PENGANTAR
PENDIDIKAN DAN BUDAYA
ANTIKORUPSI
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Mahasiswa mampu berperan penting sebagai agent of change dalam
upaya pencegahan dan membangun budaya korupsi di masyarakat
B. GAMBARAN UMUM
1. Sejak dulu gerakan mahasiswa berperan penting dalam
menentukan perjalanan bangsa Indonesia karena diyakini bahwa
sosok mahasiswa adalah mereka yang masih berjiwa bersih
karena idealisme, semangat muda, dan kemampuan intelektual
yang tinggi.
2. Dalam rangka pemberantasan korupsi sangat diharapkan
keterlibatan mahasiswa yang sifatnya tidak pada upaya
penindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak
hukum, tetapi mahasiswa berperan aktif dalam upaya
pencegahan.
3. Mahasiswa lebih difokuskan dalam hal ikut membangun budaya
antikorupsi di masyarakat (Dikti, 2011)
4. Gerakan antikorupsi adalah suatu gerakan memperbaiki perilaku
individu (manusia) dan sebuah system demi mencegah terjadinya
perilaku koruptif. Gerakan ini harus merupakan upaya bersama
seluruh komponen bangsa (Dikti, 2011). Perbaikan perilaku
manusia ini dapat dimulai dengan menanamkan nilai-nilai yang
mendukung terciptanya perilaku antikorupsi. Nilai-nilai yang
dimaksud adalah : kejujuran, kepedulian, kemandirian,
C. PRASYARAT
Mahasiswa telah menyelesaikan dan menguasai teori Pengantar
Pendidikan dan Budaya Antikorupsi yang meliputi :
1. Menjelaskan maksud diberikannya PBAK di Perguruan Tinggi
2. Menjelaskan Peran Pendidik dalam Pengajaran PBAK
3. Menyelisik Peran Mahasiswa dalam upaya pencegahan dan
membangun budaya korupsi di masyarakat
4. Menyebutkan Upaya Pelibatan Mahasiswa dalam Gerakan
Antikorupsi
D. SARANA PENUNJANG PEMBELAJARAN
1. Materi Pengantar Pendidikan dan Budaya Antikorupsi
2. Lembar Kerja
3. Objek Pengamatan
E. METODE EVALUASI
1. Pengamatan kegiatan praktek mahasiswa
2. Observasi dengan tanya jawab
PENGANTAR
PENDIDIKAN DAN BUDAYA
ANTIKORUPSI
Buatlah check list observasi tentang beberapa perilaku yang bisa menjadi
bibit tumbuh suburnya perilaku korupsi/antikorupsi di :
1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan Kampus
3. Lingkungan Masyarakat
4. Lingkungan Layanan Publik
LEMBAR OBSERVASI
PENGAMATAN PERILAKU BERPOTENSI KORUPSI
DI LINGKUNGAN……………………….
KORUPSI
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Pengertian Korupsi
2. Menyebutkan Ciri, Pola dan Modus Korupsi
3. Menjelaskan Korupsi dalam Berbagai Perspektif
B. GAMBARAN UMUM
Di Indonesia korupsi telah dianggap sebagai kejahatan luar
biasa,begitu pula di belahan lain di dunia. Pada kebanyakan tindakan
korupsi yang diberitakan di media, tidak terlepas dari kekuasaan, birokrasi,
ataupun pemerintahan. Lalu bagaimana korupsi dapat dicegah dan
diberantas secara sistematis?
1. Pengertian Korupsi
a. Korupsi adalah tindakan menguntungkan diri sendiri dan orang
lain yang bersifat busuk, jahat dan merusakkan karena merugikan
Negara dan masyarakat luas.
b. Pelaku korupsi dianggap telah melakukan penyelewengan dalam
hal keuangan atau kekuasaan, pengkhianatan amanat terkait pada
tanggung jawab dan wewenang yang diberikan kepadanya, serta
pelanggaran hukum.
2. Ciri, Pola dan Modus Korupsi
a. Korupsi masih terjadi secara masif dan sistematis, menyebar
secara vertical dan horizontal. Praktikya bisa berlangsung di mana
pun, di lembaga Negara, lembaga privat, hingga di kehidupan
sehari-hari
C. PRASYARAT
Mahasiswa telah menyelesaikan dan menguasai teori Korupsi yang
meliputi :
a. Pengertian Korupsi
b. Ciri, Pola dan Modus Korupsi
c. Korupsi dalam Berbagai Perspektif
E. METODE EVALUASI
1. Pengamatan kegiatan praktek mahasiswa
2. Observasi dengan tanya jawab
F. DAFTAR PUSTAKA
KORUPSI
1. Bahan Diskusi kelompok :
Dalam perspektif budaya banyak factor mempengaruhi orang
untuk berperilaku koruptif, di antaranya kebiasaan buruk masyarakat yang
ketika melanggar aturan lalu-lintas kemudian mencoba “berdamai” dengan
petugas. Kemukakan pendapat anda antara budaya seperti ini dengan
suburnya perilaku koruptif.
