ANTI KORUPSI
DISUSUN OLEH :
HASMA
NIM : 23092004132008
1. Suap (Bribery)
Pemberian atau penerimaan hadiah, uang, atau keuntungan lainnya dengan maksud
mempengaruhi tindakan seseorang dalam kapasitas resmi.
2. Nepotisme:
Memberikan perlakuan istimewa atau keuntungan kepada keluarga atau teman tanpa
mempertimbangkan kualifikasi atau kompetensi.
3. Kolusi (Collusion):
Pengambilan atau penggunaan dana atau harta milik negara atau organisasi secara
tidak sah oleh individu yang bertanggung jawab atas dana tersebut.
Memanipulasi proses lelang atau tender agar hanya pihak tertentu yang dapat
memenangkan kontrak.
6. Penyuapan (Extortion):
Mengubah uang hasil tindak pidana menjadi aset yang sah untuk menyembunyikan
jejak asal-usulnya.
Penggunaan kekuasaan atau posisi untuk keuntungan pribadi atau kelompok, tidak
sesuai dengan tujuan asli dari posisi tersebut.
2. Jelaskan peran pemerintah dalam mencegah dan menanggulangi tindak pidana korupsi?
Jawaban :
Pencegahan:
Menyusun dan menerapkan undang-undang yang efektif terkait dengan tindak pidana
korupsi.Memastikan penegakan hukum yang konsisten dan tegas terhadap
pelanggaran korupsi.
Menyusun dan memperkuat sistem pengawasan yang efektif, seperti Ombudsman atau
lembaga anti-korupsi.Melakukan audit internal dan eksternal secara teratur untuk
memeriksa kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur.
Penanggulangan:
Melakukan penyelidikan yang efektif terhadap dugaan tindak pidana korupsi oleh
lembaga penegak hukum.Memastikan bahwa penuntutan dilakukan tanpa pandang
bulu, tanpa memandang status atau jabatan pelaku.
Memberikan hukuman yang sepadan dan memberatkan bagi pelaku korupsi untuk
memberikan efek jera. Menetapkan hukuman konfiskasi aset hasil korupsi untuk
merugikan pelaku secara finansial.
3. Kerjasama Internasional:
Berpartisipasi dalam kerjasama internasional untuk mengatasi korupsi lintas batas.
Mengambil langkah ekstradisi bagi pelaku korupsi yang melarikan diri ke negara lain.
3. jelaskan peran keluarga dan masyarakat dalam mencegah peluang terjadinya tindak
korupsi?
Jawaban :
Peran Keluarga:
Keluarga dapat memberikan pendidikan moral kepada anggota keluarga tentang
integritas, etika, dan nilai-nilai positif. Ini menciptakan landasan kuat untuk perilaku
yang jujur dan transparan. Melalui perilaku positif dan teladan, keluarga dapat
membentuk norma-norma etika yang kuat. Anak-anak yang melihat orang tua mereka
berperilaku jujur dan adil cenderung mengikuti jejak tersebut.
Peran Masyarakat:
Masyarakat dapat mengadakan kampanye anti-korupsi dan program pendidikan untuk
meningkatkan kesadaran akan bahaya korupsi dan pentingnya transparansi dalam
pemerintahan dan sektor swasta.
4. Kemukakan pendapat anda bila melihat seseorang yang di hukum karena melakukan
tindak pidana korupsi?
Jawaban :
Pendapat saya bahwa hukuman sebagai bentuk keadilan karena pelaku korupsi
dianggap telah merugikan masyarakat dan lembaga negara. Mereka percaya bahwa
hukuman adalah konsekuensi yang pantas untuk tindakan yang melanggar hukum dan
norma moral.
5. Jelaskan dampak dari perbuatan tindak korupsi baik pada negara maupun Masyarakat?
Jawaban :
1. Kerugian Ekonomi:
Korupsi dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Dana publik yang
seharusnya digunakan untuk pembangunan dan pelayanan masyarakat dapat
teralihkan ke kantong pribadi atau kelompok tertentu.
Korupsi merusak nilai-nilai etika dan moral dalam masyarakat. Perilaku koruptif
menciptakan budaya di mana praktik-praktik tidak etis dianggap lumrah, sehingga
membahayakan integritas sosial dan moral masyarakat.
Dalam beberapa kasus, korupsi dapat menjadi pemicu konflik sosial dan politik.
Masyarakat yang merasa dianiaya atau tidak adil akibat korupsi dapat melancarkan
protes atau bahkan terlibat dalam konflik bersenjata.