Anda di halaman 1dari 28

TIM PENGAMPU MATAKULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
Tujuan Matakuliah Anti-Korupsi

✓ Matakuliah ini lebih menekankan pada pembangunan


karakter antikorupsi (anti-corruption character building)
pada diri individu mahasiswa.

✓ Tujuan dari matakuliah Anti-korupsi adalah membentuk


kepribadian anti-korupsi pada diri pribadi mahasiswa
serta membangun semangat dan kompetensinya sebagai
agent of change bagi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi
Mengapa Memberikan
Pendidikan Anti-Korupsi? ??
Disinilah perhatian terhadap pentingnya pendekatan budaya (cultural approach) mulai
menguat. Pendidikan formal maupun non formal akhirnya menjadi
pilihan. Secara umum, pendidikan ditujukan untuk membangun kembali pemahaman
yang benar dari masyarakat mengenai korupsi, meningkatkan kesadaran (awareness)
terhadap segala potensi tindak koruptif yang terjadi, tidak melakukan tindak korupsi
sekecil apapun, dan berani menentang tindak korupsi yang terjadi.

Karena di Indonesia, meskipun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan aparat pemerintah
sudah berhasil menuntaskan berbagai kasus korupsi besar, berbagai instansi sudah
melakukan upaya hukum dan lingkungan kerja yang lebih berintegritas, kenyataannya
masih saja banyak terjadi kasus-kasus korupsi, karena sesungguhnya korupsi besar berasal
dari korupsi kecil.
❑ Idealnya perilaku anti-korupsi mahasiswa yang disasar adalah
konsistensi anti-korupsi ditengah realitas lingkungan
eksternal yang masih sangat korup.

❑ Konsistensi ini diharapkan selanjutnya meningkat menjadi


keberanian mahasiswa menjadi garda depan dalam
mengajak masyarakat untuk melakukan zero-tolerance
terhadap tindak korupsi.
1. Definisi Korupsi :

Di ambil dari bahasa Latin “Corruptio” atau “Corruptus”, dari Bahasa inggis “Corrupt”, dari Bahasa Perancis
“Corruption” dan dari Bahasa Belanda “Corruptie”.

Korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi
menyangkut sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur
pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan
penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.

Menurut (Wojowasito dan Poerwadarminta, 1978) korupsi adalah kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak
bermoral, kebejatan dan ketidakjujuran

Menurut (Poerwadarminta, 1976) korupsi adalah kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan dan
ketidakjujuran

Menurut (Muhammad Ali, 1998) korupsi adalah perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok,
dan sebagainya memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri
2. Bentuk-Bentuk Korupsi :

a. Suap Menyuap
Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada apparat negara (ASN, TNI, POLRI) dengan maksud supaya berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya

b. Penggelapan dalam Jabatan


Menggelapkan uang atau surat berharga, memalsukan buku atau daftar khusus untuk pemeriksaan adminstrasi ,
menghilangkan dan merusak akta , surat, dan daftar karena jabatannya

c. Pemerasan
Menyalahgunakan kekuasaannya dengan maksud menguntungkan diri sendiri dengan memaksa seseorang
memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan atau untuk mengerjakan sesuatu
bagi dirinya sendiri
d. Perbuatan Curang
Melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan
negara serta dengan sengaja membiarkan perbuatan curang.
3. Definisi Gratifikasi :

Gratifikasi adalah pemberian yang diberikan atas diperolehnya suatu bantuan atau keuntungan
Menurut UU No. 20 Thn 2001 tentang Perubahan UU No 31 Thn 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Gratifikasi adalah pemberian yang kaitan dengan hubungan kerja atau kedinasan dan/atau semata-mata
karena keterkaitan dengan jabatan atau kedudukan apparat negara dengan si pemberi meliputi pemberian
uang, barang, rabatatau diskon, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya

Bentuk Gratifikasi :

a. Gratifikasi positif : pemberian hadiah dilakukan dengan niat yang tulus dari seseorang kepada orang lain tanpa
pamrih artinya pemberian dalam bentuk “tanda kasih” tanpa mengharapkan balasan apapun.
b. Gratifikasi negatif : pemberian hadiah dilakukan dengan tujuan pamrih, pemberian jenis ini yang telah
membudaya dikalangan birokrat maupun pengusaha karena adanya interaksi kepentingan
4. Faktor Penyebab Korupsi :

1. Faktor internal
Dalam faktor ini terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku
misalnya pola hidup konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku
korupsi merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri

a. Aspek Perilaku Individu

• Sifat tamak/rakus manusia.


