NIM : 41417310024
Insinyur Elektrikal (Electrical Engineers) adalah seorang yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab terhadap pekerjaan yang berkaitan dengan Perancangan, Pembangunan
Pemeliharaan Sistem Keelektroan. Untuk menjadi Insinyur Elektrikal dibutuhkan
pengetahuan, keterampilan, sikap kerja dan Etika profesi yang harus dijunjung tinggi
dalam melaksanakan pekerjaan di bidang teknik keelektroan.
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban
berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam diri. Perilaku tersebut
tercipta melalui proses binaan di dalam keluarga, proses pendidikan, dan juga
pengalaman sehari-hari.
Pengertian lain dari disiplin adalah kesesuaian antara sikap, tingkah laku, dan perbuatan
seseorang dengan suatu peraturan yang sedang diberlakukan berdasarkan dorongan dan
kesadaran. Disiplin bukanlah sikap yang dangkal, yaitu sekedar mentaati dan mengikuti
aturan saja, melainkan sikap hati yang tulus karena memiliki tujuan yang hendak diraih..
Beberapa nilai nilai kedisiplinan yang diterapkan di lingkungan mahasiswa dan juga
sebagai masyarakat.
3. Konsekuen atas aturan yang dibuat sendiri (berkomitmen dan bertanggung jawab)
Kearifan lokal secara epistemologi terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) yang
berarti kebijaksanaan dan lokal (local) berarti setempat. Local wisdom dipahami sebagai
gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan pandangan setempat yang bersifat bijaksana,
penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Masyarakat adat sebagai pendukung warisan budaya terutama generasi tua memang
masih mempunyai keinginan atau kecenderungan untuk mempertahankan kebudayaan
dimasa lampau sedangkan sebagian besar generasi muda cenderung untuk lebih terbuka
dan siap mengadakan pembaharuan kebudayaan dengan harapan dapat membentuk
pencapaian tujuan hidup mereka. Pada perkembangan sekarang ini , generasi muda
cenderung berkesempatan untuk menentang semua hal yang telah berlaku dalam budaya
masyarakat adat, meskipun sebenarnya tidak semua nilai-nilai dalam masyarakat adat
bersifat tertutup dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Nilai-nilai yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat adat juga terkadang universal dan dapat diberlakukan di
zaman yang terus berkembang atau dengan kata lain, bahwa sebagian dari nilai-nilai
kehidupan masyarakat adat tersebut dapat terus hidup dalam era globalisasi saat ini jika
kita sebagai generasi muda dapat mempertahankannya dan juga menambahkan nilai nilai
yag menyesuaikan dengan era globalisasi saat ini sehingga dapat bersaing di dunia
internasional.
Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) atau rasuah adalah tindakan pejabat
publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan
publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang
dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini
ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.
Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan
kepentingan umum.
Seorang sosiolog Malaysia Syed Hussein Alatas secara implisit menyebutkan tiga
bentuk korupsi yaitu sogokan (bribery), pemerasan (extortion), dan nepotisme. Alatas
mendefinisikan nepotisme sebagai pengangkatan kerabat, teman, atau sekutu politik
untuk menduduki jabatan-jabatan publik, terlepas dari kemampuan yang dimilikinya
dan dampaknya bagi kemaslahatan umum (Alatas 1999:6).
Faktor-faktor secara umum yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan korupsi antara
lain yaitu :
• Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci yang mampu
memberi ilham dan mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan korupsi.
• Kurangnya pendidikan.
• Struktur pemerintahan.
• Perubahan radikal, suatu sistem nilai yang mengalami perubahan radikal, korupsi
muncul sebagai penyakit transisional.
5. Bagaimana upaya dalam pencegahan korupsi pada kasus dilingkungan sekitar saudara?
Jelaskan secara sistematis !
Langkah dalam menghambat korupsi dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah
satunya melalui kampanye anti korupsi. Kampanye dimaksudkan untuk menumbuhkan
kesadaran tentang kerugian akibat tindakan korupsi. Kesadaran inilah yang pada
gilirannya akan menjadi titik balik bagi gerakan publik dalam memberantas korupsi.
Sekurang-kurangnya ada tiga manfaat yang dapat diambil dari kegiatan kampanye anti
korupsi, yaitu:
1. Tergalang opini publik mengenai perlunya eleminasi korupsi secara sistematik dan
integratif.
2. Tergalang pula tuntutan dan tekanan dari masyarakat tentang perlunya upaya
mengeleminasi korupsi dalam birokrasi.
3. Menguat pula partisipasi masyarakat pengguna layanan publik dalam mengeleminasi
korupsi
Di samping itu, ada beberapa cara dalam pencegahan korupsi, di antaranya adalah
sebagai berikut:
c. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tang-
gung jawab yang tinggi.
d. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua.
e. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
f. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis
tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan
dibe-rikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum pidana.
a. Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia
milik Pemda NAD (2004).
b. Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melekukan
pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
c. Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI
Jakarta (2004).
c. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa
hingga ke tingkat pusat/nasional.
e. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam
setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.