Anda di halaman 1dari 8

Skip to content

Site Title
 Facebook
 
 LinkedIn
 
 Twitter
 
 Instagram
 HOME
 
 ABOUT
 
 PAGE
 
 CONTACT
 
 BLOG
 
 TESTIMONIALS

Konsep Entrepreneur
dalam Keperawatan
October 16, 2017Rizal Muthya

KONSEP ENTREPRENEUR
1. Pengertian Enterpreneur
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna seseorang
yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan) atau venture
(bisnis)  yang dihubungkan dengan pengambilan resiko kegiatan. Secara umum
Entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis, namun sebenarnya tidak selalu demikian.
Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan
jasa/produk dalam market baru, baik itu bersifat profit ataupun non profit.
Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan
jasa/produk dalam market baru. Dalam hal ini seseorang itu mempunyai kemampuan
berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat sesuatu yang baru dengan
cakap melihat suatu peluang serta berani mengambil risiko atas tindakannya. Ketika
seorang perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba
memperebutkan kesempatan kerja yang sangat sempit, ia justru berpikir melakukan
suatu usaha yang dapat menghasilkan secara ekonomi dan memberi peluang kerja
bagi sesamanya, ia dapat dikatakan sebagai seorang
Entrepreneur. Entrepreneur adalah seseorang yang menerima tanggung jawab dan
resiko untuk menemukan dan menciptakan peluang unik dengan menggunakan
talenta, keterampilan dan energi serta menerapkan proses perencanaan strategik untuk
mentransfer peluang tersebut menjadi pelayanan atau produk yang layak dipasarkan.
Lebih lanjut diuraikan bahwa entrepreneurship sangat berkaitan dengan semangat
imaginatif dan kreatif serta keberanian mengembangkan ide ide baru yang
inovatif. Jadi seorang perawat entrepreneur memberikan pelayanan keperawatan yang
berupa usaha bisnis yang menawarkan pelayanan dan asuhan keperawatan langsung,
pendidikan, penelitian, administratif atau memberikan konsultasi.
2.Pengertian Nurse Entrepreneur
REPORT THIS AD

Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-employed),


bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada klien penerima pelayanan jasa.
Pelayanan klinis yang diberikan bisa bersifat langsung, maupun melalui subkontrak
yang dijalankan secara resmi atau oleh organisasi sektor swasta. Sedangkan nurse
intrapreneur adalah perawat yang digaji karena mengembangkan, mempromosikan
dan memberikan program kesehatan/keperawatan yang inovatif atau kegiatan
pengembangan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan tertentu.
Entrepreneurship keperawatan lazimnya melibatkan empat pemangku kepentingan
utama, yaitu perawat, konsumer, organisasi profesi dan masyarakat. Tiap pemangku
kepentingan ini mempengaruhi evolusi entrepreneurship dalam keperawatan  pada
kisaran hak, tanggung jawab dan harapan. Konsumer menuntut asuhan yang lebih
individual dan efektif. Perawat menuntut peluang mempraktikkan keterampilan dan
menerapkan pengetahuan yang akan meningkatkan kepakarannya dalam asuhan
keperawatan dan memberikan kepuasan kerja. Masyarakat menuntut pelayanan
kesehatan yang aman dan lebih cost-effective, serta organisasi profesi melobi untuk
kepentingan praktisi di dalam lingkungan yang akan memfasilitasi pemberian asuhan
yang berkualitas, mengakui dan menghargai perawat atas kontribusi penting bagi
kesejahteraan masyarakat. Perawat/ners professional dalam entrepreneurship
memberikan bantuan bagi mereka yang mengalami kelemahan karena
ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan untuk hidup secara mandiri dan
melakukan kegiatan hidup sehari hari. Bantuan diarahkan pada pemberian pelayanan
kesehatan utama dalam upaya menghasilkan suatu perubahan dalam sistem pelayanan
kesehatan untuk memampukan semua orang mencapai kehidupan yang produktif.
Nurse artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur sendiri memiliki berbagai
pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh  John G. Burch,
Entreprenuer memiliki sifat :

1. Berhasrat mencapai prestasi


2. Seorang Pekerja keras
3. Ingin bekerja untuk dirinya
4. Mencapai kualitas
5. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
6. Optimis
7. Berorganisasi
8. Berorientasi kepada keuntungan
REPORT THIS AD

Ners entrepreneur juga harus secara aktif terlibat dalam penyusunan kebijakan dan


standar. Ketiga, legalitas terkait dengan lingkup praktik, badan apa yang menetapkan
hak untuk praktik, apa kriteria yang harus dimiliki, bagaimana mekanisme
peraturannya, tuntutan hukum dan asuransi apa yang direkomendasikan, apakah
memerlukan kontrak kerja, bagaimana menjamin keamanan dan kerahasiaan catatan. 
Perlu diingat bahwa catatan adalah properti praktik, namun informasi merupakan
properti klien. Keempat, Ners entrepreneur harus menjaga kredibilitas
professionalnya, mereka harus kompeten dan akuntabel, sementara tanggungjawab
mendasar ada pada individu perawat.  Sebagai Ners entrepreneur, kemandirian dalam
praktik menjadi sangat mutlak, karena akuntabilitas keputusan dan tindakan yang
dilakukan menjadi tanggung jawab perawat itu sendiri. Nursepreneur adalah
rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan “Entrepreneur”.
Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :

1. Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman


bekerja untuk diri sendiri.
2. Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang
pun memilikinya.
3. Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasi
kan dan mengubah ide – ide Anda menjadi kenyataan.
4. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional,
mental dan fisik.
5. Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi
resiko
3.Model Entrepreneurship
REPORT THIS AD

Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui adanya peluang,


mampu menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan, mampu mengatasi
hambatan yang ada. Diperlukan juga kemampuan cara melakukan entrepreneurship itu
sendiri sehingga tercipta usaha baru (peluang menjadi usaha baru). Peluang perawat
menjadi entrepreneur dibagi menjadi:

1. Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan


perawatan dalam menjalani hidupnya. Dalam menjalani pengobatan mungkin beberapa
klien memerlukan penjagaan atas privacynya sehingga memerlukan pelayanan secara
khusus.
2. Kesempatan di falitas kesehatan : Terlibat dalam produksi atau pendistribusian
suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit. Mungkin kedepannya tidak menutup
kemungkinan rumah sakit akan melakukan outsourcing tenaga perawat untuk memotong
besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit tidak akan memaksakan tenaga
perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat banyak dan sebaliknya jika pasien
sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga perawat.
3. Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan
seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan untuk mempertahankan
kesehatanny, dalam hal ini focus kepada kelompok – kelompok tertentu seperti klub
jantung sehat.
Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat karena perawat
di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun untuk memanfatkan peluang
tersebut perawat sering menghadapi hambatan – hambatan diantaranya: isu
malpraktek, tidak punya hak istimewa dari rumah sakit, padangan skeptis dari
beberapa dokter tentang peran independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan
menurunnya kedisiplinan perawat.

1. Aspek legal : Perawat dalam menjalankan entrepreneurship-nya sering dihantui


oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk disahkannya RUU
praktik keperawatan. Tetapi tentunya aspek hukum yang harus dikuasai bukan hanya
tentang perawat tentunya undang – undang atau peraturan hukum lainnya juga harus
dikuasai oleh perawat.
2. Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis
bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan menurunkan
penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari terjadinya konflik
personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat praktek dokter, hal ini menyebabkan
fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat atau dengan kata lain tidak
kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk menunjukan eksistensi tindakan
keperawatan mandiri.
3. Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam memulai bisnis
belum terlihat hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan perencanaan
bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum, perencanaan, insurance,
anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan klinik dan keperawatan).
Manajemen perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien tidak kepada manajemen
perusahaan dan masih banyak perawat beranggapan bahwa masyarakat hanya
membutuhkan rumah sakit dan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan, kalau
berbisnis mempunyai risiko yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan
dalam memulai usaha baru.
Solusi : Untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara :
1. Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada perawat
yang sudah menjadi Entrepreneur sejati harus terpanggil jika menginginkan terbentuk
perawat yang berjiwa Entrepreneur. Sehingga perawat berani memulai bisnis baru.
2. Perawat harus membuat komuniti perawat Entrepreneurship sehingga
dapat menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren bisnis perawat yang baru dan
membuat arahan – arahan yang positif untuk meningkatkan income bagi bisnis perawat.
3. Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan area –
area Entrepreneurship perawat termasuk perlindungan hukumnya.
4. Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawat,
terhubung dengan trend bisnis baru dan meningkatkan arahan – arahan untuk
meningkatkan praktek.
5. Perawat harus memperbaiki mental Entrepreneurnya dan mempelajari
peran – peran seorang Entrepreneur.
6. Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah
dan swasta yang dapat dijembatani oleh organisasi profesi.
REPORT THIS AD

4.Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha)

Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu
profesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji perawat
konon berbanding terbalik dengan beban kerja perawat. Mengharapkan pemerintah
untuk melihat hal itu, rasanya tidak mungkin (tampak pada ketidakjelasan RUU
Keperawatan) karena saat ini perawat di Indonesia masih belum memiliki bargaining
position di mata pemerintah.

Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan perawat tanpa
perlu menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan menjadi
Nursepreneur (Perawat Pengusaha). Konsep Nursepreneur sudah lama muncul dalam
dunia keperawatan. Namun, di Indonesia konsep ini belum begitu familiar. Ada satu
hal yang sangat menarik dari konsep ini, yaitu untuk menjadi perawat pengusaha atau
perawat pebisnis kita hanya perlu 5 langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering
dilakukan oleh perawat. 5 langkah itu adalah bagian dari PROSES –
KEPERAWATAN yang terdiri dari (1) pengkajian, (2) diagnosa, (3) perencanaan, (4)
implementasi, dan (5) evaluasi. Jika dikaitkan dengan NURSEPRENEUR, proses
keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk menjadi perawat pengusaha atau
perawat pebisnis, yaitu :

1. PENGKAJIAN :Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita


melakukan pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari proses
pengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus mengetahui masalah apa yang terjadi.
Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar (market). Maka pengkajian
yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah mengkaji kebutuhan pasar. Pasar
memerlukan apa? Ada masalah apa?.
2. DIAGNOSA : Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah
menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka
yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk
menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah tahap
diagnosa.
3. PERENCANAAN : Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita
masuki, maka langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam
pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus
memiliki konsep usaha yang jelas dan detail. Apa yang kita jual? Apa yang kita berikan
kepada konsumen? Apa solusi yang bisa dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar?
4. IMPLEMENTASI : Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action.
Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan
tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling
sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take action.
5. EVALUASI : Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan
tidak boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang
kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan
gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika
berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan rencana dan
strategi bisa dilakukan.
REPORT THIS AD

5 langkah diatas merupakan gambaran umum dan sederhana untuk memulai menjadi
Nursepreneur.

Advertisements
REPORT THIS AD
Advertisements
REPORT THIS AD

Share this:

 Twitter
 Facebook

Published by Rizal Muthya


View all posts by Rizal Muthya
Post navigation
PREVIOUS POSTFirst blog post
Leave a Reply

Search
Search for:
Text Widget
This is a text widget, which allows you to add text or HTML to your sidebar. You can use them
to display text, links, images, HTML, or a combination of these. Edit them in the Widget section
of the Customizer.
Advertisements
REPORT THIS AD

 FACEBOOK
 
 LINKEDIN
 
 TWITTER
 
 INSTAGRAM
BLOG AT WORDPRESS.COM.
Close and accept
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen10 halaman
    Bab V
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen16 halaman
    Bab Iv
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • PEMBATAS
    PEMBATAS
    Dokumen8 halaman
    PEMBATAS
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen20 halaman
    Bab Ii
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen9 halaman
    Bab Iii
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • 9.job Sheet (Media) Teknologi Keperawatan
    9.job Sheet (Media) Teknologi Keperawatan
    Dokumen18 halaman
    9.job Sheet (Media) Teknologi Keperawatan
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Modul Praktik Pemeriksaan Fisik
    Modul Praktik Pemeriksaan Fisik
    Dokumen124 halaman
    Modul Praktik Pemeriksaan Fisik
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • LEAFLET ROM TERBARUUUUi
    LEAFLET ROM TERBARUUUUi
    Dokumen2 halaman
    LEAFLET ROM TERBARUUUUi
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Sap Rom New
    Sap Rom New
    Dokumen13 halaman
    Sap Rom New
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Tahun
    Tahun
    Dokumen7 halaman
    Tahun
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Materi Pelatihan Kualitatif
    Materi Pelatihan Kualitatif
    Dokumen3 halaman
    Materi Pelatihan Kualitatif
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan DBD
    Satuan Acara Penyuluhan DBD
    Dokumen3 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan DBD
    Ade Ramdhan Gumelar
    Belum ada peringkat
  • Modul Pemasangan Infus
    Modul Pemasangan Infus
    Dokumen9 halaman
    Modul Pemasangan Infus
    DANIEL SURANTA GINTING
    0% (1)
  • SBLM Dinas Profesi
    SBLM Dinas Profesi
    Dokumen1 halaman
    SBLM Dinas Profesi
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Modul Profesi Bidan (Teori)
    Modul Profesi Bidan (Teori)
    Dokumen180 halaman
    Modul Profesi Bidan (Teori)
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Tahun
    Tahun
    Dokumen7 halaman
    Tahun
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Tugas Keperawatan Komunitas Akper
    Tugas Keperawatan Komunitas Akper
    Dokumen1 halaman
    Tugas Keperawatan Komunitas Akper
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • RS Mitra Sejati Lamaran Kerja
    RS Mitra Sejati Lamaran Kerja
    Dokumen1 halaman
    RS Mitra Sejati Lamaran Kerja
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Pak Adi Fix
    Jurnal Pak Adi Fix
    Dokumen7 halaman
    Jurnal Pak Adi Fix
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Isi Leininger
    Isi Leininger
    Dokumen21 halaman
    Isi Leininger
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • RPS NSA 846 Manajemen Keperawatan
    RPS NSA 846 Manajemen Keperawatan
    Dokumen24 halaman
    RPS NSA 846 Manajemen Keperawatan
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Myasthenia Gravis
    Myasthenia Gravis
    Dokumen19 halaman
    Myasthenia Gravis
    EKaa Surya DirGayani
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen24 halaman
    Presentation 1
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Modul Profesi Bidan (Teori)
    Modul Profesi Bidan (Teori)
    Dokumen180 halaman
    Modul Profesi Bidan (Teori)
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat
  • Teori Lazarus
    Teori Lazarus
    Dokumen35 halaman
    Teori Lazarus
    DANIEL SURANTA GINTING
    Belum ada peringkat