangkan sesuai dengan pelatihan yang berkaitan sesuai dengan tujuan

pelatihan yang diharapkan. . Werther dalam Mangkuprawira (2013), menyatakan

bahwa prinsip-prinsip pelatihan adalah sebagai berikut:

1) Prinsip partisipasi
13

Pembelajaran biasanya akan lebih cepat dan bertahan lama apabila peserta

belajar terlibat secara aktif. Partisipasi akan meningkatkan motivasi dan empati

terhadap proses belajar. Dengan keterlibatan secara langsung, peserta dapat

belajar lebih cepat dan memahaminya lebih lama.

2) Prinsip repetisi

Repetisi akan memperkuat suatu pola ke dalam memori seseorang. Belajar

dengan pengulangan kunci-kunci pokok dari ide-ide akan dengan mudah dapat

diingat kembali bila diperlukan.

3) Prinsip relevansi

Belajar akan lebih efektif apabila materi yang dipelajari bermakna atau

mempunyai relevansi dengan kebutuhan seseorang.

4) Prinsip pengalihan pengetahuan dan keterampilan

Semakin dekat kebutuhan program pelatihan bersentuhan dengan

kebutuhan/pelaksanaan pekerjaan, maka akan semakin cepat seseorang untuk

belajar menguasai pekerjaan tersebut. Dengan kata lain, pengalihan pengetahuan

dan keterampilan bisa terjadi karena penerapan teori dalam situasi yang nyata atau

karena praktek yang bersifat simulasi. Artinya pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh dalam simulasi dapat dengan mudah dialihkan dalam situasi

sebenarnya.

5) Prinsip umpan balik

Melalui sistem umpan balik, peserta pelatihan dapat mengetahui tercapai

tidaknya tujuan pelatihan. Artinya, dengan umpan balik peserta termotivasi untuk

mengetahui perubahan yang terjadi di dalam dirinya, baik kemampuan,


14

keterampilan, maupun kepribadian dan termotivasi untuk menyesuaikan tingkah

laku mereka untuk secepat mungkin meningkatkan kemajuan belajarnya.

d. Dasar penyusunan program pelatihan

Pelaksanaan pelatihan memerlukan prosedur atau langkah-langkah agar

pelatihan berjalan dengan baik. Langkah-langkah pelatihan sebagai acuan dalam

melaksanakan pelatihan adalah sebagai berikut :

1) Tahap penilaian (assessment) merupakan menafsirkan dan mendeskripsikan

hasil pengukuran

2) Tahap pelatihan yaitu merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan.

3) Tahap evaluasi yaitu mengukur hasil pelatihan, membandingkan hasil dengan

kriteria.

Prosedur pelatihan dimulai dengan analisis kebutuhan yang menjadi

pangkal utama dalam penyusunan program pelatihan. Kemudian dilanjutkan

dengan penyusunan kriteria keberhasilan sebagai tolok ukur kesuksesan atau

kegagalan penyelenggaraan suatu pelatihan. Rancangan dilakukan secermat

mungkin agar proses pelatihan berlangsung secara baik dan dapat menghindari

faktor-faktor yang mungkin akan menghambat. Proses pelatihan perlu dievaluasi

melalui kriteria yang telah disiapkan sehingga keberhasilan dan kegagalan

penyelenggaraan pelatihan dapat diketahui dan dapat digunakan untuk

penyusunan prosedur pelatihan berikutnya. Prosedur pelatihan menurut mustofa

kamil yang dimaksudkan adalah :


15

1) Masukan mentah (raw input)

Masukan ini adalah masyarakat yang mempunyai karakteristik sendiri.

2) Masukan sarana (instrumental input)

Masukan sarana terdiri dari pelatih, kurikulum, bahan pelatihan, peralatan,

dan bahan baku pelatihan, metode dan teknik pelatihan, dan alat-alat evaluasi.

3) Masukan lingkungan (environmental input)

Masukan ini dapat berupa keadaan alam, sosial budaya, alat transportasi,

lapangan kerja, tempat kerja.

4) Proses (proses)

Proses ini adalah interaksi yang bersifat edukatif antara pelatih dan peserta

pelatihan selama kegiatan pelatihan berlangsung.

5) Keluaran (output)

Keluaran dapat berupa jumlah peserta pelatihan yang berhasil dan

sejauhmana kecakapan dan pengetahuan dikuasi oleh peserta pelatihan.

6) Pengaruh/dampak (outcome)

Pengaruh atau outcome berupa dampak yang dialami masyarakat sebagai

peserta pelatihan setelah memperoleh masukan lain.

Berdasarkan pengertian di atas bahwa sebelum diselenggarakan suatu

pelatihan maka dilakukan penyusunan program pelatihan terlebih dahulu agar

proses pelatihan berjalan secara terarah yang disesuaikan dengan tujuan yang

telah ditetapkan. Selain itu, program pelatihan perlu disiapkan secara lebih matang

yang dilakukan oleh tenaga ahli dengan melibatkan unsur-unsur dari program

pelatihan tersebut.
16

Program pelatihan merupakan suatu pegangan yang penting dalam rangka

pelaksanaan suatu kegiatan pelatihan. Program tidak hanya memberikan acuan

melainkan juga menjadi patokan untuk mengukur keberhasilan kegiatan pelatihan

(Hamalik, 2005). Unsur-unsur program pelatihan menurut hamalik (2005) sebagai

berikut :

1) Peserta pelatihan Penetapan calon peserta pelatihan erat kaitannya dengan

keberhasilan proses pelatihan yang ada gilirannya turut menentukan proses

pelatihan, oleh karena itu perlu adanya seleksi peserta dengan karakteristik

tertentu seperti yang telah ditentukan.

2) Pelatih mempunyai peranan penting terhadap kelancaran program pelatihan.

Itu sebabnya perlu dipilih pelatih ahli. Beberapa syarat untuk menjadi pelatih

antara lain :

a) Telah dipersiapkan secara khusus sebagai pelatih yang ahli dalam bidang

tertentu.

b) Kepribadian yang baik menunjang pekerjaanya sebagai pelatih.

c) Pelatih berasal dari dalam lingkungan organisasi atau lembaga yang telah

diakui keberhasilannya.

d) Lamanya masa pelatihan berdasarkan pertimbangan tentang : jumlah dan

mutu kemampuan yang hendak dipelajari dalam penelitian, kemampuan

belajar peserta, media pengajaran.

3) Bahan pelatihan Bahan pelatihan yang digunakan dipersiapkan secara tertulis

agar mudah dipelajari oleh peserta.


17

4) Didalam pelatihan tidak selamanya berjalan secara lancer pada setiap

kesempatan. Banyak faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan

kegiatan pelatihan dan faktor-faktor itu antara lain adalah :

a) Teori dengan praktik tidak sejalan, artinya teorinya yang diberikan tidak bisa

dipraktekkan pada saat menjalankan tugas-tugas yang dilakukan.

b) Kondisi lingkungan yang tidak kondusif sehingga tidak menunjang kinerja

behaviors yang diberikan.

c) Sasaran tidak mempunyai motivasi untuk mencapai kinerja yang diharapkan

serta tidak mempunyai kemampuan untuk mengikuti materi pelatihan yang

diberikan.

d) Sumber-sumber yang diperlukan didalam kegiatan pelatihan tidak memadai,

baik sumver financial, manusia, fisik, dan teknologi.

3. Proses pelatihan

Proses pelatihan terdiri dari :

a. Perencanaan

Perencanaan adalah upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan

rangkaian atau tindakan yang akan dilakukan untuk pencapaian tujuan organisasi

atau lembaga atau perencanaan merupakan kegiatan untuk menggerakkan atau

menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien dan efektif untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi perencanaan adalah :

1) Sebagai pedoman utama dalam melaksanakan suatu kegiatan.

2) Memberikan arah dan sasaran yang jelas dalam pelaksanaan kegiatan.


18

3) Mempermudah melihat dan menyadari segala kekurangan dan

kelemahankelemahan yang perlu disampaikan.

4) Mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan berikutnya

Indikator perencanaan dalam pembelajaran meliputi : a) Identifikasi

kebutuhan adalah penentuan perbedaan antara keadaan nyata dan kondisi yang

diinginkan manusia, b) Menetapkan tujuan, c) Merancang materi kegiatan, d)

Menentukan nara sumber teknis, e) Menentukan waktu, f) Menetukan peserta

pelatihan, g) Menentukan sumber dana, h) Menentukan tempat, i) Menentukan

sarana prasarana.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan merupakan suatu proses yang dimulai dari

implementasi awal implementasi, dan implementasi akhir. Implementasi awal

mencakup persiapan-persiapan sebelum kegiatan dilakukan, implementasi

merupakan aspek kegiatan teknis yang dilakukan, sedangkan implementasi akhir

mencakup kegiatan akhir dalam pelaksanaan kegiatan. Indikator pelaksanaan

dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a) Jangka waktu pelatihan yaitu

lamanya proses pembelajaran pendidikan atau pelatihan diselenggarakan, b)

Tempat kegiatan yaitu tempat dimana pelaksanaan pelatihan atau proses

pembelajaran dilakukan, c) Tujuan, d) Sumber belajar, e) Peserta, f) Instruktur

atau nara sumber teknis adalah tenaga kependidikan yang bertugas dan berfungsi

melaksanakan pendidikan dan pelatihan, g) Metode yaitu cara yang digunakan

oleh pelatih atau instruktur untuk menyampaikan materi yang diajarkan kepada

peserta didik pada proses pembelajaran, h) Materi yaitu bahan yang disampaikan
19

atau disajikan untuk peserta didik selama proses pembelajaran, i) Media adalah

grafik atau video visual, alat-alat belajar atau instrukment yang mendukung suatu

kegiatan pelatihan atau pembelajaran, j) Evaluasi

Fasilitas dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran merupakan titik utama

bagi berhasilnya proses pembelajaran. Oleh karena itu, kelengkapan fasilitas

sarana dan prasana pembelajaran terutama alat-alat praktik yang mendukung

terhadap materi pembelajaran, merupakan kunci utama bagi tercapainya

keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas tersebut terdiri atas gedung dan

perlengkapan pembelajaran, alat-alat bantu pembelajaran seperti papan tulis,

buku, OHP, dan sebagainya, alat-alat perlengkapan lainnya.

Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa unsur-unsur yang perlu

diperhatikan Mustofa Kamil yaitu :

1) Warga belajar, pada konteks ini ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan

diantaranya adalah :

a) Bakat dan minat, hal ini perlu diperhitungkan karena mempengaruhi

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, sebab orang yang mengikuti

pembelajaran, tetapi tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki serta minat yang

dikehendaki, kemungkinan besar akan mengalami kesulitan baik dalam

proses belajar, bekerja maupun pencapai tujuan.

b) Kemampuan dimaksudkan disini adalah kemampuan mengikuti pembelajaran

untuk menyadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang diberikan

maupun kemampuan untuk membiayai dirinya dalam mengikuti pelaksanaan


20

pembelajaran. Oleh karena itu, bakat dan minat sangat penting sebagai syarat

untuk belajar.

2) Sumber, pada komponen ini ada tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian

diantaranya adalah : a) kesediaan, b) kemampuan dan, c) kemauan.

