Anda di halaman 1dari 3

Upaya Gerakan Fashion Revolution dalam Meningkatkan Kesadaran Isu Kualitas Buruh

Perempuan Indonesia
1. Latar Belakang
Dewasa ini, industri fashion menjadi salah satu bisnis global yang hingga sekarang telah
mempekerjakan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia [ CITATION BOF19 \l 1033 ]. Pergerakan
dari industri ini juga terhitung cepat karena tren busana dunia yang terus berganti. Inilah yang
kemudian mendorong munculnya fenomena global fast-fashion di masyarakat dunia. Tidak
terkecuali di Indonesia. Tidak sedikit brand fast fashion terkenal yang masuk ke Indonesia
seperti misalnya Zara (Spain), H&M (Sweden), dan Forever 21 (USA) yang juga turut
mendorong fast fashion di Indonesia. Namun sayangnya, banyak masyarakat yang mengabaikan
dampak dibalik adanya fast-fashion tersebut terhadap kualitas hidup buruh perempuan di
Indonesia. Padahal jika merujuk dari data BPS, pekerja atau buruh perempuan di Indonesia 23%
berpengahasilan rendah dibandingkan dengan rekan laki-laki (Satrya, dkk, 2018). Kualitas hidup
dari buruh perempuan di Indonesia juga masih banyak yang belum diperhatikan. Melihat dari
dampak yang ditimbulkan dari industri ini terhadap kualitas hidup buruh ini yang pada akhirnya
memunculkan gerakan yang dinamakan Fashion Revolution.

Rumusan masalah : bagaimana upaya gerakan fashion revolution dalam membangun kesadaran
masyarakat terhadap isu kualitas buruh perempuan di Indonesia?

2. Landasan teori :
Gerakan Sosial :
Menurut Jenkins dan Form (2005), gerakan sosial merupakan upaya masyarakat sipil untuk
mewujudkan perubahan sosial.

Aplikasi teori :
1. Advokasi : Upaya dalam Gerakan Sosial dapat melalui advokasi seperti mendesak perubahan
sosial melalui kampanye media yang massif.
2. Critical Engagement (Keterlibatan Kritis) : Upaya gerakan sosial dapat dilakukan dengan cara
mengkombinasikan strategi advokasi dengan strategi kerjasama dengan agen atau aktor lainnya

3. Pembahasan :
Sejarah Gerakan Fashion Revolution
Sejarah dari industri fashion dunia telah berubah semenjak runtuhnya Rana Plaza pada 24
April 2013 lalu. Adapun Rana Plaza ini sendiri merupakan pabrik garmen bagi beberapa merk
fashion trnama di dunia. Runtuhnya Rana Plaza ini pula telah menewaskan sekitar 1100 lebih
pekerja, dan menyebabkan lebih dari 2500 pekerja lainnya luka-luka [ CITATION Fastt \l 1033 ].
Namun dari adanya kejadian ini pula pada akhirnya membuka mata masyaraka dunia untuk
mulai concern dan membawa isu ini ke diskusi yang lebih lanjut. Terutama diskusi mengenai
hak dari pekerja di dalam industri fashion.
Adanya tragedi Rana Plaza pula pada akhirnya membuat Orsola de Castro dan Carry
Sommers membentuk gerakan Fashion Revolution di Inggris. Gerakan ini pada akhirnya
menjadi Gerakan Sosial Global dalam mengkampanyekan dan menyuarakan isu-isu yang ada di
dalam industri fashion, termasuk mengenai isu kualitas hidup. Gerakan ini pula pada akhirnya
merambah dan terbentuk di Indonesia pada 2014. Salah satu visi dari gerakan ini sendiri ialah
meningkatkan kesadaran akan isu kualitas hidup buruh di dalam industri fashion di Indonesia,
tidak terkecuali buruh perempuan [ CITATION Hen20 \l 1033 ].

Upaya Gerakan Fashion Revolution Indonesia

1. Tiap 24 April, Gerakan Fashion Revolution Indonesia aktif mengadakan kampanye


tahunan baik dalam tataran daring ataupun luring

Kegiatan kampanye daring dilakukan guna dapat mengajak masyarakat atau konsumen
produk fashion untuk mendorong trasnparansi pada industri industri pakaian. Sedangkan
kampanye luring meliputi instalasi poster yang diadakan pada kegiatan Senayan City
Fashion Nation Tenth Edition yang bekerjasama dengan beberapa lembaga ataupun
organisasi lainnya.

2. Gerakan Fashion Revolution Indonesia bekerjasama dengan NaoBun dan Line


Webtoon

Kerjasama ini dengan cara merilis komik yang berjudul “Sofia:Fashion Investigation”
yang tujuannya agar dapat mengangkat isu yang ada di dalam dunia fashion, termasuk
juga problematika dan isu dari kualitasi hidup buruh perempuan di dalam industri pakaian

Kesimpulan :
Industri fashion memang kian meningkat. Meningkatnya industri ini tidak bisa hanya dipandang
dari sisi positifnya saja. Namun perlu melihat dari sisi lainnya, termasuk sisi dari buruh
perempuan dalam industri fashion. Ketidakadilan yang kerap mereka dapatkan, tidak begitu
banyak disoroti oleh masyarakat atau konsumen dari industri ini. Maka dari itu diperlukan
gerakan kolektif untuk meningkatkan kesadaran mengenai isu ini. Salah satunya melalui gerakan
Fashion Revolution Indoneisa. Gerakan ini sendiri memiliki tujuan agar dapat membangun
kesadaran dalam masyarakat mengenai kualitas hidup bagi para buruh yang berada di dalam
idnustri fashion. Namun upaya dalam mencapai tujuannya, Fashion Revolution Indonesia tidak
menggunakan saluran politik yang formal, namun melalui publikasi media daring, dan kampanye
kreatif yang sifatnya nirkekerasan.

Bibliography
Fashion Revolution. (tt). Why do we need a Fashion Revolution? Retrieved from Fashion Revolution :
https://www.fashionrevolution.org/why-do-we-need-a-fashion-revolution/

McKinsey, B. &. (2019). The State of Fashion Report 2019. Retrieved from Bussines of Fashion:
https://www.businessoffashion.com/articles/luxury/the-state-of-fashion-2019
Satrya, A., Wulandari, P., Pramesti, M., Whayuni, S., & Zuhdi. (2018). Working Condition and Quality of
Life for Female Workers in Garment Factories in Indonesia. Advance in Economics, Business and
Management Research Vol 36.

Sawiji, H. W. (2020). There’s More to Fashion than Vogue: Strategy of Fashion Revolution Indonesia and
Issues on Life Quality of Workers. Jurnal PKS Vol 19, No.1.

Anda mungkin juga menyukai