Anda di halaman 1dari 6

Warisan Birokrasi Korupsi

Faktor Dan Upaya Pembarantasan Birokrasi Korupsi

Alya Maida Naila


22482011330

Birokrasi adalah hal yang terpenting dalam tata kelola kepemimpinan


karena birokrasi memiliki kekuasaan yang besar dalam
pemerintahan.Salah satu penyalahgunaan birokrasi melalui korupsi.

tindak pidana korupsi terjadi ketika terdapat suatu kesempatan atau


peluang (kurang nya pengawasan, sistem yang lemah, dan lainnya) dan
niat atau keinginan (didorong oleh kebutuhan atau keserakahan). Dari
teori itu dapat kita pahami lebih jelas bahwa faktor utama yang mendasari
seseorang dalam melakukan korupsi adalah dengan adanya keinginan
yang dibarengi dengan munculnya peluang ataupun kesempatan, maka
tindak pidana korupsi dapat pun terjadi.korupsi besar terdiri dari tindakan
yang dilakukan pemerintah yang mendistorsi kebijakan atau fungsi utama
negara, yang memungkinkan para pemimpin untuk mendapatkan
keuntungan dengan mengorbankan kepentingan publik.

Sumber penyakit warisan birokrasi pada dasarnya dapat diidentifikasi


dari dua lokus, yaitu internal dan eksternal. Sumber internal berasal dari
kelemahan dan kegagalan sistem yang ada di birokrasi itu sendiri. Secara
internal, timbulnya perilaku korup dalam birokrasi juga disebabkan
lemahnya sistem pengawasan internal. Sistem pengawasan atasan-
bawahan praktis tak mungkin terjadi dalam sistem yang korup secara
bersama-sama. Penyakit inilah yang menjadi fokus dari reformasi
birokrasi yang dilaksanakan pemerintahan sejak satu dekade yang lalu,
meskipun belum mencapai hasil yang diharapkan.
Secara eksternal, penyakit korupsi dalam birokrasi bisa disebabkan oleh
relasi antar berbagai sistem yang terkait, misalnya kooptasi dan intervensi
politik. Dalam banyak kasus korupsi birokrasi di daerah, tekanan politik
menjadi salah satu sumber penyebab. Hal ini bermula dari proses
pengisian jabatan yang sangat tertutup dan berbasis hubungan afiliasi.
Faktor eksternal lain adalah budaya masyarakat yang sangat permisif dan
menjadikan suap /gratifikasi dalam proses pemerintahan dan pelayanan
publik sebagai hal yang biasa. Artinya, terjadi penawaran dan permintaan
antara birokrasi dan masyarakat untuk sebuah pelayanan. Kesadaran
masyarakat untuk mengawasi perilaku birokrasi juga cenderung apatis,
meskipun secara kasat mata mereka menyadari akan perilaku korupsi
birokrat.

A. Faktor terjadinya warisan birokrasi korupsi


Ada 4 faktor yang yang lebih spesifik mengenai faktor
pendorongnya yaitu:
1. Peluang
merupakan salah satu faktor yang jadi penybebab karena
adanya kelemahan di dalam suatu sistem,dimana seorang
mempunyai kuasa dan memanfaatkan kekuasaan yang ada,
sehingga mereka mendapatkan peluang untuk menyalah gunaan
wewenang.
2. Motivasi
Adalah alasan para oknum melakukan kecurangan. Ada 4 faktor
yang mempengaruhi kecurangan antara lain: uang,
ideologi,paksaan, dan yang terakhir adalah ego.
3. Integritas personal
Adalah salah satu faktor yang mengacu pada kode etik personal
perorangan.
4. Kemampuan pelaku kecurangan
adalah kemampuan yang dimiliki seorang individu jika ingin
melakukan suatu tindakan korupsi. Karena rendahnya
pengawasan yang meliputi sistem pengendalian internal, maka
dari itu kemapuan mereka untuk melakukan kecurangan sangat
besar.

B. Dampak dari birokrasi warisan korupsi


Korupsi mewujud dalam berbagai bentuk serta menyebabkan
berbagai dampak, baik pada ekonomi dan masyarakat luas.
Berbagai hasil penelitian mengungkap dampak negatif.
Penyebab yang paling sering kita dengar adalah lingkungan
politik dan ekonomi. Korupsi dapat menghambat pertumbuhan
ekonomi dan lapangan pekerjaan serta investasi negara. Korupsi
juga mengurangi pendapatan pajak dan efektivitas berbagai
program bantuan keuangan. Tingginya tingkat korupsi pada
masyarakat luas berdampak pada menurunnya kepercayaan
terhadap hukum dan supremasi hukum, pendidikan dan
akibatnya kualitas hidup, seperti akses ke infrastruktur hingga
perawatan kesehatan.
Masyarakat adalah salah satu korban dari salah satu kasus
birokrasi korupsi yang ada dinegara kita. Banyak kasus
dikalangan pemerintahan karena uang yang dibayarkan untuk
pajak telah hilang, namun pelayanan publik menjadi buruk.