3) Pola, proses pembelajaran dalam pendidikan luar sekolah, baik dalam bentuk

belajar atau dalam bentuk lainya, harus dilakukan melalui berbagai pola yang

mendukung terhadap proses dan keberhasilan dari proses tersebut. Untuk

lebih jelas pola tersebut bisa dilihat dari kebutuhan/ tujuan/materi/ bidang

mata pencaharian, sumber, fasilitas.

c. Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan, menganalisis dan

menafsirkan informasi tentang sesuatu yang terkait bagaimana bekerjanya

perangkat dan instrument program untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Definisi evaluasi yang

dituliskan dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current

English (AS Hornby,186) evaluasi adalah to find out, decide the amount or

valueyang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Selain arti

berdasarkan terjemahan, kata-kata yang terkandung dalam definisi tersebut,

kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati dalam menggunakan strategi

dan dapat dipertanggung jawabkan. Evaluasi adalah proses untuk mengetahui

apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah

kegiatan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi tentang


21

sesuatu yang terkait bagaimana bekerjanya perangkat dan instrument program

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagai bahan pertimbangan

pengambilan keputusan.

1) Tujuan evaluasi

Evaluasi khususnya dalam program pedidikan dan pelatihan, bertujuan

untuk menunjukkan kinerja program dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, memutuskan apakah dilanjutkan atau tidak suatu program, dan

memperoleh informasi bagaimana meningkatkan kinerja program dimasa depan.

Evaluasi program pendidikan memiliki tujuan yaitu : a) membantu orang

lain agar memahami program pendidikan dan hasilnya, b) meningkatkan kualitas

program, c) mengukur mengenai apakah program yang dilaksanakan

menghasilkan perbedaan pada kehidupan orang-orang, d) menentukan efektifitas

pembiayaan program, e) sebagai respon terhadap berbagai pertanyaan dari pihak

berkepentingan, f) untuk penentuan sistem imbalan kerja, dan g) untuk penentuan

perekrutan personalia pendidikan.

2) Bentuk evaluasi

Ada dua bentuk teknik penilaian pendidikan yang dapat digunakan dalam

melaksanakan evaluasi yaitu teknik tes tertulis dan tes praktik.

a) Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secar

tertulis berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan

meliputi pilihan ganda, benar salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang

jawabanya berupa isi dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian. Dalam

tes tertulis dilakukan secar berkesinambungan melalui berbagai macam


22

ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah

semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan Ujian terdiri dari ujian

nasional dan ujian sekolah.

b) Tes praktek adalah tes yang meminta peserta didik melakukan

perbuatan/mendemonstrasikan/menampilkan keterampilan.

4. Desain busana

a. Pengertian desain

Desain busana adalah rancangan model busana yang berupa gambar


dengan menggunkna unsur garis, bentuk, siluet, ukuran, tekstur yang dapat
diwujudkan menjadi busana Suryani, dkk (2017).
b. Penggolongan desain

Agar mendapatkan hasil karya nyata yang baik perlu perencanaan yang

baik pula dan memenuhi tiga aspek yang perlu ditetapkan yaitu: fungsi, struktur

dan dekorasi. Selain itu yang terpenting dalam desain adalah kelihatan wajar,

menarik dan dapat menyampaikan suatu “pesan”. Dari tiga aspek tersebut dapat

dikelompokkan menjadi tiga jenis desain busana yaitu:

1) Desain fungsional

. Yaitu desain yang memperhatikan tentang manfaat dan penampilan dari

busana yang dipakai seseorang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain

fungsional meliputi :

a) Ciri Umum adalah busana harus memberikan keleluasaan dalam bergerak

yang disesuaikan dalam kesempatan pemakaian. Desain busana hendaknya


23

dapat mencegah dan menghindari dari kemungkinan bahaya. Secara fisiologis

mempengaruhi keadaan fisik.

b) Ciri Khusus adalah bersifat temporer yaitu bahwa desain busana tersebut

dipergunakan untuk suatu kondisi beberapa saat dari seseorang seperti

pakaian untuk orang hamil. Menyesuaikan dengan perkembangan usia,

khususnya usia bayi dan anak-anak. Busana yang dirancang disesuaikan

dengan profesi, pekerjaan pemakai sehingga akan terlihat serasi, sesuai

dengan profesi atau kegiatan pekerjaannya sehingga tidak membahayakan

pemakai dan tidak mengganggu gerak aktifitasnya. Busana didesain sesuai

kesempatan pemakaian.

2) Desain struktur

Desain Struktur adalah suatu susunan garis, bentuk yang dipadukan

menjadi suatu rancangan mode busana yang dapat berbentuk menjadi berbagai

macam siluet (A, I, H, T, V, X, O, S / Bustier). Desain struktur adalah susunan

dari garis, bentuk, warna dan tekstur dari suatu benda, baik bentuk benda yang

mempunyai ruang maupun gambaran suatu benda.

3) Desain dekoratif

Desain Dekoratif yaitu suatu desain yang dibuat untuk memperindah

desain struktur baik sebagai hiasan saja maupun mempunyai fungsi ganda. Desain

dekoratif adalah pola rancangan yang memperhitungkan segi-segi keindahan

(daya tarik) dan penampilan benda, dengan tujuan untuk mempertinggi mutu

desain struktur.
24

Suatu desain yang dibuat sebaik dan seindah mungkin untuk membuat

desain struktur menjadi bentuk hiasan dan mempunyai fungsi ganda, baik berupa

motif (berbagai macam motif batik, bordir), melalui detail konstruksi atau

material lain. Sifat desain dekoratif yaitu lebih dekat hubungannya dengan

hiasannya. Jadi apabila hiasan tersebut dihilangkan akan mempengaruhi struktur

desain busananya.

c. Unsur dan prinsip desain

Dalam pembuatan desain busana harus juga memperhatikan unsur-unsur

dan prinsip disain, sebab suatu desain akan terlihat lebih baik apabila antara unsur

dan prinsip terjadi suatu kombinasi atau kesatuan yang selaras, sehingga disain

busana yang diciptakan akan lebih mudah dipahami dan dianalisis oleh semua

kalangan.

1) Unsur desain

Desain busana merupakan pewujudan cipta karya dan karsa seseorang

yang di visualisasikan pada busana. Para desainer bekerja untuk menciptakan

katya yang sudah tentu menggunkana berbagai macam bahan yang ada

dilingkungannya. Baham yang digunakan perancang dalam mendesan busana

biasa dikenal dengan unsur-unsur desain busan Suryani, dkk (2017). Unsur-unsur

desain yang dimaksud meliputi garis, arah, bentuk, ukuran, tekstur, nilai gelap

terang dan warna. Unsur desain adalah pengetahuan yang diperlukan untuk

membuat atau menciptakan suatu desain busana yang unsur – unsur desain

meliputi:
25

a) Unsur garis

Semua garis mempunyai arah. Tiga arah utama ialah mendatar

(horizontal), tegak lurus (vertikal), dan miring ke kiri atau ke kanan (diagonal).

Tiap arah ini masing-masing mempunyai pengaruh yang berlainan terhadap si

pengamat. Menurut Sadjiman dalam buku Dasardasar Tata Rupa dan Desain ada

beberapa raut garis yang menjadi dasar dalam membuat sebuah desain. Raut

adalah ciri khas suatu bentuk. Raut garis adalah ciri khas bentuk garis. Raut garis

secara garis besar hanya terdiri dari dua macam, yaitu garis lengkung dan garis

lurus Sadjiman (2005: 74).

Pelbagi susunan garis dan efeknya berdasarkan buku Nirmana Elemen-

elemen Seni dan Desain tulisan Sadjiman E Sanyoto :

1. Susunan garis-garis horizontal akan menghasilkan kesan tenang, damai tetapi

pasif

2. Susunan garis-garis vertikal menghasilkan jesan stabil, megah, kuat. Tetapi

statis, kaku.

3. Susunan garis-garis diogonal (kanan/kiri) akan menghasilkan kesan bergerak

lari/meluncur, dinamis, tetapi tampak tak seimbang.

4. Susunan garis-garis lengkung memberi kesan ringan dinamis dan kuat.

b) Unsur desain bentuk dan ukuran

Raut adalah ciri khas suatu bentuk. Bentuk apa saja di alam ini tentu

memiliki raut yang merupaka ciri khas dari bentuk tersebut. Bentuk merupakan

suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur atau garis bisa

pula warna. bentuk adalah macam rupa atau wujud sesuatu, seperti bundar elips,
26

bulat segi empat dan lain sebagainya. Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa

bentuk merupakan wujud rupa sesuatu, biasa berupa segi empat, segi tiga, bundar,

elip dan lain sebagainya.

Ukuran merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain pakaian

ataupun benda lainnya. Unsur-unsur yang dipergunakan dalam suatu desain

hendaklah diatur ukurannya dengan baik agar desain tersebut memperlihatkan

keseimbangan. Apabila ukurannya tidak seimbang, maka desain yang

dihasilkannya akan kelihatan kurang baik. Misalnya dalam menata busana untuk

seseorang, orang yang bertubuh kecil mungil sebaiknya tidak menggunakan tas

atau aksesories yang terlalu besar karena terlihat tidak seimbang. Ukuran

diperhitungkan sebagai unsur rupa. Dengan memperhitungkan ukuran menurut

perspektif seni rupa, bisa diperoleh hasil-hasil keindahan tertentu.

c) Unsur desain tekstur

Setiap bentuk atau benda apa saja di alam ini termasuk karya seni mesti

memiliki permukaan atau raut. Setiap permukaan atau raut tentu memiliki nilai

atau ciri khas. Nilai atau ciri khas permukaan tersebut dapat kasar, halus, polos,

bermotif/bercorak, mengkiat, buram, licin, keras, lunak, dan sebagainya. Itulah

tekstur atau ada yang menyebutnya barik.

Tekstur dari kain tergantung dari asal serat, struktur benang, struktur

tenunan, dan penyempurnaan tekstil. Perubahan dalam salah satu aspek akan

merubah tekstur dari kain tersebut.

Dalam pembuatan suatu desain busana tekstur berpengaruh pada model

atau style, dan pada bentuk badan. Misalnya model busana dengan kerut-kerut
27

halus dipilih bahan yang teksturnya agak lembut, melangsai (tidak kaku) dan tidak

tebal.

Adapun jenis-jenis tekstur berdasarkan buku Nirmana Elemenelemen Seni

dan Desain tulisan Sadjiman E Sanyoto :

1. Tekstur Halus

2. Tekstur Sedang

3. Tekstur kasar

d) Unsur desain warna

Ketika mendapatkan cahaya, bentuk/benda apa saja termasuk sebuah karya

seni tentu akan menampak kan warna. Tanpa cahay, warna tidak akan ada. Seperti

hal nya suara, warna merupakam fenomena getaran/gelomban, dalam hal ini

gelombang cahaya. Warna merupakan getaran/gelombang yang diterima oleh

indra penglihatan.

Warna dapat didefenisikan secara objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang

dipancarkan, atau secara subjektif/psikologi sebagai bagaian dari pengalaman

indra penglihatan. Secara objektif atau fisik, warna dapat diperikan oleh panjang

gelombang.

Beratus-ratus warna yang terdapat di dunia ini dibuat berdasarkan tiga

warna. Tiga warna utama ii ialah merah, kuning, dan biru. Ketiga warna utama ini

disebut warna primer. Perkataan primer berarti pertama. Warna primer adalah

warna yang tidak bisa dicari dari pencampuran warna lain, bahkan warna lan

dapat dicampur dari warna primer tersebut.


28

Dibawah ini adalah warna primer.

