Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tio Manalu

NIM : 12S21059
Prodi : S1 Sistem Informasi 2021
Soal
Ketidakpahaman tentang konsep Pancasila sebagai pandangan hidup dimana Pancasila sebagai Dasar
Negara menimbulkan banyak masalah, sesuai dengan penjelasan di minggu pertama terdapat delapan
masalah yang timbul. Pilihlah salah satu masalah yang menurut anda perlu di bahas lebih dalam,
ketiklah dan kumpulkan di ecourse.
Jawab: Saya memilih untuk membahas kasus korupsi karena korupsi menghambat kemajuan
masyarakat, berdampak buruk terhadap perekonomian, mengikis kepercayaan masyarakat, dan
menantang supremasi hukum. Hal ini juga mencoreng merek bangsa di luar negeri.

Pengertian
Penyalahgunaan wewenang untuk keuntungan diri sendiri atau kepentingan kelompok tertentu
inilah yang disebut dengan korupsi. Aktivitas yang tersebar luas dan tidak etis ini sering kali
mencakup penyelewengan dana publik serta penyuapan, penggelapan, nepotisme, dan tindakan tidak
etis lainnya. Hal ini mengkompromikan nilai-nilai keterbukaan, tanggung jawab, dan kesetaraan baik
di sektor publik maupun komersial, yang mempunyai dampak sosial ekonomi dan politik yang serius.
Dalam KBBI, korupsi diartikan sebagai “tindakan tercela yang dilakukan dengan menyalahgunakan
kewenangan atau jabatan untuk mencari keuntungan pribadi atau golongan tertentu, seperti dengan
suap-menyuap, penyelewengan dana, nepotisme, atau tindakan tidak jujur lainnya.”
Indonesia telah lama berjuang melawan korupsi yang meluas, yang menimbulkan hambatan
serius terhadap kemajuan sosial ekonomi, stabilitas politik, dan kemajuan negara secara umum.
Berikut beberapa contoh kasus korupsi yang terjadi di Indonesia:
1. Skandal e-KTP merupakan gambaran nyata betapa maraknya korupsi di Indonesia. Orang-
orang terkemuka, termasuk politisi dan pengusaha, dituduh menggelapkan lebih dari Rp 2,3
triliun (hampir $160 juta) dari program yang dimaksudkan untuk memberikan kartu identitas
elektronik kepada warga negara. Kontroversi ini memperjelas bahwa korupsi telah menjalar
hingga ke tingkat tertinggi pemerintahan.
2. Pemerasan dan Suap: Praktik-praktik ini umum terjadi di berbagai industri. Misalnya, aparat
penegak hukum secara rutin meminta suap dari masyarakat untuk mempercepat prosedur
administratif seperti mendapatkan izin atau menghindari denda lalu lintas.
3. Sektor Sumber Daya Alam: Korupsi telah menjadi masalah khususnya di industri
pertambangan dan kehutanan. Karena lembaga pengatur yang korup, operasi penambangan
dan penebangan liar terus berlanjut, yang menimbulkan dampak negatif yang serius terhadap
lingkungan dan perekonomian.
4. Pengadaan barang dan jasa pemerintah: Korupsi di sektor ini merupakan masalah yang serius.
Politisi dan birokrat mungkin mencurangi prosedur pengadaan untuk menguntungkan
perusahaan tertentu, sehingga mengakibatkan biaya yang sangat tinggi dan kualitas proyek
yang buruk.
Penyebab
Korupsi merupakan masalah yang tersebar luas dan memiliki banyak akar penyebab.
Kurangnya transparansi dalam tindakan pemerintah dan transaksi keuangan merupakan salah satu
penyebab utama terjadinya korupsi. Faktor lain yang menjadi penyebab permasalahan ini adalah
lemahnya institusi yang tidak mampu mendeteksi dan menghentikan perilaku korupsi. Gaji rendah
bagi pegawai negeri dapat mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam praktik korupsi, dan di
beberapa negara, norma budaya menyamakan keramahtamahan dan korupsi, sehingga menjadikan
praktik suap sebagai hal yang normal. Nepotisme dan bentuk favoritisme politik lainnya dapat
membantu menjaga korupsi tetap hidup.
Masyarakat sering kali membayar suap untuk mempercepat prosedur akibat peraturan yang
rumit dan birokratis. Tanpa perlindungan yang memadai, masyarakat mungkin enggan
mengungkapkan korupsi karena takut akan adanya pembalasan. Beberapa orang mungkin
menggunakan perilaku korupsi sebagai bentuk redistribusi yang dianggap sebagai akibat dari
ketidakseimbangan ekonomi dan kesenjangan pendapatan. Kerusuhan politik dan tata kelola yang
buruk, serta kurangnya penegakan hukum dan impunitas, memperburuk masalah ini. Elemen global
seperti partisipasi dalam perdagangan internasional juga dapat membuka pintu bagi korupsi. Yang
terakhir, perebutan kekuasaan dan keuntungan finansial dalam industri ekstraksi sumber daya alam
dapat menimbulkan masalah bagi praktik korupsi di negara-negara kaya sumber daya alam. Strategi
komprehensif yang mencakup institusi yang lebih kuat, keterbukaan, dan budaya akuntabilitas
diperlukan untuk memberantas korupsi.

