Anda di halaman 1dari 14

Tugas

MATA KULIAH ANTI KORUPSI

Disusun oleh

Aswanti

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA
TAHUN AJARAN 2023/2024
Simpulkan Video
A. Kesimpulan video pertama
 Pengertian korupsi secara etimologi, korupsi berasal dari bahasa latin
yaitu”corruption”atau”corruptus” yang berarti sesuatu yang rusak, busuk,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok, sehingga bias disimpulkan bahwa arti
korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
 Unsure –unsur korupsi yaitu
1. Perbuatan melawan hokum
2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
3. Memperkaya diri sendiri, orang lain,atau korparasi,
4. Merugikan keuangan Negara dan perekonomian Negara.
 Jenis – jenis korupsi
a. Penyuapan (bribery)
b. Penggelapan (embezzlement)
c. Kecurangan (Fraud)
d. Pemerasan (Extartion)
e. Favortisme ( Favoritism)
 Cara mengatasi korupsi
1. Membangun supermasi hokum yang kuat
2. Ekstensi para aktifis
3. Menciptakan pensisikan anti korupsi
4. Membangun pendidikan moral
5. Pembekalan pendidikan religi yang intensif

B. Kesimpulan video Kedua


 Ada 3 strategi dalam pendidikian anti korupsi perguruan tinggi yaitu :
a. Penindakan/penegakan hokum
b. Perbaikan system
c. Pendidikan anti korupsi
 5 tahapan Implementasi PAK
a. Advokasi & regulasi, peraturan pendidikan anti korupsi
b. Pengembangan materi & Kurikulum
c. Sosialisasi & capacity Building
d. Monitoring & evaluasi
e. Pendampingan & asistensi
 Prinsip –prinsip integritas akademik
a. Kefalsafahan: menjunjung hakikat, filsafat dan spiritualitas keilmuan
b. Kejujuran ; berkata, berfikir, dan bertindak tanpa kebihongan, atau manipulasi
c. Kebenaran ; berupaya berperilaku objektif sesuai dengan metode ilmiah, dan
mengakui serta mnegkoreksi dengan segera jika terdapat kesalahan
d. Keadilan ; menepatkan sesuatu sesuai dengan proporsinya, termasuk dalam
penerapan integritas akademik
e. Keragaman ; menghargai kebhinekaan, baik berdasarkan geografis, kultur, hingga
social-ekonomi, serta menghindari tindakan dan konflik kepentingan
f. Kepedulian ; Turut berpartisipasi membentuk lingkungan bersama yang integritas
C. Kesimpulan video Ketiga
 Faktor Penyebab AntiKorupsi
1. Factor internal
a. Sifat Tamat, sifat dalam diri manusia yag menginginkan sesuatu melebihi
kebutuhannya dan selalu merasa kurang.
b. Gaya hidup konsumtif, perilaku manusia yg selalu ingin memenuhi
kebutuhan yang tidak terlalu penting sehingga tidak bias menyeimbangkan
pendapatan dengan pengeluarannya, misalnya hedonism
2. Factor eksternal
a. Factor ekonomi
b. Factor politik
c. Factor organisasi
d. Factor Hukum
D. Kesimpulan video Keempat, Melahirkan Generasi Muda AntiKorupsi
 Tujuan akhir pemberantasan korupsi
a. Menurunnya tingkat korupsi
b. Meningkatnya efektifitas pencegahan dan pemberantasan korupsi
c. Terbangunnya suatu peradaban baru yang berintegritas
 Tujuan pendidikan anti korupsi
a. Membangun karakter antikorupsi dengan cara
 Menanamkan nilai-nilai natikoropsi
 Memberikan pengetahuan tentang korupsi dan pemberantasannya terdapat
100 juta peserta didik ( 5 juta mahasiswa)
b. Tujuan : membangun karakter antikorupsi
 Mencegah orang lain untuk korupsi
 Mencegah diri sendiri untuk korupsi
 Mampu mengenali dan memahami korupsi dan antikorupsi.
c. Nilai-nilai Antikorupsi meliputi : jujur, adil, peduli, mandiri, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, dan berani.
Integritas antikorupsi dibangun dari nilai – nilai antikorupsi :
1. Perlu contoh keteladanan
2. Bisa diajarkan
3. Bisa dilatihkan
4. Bias dibiasakan pada akhirnya bias menjadi karakter.

