Anda di halaman 1dari 8

BERANTAS KORUPSU UNTUK MEMBANGUN INDONESIA

YANG LEBIH ADIL DAN TRANSPARAN


NAMA: HANDINAS NOOR PRAYOGA NPM: 2060302100027
UJIAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
Program Studi Manajamen C/VI-Fakultas Ekonomi-Universitas
Tulungagung
Email:handinasnoor7@gmail.com
Abstract

Korupsi telah menjadi masalah serius di Indonesia selama beberapa dekade


terakhir. Praktik korupsi mengakibatkan kerugian besar bagi negara, mencegah
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan menghalangi pengembangan sektor
publik yang efektif. Artikel ini membahas pentingnya pemberantasan korupsi
dalam membangun Indonesia yang lebih adil dan transparan.

Melalui pendekatan analisis deskriptif, artikel ini menguraikan dampak negatif


korupsi terhadap perekonomian Indonesia dan pelayanan publik yang diberikan
kepada masyarakat. Kemudian, artikel ini membahas peran masyarakat dan
pemerintah dalam pemberantasan korupsi dengan fokus pada upaya-upaya hukum
dan kebijakan yang telah diimplementasikan. Terakhir, artikel ini menyoroti
pentingnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam membantu memerangi
korupsi di Indonesia.

Dalam kesimpulannya, artikel ini menekankan bahwa pemberantasan korupsi


adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah
harus terus memperkuat kebijakan dan tindakan hukum yang mencegah dan
menghukum pelaku korupsi, sementara masyarakat perlu terus memperjuangkan
transparansi dan akuntabilitas dalam kebijakan publik. Dengan kerjasama yang erat
antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara
yang lebih adil dan transparan di masa depan.
Pendahuluan
Korupsi telah menjadi masalah yang merajalela di Indonesia selama bertahun-
tahun. Praktik korupsi tidak hanya merugikan negara, tetapi juga merugikan
masyarakat. Korupsi menghambat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,
memperburuk ketimpangan sosial, dan memperlemah kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah. Oleh karena itu, pemberantasan korupsi menjadi sangat
penting dalam membangun Indonesia yang lebih adil dan transparan.

Dalam artikel ini, kami akan membahas dampak negatif korupsi terhadap
perekonomian Indonesia dan pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat.
Kami juga akan membahas peran masyarakat dan pemerintah dalam
pemberantasan korupsi, dengan fokus pada upaya-upaya hukum dan kebijakan
yang telah diimplementasikan. Selain itu, kami juga akan menyoroti pentingnya
kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam membantu memerangi korupsi di
Indonesia.

Dalam konteks global, Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai negara


berkembang yang semakin penting. Namun, korupsi masih menjadi masalah utama
yang harus segera diatasi. Pemberantasan korupsi tidak hanya penting untuk
membangun Indonesia yang lebih adil dan transparan, tetapi juga penting untuk
menciptakan lingkungan bisnis yang sehat dan menarik bagi investor. Oleh karena
itu, kami memandang penting untuk membahas topik ini dan memberikan sudut
pandang yang berbeda dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
KAJIAN TEORITIS
Pengertian korupsi
Korupsi adalah praktik yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan publik atau
sumber daya negara untuk keuntungan pribadi atau kelompok. Korupsi dapat
terjadi di berbagai sektor, termasuk di sektor publik dan swasta. Dampak dari
korupsi sangat merugikan masyarakat, karena menghambat pembangunan
ekonomi, menurunkan kualitas pelayanan publik, dan memperburuk ketimpangan
sosial.Salah satu teori yang relevan dalam kajian korupsi adalah teori agensi. Teori
ini menyatakan bahwa korupsi dapat terjadi ketika seseorang atau kelompok
memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan atas nama pihak lain, seperti
pemerintah atau perusahaan, dan memanfaatkan kekuasaan tersebut untuk
keuntungan pribadi atau kelompok. Oleh karena itu, tindakan korupsi sering terjadi
dalam hubungan agensi, di mana agen (pelaksana) memiliki kekuasaan untuk
mengambil keputusan atas nama prinsipal (pemilik), tetapi tidak memiliki insentif
yang kuat untuk bertindak sesuai kepentingan prinsipal.Selain itu, teori ekonomi
juga memiliki andil dalam kajian korupsi. Teori ekonomi menyatakan bahwa
tindakan korupsi terjadi karena adanya kesenjangan antara biaya dan manfaat.
Korupsi terjadi ketika biaya yang diperlukan untuk mencegah atau menghentikan
korupsi lebih besar daripada manfaat yang diperoleh dari tindakan korupsi. Oleh
karena itu, upaya pencegahan korupsi harus didasarkan pada peningkatan biaya
dan penurunan manfaat dari tindakan korupsi.Selain teori agensi dan teori
ekonomi, teori tindakan kolektif juga relevan dalam kajian korupsi. Teori ini
menyatakan bahwa tindakan korupsi sering terjadi dalam kelompok atau
lingkungan sosial yang memungkinkan tindakan korupsi terjadi dan diterima
secara normatif. Oleh karena itu, upaya pemberantasan korupsi tidak hanya
melibatkan tindakan hukum dan kebijakan, tetapi juga melibatkan perubahanpada
pemahaman yang baik tentang dinamika sosial dan politik yang memungkinkan
korupsi terjadi, serta pengetahuan tentang faktor-faktor ekonomi dan hukum yang
mempengaruhi tindakan korupsi.
PEMBAHASAN
Sebab-sebab terjadinya korupsi
Sebab-sebab terjadinya korupsi dapat bervariasi, tergantung pada konteks sosial,
ekonomi, dan politik yang ada di suatu negara atau masyarakat. Berikut adalah
beberapa sebab umum terjadinya korupsi:

