3301414103
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Teori liberalisme memandang bahwa manusia memiliki nafsu yang besar untuk
memiliki kekuasaan, namun dalam hal itu perlu diadakan suatu kerjasama dalam segala
bidang untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak.
Teori liberalisme meandang optimisme manusia menjadi suatu faktor penting dalam
menjalankan hubungan internasional di mana optimisme awalnya muncul setelah adanya PD
I, namun kemudian optimisme tersebut berubah drastis setelah PD II berakhir dan akhirnya
bangkit kembali pada masa-masa Perang Dingin.
Teori Liberalisme dalam hal ini bertentangan dengan teori Realisme yang sebelumnya
ada dalam Hubungan Internasional. dalam teori Liberalisme hubungan Internasional
difokuskan pada individu manusia sebagai warga negara sebagaimana penyataan John Locke
bahwa negara ada untuk menjamin kebebasan warga negaranya, sedangkan teori ini
bertentangan dengan teori realisme di mana dalam teori ini menganggap bahwa negara di ats
segalany dan warga negara haus mengikuti aturan negara dalam menjalin hubungan
internasional.
dalam Teori Liberalisme ini ada empat fokus utama dalam menjalankan hubungan
internasional, yaitu :
1. Liberalisme Sosiologis
2. Liberalisme Interdependensi
Liberalisme ini lebih mefokuskan pada timbal balik antara rakyat dan pemerintah
dalam berbagai pengaruh. Dalam hal ini tiap-tiap negara berupaya sekeras mungkin
untuk mengembangkan potensinya masing-masing dalam rangka persaingan
internasional. Negara mulai sadar untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia
secara optimal daripada hanya bergantung pada Sumber Daya Alam yang ada.Teori
ini beranggapan bahwa semua kerja sama yang ada harusnya dilakukan oleh para ahli
di bidangnya masing-masing.Dalam masa ini juga integrasi dalam suatu hubungan
mulai mengalami perkembangan yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
3. Liberalisme Institusional
Paham aliran ini memilki ciri khusus, yaitu menghadapi masalah dengan cara
perdamaian dan taat akan aturan hukum. Alasan dari karakteristik tersebut adalah
karena negara-negara tersebut menganut paham bahwa semua konflik yang ada harus
diselesaikan dan jalan terbaik adalah perdamaian, berpegang teguh pada nilai moral,
dan antarnegara perlu melakukan kerjasama dalam memenuhi kepentingannya.
Dalam paham liberalisme dikenal ada dua keuntungan yang didapat, yaitu
keuntungan absolut di mana hal itu dijelaskan jika suatu negara mngerjakan sesuatu
dengan baik maka tidak akan ada masalah jika negara lain juga mengerjakan setiap
pekerjaan dengan baik pula, dan keuntungan yang bersifat relatif, di mana
beranggapan bahwa suatu negara harus melakukan hal dengan baik, namun prioritas
utama adalah negara lain tidak boleh mendahului negara kami. Kedua al tersebut
dapat disimpulkan sebagai sikap “fair play” dan “egoistic”.