Gambar 2.1 Warna Primer

2) Prinsip desain

Prinsip desain merupakan pedoman atau cara yang digunakan dalam

mengatur unsur desain, sehingga didapat efek tertentu pada setiap desain.

a) Kesatuan

Kesatuan (Unity) merupakan salah prinsip dasar tata rupa. Kesatuan bisa

juga disebut keutuhan. Kesatuan adalah kemanunggalan menjadi satu unit utuh

(galong-giling, Jw). Karya seni/desain harus tampak menyatu menjadi satu

keutuhan.

b) Perulangan

Perulangan adalah cara menyusun unsur desain yang dilakukan berulang-

ulang, sehingga diperoleh suatu efek baru pada rancangan.

c) Peralihan

Adalah cara mengatur unsur desain secara beralih, bisa pada garis, bentuk,

wrna atau tekstur. Misanya besar kecilnya piring makan yang ditumpuk jadi satu

hal ini merupakan peralihan bentuk dari besar ke-kecil.


29

d) Kontraks

Adalah pengaturan unsur-unsur desain dengan cara berlawanan, bisa

berlawanan pada garis, tekstur, bentuk dan warna.

e) Harmoni

Harmoni atau selaras merupakan perpaduan dari unsur-unsur yang berbeda

dekat.

f) Proporsi / perbandingan

Proporsi berasal dara kata inggris proportion yang artinya perbandingan,

proporsional artinya stimbang, sebanding. E. Pino (Kamus Inggris-Indonesia, hal.

349).

g) Keseimbangan

Keseimbang ialah manakala di semua bagian pada karya bebannya sama,

sehingga pada gilirannya akan membawa rasa tenang dan enak dilihat Sanyoto

(2010).

h) Pusat perhatian

Dalam Kamus Indonesia-Inggris hal, 123, pusat perhatian dapat dikatakan

juga dominasi yaitu istilah dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk

menterjemahkan kata kerja “domination” yang artinya penjajah.

i) Irama

Dalam bahasa Jawa irama berasal dari kata wirama, sementara bahasa

Sunda irama adalah wirahma, dan dalam bahasa Yunani irama adalah rhutmos.

Artinya gerak berukuran, ukuran perbandingan, berkerabat dengan kata rhein yang

artinya mengalir Ensklopedia Indonesia (1479).


30

5. Aplikasi IBIS PAIN X

a. Uraian aplikasi IBIS PAINT X

Salah satu aplikasi editor yang menjadi fokus pada pelatihan ini adalah

aplikasi IBIS PAINT X pada android. IBIS PAINT X adalah aplikasi untuk

mengambar atau mengedit gambar dengan berbagaikelebihan dan kemudahan

dalam menggunakannya, aplikasi ini memiliki fitur memiliki fitur editor yang

dapat digunakan, seperti kuas gambar, filter, font, huruf, dan fitur lainnya yang

dapat memudahkan untuk membuat gambar bahkan untuk pemula. Aplikasi ini

memungkinkan seorang fashion designer mengambar bermodalkan android atau

smartphone. Aplikasi ini telah di download lebih dari 80juta kali di google play

Google play (https://play.google.com/store/apps/IbisPaintX, 18 Maret 2022)

b. Keunggulan aplikasi ibis paint x

IBIS PAINT X adalah aplikasi mengambar digital yang diminati banyak

creator gambar. Hal ini dikarenakan ibis paint x memiliki banyak kelebihan,

diantaranya yaitu Google play (https://play.google.com/store/apps/IbisPaintX, 18

Maret 2022):

1) Fitur lengkap

Aplikasi ini sangat memperhatikan masalah kelengkapan. Ibis memang

sengaja diciptakan bagi mereka yang suka menggambar. Untuk urusan brush atau

kuas, ibis paint x punya ratusan pilihan. Bahkan ukuran dan transparency dapat

diatur dengan mudah


31

2) Mudah digunakan

Aplikasi ini dioperasikan hanya dengan menggunakan smartphone baik

dengan spesifikasi rendah maupun tinggi, karena aplikasi ii tersedia dan siap

untuk di download untuk semua jenissmartphone, untuk mengoperasikannya pun

mudah

3) Banyak video tutorial

Tutorial menggambar di IBIS PAINT X sangat banyak, dari mulai

menggambar rambut sampai yang lebih rumit. Tutorial ini bisa didapatkan dari

youtube dan di dalam aplikasi IBIS PAINT X itu sendiri

4) Dapat disimpan dalam berbagai format

Kelebihan selanjutnya adalah file format bisa dihasilkan dari aplikasi

IBIS PAINT X terdiri dari beberapa format yang dapat digunakan

5) Ringan dari segi kapasitas penyimpanan

Smartphone memiliki batas penyimpanan bagiaplikasi yang dimilkinya

sehingga dapat membantu android menjadi lamban karena terlalu banyak aplikasi

yang berjalan. Namun lain halnya dengan aplikasi IBIS PAINT X. Sangat ringan

dari segi kapasitas ukuran.

6) Gratis

IBIS PAINT X merupakan aplikasi yang dapat didownload secara gratis

di playstore, dan mengoperasikannya tidak berbayar

c) Fitur-fitur aplikasi IBIS PAINT X

IBIS PAINT X menyediakan fitur mengambar yang lengkap, berikut ini

penjelasan setiap fitur yang dimiliki aplikasi ini:


32

1) Switch, biasanya saat menggambar, terdapat bagian bagian yang kurang

sempurna maupun tidak rapi. Oleh karena itu, kita kana membutuhkan alat

penghapus untuk merapikannya. Switch memudahkan untuk mengganti kuas

dengan eraser atau penghapus dengan cepat dan praktis.

2) Tools, aplikasi IBIS PAINT X untuk pengembangan ini digunakan sebagai

media interpretasi desain awal menjadi tampilan elektronik dengan desain

gambar yang lebih menarik menggunakan berbagai filter yang disedikan

dalam aplikasi ini. Di dalam tools ini terdapat beberapa alat yang berbeda

seperti brush, transform, magic word, lasso, filter. Selain itu juga ada eraser,

smudge, blur, text, bucket, eyedrop, frame divider, canvas, dan setting.

3) Transform, digunakna untuk mengubah ukuran gambar, meindahkan, maupun

mengubah perspektif dan rotasi. Kemudian untuk lasso digunakan untuk

menyeleksi gambar lebih detail. Jika anda ingin gambar anda lebih menarik

anda bisa menggunakan filter. Saat mengambar tentunya anda harus

mengubah pilihan tools ini menjadi brush dengan cara menekan icon berbagai

pilihan jenis font.

4) Alat smudge dan blur untuk membat gambar terlihat lebih smooth (lembut)

dan nyata. Kelebihan mengambar menggunakan IBIS PAINT X adalah kita

dapat mewarnai gambar dengan cepat dan merata. Alat yang digunakan untuk

mewarnai obyek dengan cepat ini adalah bucket. Syaratnya, gambar tidak

“bocor” atau garis-garis saling berimpitan atau bertemu satu sama lain

5) Brush (kuas), adalah salah satu tools yang sangat penting dimiliki oleh

aplikasi mengambar digital. Pilihan brush di IBIS PAINT X sangar beragam,


33

IBIS PAINT X memiliki 325 jenis brush yang bisa diatur sendiri ketebalan

dan ukurannya. Uniknya, aplikasi ini menyimpan brush costum yang sudah

diatur untuk menggambar selanjutnya. Di fitur ini terdapat preview brush

sehingga Ketika mengubah pengaturannya, bisa langsung mengetahui bentuk

atau hasil brush tersebut.

6) Colour, fitur colour ini cukup penting karena dalam aplikasi menggambar

android membutuhkan palet warna yang mudah diubah dan diatur. Pewarna

disini menggunakan pengaturan RGB sehingga bisa mengatur warna dengan

bebas

7) Fitur IBIS PAINT X tampilan fullscreen, digunakan untuk melebarkan area

drawing space dengan menekan tombol fullscreen yang berbentuk anak

panah. Fitur ini akan menyembunyikan dan memunculkan toolbar yang

dibutuhkan.

8) Layer untuk mengatur lapisan sehingga memudahkan untuk

menyembunyikan bahkan menghapus bagian gambar yang kurang bagus. Di

dalam fitur IBIS PAINT X lapisan bisa ditambahkan sebanyak mungkin

sesuai kebutuhan hingga menyembunyikan layer

9) Back, digunakanan untuk kembali ke menu awal dan menyimpan hasil karya.

Fitur ini terletak sebelah kanan bawah yang berbentuk anak panah ke kiri. Di

fitur ini terdapat beberapa opsi untuk menyimpan file dalam format PNG,

transparent PNG atau langsung menuju my gallery.

10) Undo dan redo, kegunaan fitur ini adalah untuk mengembalikan gambaran

sebelum dan sesudah.


34

11) Select, di menu selsct ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu cut, copy,

paste, clear layer, remove selection area, select opacity, dan invert selection

area. Masing masing alat ini berguna Ketika kita ingin menduplikat beberapa

bagian gambar. Juga dapat menghapus gambar tanpa menghapus layer

12) Stabilizer dan drawing tool, adalah alat yng memudahkan agar sketsa terlihat

lebih rapi dan sempurna

13) Fitur IBIS PAINT X ruller dan symmetry ruler, fitur ini memungkingkan

untuk membuat garis lurus hingga lingkaran yang sempurna

14) Materials, fitur kali ini mungkin tidak selalu digunkana Ketika menggambar,

tapi cukup unik dan menarik. Di fitur materials terdapat banyak pilihan

tekstur dan patterns untuk mempercantik gambar. Fitur ini biasanya

digunakna saat menggambar pakaian maupun kain atau background tertentu.

d) Cara menggunakan aplikasi IBIS PAINT X

Kelebihan yang dimiliki aplikasi ini adalah tools yang lengkap namun

tampilannya sederhana, sehingga penggunanya tidak akan pusing saat harus

berganti tools dalam menggambar maupun mewarnai. Selain itu, aplikasi ini bisa

digunakan secara gratis tidak seperti software pada umumnya, hanya saja ada

beberapa tools yang bersifat premium, contohnya seperti brush-brush tertentu.

Namun, hanya dengan menonton iklan, brush tersebut akan dapat digunakan.