PENYEBAB KORUPSI
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan Faktor Umum Penyebab Korupsi
2. Menjelaskan Faktor Internal Penyebab Korupsi
3. Menjelaskan Faktor Eksternal Penyebab Korupsi
B. GAMBARAN UMUM
1. FAKTOR-FAKTOR UMUM PENYEBAB KORUPSI
Penyebab tindakan korupsi sebenarnya bervariasi, namun
secara umum dapat dirumuskan sesuai dengan pengertian korupsi itu
sendiri. Beradsarkan GONE Theory (Jack Boulogne), factor-faktor
terjadinya korupsi adalah :
a. Greeds (keserakahan) : berkaitan dengan sikap serakah yang
secara potensial ada pada diri setiap orang
b. Opportunities (kesempatan) : berkaitan dengan keadaan
organisasi /masyarakat yang membuka kesempatan orang di
dalamnya untuk melakukan kecurangan
c. Needs (kebutuhan) : berkaitan dengan kebutuhan individu untuk
menunjang hidupnya yang wajar
d. Exposures (pengungkapan) : konsekuensi yang dihadapi pelaku
kecurangan
C. PRASYARAT
Mahasiswa telah menyelesaikan dan menguasai teori Penyebab Korupsi
yang meliputi :
1. Faktor Umum Penyebab Korupsi
2. Faktor Internal Penyebab Korupsi
3. Faktor Eksternal Penyebab Korupsi
E. METODE EVALUASI
1. Pengamatan kegiatan praktek mahasiswa
2. Observasi dengan tanya jawab
F. DAFTAR PUSTAKA
PENYEBAB KORUPSI
1. Bahan Tugas Individu
Buatlah sebuah opini tertulis tentang apakah peningkatan gaji atau
fasilitas penyelenggara Negara (Pejabat Negara) dapat mencegahnya
berbuat korupsi. Bagaimana mencegah upaya korupsi dari factor
internal dan eksternal dalam kasus di atas?
B. GAMBARAN UMUM
1. Korupsi merupakan salah satu dari sekian masalah yang berdampak
negative terhadap perekonomian Negara, dan dapat berdampak
merusakkan sendi-sendi perekonomian Negara
2. Korupsi membuat sejumlah investor kurang percaya untuk
menanamkan modalnya di Indonesia dan lebih memilih
menginvestasikannya ke Negara-negara yang lebih aman
3. Korupsi juga turut mengurangi anggaran pembiayaan untuk
bidanan fasilitas umum, seperti perbaikan jalan sehingga
menghambat roda perekonomian
4. Dampak korupsi di bidang kesehatan antara lain tingginya biaya
kesehatan, tingginya angka kematian ibu hamil dan ibu menyusui,
tingkat kesehatan masih buruk dan lain-lain
5. Korupsi berdampak merusak kehidupan sosial di dalam
masyarakat, kekayaan Negara yang dikorup oleh segelintir orang
E. METODE EVALUASI
3. Pengamatan kegiatan praktek mahasiswa
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Pusdiklatnakes Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI. 2014.
Kurikulum dan Modul Pelatihan TOT Tenaga Kependidikan Tentang
Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi
PEMBERANTASAN KORUPSI
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Konsep Pemberantasan Korupsi
2. Menjelaskan Strategi pemberantasan Korupsi
B. GAMBARAN UMUM
1. Strategi pemberantasan korupsi bukan hal yang sederhana. Karena
itu perlu disesuaikan dengan konteks masyarakat dan organisasi
yang ditangani serta karakteristik pihak terkait dan lingkungannya
2. Terdapat 6 (enam) strategi nasional yang telah dirumuskan,
sedangkan Komisi Pemberantasan Korupsi mengelompokkannya
menjadi 3 (tiga) strategi yaitu : penindakan (represif), perbaikan
system, edukasi dan kampanye
3. Upaya pencegahan korupsi ditujukan untuk mempersempit peluang
terjadinya tindak pidana korupsi pada tatanan kepemerintahan dan
masyarakat.
4. Upaya pencegahan mencakup : pembentukan lembaga-lembaga
antikorupsi, pencegahan korupsi di sector public, pencegahan sosial
dan pemberdayaan masyarakat, pembuatan instrument hukum,
monitoring dan evaluasi.
5. Upaya penindakan merupakan upaya represif yang menitikberatkan
pada penumpasan setelah tindak pidana korupsi terjadi. Ada 5
(lima) langkah dalam upaya penindakan yaitu : penanganan laporan
pengaduan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pelaksanaan
putusan.
6. Kerjasama Internasional sangat penting untuk mengembangkan
strategi global melawan korupsi melalui pembuatan kebijakan
C. PRASYARAT
Mahasiswa telah menyelesaikan dan menguasai teori Pemberantasan
Korupsi yang meliputi :
1. Konsep Pemberantasan Korupsi
2. Strategi pemberantasan Korupsi
E. METODE EVALUASI
1. Pengamatan kegiatan praktek mahasiswa
2. Observasi dengan tanya jawab
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Pusdiklatnakes Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI. 2014.
