Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI PBAK

Sabina Fandama Lizanda


NIM:223310992

DOSEN PEMBIMBING
NS.MURNIATI MUCHTAR,SKM,S.KEP,M.BIOMED

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2022/2023
Pendidikan Budaya Anti Korupsi di Perguruan Tinggi

1. Peran pendidik dalam pengajaran PBAK


Beberapa hal yang di perhatikan pendidik:
 Kurikulum PBAK adaalh suatu yang baru dalam dunia Pendidikan Indonesia
sehingga,para dosen perlu memahami secra mendalam materi PBAK
 Pengajar perlu menunjukkan contoh sikap anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari
 Pengajar PBAK perlu mendorong implementasi
Pendidikan,penelitian,pengabdian,masyarakat serta berintegrasi sebagai
refleksipositif.
2. Peran mahasiswa di lingkungan keluarga,kampus,masyrakat dan ditingkat lokal
dan nasional
 Di lingkungan keluarga
Nilai-nilai yang di tanamkan orang tua kepada anak-anaknya bermula dari
lingkungan keluarga dan kenyataan nilai-nilai tersebut akan terbawa selama
hidupnya
 Di lingkungan kampus
Terbagi menjadi dua yaitu individu dan kelompok.Untuk konteks individu,seorang
mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar rekan-rekannya sesame mahasiswa
dan organisasi kemahasiswaan di kampus tidak berperilaku koruptif dan korupsi

 Di masyarakat
Mahasiswa dapat berperan sebagai pengamat lingkungannya,mahasiswa juga bisa
berkontribusi dalam strategi perbaikan system yaitu memantau melakukan kajian
dan penelitian terhadap layanan.
 Di tingkat local dan nasional
Mahasiswa dengan kompetensi yang dimilikinya dapat menjadi pemimpin dalam
Gerakan massa anti korupsi baik yang bersifat lokl maupun nasional.
3. Pelibatan mahasiswa dalam pergerakan anti korupsi
1. Di lingkungan keluarga

- Menghargai kejujuran dalam kehidupan


- Penerapan nilai-nilai religious
- Pemberian bantuan tanpa pamrih

2. Di lingkungan kampus

- Menciptakan lingkungan kampus bebas korupsi


- Memberikan Pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya korupsi
- Membuat kajian akademis
3.Di masyarakat

Mahasiswa dapat melakukan Gerakan anti korupsi di masyarakt dengan cara


berperan sebagai pengamat lingkugan
Korupsi

A. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahsa latin “corruption” atau “corruptus”.Istilah korupsi yang telah
di terima dalam pembendaharaan kata baca Indonesia,adalah “kejahatan,kebusukan,dapat
disuap,tidak bermoral,kebejatan,dan ketidak jujuran.
B. Bentuk-bentuk Korupsi
1.Suap-menyuap
Adalah memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk
membujuk supaya orang itu membuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam
tugasnya,yang berlawanan dengan kewenangan yang menyangkut kepentingan umum
2. penggelapam dalam jabatan
Dilakukan oleh seseorag/lebih yang diberi amanat untuk menjaga dan mengurus
uang,property atau barang berharga tsb.
3.Pemerasan
Adalah Tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara negeri dengan
maksud menguntungkan diri endiri atau orang lain secara melawan hukum,dengan
membayar,menyalahgunakan kekuasaannya.
4.Perbuatan Curang
Contohnya:biasanya terjadi di proyek0proyek pemerintahan seperti
pemborong,pengawasan proyek,dll yang melakukan kecurangan dalam
pengadaan/pemberian barang.
5.Hadiah/gratifikasi
Hadiah berpengaruh pada perubahan/keputusan,tanggung jawab penerima.Pemberi hadiah
memiliki self interst untuk mengeruk keuntungan jangka Panjang.
6.Benturan Kepentingan
Situasi dimana seseorang yang mendapatkan kekuasaan/kewenangan berdasarkan
peraturan perundang-undangan memiliki atau diduga memiliki kepentingan pribadi atau
penggunaan wewenang yang dimilikinya.
C. Faktor-faktor penyebab korupsi
1. Faktor Internal (Faktor pendorong dari dalam diri manusia)
 Moral yang kurang
 Sifat tamak/rakus
 Gaya hidup yang konsumtif
2. Faktor Eksternal (Faktor Pendorong dari luar diri manusia)
 Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi sikap masyarakat yang berpotensi
menyuburkan tindak korupsi
 Aspek politik bahwa control sosial adalah suatu proses yang dilakukan umtuk
mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan
masyarakat.
 Aspek ekonomi
 Aspek organisasi