Adapun cara menggunakan aplikasi IBIS PAINT X adalah :


35

1) Buka aplikasi IBIS PAINT X, lalu pilih galeri saya

Gambar 2.2 Tampilan Awal Aplikasi IBIS PAINT X

2) Tekan tanda (+) yang ada diujung kiri aplikasi untuk membuat gambar baru

Gambar 2.3 Membuat Gambar Baru Pada Aplikasi IBIS PAINT X


36

3) Pilih ukuran kanvas sesuai yang di inginkan, lalu tekan OK

Gambar 2.4 Ukuran Kampas Pada Aplikasi IBIS PAINT X

4) Untuk mulai menggambar, pilih Tools yang berada di tab bawah

Gambar 2.5 Fitur Tools Pada Aplikasi IBIS PAINT X


37

5) Tekan ikon palet warna untuk mengubah atau menyesuaikan warna

Gambar 2.6 Palet Warna Pada Aplikasi IBIS PAINT X

6) Tekan ikon panah bagian atas kiri aplikasi untuk undo ataupun redo suatu

aksi

Gambar 2.7 Aplikasi Undo dan Redo Pada Aplikasi IBIS PAINT X
38

7) Tekan dua garis panah kebawa untuk menambah, menggandaka maupun

mengganti layer

Gambar 2.8 Layer Pada Aplikasi IBIS PAINT X

8) Untuk menambah gambar, tekan ikon kamera di menu layer dan pilih gambar

yang ingin di impor

Gambar 2.9 Impor gambar pada IBIS PAINT X


39

9) Tekan ikon panah yang menghadap ke kiri di tab bagian bawah untuk

menyimpan hasil karyamu

Gambar 2.9 Menyimpan Karya Pada Aplikasi IBIS PAINT X

Untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran berbasis visual,

aplikasi ini sangat tepat untuk mendesain media tersebut sesuai kebutuhan, hasil

gambar ang telah dibuat juga dapat di edit kembali apabila terdapat revisi atau

kesalahan pada hasil gambar yang telah jadi.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian oleh Hamidah suryani (2019) dengan judul penelitian “Pelatihan

desain busana berbasis Ibis Paint X”. Keaimpulan dari penelitian ini Hasil

pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS)

melalui “Kelompok guru Tata Busana melalui Pelatihan Desain Busana

Berbasis Adobe Photo Shop” dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam mendesain busana dengan menggunakan aplikasi Ibis

Paint X yang menjadi salah satu alternatif dalam menghasilkan suatu karya

desain yang kreatif dan inovatif sehingga guru-guru memiliki kompetensi


40

dalam mengajarkan desain busana. Hasil pelatihan ini diharapkan dapat

menghasilkan lulusan SMK yang lebih profesional di bidang Tata Busana.

2. Penilitian oleh Ayu Triana (2017) dengan judul penelitian “Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Program Pelatihan Desain Grafis Di Rumah Gemilang

Indonesia Sawangan Depok”. Kesimpulan dari penilitian ini berdasarkan

hasil temuan dan Analisa, program pemberdayaan masyarakat (remaja) yang

dilakukan RGI melalui pelatihan keterampilan desai grafis telah memberikan

keterampilan untuk bekal dalam dunia kerja dan memberikan peluang kerja

dengan penghasilan yang layak dari pada sebelunya

3. Penelitian oleh Yuli Perwati (2019) dengan judul penelitian “Pelatihan

Desain Menggunakan Aplikasi Canva Untuk Anggota Komunitas Ibu

Profesional Banyumas Jaya”. Kesimpulan dari penelitian ini Kegiatan

pengabdian kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik dan memperoleh

respon/tanggapan yang positif dari peserta pelatihan. Kegiatan ini dihadiri

oleh 10 peserta yang terdiri dari pengurus dan anggota komunitas Ibu

Profesional Banyumas Raya. Tanggapan para peserta pelatihan sangat positif

karena peserta merasakan manfaat pelatihan desain menggunakan aplikasi

Canva dalam menunjang kegiatan komunitas dan keluarga.

Persamaan beberapa penelitian di atas dengan yang peneliti akan

dilakukan adalah sama-sama melakukan pelatihan desain menggunakan aplikasi

guna memberikan bekal keterampilan dan pengatahuan baru, sedangkan

perbedaannya hanya terletak disasaran penelitian yaitu penelitian ini berfokus

kepada siswa dan aplikasi yang digunakan berbasis android.


41

C. Kerangka Pikir

Pelatihan pembuatan desain busana menggunakan Aplikasi IBIS PAINT X

di ikuti oleh siswa tata busana kelas XII di SMKN 5 Bulukumba. Dalam pelatihan

dilalui beberapa tahapan yang sesuai dengan prosedur dalam jenis penelitian

tindakan (action research). Prosedur tersebut dimulai dengan tahap perencanaan

(membuat materi ajar, menyusun strategi pelatihan, membuat jadwal, dan

mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan selama pelatihan

berlangsung), tahap pelaksanaan tindakan (kegiatan yang dilakukan selama tiga

kali pelatihan), tahap observasi (mengamati aktifitas selama praktek), tahap

evaluasi/refleksi (mengevaluasi dan mengolah data hasil observasi).

Setelah semua tahapan diatas dilaksanakan, diharapkan terjadinya

peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa kelas XII dalam pelaksanaan

pelatihan dan adanya informasi mengenai pendapat siswa kelas XII berkenaan

dengan pelaksanaan pelatihan pembuatan desain busana menggunakan Aplikasi

IBIS PAINT X
42

Siswa kelas XII

Pelatihan pembuatan desain


busana menggunakan Aplikasi
IBIS PAINT X

Tahap perencanaan Tahap pelaksanaan Tahap evaluasi

1. Meninjau lokasi dan 1. Melakukan pretest Mengevaluasi dan


mengurus persuratan 2. Membagikan dan mengolah data yang
2. Menyiapkan bahan ajar menjelaskan bahan ajar diperoleh dari hasil
3. Menyusun jadwal 3. Pelatihan pembuatan observasi setelah
pelatihan desain busana pelatihan dilaksanakan
4. Mempersiapkan alat menggunakan Aplikasi
dan bahan IBIS PAINT X
4. Melakukan Postest

Pengetahuan dan keterampilan Siswa Kelas XII dalam


pelaksanaan pelatihan

Hasil pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan


pelatihan serta respon peserta tehadap pelatihan pembuatan
busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X

Gambar 2.11 Skema Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (Action

Research). Menurut Yaumi dan Muljono (2014) penelitian tindakan merupakan

suatu proses demokratis dan partisipatoris menyangkut pengembangan

pengetahuan praktis dalam upaya mencari tujuan yang bermanfaat demi

kemaslahatan kehidupan. Penelitian tindakan memiliki tujuan dan prinsip dasar

yang sedikit berbeda dari metode penelitian lainnya. Tujuan dasar penelitian

tindakan lebih ditujukan untuk meningkatkan praktik ketimbang memproduksi

pengetahuan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama satu bulan pada bulan Juli tahun 2022

dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dan dilaksanakan secara luring

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 5 Bulukumba, tepatnya di Jalan

poros Sampeng, Desa Bontoharu, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba.

C. Subjek penelitian

Subjek penelitian merupakan salah satu fungsi terpenting dalam proses

pengambilan data atau informasi secara mendalam. Dalam pemilihan subjek

penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Menurut Sugiyono (2014),

43
44

Menurut Sugiyono (2014:124) mengatakan bahwa total sampling adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII SMKN 5 Bulukumba Jurusan

Tata Busana yang berjumlah 21 siswa. Teknik ini digunakan jika jumlah populasi

relatif kecil yaitu tidak lebih dari 30 orang, total sampling disebut juga sensus, di

mana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.

D. Jenis Tindakan

Jenis Tindakan pada perinsipnya merupakan gambaran rencana

pelaksanaan tindakan melalui pelatihan yang dilakukan. Untuk menjelaskan

arahan prosedur penelitian ini, selanjutnya dapat diuraikan tahapan-tahapan

sebagai berikut :

1. Tahap perancanaan tindakan (planning)

a. Meninjau lokasi serta mengurus persuratan di sekolah tersebut

b. Menyiapkan bahan ajar dan daftar kehadiran

c. Menyusun jadwal pelatihan

d. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Tahap pelaksanaan tindakan (action)

Kegiatan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah meliputi pengenalan alat

dan bahan, demonstrasi cara pembuatan desain, serta respon peserta terhadap

penelitian
45

Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan tindakan


No Pertemuan Kegiatan Waktu

1) Perkenalan
2) Mengecek kehadiran peserta
pelatihan
3) Menjelaskan tujuan pelatihan
4) Melakukan pretest
1 Pertama 5) Membagikan bahan ajar 2 Jam
6) Menjelaskan isi bahan ajar
7) Memperlihatkan hasil karya yang
akan dibuat
8) Memberikan arahan mengenai alat
dan bahan yang akan digunakan
peserta pelatihan
1) Mengecek kehadiran peserta
pelatihan
2) memberikan teori mengenai
pembuatan desain busana
menggunakan aplikasi IBIS PAIN
X dalam proses pelatihan
2 Kedua 3) memberikan arahan mengenai 6 Jam
proses pembuatan desain busana
menggunakan aplikasi IBIS PAIN
X
4) peserta mempraktekkan cara
pembuatan desain busana
menggunakan aplikasi IBIS PAIN
X
1) Mengecek kehadiran peserta
pelatihan
2) Tahap akhir penilaian kinerja
3 Ketiga peserta pelatihan 4 Jam
3) Melakukan posttest
4) Mengecek hasil respon wawancara
peserta pelatihan
5) Menutup kegiatan pelatihan

3. Tahap observasi

Mengamati proses kegiatan pembelajaran selama pelatihan berlangsung,

diantaranya :
46

a. Melakukan observasi terhadap proses pelatihan

b. Mengamati secara langsung aktivitas siswa untuk mengetahui keberhasilan

dalam pelatihan pembuatan desain busana menggunakan aplikasi IBIS PAIN

X.

c. Mengamati aktivitas siswa dalam proses pelatihan, yang bertujuan untuk

mengetahui perkembangan keterampilan dalam pembuatan desain busana

menggunakan aplikasi IBIS PAIN X.

4. Tahap evaluasi/refleksi

Pada tahap ini peneliti mengevaluasi dan mengolah data yang diperoleh

dari hasil observasi setelah kegiatan pelatihan dilaksanakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung dengan penuh perhatian dan

merekam secara sistematis apa yang dilihat dan didengar. Menurut Yaumi &

Damopolii (2014:112) observasi merupakan cara mengumpulkan data dengan

mengamati perilaku peristiwa atau mencatat karakteristik fisik dalam pengaturan

yang alamiah. Ada dua cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data melalui

observasi yaitu :

a. Observasi persiapan alat, bahan dan lokasi pelatihan

b. Mengisi format lembar penilaian keterampilan pada kegiatan pelatihan.


47

2. Tes
a. Pretest dan posttest
Pretest dilakukan pada awal penelitian untuk mengetahui data awal sejauh

mana pemahaman siswa tentang desain busana sebelum diberikan perlakuan

pelatihan pembuatan desan busana menggunakan IBIS PAN X. Posttest dilakukan

untuk memperoleh data akhir setelah penelitian untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan penelitian sebelum menarik kesimpulan pada penelitian yang telah

dilakukan.

b. Tes keterampilan

Arti dari keterampilan di sini difokuskan pada uji keterampilan atau unjuk

kebolehan yang dimiliki oleh siswa dalam mendesain busana menggunakan

aplikasi IBIS PANT X

3. Angket

Angket atau kuesioner merupakan pertanyaan yang diajukan secara tertulis

kepada responden dengan cara menjawabnya secara tertulis yang diberikan

kepada semua responden. Pada angket yang akan diberikan kepada responden

yang masing-masing dari item pertanyaan tersebut terdapat 5 pilihan jawaban

(Option), angket atau kuesioner di peruntukan dalam pengumpulan data mengenai

persepsi terhadap pelatihan pembuatan desain menggunkan aplikasi IBIS PAINT

X pada siswa kelas XII di SMKN 5 Bulukumba.