E. Kesimpulan Video KeLima : Mengapa Korupsi Harus Dilawan


 Korupsi adalah kejahatan luar biasa, berdampak buruk pada semua sendi kehidupan,
harus dilawan dengan upaya luar biasa
 Dampak korupsi yaitu sebagai berikut :
1. Dampak terhadap ekonomi
2. Dampak terhadap social dan kemiskinan
3. Dampak terhadap birokrasi pemerintahan
4. Dampak terhadap politik dan demokrasi
5. Dampak terhadap penegak hokum
6. Dampak terhadap hankam
7. Dampak terhadap lingkungan
8. Dampak terhadap budaya & religiositas
F. Kesimpulan Video KeEnam : 6 Strategi Pemberantasan Korupsi
 Trisula Pemberantasan Korupsi meliputi
a. Represif : takut melakukan korupsi
b. Perbaikan Sistem : Tidak bias melakukan korupsi
c. Edukasi : tidak mau melakukan korupsi
Penangkapan koruptor sudah banyak dilakukan, namun tidak ada efek jera. Tingkat korupsi
masih tinggi. Upaya penindakan hokum saja tidak cukup, perlu dibarengi dengan upaya
lain
 Strategi pemberantasan korupsi
Tidak ada 1 konsep tunggal yang bias diterapakn dalam pemberantasan korupsi, oleh sebab
itu setiap Negara, organisasi harus mencari sendiri solusinya dengan cara yang paling
sesuai.
 Top Down : harus ada kemauan yang kuat dari pemerintah (eksekutif) termasuk legislative
dan yudikatif untuk menjalankan antikorupsi sebaik-baiknya
 Bottom Up : masyarakat harus diedukasi dengan baik dan diajak untuk terlibat dalam
upaya pemberantasan korupsi dan kemampuan

G. Kesimpulan Video KeTujuh : peran masyarakat dalam pemberantasan korupsi


 Keterlibatan seluruh elemen masyarakat, trisula pemberantasan korupsi : Harus didukung
oleh keterlibatan masyarakat, keterlibatan masyarakat secara individu atau secara
berkelompok
H. Kesimpulan Video KeDelapan : Peran Mahasiswa dalam pemberantaasan korupsi
 Mahasiswa Bisa berperan dlam Pemberantasan korupsi
Harus siap menyongsong masa depan dengan bekal :
a. Integrity
b. Knowledge
c. Skill
d. Empathy
e. Networking
 Integritas dibangun dari nilai – nilai anti korupsi :
1. Perlu keteladanan
2. Bias diajarkan
3. Bias dilatihkan
4. Bias dibiasakan
5. Bias dari tugas – tugas menjadi karakter
 Literasi AntiKorupsi
Pengetahuan antikorupsi yang sebaiknya dikuasai mahasiswa. Agar dapat berperan serta
lebih baik dalam upaya pemberantasan korupsi :
1. Korupsi, penyebab, dampak
2. Peta besar korupsi
3. Nilai dan prinsip antikorupsi
4. Tipikor
5. Upaya pemberantasan korupsi
6. State Capture Corruption
7. Biaya Sosial Korupsi
 Mahasiswa bias berperan di tingkat keluarga, komunitas, kampus, local, dan nasional.
Sosialisasi antikoripsi, kampanya antikorupsi, kajian antikorupsi, budaya antikorupsi,
medsos antikorupsi, perbaikan system, dll.
1) Pendidikan Anti Korupsi Pengertian, Jenis, dan Bentuk Korupsi
 Apa pengertian dari pendidikan anti korupsi?
Jawab :
Pendidikan antikorupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan mengurangi
korupsi berupa keseluruhan upaya untuk mendorong generasi mendatang untuk
mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap bentuk korupsi.
 Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis korupsi yang ada.
Jawab;
Berdasarkan pasal, korupsi dirumuskan ke dalam 30 bentuk atau jenis tindak pidana
korupsi. Pasal-pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang
bisa dikenakan pidana penjara karena korupsi. Namun, hanya ada 7 jenis korupsi yang
paling sering terjadi atau umum dilakukan yaitu ;
1. Korupsi Terkait dengan Kerugian Keuangan Negara

Merugikan keuangan negara merupakan satu dari 7 jenis korupsi yang umum terjadi.
Jenis perbuatan yang merugikan negara ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu mencari
keuntungan dengan cara melawan hukum dan merugikan negara serta menyalahgunakan
jabatan untuk mencari keuntungan dan merugikan negara.