Adapun dampak dari korupsi yaitu


1. Dampak terhadap ekonomi; pertumbuhan ekonomi menurun,
menurunnya pendapatan negara disektor pajak, dan hutang
negara semakin banyak.
akibat terjadinya korupsi adalah dengan meningkatnya nilai
investasi. Investasi memerlukan biaya yang besar dengan
cara memanipulasi pengeluaran yang berupa mark up. Nilai
investasi yang tinggi juga di sebabkan adanya kasus
penyuapan. Pengusaha akan menyuap pejabat untuk
mendapatkan kontrak, sehingga biaya kontrak akan semakin
besar.
2. Dampak korupsi terharap sosial dan kemiskinan rakyat;
Beberapa dampak sosial akibat korupsi yaitu mahalnya harga
jasa dan pelayanan publik, pengentasan kemiskinan berjalan
lambat, terbatasnya akses bagi masyarakat
miskin,meningkatnya kriminalitas,solidaritas yang semakin
langka.
3. Dampak korupsi terhadap birokrasi pemerintahan beberapa
dampak yang berpengaruh terhadap birokrasi pemerintahan
yaitu; peraturan perundang undngan tidak efektif, birokrasi
menjadi tidak efisien, mematikan etika sosial dan politik
4. Dampak korupsi terhadap penegak hukum, dampak korupsi
terhadap penegak hukum yaitu fungsi pemerintah mandul,
hal ini disebabkan karena korupsi menghambat berjalannya
fungsi pemerintah sebagai pengampu kebijakan negara.
Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan
alokasi, pemerataan akses juga aset, dan melemahkan peran
pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan politik.
hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga negara, hal
ini disebabkan korupsi yang terjadi pada Lembaga negara di
Indonesia sering diberitakan di berbagai media massa
sehingga mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga negara tersebut hilang.
5. Dampak korupsi dalam pertahanan dan keamanan yaitu;
melemahnya sumberdaya manusia, melemahnya garis
keamanan negara
6. Dampak korupsi terhadap politik dan demokrasi, korupsi
dapat berdampak pada bidang politik dan demokrasi
diantaranya munculnya pemimpin korup, hilangnya
kepercayaan publik pada birokrasi,menguatnya plutokrasi,
hancurnya kedaulatan rakyat.

C. Upaya pemberantasan birokrasi korupsi

1. membuat strategi preventif yang harus dilaksanakan dan


dijalankan dengan hal- hal yang menyebabkan timbulnya
korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat upaya
preventifnya, sehingga dapat meminimalkan penyebab
korupsi. Dan untuk meminimalkan kita perlu banyak pihak
dalam pelaksanaannya agar dapat berhasil dan mampu
mencegah terjadinya korupsi.
2. Strategi dedukatif, strategi ini diarahkan apabila kasus korupsi
sudah terlanjur terjadi, maka dari perbuatan tersebut akan
diketahui dalam waktu cepat dan sebenarbenarnya. Hal ini
sangat membutuhkan adanya berbagai disiplin ilmu baik itu
ilmu hukum, ekonomi maupun ilmu politik dan sosial.
3. Strategi represif,strategi ini diarahkan untuk memberi hukum
yang cepat dan setimpal kepada oknum atau pihak pihak yang
terlibat dalam kasus korupsi. Dengan demikian hal itu akan
memberikan efek jera kepada oknum oknum ayau pihak pihak
yang melakukan korupsi.
Kesimpulan
Birokrasi adalah hal yang sangat penting dan harus segera
diatasi, karena berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat,
sosial dan kemiskinan masyarakat,pemerintahan, penegak
hukum, pertahan dan keamanan serta politik dan demokrasi.
Ada beberapa upaya untuk memberantas upaya terjadinya
birokrasi korupsi antara lain dengan adanya strategi preventif,
strategi dedukatif,dan yang terkahir strategi represif
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Tri Buana Pustha, F., Fauzan, A., & Penulis, K. (2021). Faktor
Yang Mempengaruhi Pencegahan Dan Upaya Pemberantasan Korupsi.
2(2).

Hariyani, H. F., & Priyarsono, Dominicus Savio, Asmara, A. (2016).


Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Korupsi Di Kawasan Asia
Pasifik. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Pembangunan, 5(2), 32–44.

Irawati, Dhian Eka. 2012. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Laba,


Ukuran Perusahaan dan Likuiditas terhadap Kualitas Laba. Accounting
Analysis Journal

Istianah, Farida,I.,& Krisdiwayati.(2014). Faktor- faktor yang memotivasi


tindakan korupsi pada anggaran di kab. tegal. 3(2)

Yanti, H. B. (2021). Faktor Determinan Pemicu Korupsi Di Sektor


Pemerintahan (Studi Pada Pegawai Negeri Sipil Di Jakarta). Jurnal Kajian
Akuntansi Dan Auditing, 15(2), 104–117.

Pramesti, L., & Haryanto, H. (2019). Akuntabilitas dan Tingkat Korupsi


Pemerintah Kabupaten dan Kota Di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
Akuntansi Aktual, 6(2), 298–308.

Engkus, E., Suparman, N., Tri Sakti, F., & Saeful Anwar, H. (2020). Covid-
19: Kebijakan mitigasi penyebaran dan dampak sosial ekonomi di
Indonesia. LP2M.

Anda mungkin juga menyukai