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket

No Komponen Sub Komponen No Pertanyaan


Utama
Respon siswa terhadap
1 Respon siswa 1, 2, 8, 10, 14
pembelajaran tematik
48

Menyatakan sikap suka dan tidak


suka siswa terhadap pembelajaran
pada subtema desain busana
Menyatakan tertarik terhadap
pelatihan desain busana 3, 4, 9, 11, 15, 20
menggunakan aplikasi
Siswa lebih mudah membuat desain
busana menggunakan aplikasi
Siswa belajar berkelompok
Suasana 5, 6, 7, 12, 13,
2 Siswa berani mengajukan
Pembelajaran 16, 17, 18,19
pertanyaan kepada guru dan teman
Siswa selalu merapikan tempat
melakukan praktek

Menurut sugiyono (2016), “jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negatif”. Maka dalam instrumen angket ini, alternatif jawaban dengan

menggunakan skala likert yang di jelaskan d tabel berikut ini:

Tabel 3.3
Jenis dan bobot alternatif jawaban untuk angket

Pertanyaan

Pilihan Bobot

Setuju sekali 5
Setuju 4
Cukup setuju 3
Kurang setuju 2
Tidak setuju 1

4. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2014:226) adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,

dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
49

dapat medukung penelitian. Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk

memperoleh data mengenai prosedur pelatihan pembuatan desain busana

menggunakan aplikasi IBIS PAIN X.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden yang di teliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis

yang diajukan Sugiyono (2014).

Penguasaan materi pelatihan peserta dianalisis secara kuantitatif. Untuk

analisis data kuantitatif digunakan statistic deskriptif dengan tujuan untuk

mengukur kemampuan peserta pelatihan dikelompokkan dalam skala lima

berdasarkan teknik kategori standar yang ditetapkan Departemen Pendidikan

Nasional (2008) yaitu sebagai berikut:

a. Kemampuan 85%-100% atau skor 85-100 dikategorikan sangat tinggi

b. Kemampuan 65%-84% atau skor 65-84 dikategorikan tinggi

c. Kemampuan 55%-64% atau skor 55-64 dikategorikan sedang

d. Kemampuan 35%-64% atau skor 35-64 dikategorikan rendah

e. Kemampuan 0%-34% atau skor 0-34 dikategorikan sangat rendah

Untuk memudahkan hasil penelitian, maka perlu menggunakan

presentanse (frekuensi relative) terhadap skor yang diperoleh. Menurut Sudjono

(2015) data hasil tes dicari dan dihitung persentasenya sebagai berikut:
50

𝑓
P = 𝑛 x 100

Keterangan :

P = presentase

F = frekuensi

N = jumlah sampel

Selanjutnya, indikator keberhasilan kegiatan pelatihan dianggap efektif

jika seluruh peserta pelatihan mendapatkan nilai pada kategori baik pada

penilaian. Untuk mengukur tingkat keberhasilan, maka digunakan teknik

kategorisasi terhadap aspek yang dinilai dalam penelitian ini. Skala pengukuran

yang dapat digunkan adalah skala likert Sugiyono (2014).

Nilai-nilai respon peserta terhadap pelatihan dinyatakan dengan

menggunakan kategori :

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Berdasarkan pengkategori tersebut, maka diformalisasikan sesuai dengan

kebutuhan dalam penelitian ini, yaitu:

a. 76%-100% dikategorikan sangat efektif

b. 51%-75% dikategorikan efektif

c. 25%-50% dikategorikan kurang efektif

d. < dari 25% dikategorikan tidak efektif


51

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berfikir induktif peserta didik

sebelum dan setelah pelatihan maka digunakan nilai rata-rata gain yang di

normalisasikan. Gain dinormalisasikan merupakan perbandingan antara skor gain

pretest-postest kelas terhadap gain maksimum yang mungkin diperoleh yang

menggunakan uji chi square sebagai berikut :

g = Spost- Spre
Smaks- Spre
Dengan:

Spost = Nilai tes akhir

Spre = Nilai tes awal

Smaks = nilai maksimum yang mungkin di capai

Adapun interpretasi g yang di peroleh ditunjukkan pada table berikut.

Tabel 3.3
Pembagian N Gain Score

PEMBAGIAN N-GAIN SCORE


NILAI N-GAIN KATEGORI
g > 0,7 TINGGI
g0,3 < g < 0,7 SEDANG
g < 0,3 RENDAH
Melihat peningkatan N-Gain berada pada kriteria sedang dan tinggi maka peatihan

tersebut cenderung dapa digunakan untuk meningkatkan kemampuan berfikir

induktif.

Setelah semua data terkumpul, untuk mengetahui signifikasi peningkatan

kemampuan peserta pelatihan (pretest dan posttest) menggunakan rumus N-Gain.

N-Gain score bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan suatu metode

atau treatment dengan cara menghitung selisih nilai posttest dan pretest.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (Action Research). Penelitian

tindakan dirasa cocok digunakan, karena penelitian ini memfokuskan pada

pengembangan pengetahuan praktis dalam upaya mencari tujuan yang bermanfaat

demi kemaslahatan kehidupan. Tujuan dasar penelitian tindakan lebih ditujukan

untuk meningkatkan praktik ketimbang memproduksi pengetahuan.

Pada penelitian ini akan dibahas tentang pelaksanaan penelitian pelatihan

pembuatan desain busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X pada siswa kelas

XII SMKN 5 Bulukumba dengan menggunakan analisis kualitatif. Sedangkan

data tentang hasil belajar siswa dianalisis dengan melakukan pre-test dan post-test

dengan menggunakan statistic deskriptif

1. Gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa tata busana

kelas XII di SMKN 5 Bulukumba sebelum diadakan pelatihan

Berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran desain busana,

keterampilan siswa untuk mata pelajaran desain busana hanya sampai pada

keterampilan mendesain secara manual. Sedangkan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan sebelum diadakannya pelatihan pembuatan desain busana

menggunakna aplikasi IBIS PAINT X maka diadakan pre-test, dengan hasil

data yang disajikan pada tabel 4.1

52
53

Tabel 4.1
Hasil pre-test
No. Skor Kategori Frekuensi Presentase
1 91-100 Sangat baik - 0%
2 75-90 Baik - 0%
3 60-74 Cukup 3 18,75 %
4 50-59 Kurang 1 6,25%
5 <50 Sangat Kurang 12 75%
Total 16 100%

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh informasi bahwa dari 16 siswa yang

mengikuti pretest terdapat 3 siswa yang mencapai katgori cukup dengan

persentase 18,75%, 1 siswa dengan kategori kurang dengan persentase 6,25%

sedangkan 12 siswa berada di kategori sangat kurang dengan persentase 75%

dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik dan sangat

baik.

Siswa masih kurang paham tentang pembuatan desain busana

menggunakan aplikasi ibis paint x tingkat pemahaman siswa berada di

kategori sangat kurang karna siswa belum memahami cara mendesain busana

menggunakan aplikasi IBIS PAINT X, dengan demikian diharapkan untuk

mendapatkan pelatihan. Pemahaman setingkat lebih tinggi dari pengetahuan

atau ingatan, namum pemahaman ini masih tergolong tingkat berpikir rendah.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemahaman diperlukan proses belajar

yang baik dan benar. Pemahman siswa akan dapat berkembang bila proses

pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien (“Peningkatan

Pemahaman” n.d.).
54

2. Gambaran pelaksanaan pelatihan pembuatan desain busana

menggunakan Aplikasi IBIS PAINT X di pada siswa tata busana kelas

XII SMKN 5 Bulukumba

Pelatihan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Materi yang dibahas

dalam pelatihan ini adalah desain busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT

X. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :

1) Tahap perencanaan tindakan (planning)

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru, proses pembelajaran

yang dilakukan oleh siswa tata busana kelas XII SMKN 5 Bulukumba

melakukan proses pembelajaran produktif. Pada tahap ini kegiatan yang

dilakukan yaitu menyiapkan bahan ajar dan daftar kehadiran, menyusun

jadwal pelatihan, dan mempersiapkan alat dan bahan.

2) Tahap pelaksanaan tindakan (action)

a. Tahapan pembukaan atau pendahuluan

Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah untuk menarik perhatian

peserta didik, menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, dan memberikan

acuan atau rambu rambu tentang pembelajaran yang dilakukan (Sanjaya dalam

Majid, 2014 : 129). Pelatihan dimulai pada pukul 09.00 WITA dimulai dari

perkenalan kemudian mengecek kehadiran peserta dan dilanjutkan dengan

menjelaskan tujuan pelatihan. Setelah rangkaian perkenalan dilanjutkan

dengan melakukan pretest.


55

b. Kegiatan inti

Majid (2014: 129) menyatakan kegiatan inti merupakan kegiatan pokok

dalam pembelajaran. Pada sesi materi setelah bahan ajar dibagikan, materi

yang disajikan terkait dengan mendesain busana menggunakan aplikasi Ibis

Paint X meliputi pengertian Ibis Paint X, mengoperasikan Ibis Paint X,

halaman kerja Ibis Paint X, mengabungkan motif dengan desain, dan

pewarnaan desain sketsa. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan demonstrasi

tahapan ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan praktek langsung untuk

mempraktekkan langkah-langkah kerja dalam penggunaan perangkat yang ada

dalam Ibis Paint X, halaman kerja Ibis Paint X, memasukkan motif, dan

pewarnaan desain sketsa. Dan memperlihatkan hasil karya yang akan dibuat.

Selanjutnya tahapan pendampingan kepada para peserta pelatihan, dalam

rangka pemahaman aplikasi serta penambahan pengetahuan dan keterampilan

mendesain busana menggunakan Aplikasi Ibis Paint X.

Gambar 4.1 Pemberian Materi Mendesain Busana Menggunakan Aplikasi Ibis

Paint X
56

Gambar 4.2 Praktek Langsung Membuat Desain Menggunakan Ibis Paint X

a. Kegiatan penutup

Hajar (2013: 92-93) menyebutkan hal pokok yang dilakukan dalam

kegiatan penutup diantaranya:

1. Menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dari awal hingga

akhir. Saat pertama kali membuat desain busana menggunaka aplikasi

IBIS PAINT X terlihat siswa masih bingung, dikarenakan siswa

belum terbiasa menggunakannya. Disisi lain siswa terlihat antusias

dalam proses pembelajaran dikarenakan ini merupakan hal baru yang

sebelumnya belum pernah diterima oleh siswa dalam proses

pembelajaran desain busana.

2. Mengungkapkan hasil pembelajaran apa adanya, kurang ataupun

lebih, baik dalam bentuk angka, nilai maupun pandangan secara lisan

Aplikasi IBIS PAINT X ini sangat membantu dalam proses

mendesain busana dimana aplikasi ini memberikan kemudahan bagi

siswa dalam mendesain, akan tetapi masih ada kegaduhan siswa saat
57

membuat desain, sebagian siswa masih sering bertanya baik kepada

peneliti maupun kepada teman sebangkunya. Pada hari pertama

pelatihan masih terdapat kelemahan yatu siswa belum optimal dalam

menggunakan aplikasi ini. Pada pertemuan pertama ini peneliti juga

kembali mengulang berapa materi dasar dalam pembuatan desain

busana mengigat pada hasil pre-test masih banyak siswa yang tidak

memahami mengenai dasar desain. Pada hari kedua dilanjutkan

dengan membuat desain busana dengan menambahkan kain pada

desain yang dibuat, pada pelatihan ini berjalan cukup menyenangkan

karna tingginya antusias siswa untuk belajar.