• Moral yang kurang kuat
• Gaya Hidup yang konsumtif

b. Aspek Sosial
Karena dorongan keluarga. Lingkungan keluarga kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan
mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah
memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.
2. Faktor Ekternal
Faktor di luar diri pelaku dimana bisa dilacak dari aspek ekonomi, politis, managemen dan organisasi, hukum dan sosial
a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
Sikap masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak korupsi terjadi karena bisa ditimbulkan oleh budaya masyarakat.
b. Aspek ekonomi
Dalam rentang kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi.
Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan melakukan
korupsi
c. Aspek Politis
Instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan
d. Aspek Organisasi
Ketiadaan akuntabilitas dan transparansi
e. Aspek Hukum
Lemahnya penegakkan hukum lingkungan atau masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi
f. Aspek Sosial
Lingkungan atau masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi –4–
DAMPAK MASIF, NILAI DAN
PRINSIP ANTI KORUPSI
Runtuhnya otoritas pemerintah
Bidang Ekonomi
1. Matinya etika sosial politik
1. Lesunya pertumbuhan ekonomi & investasi 2. Tidak efektifnya peraturan dan perundang-
2. Penurunan produktivitas undangan
3. Rendahnya kualitas barang & jasa bagi publik 3. Birokrasi tidak efisien
4. Menurunnya pendapatan negara (dari sektor
pajak)
5. Meningkatnya hutang negara
Bidang Politik & Demokrasi
1. Munculnya kepemimpinan korup
2. Hilangnya kepercayaan public pada demokrasi
Bidang Sosial & Kemiskinan 3. Menguatnya plutokrasi
Masyarakat 4. Hancurnya kedaulatan rakyat
1. Mahalnya harga jasa dan pelayanan public
2. Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
3. Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin Bidang Pertahanan & Keamanan
4. Meningkatnya angka kriminalitas 1. Kerawanan hankamnas karena lemahnya
5. Solidaritas sosial semakin langka dan alutsista dan SDM
demoralisasi 2. Lemahnya garis batas negara
3. Menguatnya sisi kekerasan dalam masyarakat
Bidang Penegakan Hukum Bidang Lingkungan
Kenapa korupsi bisa terjadi? Nilai Anti Korupsi
Pada dasarnya korupsi terjadi karena 1. Kejujuran, 6. Kerja keras,
2. Kepedulian, 7. Sederhana,
adanya : 3. Kemandirian,
- faktor internal (niat), dan 4. Kedisiplinan, 8. Keberanian, dan
- faktor eksternal (kesempatan). 5. Tanggung 9. Keadilan.
jawab,

Niat lebih terkait dengan faktor


individu yang meliputi perilaku dan
nilai-nilai yang dianut, sedangkan Prinsip Anti Korupsi
kesempatan terkait dengan sistem 1.Akuntabilitas
yang berlaku. 2.Transparansi
3.Kewajaran
Upaya pencegahan korupsi dapat 4.Kebijakan
dimulai dengan menanamkan nilai- 5.Kontrol kebijakan
nilai anti korupsi pada semua
individu.
Contoh penerapan prinsip anti korupsi oleh mahasiswa

1 2 3 4 5

AKUNTABILITAS TRANSPARANSI KEWAJARAN KEBIJAKAN KONTROL


Program-program Program kegiatan Dalam penyusunan Dalam membuat KEBIJAKAN
kegiatan kemahasiswaan anggaran program kebijakan atau aturan Melakukan control
kemahasiswaan dan laporan kegiatan main tentang pada kegiatan
harus dibuat kegiatannya harus kemahasiswaan kegiatan kemahasiswaan,
dengan dapat diakses oleh harus dilakukan kemahasiswaan mulai dari
mengindahkan seluruh mahasiswa. secara wajar. harus mengindahkan penyusunan
aturan yang berlaku Demikian pula dalam seluruh aturan dan program kegiatan,
di kampus dan menyusun Laporan ketentuan yang pelaksanaan
dijalankan sesuai pertanggung- berlaku di kampus. program kegiatan,
dengan aturan. jawaban, harus sampai
disusun dengan dengan pelaporan.
penuh tanggung
jawab.
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DAN
GERAKAN, KERJASAMA DAN INSTRUMEN
INTERNASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI
Tindakan korupsi tidak terlepas dari pengaruh faktor Carolien Kelin Haarhuis merumuskan empat tipe kebijakan
internal dan eksternal. Setiap kasus memiliki pemicunya yang dapat diterapkan untuk memberantas korupsi, yakni:
masing-masing. Berangkat dari hal tersebut, menurut 1. Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap
Fijnaut dan Roberts (2002), tidak ada solusi yang universal kekuasaan negara, terutama dari pejabat publik. Misalnya,
dalam pemberantasan korupsi. Diperlukan identifikasi yang dengan melakukan deregulasi ekonomi, reformasi pajak,
mendalam mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam dan monopoli negara
kasus korupsi agar bentuk Upaya pemberantasan korupsi 2. Melakukan reformasi hukum dan peradilan;
yang efektif dapat terwujud. 3. Menciptakan sistem pelayanan publik yang baik; dan
4. Mewujudkan pemerintahan yang transparan dan
akuntabel.
Upaya pemberantasan KORUPSI
1. Pendekatan Penal yang bersifat REPRESIF
Pendekatan penal merupakan strategi penanganan melalui jalur hukum,
seperti pembentukan lembaga antikorupsi dan instrumen hukum.