D. Dampak masih korupsi


1. Dampak Ekonomi
 Penurunan produktivitas
 Lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
 Meningkatnya hutang negara
 Rendahnya kualitas barang dan jasa public
2. Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat
 Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
 Meningkatnya angka kriminalitas
 Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin
 Solidaritas sosial semakin langka
3. Runtunya otoritas pemerintah
 Tidak efektifnya peraturan dan perundang-undangan
 Birokrasi tidak efisien
4. Dampak terhadap politik dan demokrasi
 Hilangnya kepercayaan public paada demkrasi yang di terapkan di Indonesia
sedang menghadapi cobaan berat
 Hancurnya kedaulatan rakyat
 Munculnya kepempinan korupsi
5. Dampak terhadap pertahanan dan keamanan
 Lemahnya garis batas negara
 Menguatnya sisi kekerasan dalam masyarakat
6. Dampak kerusakan lingkungan
 Menurunya kualitas lingkungan
 Menurunnya kualitas hidup
E. Nilai dan prinsip anti korupsi
1. Nilai-nilai anti korupsi
 Kejujuran
 Kepedulian
 Kemandirian
 Kedisiplinan
 Tanggung jawab
 Kerja keras
 Sederhana
 Keberanian
 Keadilan
2. Prinsip-prinsip anti korupsi
 Akuntasi
 Transparansi
 Kewajaran
 Kebijakan
 kontrol kebijakan
7 kelompok tindak pindana korupsi
1. Merugikan keuangan negara

Setiap orang menyalahgunakan kewenangan yang ada padanya karena jabatan/kedudukan dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri.
Contoh : saat ini hukuman yang paling banyak dipakai untuk memidana koruptor adalah Pasal.

2. Suap (Bribery)
Melibatkan sejumlah pemberian kepada seseorang baik itu berupa uang atau materil lain yang
bertentangan dengan tanggung jawabnya. Cirinya : transaktif (pemberi dan penerima melakukan
kesepakatan dengan tujuan dan keuntungan pribadi), berlangsung secara rahasia, tanpa tanda
terima.
Contoh : suap pengendara mobil terhadap polisi yang menilang

3. Penggelapan dalam jabatan


Sama dengan pemalsuan/penggelembungan, melibatkan uang, property,dan barang berharga lain
yang dilakukan oleh orang yang diberi amanah untuk menjaga dan mengurus barang/properti
tersebut .
Contoh : memalsukan bukti-bukti untuk pemeriksaan administrasi

4. Pemerasan (extortion)
Menggunakan ancaman kekerasan, dan memaksa seseorang agar mau bekerja sama serta menuruti
perintah dari si pelaku

5. Benturan kepentingan
Orang yang ditugaskan untuk mengurus atau mengawasi pengadaan, baik seluruh atau Sebagian
dengan sengaja turut serta dalam pengadaan atau persewaan sehingga terjadi benturan
kepentingan

6. Gratifikasi (pemberian hadiah)


Korupsi jika : disalahgunakan dan menjadi lahan subur “pemerasan” oknum, hadiah berpengaruh
pada perubahan kebijakan/tanggung jawab penerima. Pemberi hadiah memiliki kepentingan untuk
megeruk keuntungan jangka Panjang