1. Lemahnya pengawasan dan kontrol: Lemahnya pengawasan dan kontrol


terhadap tindakan pemerintah atau institusi publik dapat membuka peluang
untuk terjadinya korupsi. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya aturan
dan mekanisme yang efektif untuk memastikan transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya publik.
2. Budaya suap dan nepotisme: Budaya suap dan nepotisme yang masih kuat
dalam suatu masyarakat atau organisasi dapat memungkinkan terjadinya
korupsi. Hal ini dapat terjadi karena tindakan suap dan nepotisme dianggap
sebagai cara yang lazim untuk memperoleh keuntungan atau kekuasaan.
3. Kurangnya gaji dan insentif: Kurangnya gaji dan insentif yang memadai
bagi pegawai pemerintah atau petugas publik dapat menjadi pemicu
terjadinya korupsi. Hal ini dapat terjadi karena pegawai pemerintah atau
petugas publik merasa terpaksa untuk mengambil suap atau melakukan
tindakan korupsi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
4. Kekuasaan dan akses terhadap sumber daya publik: Kekuasaan dan akses
terhadap sumber daya publik yang besar dapat memicu terjadinya korupsi.
Hal ini dapat terjadi karena pihak yang memiliki kekuasaan dan akses
terhadap sumber daya publik dapat memanfaatkan kekuasaan tersebut untuk
memperkaya diri sendiri atau kelompok mereka.
5. Lemahnya hukum dan penegakan hukum: Lemahnya sistem hukum dan
penegakan hukum dalam suatu negara dapat memicu terjadinya korupsi. Hal
ini dapat terjadi karena pelaku korupsi merasa bahwa mereka dapat
melakukan tindakan korupsi tanpa harus bertanggung jawab atas tindakan
mereka.
6. Ketergantungan pada industri tertentu: Ketergantungan pada industri tertentu
dalam suatu negara dapat memicu terjadinya korupsi. Hal ini dapat terjadi
karena pemerintah atau petugas publik dapat tergoda untuk menerima suap
atau melakukan tindakan korupsi demi kepentingan industri tersebut.
Secara keseluruhan, sebab-sebab terjadinya korupsi sangat kompleks dan
bervariasi. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi harus
melibatkan berbagai pihak dan sektor, dan harus didasarkan pada pemahaman yang
mendalam tentang konteks sosial, ekonomi, dan politik yang ada di suatu negara
atau masyarakat.

Dampak dari tindakan koripsi


Tindakan korupsi memiliki dampak yang merugikan bagi masyarakat dan negara
secara umum. Beberapa dampak dari tindakan korupsi antara lain:

1. Merugikan keuangan negara: Tindakan korupsi dapat mengakibatkan


kerugian keuangan negara yang sangat besar. Dana publik yang seharusnya
digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat malah
disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
2. Merusak iklim investasi: Korupsi dapat merusak iklim investasi di suatu
negara karena investor akan merasa tidak nyaman dan tidak percaya
terhadap lingkungan investasi yang tidak transparan dan terkontrol.
Akibatnya, investasi asing dapat menurun, dan ini dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi.
3. Merusak tata kelola pemerintahan yang baik: Korupsi dapat merusak tata
kelola pemerintahan yang baik dan demokrasi. Kegagalan untuk
memberantas korupsi dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah, dan mempengaruhi kualitas demokrasi di suatu negara.
4. Menyebabkan ketidakadilan: Korupsi dapat menyebabkan ketidakadilan
dalam pembagian sumber daya dan kesempatan dalam masyarakat.
Keuntungan yang diperoleh dari tindakan korupsi biasanya hanya dinikmati
oleh segelintir orang, sedangkan masyarakat luas tidak memperoleh manfaat
yang seharusnya mereka dapatkan.
5. Merusak kredibilitas lembaga publik: Korupsi dapat merusak kredibilitas
lembaga publik dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
tersebut. Hal ini dapat menghambat efektivitas lembaga publik dalam
memberikan layanan publik yang berkualitas.
6. Menghambat pembangunan: Korupsi dapat menghambat pembangunan di
suatu negara karena dana publik yang seharusnya digunakan untuk
pembangunan malah disalahgunakan. Hal ini dapat menghambat
pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan sektor-sektor lain
yang vital bagi pembangunan negara.
Dengan demikian, tindakan korupsi memiliki dampak yang sangat merugikan bagi
masyarakat dan negara secara umum. Oleh karena itu, pencegahan dan
pemberantasan korupsi harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah dan
masyarakat.

PENUTUP
Dalam upaya membangun Indonesia yang lebih adil dan transparan,
pemberantasan korupsi merupakan hal yang sangat penting. Korupsi bukan hanya
masalah moral atau etika, tetapi juga masalah yang mengancam stabilitas politik,
sosial, dan ekonomi di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang,
Indonesia membutuhkan investasi dan pembangunan yang besar untuk mencapai
tujuan pembangunan yang lebih baik. Oleh karena itu, upaya untuk memerangi
korupsi harus diintensifkan dan dilakukan secara serius.

Pemerintah harus mengambil tindakan yang tegas untuk mencegah dan


memberantas korupsi, seperti menerapkan sistem pengawasan dan akuntabilitas
yang lebih ketat, memberikan pelatihan dan pendidikan anti-korupsi kepada
pegawai negeri, dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan
publik. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam mencegah korupsi dengan
melaporkan tindakan korupsi yang terjadi, dan menuntut pertanggungjawaban dari
pihak yang melakukan korupsi.

Dalam jangka panjang, upaya pemberantasan korupsi harus terus dilakukan untuk
memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan adil bagi seluruh masyarakat
Indonesia. Dengan memerangi korupsi, Indonesia dapat menciptakan lingkungan
investasi yang lebih baik, memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik, dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Sebagai penutup, penting bagi kita untuk mengingat bahwa pemberantasan korupsi
bukanlah tugas yang mudah dan memerlukan komitmen dan kerja sama dari
seluruh elemen masyarakat. Dengan mengambil tindakan yang tepat dan
membangun kesadaran masyarakat yang kuat terhadap bahaya korupsi, kita dapat
bersama-sama membangun Indonesia yang lebih adil, transparan, dan sejahtera
bagi seluruh masyarakatnya.
DAFTAR PUSAKA

1. Indonesia Corruption Watch. (2021). Indeks Persepsi Korupsi Indonesia.


Diakses pada 25 Maret 2023, dari
https://www.antikorupsi.org/id/tools/indeks-persepsi-korupsi-indonesia
2. Transparansi Internasional Indonesia. (2021). Laporan Persepsi Korupsi
Global 2021. Diakses pada 25 Maret 2023, dari
https://www.transparency.org/en/cpi/2021/index/idn
3. KPK. (2021). Statistik Kasus Korupsi. Diakses pada 25 Maret 2023, dari
https://www.kpk.go.id/id/statistik-kasus-korupsi
4. United Nations Development Programme. (2019). Human Development
Report 2019. Diakses pada 25 Maret 2023, dari
http://hdr.undp.org/sites/default/files/hdr2019.pdf
5. Transparency International. (2021). The Global Corruption Barometer.
Diakses pada 25 Maret 2023, dari https://www.transparency.org/en/gcb
6. World Bank. (2021). Indonesia Economic Prospects. Diakses pada 25 Maret
2023, dari
https://www.worldbank.org/en/country/indonesia/publication/economic-
prospects
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Pelaporan Gratifikasi bagi Pegawai Negeri atau Penerima Pensiun
Pegawai Negeri. Diakses pada 25 Maret 2023, dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/181356/peraturan-pemerintah-
nomor-20-tahun-2021
8. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Diakses pada 25 Maret 2023, dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/32992/uu-no-20-tahun-2001
9. Komisi Pemberantasan Korupsi. (2021). Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan. Diakses pada 25 Maret 2023, dari
https://www.kpk.go.id/id/ppatk
10.Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
(2021). Gerakan Nasional Revolusi Mental. Diakses pada 25 Maret 2023,
dari https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/gerakan-nasional-revolusi-
mental-gnrm

Anda mungkin juga menyukai