Justifications
Beberapa poin penting yang dapat dijadikan sebagai pembuktian maraknya kasus korupsi adalah
sebagai berikut:
1. Kelemahan Institusional: Kerapuhan institusi merupakan masalah utama yang berkontribusi
terhadap korupsi di Indonesia. Sistem hukum yang tidak memadai dan kurangnya checks and
balances memungkinkan korupsi tumbuh subur.
2. Aspek Budaya: Standar budaya, seperti kebiasaan memberikan hadiah (salam-salaman), telah
membantu menormalisasi perilaku korup. Sulit membedakan antara transaksi yang jujur dan
perilaku korup karena adanya konvensi ini, yang dapat mengaburkan perbedaan antara
keramahtamahan dan penyuapan.
3. Ketimpangan Ekonomi: Korupsi di Indonesia juga disebabkan oleh kesenjangan ekonomi.
Pegawai negeri mungkin didorong untuk terlibat dalam praktik korupsi untuk menambah
penghasilan mereka dengan gaji yang rendah.
4. Perlindungan politik: Korupsi sering kali terjadi di Indonesia karena eratnya hubungan antara
bisnis dan politik. Politisi mungkin menyalahgunakan kekuasaannya untuk memberikan
kontrak dan hak istimewa yang menguntungkan kepada perusahaan sebagai imbalan atas
sumbangan kampanye.
5. Kurangnya Perlindungan bagi Pelapor: Masyarakat akan lebih kecil kemungkinannya untuk
mengungkapkan korupsi jika perlindungan yang diberikan lemah. Budaya diam dipengaruhi
oleh kekhawatiran akan adanya pembalasan dan kurangnya saluran pelapor yang efektif.
Cara Mengatasi
Strategi multimodal termasuk kampanye, pendidikan, dan reformasi kelembagaan diperlukan untuk
memerangi korupsi, terutama di kalangan generasi muda. Berikut adalah beberapa metode untuk
memerangi korupsi dan memberikan generasi muda alat yang mereka perlukan untuk menjadi
pembuat perubahan.
1. Reformasi di bidang Pendidikan
Mengintegrasikan pendidikan antikorupsi ke dalam kurikulum nasional dengan mengajarkan
anak-anak tentang dampak negatif korupsi terhadap masyarakat, perekonomian, dan
pemerintahan sejak usia muda. Mempromosikan integritas, tanggung jawab sipil, dan cita-cita
etika sebagai elemen penting pendidikan. Mendorong penalaran moral dan pemikiran kritis
untuk membantu siswa menolak perilaku tidak etis.
2. Partisipasi Pemuda:
Mendukung dan mendanai kelompok dan proyek yang dipimpin pemuda yang ditujukan
untuk memerangi korupsi. Organisasi-organisasi ini mempunyai kekuatan untuk melakukan
advokasi, menyebarkan kesadaran, dan meminta pertanggungjawaban pegawai negeri.
Mendorong generasi muda untuk berperan aktif dalam urusan kemasyarakatan dengan
mendorong mereka untuk bergabung dalam komite pengawasan pemerintah daerah,
menghadiri pertemuan publik, dan menjadi sukarelawan di organisasi pemberantasan korupsi.
3. Perlindungan bagi Pelapor:
Perlindungan Hukum: Memastikan bahwa mereka yang mengungkap pelanggaran dilindungi
dari tindakan pembalasan dan diberikan bantuan yang mereka perlukan dengan memperkuat