Gambar 4.3 Proses mendesain busana menggunakan aplikasi ibis paint x

3) Tahap Obsevasi

Dalam proses pelaksanaan pelatihan, peserta pelatihan terlebih dahulu

diberikan bahan ajar kemudian diamati secara langsung untuk mengetahui

keberhasilan dalam pelatihan pembuatan desain busana menggunakan aplikasi

IBIS PAINT X. Pada tahap observasi awal jumlah siswa yang terdaftar untuk

kelas XII Tata Busana berjumlah 21 siswa namun dalam pembelajaran hanya

16 siswa yang aktif dari hari pertama sampai hari ketiga pelatihan. Dalam tahap
58

observasi ini diamati pula aktifitas siswa dalam proses pelatihan, yang

bertujuan untuk mengetahui perkembangan keterampilan dalam pembuatan

desain busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X, adapun beberapa hasil

pelatihan sebagai berikut :

Gambar 4.5 Desain Hasil Penelitian

Pelatihan Hari ke 1

Pelatihan Hari ke 2
59

4) Tahap evaluasi
Pada hari ketiga, dilaksakana evaluasi berupa post-test untuk mengetahui
bagaimana tingkat pengetahuan siswa setelah diadakannya pelatihan dan
pengisian angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pelatihan ini.

Gambar 4.4 Evaluasi Pelatihan Pembuatan Desain Busana Menggunakan Aplikasi


IBIS PAINT X

3. Gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa tata busana

kelas XII di SMKN 5 Bulukumba sesudah diadakan pelatihan

untuk mengetahui tingkat pengetahuan setelah diadakannya pelatihan

pembuatan desain busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X maka

diadakan post-test, dengan hasil data yang disajikan pada tabel 4.3

Tabel 4.2
Hasil post-test
No. Skor Kategori Frekuensi Presentase
1 91-100 Sangat baik 10 62,5%
2 75-90 Baik 6 37,5%
3 60-74 Cukup - 0%
4 50-59 Kurang - 0%
5 <50 Sangat Kurang - 0%
Total 16 100%
60

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh informasi bahwa dari 16 siswa yang

mengikuti posttest terdapat 6 siswa dengan kategori baik dengan persentase

37,5%, 10 siswa dengan kategori sangat baik dengan persentase 62,5%.

Secara umum hasil posttest menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa

berada di kategori sangat baik, tidak ada satupun siswa yang berada di

kategori sangat kurang hal ini sangat berbanding terbalik dengan hasil pretest.

Hal ini dapat terjadi karna adanya peningkatan pemahaman oleh siswa setelah

diadakannya pelatihan.

4. Respon siswa tata busana kelas XII di SMKN 5 Bulukumba terhadap

pelatihan pembuatan desain busana menggunakan APLIKASI IBIS

PAINT X

Pendapat siswa terhadap pelatihan pembuatan desain busana

menggunakan aplikasi IBIS PAINT X pada siswa kelas XII di SMKN 5

Bulukumba dengan jumlah obyek sebanyak 16 siswa, jumlah pertanyaan 20

butir pertanyaan, dengan skor maksimal 100 dan skor minimal 20. Distribusi

frekuensi kategorisasi pendapat siswa tentang efektifitas pembuatan desain

busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X pada siswa kelas XII di SMKN

5 Bulukumba dapat dilihat pada tabel berikut:


61

Tabel 4.3
Frekuensi pendapat siswa terhadap efektifitas pelatihan pembuatan desain
busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent

Valid Tinggi 4 25.0 25.0 25.0

Sangat
12 75.0 75.0 100.0
Tinggi

Total 16 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar


pendapat siswa tentang efektifitas pembuatan desain busana menggunakan
aplikasi IBIS PAINT X siswa kelas XII Tata Busana SMKN 5 Bulukumba
terdapat pada kategori tinggi. Dengan 4 siswa pada kategori tinggi dengan
persentase 25% dan 12 siswa dengan kategori sangat tinggi dengan persentase
75%.

B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektifitas
pelatihan pembuatan desan busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X pada
siswa kelas XII Tata Busana SMKN 5 Bulukumba penelitian ini dilaksanakan
sebanyak tiga kali pertemuan

1. Gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa tata busana

kelas XII di SMKN 5 Bulukumba sebelum diadakan pelatihan

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh informasi bahwa dari 16 siswa

yang mengikuti tes awal tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan

kategori sangat baik dan baik, 3 siswa yang mencapai nilai kategori cukup

dengan persentase 18,75%, 1 siswa dengan nilai kategori kurang dengan


62

persentase 6,25%, sedangkan 12 siswa di kategori sangat kurang dengan

persentase 75%. Hal ini dapat terjadi karena proses pembelajaran yang

semestinya menggabungkan antara pembelajaran secara manual dan

digital tidak terlaksana karna kurangnya kompetensi guru dalam

mendesain menggunakan kemampuan teknologi. Tingkat pengetahuan dan

keterampilan siswa sebelum diadakannya pelatihan berada di kategori

sangat kurang hal ini disebabkan karna pada proses pembelajaran siswa

hanya di ajarkan mendesain busana secara manual hal ini tidak sejalan

dengan k13 dimana mata pelajaran desain busana harusnya dilakukan

secara manual dan digital.

Hal ini tidak terlepas dari peranan guru mata pelajaran kurangnya

penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain busana

berbasis teknologi komputer di kalangan guru…hal ini dikarenakan

kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru (Suryani, Hamidah. Dkk.,

2019)

2. Gambaran pelaksanaan pelatihan pembuatan desain busana

menggunakan Aplikasi IBIS PAINT X di pada siswa tata busana

kelas XII SMKN 5 Bulukumba

1) Tahap perencanaan tindakan (planning)

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru, proses pembelajaran

yang dilakukan oleh siswa tata busana kelas XII SMKN 5 Bulukumba

melakukan proses pembelajaran produktif. Pada tahap ini kegiatan yang


63

dilakukan yaitu menyiapkan bahan ajar dan daftar kehadiran, menyusun

jadwal pelatihan, dan mempersiapkan alat dan bahan.

2) Tahap pelaksanaan tindakan (action)

Setelah dilakukan perencanaan, maka implementasi selanjutnya

adalah menerapkan pelatihan sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Secara umum pelaksanaan pelatihan dilakukan menggunakan 3 tahapan

pelaksanaan yang berkesinambungan antara satu dengan yang lain,

diantarannya adalah tahap pembukaan atau pendahuluan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup (Hajar, 2013:88)

b. Tahapan pembukaan atau pendahuluan

Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah untuk menarik

perhatian peserta didik, menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, dan

memberikan acuan atau rambu rambu tentang pembelajaran yang

dilakukan (Sanjaya dalam Majid, 2014 : 129). Pelatihan dimulai pada

pukul 09.00 WITA dimulai dari perkenalan kemudian mengecek

kehadiran peserta pada saat observasi awal jumlah siswa yang terdaftar

dikelas sebanyak 21 orang namun pada hari pertama pelatihan hanya ada

16 siswa yang mengikuti pelatihan. Kemudian dilanjutkan dengan

menjelaskan tujuan pelatihan. Setelah rangkaian perkenalan dilanjutkan

dengan melakukan pretest.

c. Kegiatan inti

Majid (2014: 129) menyatakan kegiatan inti merupakan kegiatan

pokok dalam pembelajaran. Pada sesi materi setelah bahan ajar


64

dibagikan, materi yang disajikan terkait dengan mendesain busana

menggunakan aplikasi Ibis Paint X meliputi pengertian Ibis Paint X,

mengoperasikan Ibis Paint X, halaman kerja Ibis Paint X, mengabungkan

motif dengan desain, dan pewarnaan desain sketsa. Kemudian dilanjutkan

dengan tahapan demonstrasi tahapan ini dilaksanakan dalam bentuk

pelatihan dan praktek langsung untuk mempraktekkan langkah-langkah

kerja dalam penggunaan perangkat yang ada dalam Ibis Paint X, halaman

kerja Ibis Paint X, memasukkan motif, dan pewarnaan desain sketsa. Dan

memperlihatkan hasil karya yang akan dibuat. Selanjutnya tahapan

pendampingan kepada para peserta pelatihan, dalam rangka pemahaman

aplikasi serta penambahan pengetahuan dan keterampilan mendesain

busana menggunakan Aplikasi Ibis Paint X.

d. Kegiatan penutup

Hajar (2013: 92-93) menyebutkan hal pokok yang dilakukan dalam

kegiatan penutup diantaranya:

1. Menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dari awal hingga akhir

Saat pertama kali membuat desain busana menggunaka aplikasi IBIS

PAINT X terlihat siswa masih bingung, dikarenakan siswa belum terbiasa

menggunakannya. Disisi lain siswa terlihat antusias dalam proses

pembelajaran dikarenakan ini merupakan hal baru yang sebelumnya belum

pernah diterima oleh siswa dalam proses pembelajaran desain busana.


65

2. Mengungkapkan hasil pembelajaran apa adanya, kurang ataupun lebih,

baik dalam bentuk angka, nilai maupun pandangan secara lisan

Aplikasi IBIS PAINT X ini sangat membantu dalam proses

mendesain busana dimana aplikasi ini memberikan kemudahan bagi siswa

dalam mendesain, akan tetapi masih ada kegaduhan siswa saat membuat

desain, sebagian siswa masih sering bertanya baik kepada peneliti maupun

kepada teman sebangkunya. Pada hari pertama pelatihan masih terdapat

kelemahan yatu siswa belum optimal dalam menggunakan aplikasi ini.

Pada pertemuan pertama ini peneliti juga kembali mengulang berapa

materi dasar dalam pembuatan desain busana mengigat pada hasil pre-test

masih banyak siswa yang tidak memahami mengenai dasar desain.

3) Tahap Obsevasi

Dalam proses pelaksanaan pelatihan, peserta pelatihan terlebih dahulu

diberikan bahan ajar kemudian diamati secara langsung untuk

mengetahui keberhasilan dalam pelatihan pembuatan desain busana

menggunakan aplikasi IBIS PAINT X. Dalam tahap observasi ini

diamati pula aktifitas siswa dalam proses pelatihan, yang bertujuan

untuk mengetahui perkembangan keterampilan dalam pembuatan desain

busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X. Pada hari kedua

dilanjutkan dengan membuat desain busana dengan menambahkan kain

pada desain yang dibuat, pada pelatihan ini berjalan cukup

menyenangkan karna tingginya antusias siswa untuk belajar.


66

4) Tahap evaluasi
Pada hari ketiga, dilaksakana evaluasi berupa post-test untuk

mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan siswa setelah diadakannya

pelatihan dan pengisian angket untuk mengetahui respon siswa terhadap

pelatihan ini. Penilaian hasil belajar oleh peserta didik mengguakan

berbagai Teknik penilaian berupa tes yakkni tes tertulis, tes lisan, dan tes

praktik atau tes kinerja (Standar Pendidikan Indonesia 2007)

3. gambaran tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa tata busana

kelas XII di SMKN 5 Bulukumba sesudah diadakan pelatihan

Dalam penelitian tindakan ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu

tahap pretest, kegiatan pelatihan pembuatan desain busana menggunakan

aplikasi IBIS PAINT X, hingga pada tahap akhir dengan memberikkan

posttest kepada para siswa kelas XII Tata Busana SMKN 5 Bulukumba

sebagai peserta pelatihan. Setelah melaksanakan tahap-tahap tersebut

maka diperoleh data hasil penelitian. Jika pemahaman siswa pada saat

posttest lebih besar dari pretest maka dapat disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan kemampuan oleh peserta pelatihan.