Kurikulum dan Modul Pelatihan TOT Tenaga Kependidikan Tentang
Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi
PEMBERANTASAN
KORUPSI
B. GAMBARAN UMUM
1. Korupsi disebabkan oleh adanya dua factor, yaitu factor internal
dan factor eksternal
2. Faktor internal merupakan penyebab korupsi dari factor indifidu,
sedangkan factor eksternal berasal dari lingkungan atau system
3. Ada Sembilan nilai-nilai antikorupsi yang penting untuk
ditanamkan pada semua individu. Kesembilan nilai antikorupsi
tersebut terdiri atas nilai-nilai : inti, sikap serta etos kerja
4. Nilai inti meliputi : kejujuran, kedisiplinan, dan tanggungjawab.
Sikap meliputi : keadilan, keberanian, dan kepedulian. Serta etos
kerja adalah : kerja keras, kesederhanaan dan kemandirian.
5. Dalam penerapan prinsip-prinsip antikorupsi dituntut adanya
integritas, objektivitas, kejujuran, keterbukaan, tanggung gugat dan
meletakkan kepentingan public di atas kepentingan individu.
6. Prinsip yang harus ditegakkan untuk mencegah factor eksternal
penyebab terjadinya korupsi, yaitu : akuntabilitas, transparansi,
kewajaran (fairness), adanya kebijakan atau aturan main, serta
control terhadap kebijakan.
C. PRASYARAT
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan Rumusan Strategi Nasional Pencegahan dan
pemberantasan Korupsi
2. Memahami Program Kemenkes dalam Upaya Pencegahan Korupsi
3. Memahami Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
4. Mengetahui Tujuan Pengawasan dan Prinsip-prinsip dalam
Pelaksanaan Pengawasan
5. Mengetahui yang dimaksud dengan Pembangunan Zona Integritas
6. Mengetahui yang dimaksud dengan Penilaian Satuan Kerja
Berpredikat WBK dan WBBM
B. GAMBARAN UMUM
1. Upaya pencegahan korupsi harus dilaksanakan secara terintegrasi
dari semua sector, baik formal maupun nonformal. Pengetahuan
tentang budaya antikorupsi harus disebarluaskan kepada
masyarakat kampus kesehatan sehingga timbul suatu tekad
bahwa korupsi dibumihanguskan di Indonesia.
2. Reformasi birokrasi adanlah upaya pemerintah meningkatkan
kinerja melalui berbagai cara dengan tujuan efektivitas, efisiensi,
dan akuntabilitas
3. Kementerian Kesehatan telah melaksanakan upaya percepatan
reformasi birokrasi melalui berbagai cara dan bentuk sebagai
tindak lanjut dari Peraturan Presiden No.52 Tahun 2012 tentang
Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.
C. PRASYARAT
Mahasiswa telah menyelesaikan dan menguasai teori Tatakelola
Pemerintahan yang Baik dan Bersih yang meliputi :
1. Rumusan Strategi Nasional Pencegahan dan pemberantasan
Korupsi
2. Program Kemenkes dalam Upaya Pencegahan Korupsi
3. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
4. Tujuan Pengawasan dan Prinsip-prinsip dalam Pelaksanaan
Pengawasan
5. Pembangunan Zona Integritas
6. Penilaian Satuan Kerja Berpredikat WBK dan WBBM
TINDAK PIDANA
KORUPSI
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Mahasiswa mampu:
1. Mengetahui Riwayat Korupsi Sejak Dulu Sampai Sekarang
2. Mengetahui Jenis-jenis Korupsi
3. Memahami Peraturan Perundang-undangan Terkait Korupsi
4. Mengetahui Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Lembaga
Penegak Hukum Pemberantasan, dan Pencegahan Korupsi
B. GAMBARAN UMUM
1. Korupsi di Indonesia sudah “membudaya” sejak aman dahulu
yakni dimulai periode pra-kemerdekaan, sesudah kemerdekaan,
era Orde Lama, era Orde Baru, berlanjut hingga era Reformasi.
2. Lembaga yang memiliki peran dalam pencegahan dan
penanggulangan korupsi antara lain : Kepolisian, Kejaksaan,
Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (tipikor).
C. PRASYARAT
Mahasiswa telah menyelesaikan dan menguasai teori Tindak Pidana
Korupsi yang meliputi :
1. Riwayat Korupsi Sejak Dulu Sampai Sekarang
2. Jenis-jenis Korupsi
3. Peraturan Perundang-undangan Terkait Korupsi
4. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Lembaga Penegak Hukum
Pemberantasan, dan Pencegahan Korupsi
E. METODE EVALUASI
1. Pengamatan kegiatan praktek mahasiswa
2. Observasi dengan tanya jawab
F. DAFTAR PUSTAKA