FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
Tujuan Matakuliah Anti-Korupsi
Karena di Indonesia, meskipun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan aparat pemerintah
sudah berhasil menuntaskan berbagai kasus korupsi besar, berbagai instansi sudah
melakukan upaya hukum dan lingkungan kerja yang lebih berintegritas, kenyataannya
masih saja banyak terjadi kasus-kasus korupsi, karena sesungguhnya korupsi besar berasal
dari korupsi kecil.
❑ Idealnya perilaku anti-korupsi mahasiswa yang disasar adalah
konsistensi anti-korupsi ditengah realitas lingkungan
eksternal yang masih sangat korup.
Di ambil dari bahasa Latin “Corruptio” atau “Corruptus”, dari Bahasa inggis “Corrupt”, dari Bahasa Perancis
“Corruption” dan dari Bahasa Belanda “Corruptie”.
Korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi
menyangkut sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur
pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan
penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.
Menurut (Wojowasito dan Poerwadarminta, 1978) korupsi adalah kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak
bermoral, kebejatan dan ketidakjujuran
Menurut (Poerwadarminta, 1976) korupsi adalah kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan dan
ketidakjujuran
Menurut (Muhammad Ali, 1998) korupsi adalah perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok,
dan sebagainya memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri
2. Bentuk-Bentuk Korupsi :
a. Suap Menyuap
Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada apparat negara (ASN, TNI, POLRI) dengan maksud supaya berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya
c. Pemerasan
Menyalahgunakan kekuasaannya dengan maksud menguntungkan diri sendiri dengan memaksa seseorang
memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan atau untuk mengerjakan sesuatu
bagi dirinya sendiri
d. Perbuatan Curang
Melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan
negara serta dengan sengaja membiarkan perbuatan curang.
3. Definisi Gratifikasi :
Gratifikasi adalah pemberian yang diberikan atas diperolehnya suatu bantuan atau keuntungan
Menurut UU No. 20 Thn 2001 tentang Perubahan UU No 31 Thn 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Gratifikasi adalah pemberian yang kaitan dengan hubungan kerja atau kedinasan dan/atau semata-mata
karena keterkaitan dengan jabatan atau kedudukan apparat negara dengan si pemberi meliputi pemberian
uang, barang, rabatatau diskon, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya
Bentuk Gratifikasi :
a. Gratifikasi positif : pemberian hadiah dilakukan dengan niat yang tulus dari seseorang kepada orang lain tanpa
pamrih artinya pemberian dalam bentuk “tanda kasih” tanpa mengharapkan balasan apapun.
b. Gratifikasi negatif : pemberian hadiah dilakukan dengan tujuan pamrih, pemberian jenis ini yang telah
membudaya dikalangan birokrat maupun pengusaha karena adanya interaksi kepentingan
4. Faktor Penyebab Korupsi :
1. Faktor internal
Dalam faktor ini terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku
misalnya pola hidup konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku
korupsi merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri
b. Aspek Sosial
Karena dorongan keluarga. Lingkungan keluarga kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan
mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah
memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.
2. Faktor Ekternal
Faktor di luar diri pelaku dimana bisa dilacak dari aspek ekonomi, politis, managemen dan organisasi, hukum dan sosial
a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
Sikap masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak korupsi terjadi karena bisa ditimbulkan oleh budaya masyarakat.
b. Aspek ekonomi
Dalam rentang kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi.
Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan melakukan
korupsi
c. Aspek Politis
Instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan
d. Aspek Organisasi
Ketiadaan akuntabilitas dan transparansi
e. Aspek Hukum
Lemahnya penegakkan hukum lingkungan atau masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi
f. Aspek Sosial
Lingkungan atau masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi –4–
DAMPAK MASIF, NILAI DAN
PRINSIP ANTI KORUPSI
Runtuhnya otoritas pemerintah
Bidang Ekonomi
1. Matinya etika sosial politik
1. Lesunya pertumbuhan ekonomi & investasi 2. Tidak efektifnya peraturan dan perundang-
2. Penurunan produktivitas undangan
3. Rendahnya kualitas barang & jasa bagi publik 3. Birokrasi tidak efisien
4. Menurunnya pendapatan negara (dari sektor
pajak)
5. Meningkatnya hutang negara
Bidang Politik & Demokrasi
1. Munculnya kepemimpinan korup
2. Hilangnya kepercayaan public pada demokrasi
Bidang Sosial & Kemiskinan 3. Menguatnya plutokrasi
Masyarakat 4. Hancurnya kedaulatan rakyat
1. Mahalnya harga jasa dan pelayanan public
2. Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
3. Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin Bidang Pertahanan & Keamanan
4. Meningkatnya angka kriminalitas 1. Kerawanan hankamnas karena lemahnya
5. Solidaritas sosial semakin langka dan alutsista dan SDM
demoralisasi 2. Lemahnya garis batas negara
3. Menguatnya sisi kekerasan dalam masyarakat
Bidang Penegakan Hukum Bidang Lingkungan
Kenapa korupsi bisa terjadi? Nilai Anti Korupsi
Pada dasarnya korupsi terjadi karena 1. Kejujuran, 6. Kerja keras,
2. Kepedulian, 7. Sederhana,
adanya : 3. Kemandirian,
- faktor internal (niat), dan 4. Kedisiplinan, 8. Keberanian, dan
- faktor eksternal (kesempatan). 5. Tanggung 9. Keadilan.
jawab,
1 2 3 4 5
• 1. Melawan hukum untuk memperkaya diri dan dapat merugikan keuangan Negara
• 2. Menyalahgunakan kewenangan untuk kepentingan diri sendiri dan dapat merugikan keuangan Negara
• 3. Menyuap pegawai negeri
• 4. Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya
• 5. Pegawai negeri menerima suap
• 6. Pegawai negeri menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatannya
• 7. Menyuap hakim
• 8. Menyuap advokat
• 9. Hakim dan advokat menerima suap
• 10. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan
• 11. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi
• 12. Pegawai negeri merusakkan bukti
• 13. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti
• 14. Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti
• 15. Pegawai negeri memeras
• 16. Pegawai negeri memeras pegawai yang lain
• 17. Pemborong berbuat curang
• 18. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang
• 19. Rekanan TNI/Polri berbuat curang
• 20. Pengawas rekanan TNI/Polri membiarkan perbuatan curang
• 21. Penerima barang TNI/Polri membiarkan perbuatan curang
• 22. Pegawai negeri menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain
• 23. Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yang diurusnya
• 24. Pegawai negeri menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK
• 25. Merintangi proses pemeriksaan
• 26. Tersangka tidak memberikan keterangan mengenai kekayaannya
• 27. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka
• 28. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu
• 29. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan / memberi keterangan palsu
• 30. Saksi yang membuka identitas pelapor
Peran Mahasiswa dalam pencegahan
Korupsi
❖Peran Strategis Mahasiswa Sepanjang perjalanan
sejarah bangsa Indonesia, setiap momen penting
dikawal oleh gerakan mahasiswa.
❖Mahasiswa sebagai peserta didik dengan tingkat
intelektual, daya kritis, dan etika paling tinggi dari
kelompok pembelajar di bawahnya secara riil
berperan sebagai agen perubahan (agent of
change).
❖Fakta bahwa dampak korupsi demikian masif
merusak kehidupan negara-bangsa, tidak bisa
dibiarkan. Mahasiswa sebagai agen perubahan
diharapkan mampu membersihkan nama Indonesia
dari tindakan korupsi dengan cara menjaga
integritas diri dan menghindari perilaku koruptif.
• Mengenal Perilaku
Koruptif. Kapan
suatu perbuatan
disebut koruptif?
• Mengingkari
integritas
• Melanggar hukum
(kesepakatan,
aturan, undang-
undang)
• Merugikan pihak
lain (orang lain,
lingkungan, sistem)