Hasil pretest menunjukkan nila rata-rata sebesar 43.38 sedangkan

nilai rata-rata pada posttest sebesar 93.38, perbedaan nilai terjadi karna

adanya perbedaan pemahaman peserta pelatihan sebelum dan setelah

diadakannya pelatihan. selisih nilai yang disebut gain juga menunjukkan

peningkatan, dengan N-Gain sebesar 0.90 yang memenuhi kriteria g > 0,7

sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman peserta pelatihan setelah


67

melakukan penelitian adalah kategori tinggi dan berada pada persentase

90% sehingga dikategorikan sangat efektif. Efektifitas merupakan

hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai.

Efektifitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau

target kebijakan. Kebijakan dapat dikatakan efektif apabila proses

kegiatam tersebut memcapai tujuan dan sasaran akhir (spending wisely)

(Mahsun, M 2014). Menurut Chung dan Maginson dalam buku E.

Mulyasa menyebutkan “efektivitas means differet people”. Sehubungan

dengan pendapat tersebut, maka efektifitas menrupakan pegukuran dalam

arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Respon siswa tata busana kelas XII di SMKN 5 Bulukumba terhadap


pelatihan pembuatan desain busana menggunakan aplikasi IBIS
PAINT X
Pada pelatihan desain busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X,

terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi. Sepeti halnya respon siswa

dan suasana pembelajaran, berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar pendapat siswa tentang efektifitas pembuatan desain

busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X siswa kelas XII Tata Busana

SMKN 5 Bulukumba terdapat pada kategori tinggi sebanyak 4 siswa

dengan persentase 25% dan pada kategori sanggat tinggi sebanyak 12

siswa dengan persentase 75%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui

bahwa siswa memberikan pendapat yang positif terhadap pelatihan

pembuatan desain busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X.


68

Besar kecilnya keterlibatan siswa dipengaruhi oleh besar kecilnya

persepsi siswa, siswa yang persepsinya baik terhadap pelatihan pembuatan

desain busana cenderung mempunyai perasaan suka, memiliki perhatian

khusus dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelatihan, sedangkan

siswa yang persepsinya kurang baik akan mempunya perasaan kurang

suka, kurang memiliki perhatian serta kurang bersungguh sungguh dalam

pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar yang diperoleh

siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa .

Sukmadinata (2007) menyatakan: “hasil belajar bukannya berupa

penguasaan pengetahuan, tetapi kecakapan, keterampilan dan mengadakan

pembagian kerja, penguasaan hasil dapat dilihat dari pelakunya, baik

perilakunya dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir

maupun keterampilan motorik”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar di sekolah bukan semata-mata penguasaan

pengetahuan mata pelajaran saja tetapi juga keterampilan berfikir dan

keterampilan motorik dan pencapaian mutu hasil belajar siswa yang

demikian ini tidak akan terjadi apabila siswa tidak aktif terlibat secara

keseluruhan dalam proses belajar mengajar


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang efektifitas

pelatihan pembuatan desain busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X

siswa kelas XII Tata Busana SMKN 5 Bulukumba, adapun kesimpulannya

sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan dan keterampilan pada siswa tata busana kelas XII

SMKN 5 Bulukumba sebelum diadakannya pelatihan berada di kategori

sangat kurang dengan nilai rata rata pretest sebesar 43.38. hal ini dapat

terjadi karena proses pembelajaran yang semestinya menggabungkan

antara pembelajaran secara manual dan digital tidak terlaksana karna

kurangnya kompetensi guru dalam mendesain menggunakan kemampuan

teknologi.

2. Pelaksanaan kegiatan di mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan

(Kegiatan pembuka, kegiatan, inti, dan kegiatan penutup), observasi, serta

tahap evaluasi. Adapun materi yang disajikan terkait dengan mendesain

busana menggunakan aplikasi Ibis Paint X meliputi pengertian Ibis Paint

X, mengoperasikan Ibis Paint X, halaman kerja Ibis Paint X,

mengabungkan motif dengan desain, dan pewarnaan desain sketsa.

3. Tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa tata busana kelas XII SMKN

5 Bulukumba setelah diadakannya pelatihan berada di kategori sangat

tinggi atau dapat dikatakan bahwa penelitian ini sangat efektif karena nilai

69
70

rata rata posttest berada di angka 93,38, dengan N-Gain sebesar 0.90 yang

memenuhi kriteria g > 0,7 yang berada di kategori tinggi dan berada pada

persentase 90% sehingga dikategorikan sangat efektif

4. Respon siswa tata busana kelas XII SMSKN 5 Bulukumba terhadap

pelatihan pembuatan desain busana menggunakan aplikasi Ibis Paint X,

berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 75% dan kategori

tinggi sebesar 25%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa

siswa memberikan pendapat yang positif terhadap pelatihan pembuatan

desain busana menggunakan aplikasi IBIS PAINT X.

B. Saran

1. Penggunaan aplikasi IBIS PAINT X terbukti efektif dalam pembuatan

desain busana, oleh karena itu disarankan dapat diterapkan dalam

pembelajaran praktek.

2. Penggunaan aplikasi IBIS PAINT X dapat diterapkan untuk meningkatkan

pencapaian kompetensi pembuatan desain busana menggunakan aplikasi

IBIS PAINT X sesuai dengan kurikulum 2013.

3. Penggunaan aplikasi desain busana dalam pembelajaran desain busana

dapat menarik perhatian siswa sehiggga siswa tidak merasa jenuh dan

bosan.

4. Meskipun hasil belajar yang baik dan maksimal tidak sepenuhnya

ditentukan oleh penggunaan metode akan tetapi guru juga harus memhami

metode pembelajaran baik secara konseptual maupun praktik.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Budiana, H.R., Sjafirah, N.A. dan Bakti, I. (2015). Pemanfaatan Teknologi


Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Bagi Para Guru Smpn 2
Kawali Desa Citeureup Kabupaten Ciamis. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi
Ipteks untuk Masyarakat. 4(1) 59 – 62.

Ebdi Sanyoto, Sadjiman, Drs. (2005). Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain.
Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.

E. Mulyasa. (2009). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Fakhruddin. (2011). Evaluasi Program Pendidikan Non Formal. Semarang:


UNNES Press

Faraditha, Ariza Luky. 2013. Progam Training (Pelatihan) Terhadap Kualitas


Karyawan Pengaruh Program Training (Pelatihan) Terhadap Kualitas
Karyawan Pada Bagian Administrasi. Pt Sucofindocabang Samarinda :
Samarinda.

Gibson, et al. (2013). Organisasi dan manajemen. Edisi ke empat. Jakarta:


Erlangga

Google play. Ibis Paint X. diakses pada httpss://play.google.com/store/


apps/IbisPaintX. (tanggal 15 Maret 2022).

Hamalik, 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Lengkap Kurikulum Tematik Untuk SD/MI.


Yogyakarta: DIVA Press

Jumriani (2013). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan


Limbah Kain Perca Menjadi Aksesoris Di Kelurahan Parangtambung
Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Skripsi. Fakultas Teknik :
Universitas Negeri Makassar

Kamil, Mustofa. (2012). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
Bandung: Alfabeta.

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. (2005). Qualitative Data Analysis


(terjemahan). Jakarta : UI Press.

71
72

Mohamad Mahsun. (2014). Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta:


BPEE Yogyakarta.

Rivai, Veithzal. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan,


Edisi ke 6, PT. Raja Grafindo Persada : Depok, 16956

Ravianto J. (2014). Produktifitas dan Pengukuran. Jakarta: Bumi Aksara

Rudi Susilana dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran Hakikat,


Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung. CV Wacana Prima.

Suryani dkk. (2017). Disain Busana. Makassar : Badan Penerbit Universitas


Negeri Makassar
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Suryani dkk. (2019). Pelatihan Desain Busana Berbasis Ibis Paint X. Jurnal
dedikasi, Vol. 21, No.2

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suhardjono, et all. (2017). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Sutoro, Eko. (2011). Pemberdayaan Masyarakat Desa. Online :


http://www.ireyogya.org/sutoro/pemberdayaan-masyarakat-desa.pdf
diakses 16 Maret 2022.

Werther, William B, dan Keith Davis dalam Tb. Sjafri Mangkuprawira. (2013).
Human Resources and Personnel Management. Fifth Edition. New York:
McGraw-Hill, Inc.

Yaumi, Muhammad. & Damopolii, Muljono. (2014). Action Research: Teori,


Model, dan Aplikasi.Jakarta : Kencana.
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI

Gambar 1. Perkenalan

Gambar 2. Pemberian materi desain busana menggunakan aplikasi ibis paint x

Gambar 3. Praktek langsung membuat desain busana menggunakan aplikasi ibis paint x
Gambar 4. Proses mendesain menggunakan aplikasi ibis paint x

Gambar 5. Foto setelah kegiatan pelatihan pembuatan desain busana menggunakan aplikasi
ibis paint x
Bahan Ajar
1) Buka aplikasi IBIS PAINT X, lalu pilih galeri saya

2) Tekan tanda (+) yang ada diujung kiri aplikasi untuk membuat gambar baru

3) Pilih ukuran kanvas sesuai yang di inginkan, lalu tekan OK


4) Untuk mulai menggambar, pilih Tools yang berada di tab bawah

5) Tekan ikon palet warna untuk mengubah atau menyesuaikan warna


6) Tekan ikon panah bagian atas kiri aplikasi untuk undo ataupun redo suatu aksi
7) Tekan dua garis panah kebawa untuk menambah, menggandaka maupun mengganti layer

8) Untuk menambah gambar, tekan ikon kamera di menu layer dan pilih gambar yang ingin

di impor
9) Tekan ikon panah yang menghadap ke kiri di tab bagian bawah untuk menyimpan hasil

karyamu
HASIL KERJA SISWA
4
HASIL KERJA SISWA
4
LAMPIRAN 2
KUESIONER
ANGKET PENELITIAN
“EFEKTIFITAS PELATIHAN PEMBUATAN DESAIN BUSANA MENGGUNAKAN
APLIKASI IBIS PAINT X PADA SISWA KELAS XII DI SMKN 5 BULUKUMBA”

A. Petunjuk Pengisian
Di bawah ini terdapat item pertanyaan, baca dan pahamilah setiap pertanyaan tersebut
kemudian beri tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya.