Syaratnya harus ada keuangan negara yang masih diberikan. Biasanya dalam bentuk
tender, pemberian barang, atau pembayaran pajak sekian yang dibayar sekian. Kalau ada
yang bergerak di sektor industri alam kehutanan atau pertambangan, itu mereka ada
policy tax juga agar mereka menyetorkan sekali pajak, semua itu kalau terjadi curang
nanti bisa masuk ke konteks ini (kerugian negara).

2. Korupsi terkait dengan suap menyuap.

Suap-Menyuap merupakan satu dari 7 jenis korupsi lainnya. Suap-menyuap merupakan


tindakan pemberian uang atau menerima uang atau hadiah yang dilakukan oleh pejabat
pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajibannya sebagimana perbedaan hukum formil dn materiil.

Contoh dari kasus korupsi suap-menyuap seperti menyuap pegawai negeri yang karena
jabatannya bisa menguntungkan orang yang memberikan suap, menyuap hakim,
pengacara, atau advokat. Korupsi jenis ini telah diatur dalam UU PTPK.

3. Korupsi Terkait dengan Penggelapan dalam Jabatan

Penggelapan dalam jabatan termasuk ke dalam kategori yang sering dimaksud sebagai
penyalahgunaan jabatan, yakni tindakan seorang pejabat pemerintah dengan kekuasaaan
yang dimilikinya melakukan penggelapan laporan keuangan, menghilangkan barang
bukti atau membiarkan orang lain menghancurkan barang bukti yang bertujuan untuk
menguntungkan diri sendiri dengan jalan merugikan negara.

4. Korupsi Terkait dengan Perbuatan Pemerasan

Pemerasan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara
negara untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau
dengan menyalahgunakan kekuasaaannya dengan memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.

Berdasarkan definisi dan dasar hukumnya, pemerasan dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1.
Pemerasan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah kepada orang lain atau kepada
masyarakat. Pemerasan ini dapat dibagi lagi menjadi 2 (dua) bagian berdasarkan dasar
hukum dan definisinya yaitu:

- Pemerasan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah karena mempunyai kekuasaan dan
dengan kekuasaannya itu memaksa orang lain untuk memberi atau melakukan sesuatu
yang menguntungkan dirinya. Hal ini sesuai dengan Pasal 12 huruf e UU PTPK.

Pemerasan yang dilakukan oleh pegawai negeri kepada seseorang atau masyarakat
dengan alasan uang atau pemberian ilegal itu adalah bagian dari peraturan atau haknya
padahal kenyataannya tidak demikian. Pasal yang mengatur tentang kasus ini adalah
Pasal 12 huruf e UU PTPK.

2. Pemerasan yang di lakukan oleh pegawai negeri kepada pegawai negeri yang lain.
Korupsi jenis ini di atur dalam Pasal 12 UU PTPK.

5. Korupsi terkait dengan perbuatan curang.

Perbuatan curang yang dimaksud dalam jenis korupsi ini biasanya dilakukan oleh
pemborong, pengawas proyek, rekanan TNI/Polri, pengawas rekanan TNI/Polri, yang
melakukan kecurangan dalam pengadaan atau pemberian barang yang mengakibatkan
kerugian bagi orang lain atau terhadap keuangan negara atau yang dapat membahayakan
keselamatan negara pada saat perang. Selain itu pegawai negeri yang menyerobot tanah
negara yang mendatangkan kerugian bagi orang lain juga termasuk dalam jenis korupsi
ini.

