DOSEN PEMBIMBING
NS.MURNIATI MUCHTAR,SKM,S.KEP,M.BIOMED
2022/2023
Pendidikan Budaya Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Di masyarakat
Mahasiswa dapat berperan sebagai pengamat lingkungannya,mahasiswa juga bisa
berkontribusi dalam strategi perbaikan system yaitu memantau melakukan kajian
dan penelitian terhadap layanan.
Di tingkat local dan nasional
Mahasiswa dengan kompetensi yang dimilikinya dapat menjadi pemimpin dalam
Gerakan massa anti korupsi baik yang bersifat lokl maupun nasional.
3. Pelibatan mahasiswa dalam pergerakan anti korupsi
1. Di lingkungan keluarga
2. Di lingkungan kampus
A. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahsa latin “corruption” atau “corruptus”.Istilah korupsi yang telah
di terima dalam pembendaharaan kata baca Indonesia,adalah “kejahatan,kebusukan,dapat
disuap,tidak bermoral,kebejatan,dan ketidak jujuran.
B. Bentuk-bentuk Korupsi
1.Suap-menyuap
Adalah memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk
membujuk supaya orang itu membuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam
tugasnya,yang berlawanan dengan kewenangan yang menyangkut kepentingan umum
2. penggelapam dalam jabatan
Dilakukan oleh seseorag/lebih yang diberi amanat untuk menjaga dan mengurus
uang,property atau barang berharga tsb.
3.Pemerasan
Adalah Tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara negeri dengan
maksud menguntungkan diri endiri atau orang lain secara melawan hukum,dengan
membayar,menyalahgunakan kekuasaannya.
4.Perbuatan Curang
Contohnya:biasanya terjadi di proyek0proyek pemerintahan seperti
pemborong,pengawasan proyek,dll yang melakukan kecurangan dalam
pengadaan/pemberian barang.
5.Hadiah/gratifikasi
Hadiah berpengaruh pada perubahan/keputusan,tanggung jawab penerima.Pemberi hadiah
memiliki self interst untuk mengeruk keuntungan jangka Panjang.
6.Benturan Kepentingan
Situasi dimana seseorang yang mendapatkan kekuasaan/kewenangan berdasarkan
peraturan perundang-undangan memiliki atau diduga memiliki kepentingan pribadi atau
penggunaan wewenang yang dimilikinya.
C. Faktor-faktor penyebab korupsi
1. Faktor Internal (Faktor pendorong dari dalam diri manusia)
Moral yang kurang
Sifat tamak/rakus
Gaya hidup yang konsumtif
2. Faktor Eksternal (Faktor Pendorong dari luar diri manusia)
Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi sikap masyarakat yang berpotensi
menyuburkan tindak korupsi
Aspek politik bahwa control sosial adalah suatu proses yang dilakukan umtuk
mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan
masyarakat.
Aspek ekonomi
Aspek organisasi
Setiap orang menyalahgunakan kewenangan yang ada padanya karena jabatan/kedudukan dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri.
Contoh : saat ini hukuman yang paling banyak dipakai untuk memidana koruptor adalah Pasal.
2. Suap (Bribery)
Melibatkan sejumlah pemberian kepada seseorang baik itu berupa uang atau materil lain yang
bertentangan dengan tanggung jawabnya. Cirinya : transaktif (pemberi dan penerima melakukan
kesepakatan dengan tujuan dan keuntungan pribadi), berlangsung secara rahasia, tanpa tanda
terima.