Keterangan:

Setuju sekali SS
Setuju S
Cukup setuju CS
Kurang setuju KS
Tidak setuju TS

B. Identitas Siswa
Nama :
Kelas :
Alamat :
Hari/Tanggal :

Jawaban
No Pertanyaan
SS S CS KS TS
Materi pembelajaran pembuatan desain di
1
sajikan secara jelas dan runtut
Dengan menggunakan aplikasi IBIS PAIN X
2 saya dapat dengan mudah mempraktekkan
Langkah-langkah pembuatan desain
Pelatihan pembuatan desain dengan
menggunakan aplikasi IBIS PAIN X
3
mempermudah saya untuk memehami materi
pembelajaran pembuatan desain
Pelatihan pembuatan desain dengan
menggunakan aplikasi IBIS PAIN X
4
membuat saya antusias dalam menerima
pembelajaran pembuatan desain
Dengan menggunakan aplikasi IBIS PAIN X
5 saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan
desain secara mandiri
Pelatihan pembuatan desain dengan
menggunakan aplikasi IBIS PAIN X
6
memudahkan saya untuk menyelesaikan
tugas
Pelatihan pembuatan desain dengan
menggunakan aplikasi IBIS PAIN X dapat
7
meningkatkan minat dan motivasi dalam
praktek pembuatan desain
Pelatihan pembuatan desain dengan
menggunakan aplikasi IBIS PAIN X
8
mempermudah saya dalam menguasai
kompetensi pembuatan desain
Pelatihan pembuatan desain dengan
menggunakan aplikasi IBIS PAIN X
9
memudahkan saya dalam mengikuti
pembelajaran praktek pembuatan desain
aplikasi IBIS PAIN X membantu saya untuk
10 mengingat dan mengulangi materi secara
mandiri
Pelatihan pembuatan desain dengan
menggunakan aplikasi IBIS PAIN X dapat
11
melibatkan saya secara aktif dalam praktek
pembuatan desai
Pelatihan pembuatan desain dengan
12 menggunakan aplikasi IBIS PAIN X
menyenangkan dan tidak membosankan
Saya dapat dengan cepat mengetahui
13
Langkah-langkah pembuatan pola desain
Pelatihan pembuatan desain dengan
14 menggunakan aplikasi IBIS PAIN X
membuat saya memperoleh penglaman baru
Kualitas gambar cetak atau foto pada aplikasi
15 IBIS PAIN X terlihat jelas, menarik, dan
mudah dipahami
Pelatihan pembuatan desain dengan
menggunakan aplikasi IBIS PAIN X dapat
16
memberikan suasana baru dalam praktek
pembuatan desain
Tata letak atau pola pada aplikasi IBIS PAIN
17
X terlihat menarik dan konsisten
Teks pada aplikasi IBIS PAIN X terbaca
18 dengan dengan jelas baik dari segi jenis dan
ukuran huruf
Penggunaan Bahasa dalam aplikasi IBIS
19
PAIN X mudah dipahami dan komunikatif
aplikasi IBIS PAIN X dibuat dengan variasi
20 warna yang menarik sehinnga saya menjadi
bersemanagat untuk mengerjakan tugas
SOAL PRETEST DAN POSTEST DESAIN BUSANA
Nama :
Kelas :
Tanggal :

Petunjuk Pengisian
1. Bacalah “Basmalah” sebelum anda menjawab soal ini.
2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan.
3. Jawablah setiap pertanyaan yang diberikan dibawah ini dengan benar
4. Bacalah “Hamdalah” setelah selesai mengerjakan.

SOAL PRETEST

1. Desain yang digunakan untuk tujuan promosi atau menarik perhatian, digunakan
teknik penyajian gambar…
a. Production sketching/desain produksi
b. Sketching desain/desain sketsa
c. Fashion ilustration/desain ilustrasi
d. 3 dimention desain/desain 3 dimensi
e. Presentation desain/desain sajian
2. Desain secara umum dikelompokkan menjadi 3, yaitu…
a. Desain struktur, desain siluet, dan desain fungsional
b. Desain dekoratif, desain siluet, dan desain variasi
c. Desain siluet, desain fungsional, dan desain variasi
d. Desain fungsional, desain dekoratif, dan desain siluet
e. Desain fungsional, desain struktur, dan desain dekoratif
3. Dibawah ini yang bukan termasuk unsur-unsur desain adalah
a. Garis
b. Teksture
c. Ukuran
d. Warna
e. Siluet
4. Proporsi tubuh dalam desain busana adalah…
a. 7 x tinggi kepala
b. 7 ½ x tinggi kepala
c. 8 x tinggi kepala
d. 8 ½ x tinggi kepala
e. 9 x tinggi kepala
5. Selain unsur-unsur busana terdapat juga prinsip-prinsip desain busana, yang bukan
merupakan prinsip-prinsip busana adalah…
a. Irama
b. Harmoni
c. Proporsi
d. Balance
e. Garis
6. Pada proses mendesain busana menggunakan aplikasi terdapat beberapa keuntungan
yaitu…
a. Jike terjadi kesalahan mudah di perbaiki karna adanya fitur undo dan redo
b. Menciptakan peluang usaha
c. Memprcepat proses pengerjaan
d. Adanya pustaka/library berupa clipart, images, tools yang dapat mempermudah
pekerjaan
e. Perlu mempelajari secara khusus dan terus menerus tentang hardware software
karena perkembangan teknologi dan versi yang selalu berkembang
7. Aplikasi yang dapat digunakan untuk mendesain busana…
a. Ibis paint x
b. Corel Draw
c. Canva
d. Adobe photoshot
e. Custom ink
8. Aplikasi yang dapat digunakan untuk mendesain busana pada smartphone adalah…
a. Adobe photoshot
b. Corel draw
c. Inkshake
d. Sketch
e. Ibis paint x
9. Dibawah ini merupakan fitur-fitur yang dapat digunakan untuk mendesain busana
menggunakan aplikasi, kecuali…
a. Switch
b. Tools
c. Transform
d. Brush
e. Overall
10. Pada salah satu fitur dalam aplikasi terdapat banyak pilihan teksture dan patterns
untuk mempercantik gambar, merupakan penjelasan dari fitur…
a. Tekstur d. Drawing tool
b. Colur e. Materials
c. Layer
11. Pada aplikasi mendesain yang digunakan untuk membuat karya baru menggunakan
fitur…
a. +
b. ⌂
c. ►
d. X
e. ∞
12. Untuk menggambar garis dengan sentuhan satu jari menggunakan fitur
a. Brush
b. Tools
c. Switch
d. Smudge
e. Transform
13. Apa nama icon yang diberi tanda merah…
a. Ember cat
b. Kuas
c. Filter
d. Palet
e. Warna

14. apa nama icon yang diberi tanda panah merah…


a. Filter
b. Kuas
c. Palet
d. Ember cat
e. Warna

15. apa nama icon yang diberi tanda merah…


a. Mengubah
b. Memotong
c. Memperbesar
d. Memperkecil
e. Menghapus
LAMPIRAN 3
TABEL DATA HASIL PENELITIAN
Hasil Pretest

HASIL PRE-TEST

Nomor Item
No Nama RespoNden Kelas Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Agita Maharani Razul XII TB 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 9 60
2 Reski Rahayu XII TB 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 47
3 A. Fika XII TB 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 47
4 Nurul Inayah XII TB 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 67
5 Angriani XII TB 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 7 47
6 Lestari Usban XII TB 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7 47
7 Nurfadillah Aulia XII TB 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 6 40
8 Dea Yunisa Imrianita XII TB 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 6 40
9 Mei Istianti Putri XII TB 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 33
10 Sri Wahyuningsih XII TB 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 5 33
11 Nirwana XII TB 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 60
12 Syarifah XII TB 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4 27
13 Susanti XII TB 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 8 53
14 Ira Regina Putri XII TB 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 6 40
15 Nurul Akma XII TB 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 5 33
16 Nurul Aidiyah XII TB 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 3 20
Hasil Posttest

HASIL POST-TEST

Nomor Item
No Nama Responden Kelas Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Agita Maharani Razul XII TB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100
2 Reski Rahayu XII TB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100
3 A. Fika XII TB 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93
4 Nurul Inayah XII TB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100
5 Angriani XII TB 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 87
6 Lestari Usban XII TB 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 93
7 Nurfadillah Aulia XII TB 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 13 87
8 Dea Yunisa Imrianita XII TB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100
9 Mei Istianti Putri XII TB 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 87
10 Sri Wahyuningsih XII TB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100
11 Nirwana XII TB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100
12 Syarifah XII TB 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 87
13 Susanti XII TB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100
14 Ira Regina Putri XII TB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100
15 Nurul Akma XII TB 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 80
16 Nurul Aidiyah XII TB 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 12 80
Perbandingan hasil pretest dan posttest

PERHITUNGAN N GAIN SCORE


NO POST TEST PRE TEST POST-PRE SKOR IDEAL (100-PRE) N GAIN SCORE N GAIN SCORE (%)
1 100 60 40 40 1.00 100.00
2 100 47 53 53 1.00 100.00
3 93 47 46 53 0.87 86.79
4 100 67 33 33 1.00 100.00
5 87 47 40 53 0.75 75.47
6 93 47 46 53 0.87 86.79
7 87 40 47 60 0.78 78.33
8 100 40 60 60 1.00 100.00
9 87 33 54 67 0.81 80.60
10 100 33 67 67 1.00 100.00
11 100 60 40 40 1.00 100.00
12 87 27 60 73 0.82 82.19
13 100 53 47 47 1.00 100.00
14 100 40 60 60 1.00 100.00
15 80 33 47 67 0.70 70.15
16 80 20 60 80 0.75 75.00
MEAN 93.38 43.38 50.00 56.63 0.90 89.71
Tabulasi Data Angket

PROGRAM STUDI TATA BUSANA


KEKHUSUSAN SISWA KELAS XII DI SMKN 5 BULUKUMBA

No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
1 Agita Maharani Razul 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 3 4 89
2 Reski Rahayu 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 91
3 A. Fika 3 5 4 5 4 2 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 85
4 Nurul Inayah 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 93
5 Angriani 5 4 3 4 5 4 3 4₁ 5 3 5 4 4 4 4 5 3 5 4 5 79
6 Lestari Usban 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 92
7 Nurfadillah Aulia 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 95
8 Dea Yunisa Imrianita 5 4 3 5 5 3 4 4 4 5 1 4 5 5 3 5 3 1 3 5 77
9 Mei Istianti Putri 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 98
10 Sri Wahyuningsih 5 5 5 3 4 5 3 5 5 5 5 3 5 3 5 5 3 4 3 3 84
11 Nirwana 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 3 91
12 Syarifah 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 97
13 Susanti 5 3 4 3 3 4 5 4 5 4 4 3 4 5 3 4 5 3 4 5 80
14 Ira Regina Putri 5 5 4 3 5 3 4 5 3 5 4 4 5 5 5 4 3 5 4 5 86
15 Nurul Akma 5 5 3 3 5 4 4 5 5 3 5 4 3 5 5 4 3 5 4 5 85
16 Nurul Aidiyah 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 99
Dafar Hadir Peserta pelatihan
Juli 2022
No Nama Responden Kelas
25 26 27

1 Agita Maharani Razul XII TB √ √ √


2 Reski Rahayu XII TB √ √ √
3 A. Fika XII TB √ √ √
4 Nurul Inayah XII TB √ √ √
5 Angriani XII TB √ √ √
6 Lestari Usban XII TB √ √ √
7 Nurfadillah Aulia XII TB √ √ √
8 Dea Yunisa Imrianita XII TB √ √ √
9 Mei Istianti Putri XII TB √ √ √
10 Sri Wahyuningsih XII TB √ √ √
11 Nirwana XII TB √ √ √
12 Syarifah XII TB √ √ √
13 Susanti XII TB √ √ √
14 Ira Regina Putri XII TB √ √ √
15 Nurul Akma XII TB √ √ √
16 Nurul Aidiyah XII TB √ √ √
LAMPIRAN 4
PERSURATAN
RIWAYAT HIDUP

A. Mita, lahir di Bulukumba pada tanggal 20 September 1999. Anak

pertama dari dua bersaudara dari pernikahan A. Umar dan A. Sunarti.

Penulis memulai pendidikannya di SD Negeri 82 Palampang tamat pada

tahun 2011, melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPN 39

Bulukumba tamat pada tahun 2014. Setelah itu penulis melanjutkan

Pendidikan di SMKN 1 Bulukumba tamat pada tahun 2017. Pada tahun yang sama penulis

diterima di Perguruan Tinggi Negeri, Universitas Negeri Makassar melalui jalur mandiri pada

Program Strata Satu (S1) dan tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga Strata Satu (S1) Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

Anda mungkin juga menyukai