6. Korupsi terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan.

Pengadaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghadirkan barang atau jasa
yang dibutuhkan oleh suatu instansi atau perusahaan. Orang atau badan yang ditunjuk
untuk pengadaan barang atau jasa ini dipilih setelah melalui proses seleksi yang disebut
dengan tender.

Pada dasarnya, proses tender harus berjalan dengan bersih dan jujur. Instansi atau
kontraktor yang rapornya paling bagus dan penawaran biayanya paling kompetitif, maka
instansi atau kontraktor tersebut yang akan ditunjuk dan menjaga, pihak yang menyeleksi
tidak boleh ikut sebagai peserta.

Kalau ada instansi yang bertindak sebagai penyeleksi sekaligus sebagai peserta tender
maka itu dapat dikategorikan sebagai korupsi. Hal ini telah diatur dalam Pasal 12 huruf i
UU PTPK.

7. Korupsi terkait dengan gratifikasi

Gratifikasi termasuk ke dalam 7 jenis korupsi. Jenis korupsi ini merupakan pemberian
hadiah yang diterima oleh pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara dan tidak
dilaporkan kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak diterimanya gratifikasi.

Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon, pinjaman tanpa bunga, tiket pesawat,
liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-fasilitas lainnya. Jenis korupsi ini diatur dalam
Pasal 12B UU PTPK dan Pasal 12C UU PTPK, yang menentukan:

“Pegawai Negeri atau penyelenggara Negara yang menerima hadiah, padahal diketahui
atau patut di dugabahwa hadiah, tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena
telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan
dengan jabatannya.”

 Bagaimana pendidikan anti korupsi dapat memitigasi risiko terjadinya


korupsi?
Jawab ;

Mengingat semakin beratnya tugas KPK yang saat ini sedang ada pada zona
terpuruk dan besarnya akibat yang disebabkan oleh kasus korupsi tersebut, maka
diperlukan suatu sistem yang mampu menyadarkan semua elemen bangsa untuk
sama-sama bergerak memberantas korupsi yang juga harus didukung penuh oleh
semua pihak dalam jajaran pemerintah. Cara yang paling efektif adalah melalui
media pendidikan. Diperlukan sebuah sistem pendidikan antikorupsi yang berisi
tentang sosialisasi bentuk-bentuk korupsi, cara pencegahan dan pelaporan serta
pengawasan terhadap tindak pidana korupsi. Pendidikan seperti ini harus ditanamkan
secara terpadu mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Pendidikan antikorupsi ini sangat penting bagi perkembangan psikologis siswa. Pola
pendidikan yang sistematik akan mampu membuat siswa mengenal lebih dini hal-hal
yang berkenaan dengan korupsi temasuk sanksi yang akan diterima jika melakukan
korupsi. Dengan begitu, akan tercipta generasi yang sadar dan memahami bahaya
korupsi, bentuk-bentuk korupsi dan tahu akan sanksi yang akan diterima jika
melakukan korupsi. Sehingga, masyarakat akan mengawasi setiap tindak korupsi
yang terjadi dan secara bersama memberikan sanksi moral bagi koruptor.
Pendidikan antikorupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan mengurangi
korupsi berupa keseluruhan upaya untuk mendorong generasi mendatang untuk
mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap bentuk korupsi.
Mentalitas antikorupsi ini akan terwujud jika kita secara sadar membina kemampuan
generasi mendatang untuk mampu mengidentifkasi berbagai kelemahan dari sistem
nilai yang mereka warisi dan memperbaharui sistem nilai warisan dengan situasi-
situasi yang baru.

Pendidikan antikorupsi melalui jalur pendidikan lebih efektif, karena pendidikan


merupakan proses perubahan sikap mental yang terjadi pada diri seseorang, dan
melalui jalur ini lebih tersistem serta mudah terukur, yaitu perubahan perilaku
antikorupsi. Perubahan dari sikap membiarkan dan memaafkan para koruptor ke
sikap menolak secara tegas tindakan korupsi, tidak pernah terjadi jika kita tidak
secara sadar membina kemampuan generasi mendatang untuk memperbaharui
sistem nilai yang diwarisi untuk menolak korupsi sesuai dengan tuntutan yang
muncul dalam setiap tahap pernjalanan bangsa kita.