2. Pendekatan Nonpenal yang bersifat PREFENTIF


Pendekatan nonpenal merupakan strategi penanganan berupa pencegahan
melalui jalur nonhukum, seperti upaya perbaikan sistem di sektor publik
dan seminar atau lokakarya antikorupsi bagi masyarakat luas.
CONTOH PENERAPAN KEBIJAKAN PENDEKATAN PENAL
DAN NONPENAL
GERAKAN, KERJASAMA DAN INTERNASIONAL PENCEGAHAN
KORUPSI
1. GERAKAN ORGANISASI INTERNASIONAL
• Perserikatan Bangsa-Bangsa (United National)
• Bank Dunia (World Bank)
• OECD (Organization For Economic Co-Operation And Development)
• Masyarakat Uni Eropa

2. GERAKAN LEMBAGA SWADAYA INTERNASIONAL (International NGOs)


• Transparency International
• TIRI
3. Instrumen internasional pencegahan korupsi
• United Nations Convention Against Corruption (
UNCAC )
• Masalah Pencegahan Kriminalisasi
• Kerjasama Internasional Pengembalian Aset
Korupsi
Tindak pidana korupsi dan Peran
Mahasiswa dalam pencegahan Korupsi
Konsep Korupsi Menurut Hukum
Definisi korupsi telah dijelaskan dalam 13 pasal yang terkandung dalam UndangUndang No. 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 20
Tahun 2001 (UU Tipikor). Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan ke dalam 30 bentuk tindak
pidana korupsi. Namun, pada dasarnya ke-30 bentuk tindak pidana korupsi tersebut dapat dibedakan
menjadi 7 kelompok, yaitu:
1. Korupsi yang terkait dengan Kerugian Keuangan Negara;
2. Korupsi yang terkait dengan Suap Menyuap;
3. Korupsi yang terkait dengan Penggelapan dalam Jabatan;
4. Korupsi yang terkait dengan Pemerasan;
5. Korupsi yang terkait dengan Perbuatan Curang;
6. Korupsi yang terkait dengan Benturan Kepentingan dalam Pengadaan; dan
7. Korupsi yang terkait dengan Gratifikasi
Bentuk/jenis tindak pidana korupsi dan tindak pidana yang berkaitan dengan korupsi
berdasarkan UU Tindak Pidana Korupsi dapat dikelompokkan :

• 1. Melawan hukum untuk memperkaya diri dan dapat merugikan keuangan Negara
• 2. Menyalahgunakan kewenangan untuk kepentingan diri sendiri dan dapat merugikan keuangan Negara
• 3. Menyuap pegawai negeri
• 4. Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya
• 5. Pegawai negeri menerima suap
• 6. Pegawai negeri menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatannya
• 7. Menyuap hakim
• 8. Menyuap advokat
• 9. Hakim dan advokat menerima suap
• 10. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan
• 11. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi
• 12. Pegawai negeri merusakkan bukti
• 13. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti
• 14. Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti
• 15. Pegawai negeri memeras
• 16. Pegawai negeri memeras pegawai yang lain
• 17. Pemborong berbuat curang
• 18. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang
• 19. Rekanan TNI/Polri berbuat curang
• 20. Pengawas rekanan TNI/Polri membiarkan perbuatan curang
• 21. Penerima barang TNI/Polri membiarkan perbuatan curang
• 22. Pegawai negeri menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain
• 23. Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yang diurusnya
• 24. Pegawai negeri menerima gratifikasi dan tidak lapor KPK
• 25. Merintangi proses pemeriksaan
• 26. Tersangka tidak memberikan keterangan mengenai kekayaannya
• 27. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka
• 28. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu
• 29. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan / memberi keterangan palsu
• 30. Saksi yang membuka identitas pelapor
Peran Mahasiswa dalam pencegahan
Korupsi
❖Peran Strategis Mahasiswa Sepanjang perjalanan
sejarah bangsa Indonesia, setiap momen penting
dikawal oleh gerakan mahasiswa.
❖Mahasiswa sebagai peserta didik dengan tingkat
intelektual, daya kritis, dan etika paling tinggi dari
kelompok pembelajar di bawahnya secara riil
berperan sebagai agen perubahan (agent of
change).
❖Fakta bahwa dampak korupsi demikian masif
merusak kehidupan negara-bangsa, tidak bisa
dibiarkan. Mahasiswa sebagai agen perubahan
diharapkan mampu membersihkan nama Indonesia
dari tindakan korupsi dengan cara menjaga
integritas diri dan menghindari perilaku koruptif.
• Mengenal Perilaku
Koruptif. Kapan
suatu perbuatan
disebut koruptif?
• Mengingkari
integritas
• Melanggar hukum
(kesepakatan,
aturan, undang-
undang)
• Merugikan pihak
lain (orang lain,
lingkungan, sistem)

Anda mungkin juga menyukai