perlindungan hukum bagi pelapor. Membangun saluran pelaporan anonim akan membuat
masyarakat, terutama generasi muda, lebih aman untuk melaporkan tindakan korupsi tanpa
khawatir ketahuan.
4. Bimbingan dan panutan:
Kepemimpinan yang Etis: Mendorong munculnya pemimpin yang beretika sehingga dapat
menjadi teladan bagi generasi muda. Nilai-nilai antikorupsi yang kuat dapat dikembangkan
pada pemimpin masa depan melalui program pendampingan.
5. Inisiatif pendidikan publik:
Memanfaatkan media dan media sosial untuk menyebarkan pesan antikorupsi, kisah nyata,
dan kisah sukses pemberantasan korupsi guna memotivasi dan menginspirasi generasi muda.
6. Partisipasi dalam Komunitas.
7. Pengawas Masyarakat: Memberikan masyarakat lokal alat yang mereka perlukan untuk
bertindak sebagai pengawas, mengungkap perilaku tidak jujur dan memerlukan transparansi
dari perwakilan mereka.
8. Perubahan Hukum:
Meyakinkan anggota parlemen untuk mengesahkan undang-undang antikorupsi yang lebih
ketat, menutup celah hukum, dan menerapkan konsekuensi yang lebih keras terhadap perilaku
korupsi.
9. Kerjasama dalam skala global
10. Kolaborasi: Berbagi praktik terbaik dan bantuan teknis dengan organisasi internasional dan
pemerintah asing untuk memerangi korupsi dalam skala global.
Masa depan Indonesia bergantung pada generasi muda yang diberi alat untuk melawan korupsi.
Indonesia dapat menciptakan budaya yang mengutamakan keterbukaan, kejujuran, dan akuntabilitas
dengan membekali warganya dengan pengetahuan, kemampuan, dan kesempatan untuk membuat
perbedaan, sehingga mengurangi momok korupsi.
Kesimpulan
Di Indonesia, korupsi masih menjadi masalah serius yang berdampak pada masyarakat,
perekonomian, dan pemerintahan. Agar dapat mengatasi permasalahan ini secara efektif, institusi
harus diperkuat, permasalahan budaya harus diatasi, dan transparansi serta akuntabilitas harus
ditingkatkan. Indonesia dapat berupaya untuk mengurangi wabah korupsi melalui upaya dan
reformasi yang konsisten, membangun masyarakat yang lebih adil dan merata sehingga dapat
mewujudkan potensi pertumbuhan dan pembangunan dengan lebih baik.

Referensi
[1] https://www.liputan6.com/hot/read/4730252/pengertian-korupsi-menurut-para-ahli-penyebab-dan-
dampaknya
[2] https://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/234
[3] https://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/download/234/pdf
[4] https://fh.unpatti.ac.id/korupsi-dan-pelanggaran-hak-asasi-manusia/
[5] https://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/download/364/337
[6] https://jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas/article/download/818/158
[7]https://www.bps.go.id/publication/2021/09/08/c3e5f87d94f30ff43e848d5c/indeks-perilaku-anti-
korupsi-2021.html
[8] https://antikorupsi.org/

Anda mungkin juga menyukai