2) Infografik Pendidikan Antikorupsi di Perguruan Tinggi:


 Apa saja komponen yang sebaiknya dimasukkan dalam info grafik pendidikan
antikorupsi di perguruan tinggi?
Jawab ;
perguruan tinggi memiliki peran yang sangat vital dalam membangun generasi anti korupsi.
Peran tersebut diantaranya Perguruan Tinggi Sebagai Agen Perubahan, Perguruan Tinggi
sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perguruan Tinggi sebagai Moral Force
Pemberantasan Korupsi.
 Bagaimana info grafik dapat menjadi alat efektif untuk menyampaikan
informasi tentang pendidikan antikorupsi?
Jawab ;
Sebab info grafik dapat bermanfaat bagi pendidikan anti korupsi sebagai media
informasi atau penyuluhan terhadap pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa dan
masyarakat
3) Faktor Penyebab Korupsi:
 Identifikasi dan jelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi penyebab
terjadinya korupsi.
Jawab ;
Faktor-faktor penyebab korupsi adalah keserakahan (greed), kesempatan
(Opportunity), kebutuhan (Needs), dan pengungkapan (Expose). Keserakahan
berpotensi dimiliki setiap orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi.
 Bagaimana pemahaman terhadap factor penyebab korupsi dapat membantu
dalam pencegahan?
Jawab ;
Ketika pemahaman perilaku materialistic dan komsumtif masyarakat serta system
politik yang menduniakan materi maka situasi tersebut dapat memaksa terjadinya
permainan uang. Korupsi akan terus berlangsung selama masih terdapat kesalahan
tentang cara memandang kekayaan semakin besar pula kemungkinan orang
melakukan kesalahan dalam mengakses kekayaan. Jangan pernah serakah, harus
jujur dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
4) Melahirkan Generasi Muda Antikorupsi:
 Apa peran utama pendidikan dalam membentuk generasi muda yang anti
korupsi?
Jawab ;
Pern utama pendidikan dalam membentuk generasi muda yan anti korupsi.
Korupsi juga menjadi salah satu hambatan dalam mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, pendidikan antikorupsi sejak dini
pada pelajar sangat penting untuk membangun kesadaran dan etika integritas
sejak usia dini.
 Bagaimana institusi pendidikan dapat lebih efektif dalam mengintegrasikan
nilai-nilai antikorupsi dalam kurikulum?
Jawab ;
Memberikan Pemahaman Nilai-Nilai Etika dan Moral: Pendidikan anti korupsi membantu
remaja memahami nilai-nilai etika dan moral yang mendasari perilaku yang benar dan
salah. Ini dapat membantu mereka membedakan antara tindakan yang bermoral dan
tindakan korup.
5) Mengapa Korupsi Harus Dilawan:
 Jelaskan dampak sosial dan ekonomi apa saja yang dihasilkan dari tindakan
korupsi.
Jawab ;
Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, menurunnya
investasi, meningkatnya kemiskinan, serta meningkatnya ketimpangan pendapatan. Bahkan
korupsi juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara.
Alur korupsi yang terus menerus akan semakin memunculkan kemiskinan
masyarakat. Korupsi akan membuat masyarakat miskin semakin menderita, dengan
mahalnya harga pelayanan publik dan kesehatan. Pendidikan yang buruk
akibat korupsi juga tidak akan mampu membawa masyarakat miskin lepas dari
jerat korupsi.
 Mengapa penting bagi masyarakat untuk bersama-sama melawan korupsi?
Jawab ;
Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi diwujudkan dalam bentuk antara lain mencari, memperoleh, memberikan
data atau informasi tentang tindak pidana korupsi dan hak menyampaikan saran dan
pendapat secara bertanggungjawab terhadap pencegahan dan pemberantasan tindak pidana.
peran aktif masyarakat untuk ikut serta mewujudkan Penyelenggara Negara yang bersih
dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang dilaksankaan dengan menaati norma
hukum, moral, dan sosial yang berlaku dalam masyarakat.
6) Strategi Pemberantasan Korupsi:
 Sebutkan dan jelaskan beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
pemberantasan korupsi.
Jawab ;
1. Strategi represif adalah strategi oenindakan tindak pidana korupsi di mana seseorang
diadukan, diselidiki, dituntut, dan dieksekusi berdasarkan saksi-saksi dan alat bukti
yang kuat.
2. Strategi perbaikan sistem dilakukan untuk mengurangi potensi korupsi. Caranya