Contoh : suap pengendara mobil terhadap polisi yang menilang
4. Pemerasan (extortion)
Menggunakan ancaman kekerasan, dan memaksa seseorang agar mau bekerja sama serta menuruti
perintah dari si pelaku
5. Benturan kepentingan
Orang yang ditugaskan untuk mengurus atau mengawasi pengadaan, baik seluruh atau Sebagian
dengan sengaja turut serta dalam pengadaan atau persewaan sehingga terjadi benturan
kepentingan
Menurut Syed Hussein Al Atas, dalam “The Sociology of Corruption”, mengemukakan 7 (tujuh)
tipologi atau jenis korupsi, yaitu :
1. Korupsi transaktif (transactive corruption) >> berupa transaksi
2. Korupsi yang memeras (extortive corruption)>> pemaksaan/memeras
3. Korupsi investif (investive corruption)>> berupa pemberian
4. Korupsi perkerabatan (nepotistic corruption)>> mengutamakan teman atau sanak untuk
memegang jabatan yang bertentangan dengan norma yang berlaku
5. Korupsi defensif (defensive corruption)>> korupsi dilakukan untuk mempertahankan diri
6. Korupsi otogenik (autogenic corruption)>> satu orang pelaku tanpa melibatkan orang lain
7. Korupsi dukungan (supportive corruption)>> melindungi korupsi lain
Korupsi dalam Berbagai Perspektif
1. Dalam perspektif agama korupsi dipandang sebagai suatu perbuatan yang sangat tercela.
Dalam perspektif ajaran islam, korupsi termasuk perbuatan fasad atau perbuatan yang
merusak kemslahatan, kemanfaatan hidup, dan tatanan kehidupan. Pelakunya dikategorikan
melakukan jinayah kubro (dosa besar).
2. Dalam perspektif agama korupsi dipandang sebagai suatu perbuatan yang sangat tercela.
Dalam perspektif ajaran islam, korupsi termasuk perbuatan fasad atau perbuatan yang
merusak kemslahatan, kemanfaatan hidup, dan tatanan kehidupan. Pelakunya dikategorikan
melakukan jinayah kubro (dosa besar).
3. Dalam perspektif teknologi korupsi dipandang sebagai sesuatu yang dapat menghambat
perkembangan teknologi yang ada, penyalahgunaan tindakan yang merugikan negara, dan
terorisme yang terus merajalela.
4. Dalam perspektif hukum korupsi menimbulkan pandangan ketidak konsistenan terhadap
hukum yang berlaku, timbul pandangan bahwa hukum bisa diperjual belikan, kepercayaan
masyarakat terhadap hukum menurun, timbul gambaran orang-orang yang berkuasa dan
kaya sebagai pemilik hukum, timbul pemikiran bahwa hukum terlalu bobrok, dan timbul rasa
ketidakadilan didalam diri masyarakat.
5. Dalam perspektif politik korupsi dapat mempersulit demokrasi dan tata cara pemerintahan
yang baik dengan cara menghancurkan proses formal, sistem politik akan terganggu
cenderung tidak dipercaya oleh masyarakat, akan timbul aklamasi-aklamasi untuk
menguatkan kekuatan politik (menjaga keberlangsungan korupsi) dan akan timbul
ketidakpercayaan rakyat terhadap lembaga-lembaga politik.
6. Dalam perspektif ekonomi korupsi berdampak pada pembangunan infrastruktur yang tidak
merata, tidak sesuai dengan yang dianggarkan sebelumnya. Pemerataan pendapatan yang
buruk, membuat pengusaha asing takut untuk berinvestasi di Indonesia, pendapatan negara
mengalami penurunan dan membuat beban lebih berat pada masyarakat
b) Hambatan Kultural, yaitu hambatan yang bersumber dari kebiasaan negatif yang
berkembang di masyarakat. Yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya: masih adanya
”sikap sungkan” dan toleran di antara aparatur pemerintah yang dapat menghambat
penanganan tindak pidana korupsi Hambatan dalam pemberantasan korupsi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut
d) Hambatan Manajemen, yaitu hambatan yang bersumber dari diabaikannya atau tidak
diterapkannya prinsip -prinsip manajemen yang baik (komitmen yang tinggi dilaksanakan
secara adil, transparan dan akuntabel) yang membuat penanganan tindak pidana korupsi
tidak berjalan sebagaimana mestinya.