dengan kajian sistem, penataan layanan publik melalui koordinasi/supervisi
pencegahan serta transparansi penyelenggara negara, seperti monitoring dan evaluasi.
3. Strategi edukasi dan kampanye merupakan bagian dari upaya pencegahan yang
memiliki peran strategis dalam pemberantasan korupsi. Melalui strategi ini akan
dibangun perilaku dan budaya antikorupsi. Edukasi dilakukan pada segenap lapisan
masyarakat sejak usia dini.
 Bagaimana penerapan strategi ini dapat mendukung upaya pemberantasan
korupsi secara efektif?
Jawab ;
Berikut upaya penberantasan korupsi:
a. Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan
penyelenggara negara.
b. Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi.
c. Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan.
d. Merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi pemberantasan tindak
pidana korupsi.
7) Peran Masyarakat Dalam Pemberantasan Korupsi:
 Apa peran masyarakat dalam mendeteksi dan melaporkan tindak korupsi?
Jawab ;
Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi diwujudkan dalam bentuk antara lain mencari, memperoleh, memberikan
data atau informasi tentang tindak pidana korupsi dan hak menyampaikan saran dan
pendapat secara bertanggungjawab terhadap pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
Masyarakat yang mendapati tindak korupsi sudah seharusnya melawan dan menentangnya.
Tidak hanya itu, mereka juga harus melaporkannya ke KPK atau aparat penegak hukum
lainnya.
 Bagaimana pemberdayaan masyarakat dapat menjadi kunci dalam upaya
pemberantasan korupsi?
Jawab ;
Dasar hukum bagi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pencegahan dan
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebenarnya sudah diatur di dalam pasal 108 ayat 1
dan ayat 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undnag Hukum
Acara Pidana (KUHP), yaitu: (1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan
atau menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan
laporan atau pengaduan kepada penyidik dan atau penyidik, baik lisan maupun tertulis; (2)
Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang
terjadinya peristiwa yang merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan hal itu kepada
penyelidik atau penyidik. Peran serta masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi tambah semakin jelas lagi berdasarkan ketentuan Undang- undang
No. 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi pada pasal 41 ayat 2 disebutkan bahwa peran serta masyarakat
dalampemberantasan Tindak Pidana Korupsi dapat diwujudkan dalam bentuk: (a) Hak
untuk mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi Tindak
Pidana Korupsi; (b) Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh dan
memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi Tindak Pidana Korupsi kepada penegak
hukum yang menangani perkara Tindak Pidana Korupsi; (c) Hak menyampaikan saran dan
pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak hukum yang menangani perkara
Tindak Pidana Korupsi; (d) Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang
laporannya yang diberikan kepada penegak hukum dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari; (e) Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal: Melaksanakan
haknya sebagaimana dimaksud dalam huruf a,b, dan c; dan diminta hadir dalam proses
penyelidikan, penyidikan dan di sidang pengadilan sebagai saksi pelapor, saksi atau saksi
ahli, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8) Peran Mahasiswa Dalam Pemberantasan Korupsi:


 Mengapa peran mahasiswa dianggap penting dalam pemberantasan korupsi?
Jawab ;
Karena Mahasiswa merupakan garda terdepan dalam memperjuangakan keadilan dan
membangun integritas serta harus siap memberantas korupsi bukan cuma dilingkungan
kampus saja, tetapi peran yang signifikan sesungguhnya ada ditengah masyarakat.

 Sebutkan tindakan konkret yang dapat diambil oleh mahasiswa untuk


berkontribusi dalam pemberantasan korupsi.
Jawab ;
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungan kampus, di
masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional.

Anda mungkin juga menyukai