Menurut Syed Hussein Al Atas, dalam “The Sociology of Corruption”, mengemukakan 7 (tujuh)
tipologi atau jenis korupsi, yaitu :
1. Korupsi transaktif (transactive corruption) >> berupa transaksi
2. Korupsi yang memeras (extortive corruption)>> pemaksaan/memeras
3. Korupsi investif (investive corruption)>> berupa pemberian
4. Korupsi perkerabatan (nepotistic corruption)>> mengutamakan teman atau sanak untuk
memegang jabatan yang bertentangan dengan norma yang berlaku
5. Korupsi defensif (defensive corruption)>> korupsi dilakukan untuk mempertahankan diri
6. Korupsi otogenik (autogenic corruption)>> satu orang pelaku tanpa melibatkan orang lain
7. Korupsi dukungan (supportive corruption)>> melindungi korupsi lain
Korupsi dalam Berbagai Perspektif
1. Dalam perspektif agama korupsi dipandang sebagai suatu perbuatan yang sangat tercela.
Dalam perspektif ajaran islam, korupsi termasuk perbuatan fasad atau perbuatan yang
merusak kemslahatan, kemanfaatan hidup, dan tatanan kehidupan. Pelakunya dikategorikan
melakukan jinayah kubro (dosa besar).
2. Dalam perspektif agama korupsi dipandang sebagai suatu perbuatan yang sangat tercela.
Dalam perspektif ajaran islam, korupsi termasuk perbuatan fasad atau perbuatan yang
merusak kemslahatan, kemanfaatan hidup, dan tatanan kehidupan. Pelakunya dikategorikan
melakukan jinayah kubro (dosa besar).
3. Dalam perspektif teknologi korupsi dipandang sebagai sesuatu yang dapat menghambat
perkembangan teknologi yang ada, penyalahgunaan tindakan yang merugikan negara, dan
terorisme yang terus merajalela.
4. Dalam perspektif hukum korupsi menimbulkan pandangan ketidak konsistenan terhadap
hukum yang berlaku, timbul pandangan bahwa hukum bisa diperjual belikan, kepercayaan
masyarakat terhadap hukum menurun, timbul gambaran orang-orang yang berkuasa dan
kaya sebagai pemilik hukum, timbul pemikiran bahwa hukum terlalu bobrok, dan timbul rasa
ketidakadilan didalam diri masyarakat.
5. Dalam perspektif politik korupsi dapat mempersulit demokrasi dan tata cara pemerintahan
yang baik dengan cara menghancurkan proses formal, sistem politik akan terganggu
cenderung tidak dipercaya oleh masyarakat, akan timbul aklamasi-aklamasi untuk
menguatkan kekuatan politik (menjaga keberlangsungan korupsi) dan akan timbul
ketidakpercayaan rakyat terhadap lembaga-lembaga politik.
6. Dalam perspektif ekonomi korupsi berdampak pada pembangunan infrastruktur yang tidak
merata, tidak sesuai dengan yang dianggarkan sebelumnya. Pemerataan pendapatan yang
buruk, membuat pengusaha asing takut untuk berinvestasi di Indonesia, pendapatan negara
mengalami penurunan dan membuat beban lebih berat pada masyarakat

Modus korupsi di Indonesia


MODUS KORUPSI DI INDONESIA  Korupsi masih terus terjadi di Indonesia kendati berbagai
upaya telah dilakukan. Berbagai modus korupsi dilakukan oleh para koruptor, baik dari
kalangan dunia usaha atau pegawai negeri. Ada beberapa modus korupsi yang paling
populer yang terus berulang setiap tahunnya.  Pengadaan barang dan jasa juga menjadi
modus korupsi yang populer, terjadi sebanyak 263 kasus. Sementara modus korupsi terkait
perizinan terjadi sebanyak 25 kasus.  Sementara modus paling populer yang dilakukan
pegawai negeri dan penyelenggara negara disampaikan oleh Indonesia Corruption Watch
(ICW) pada April 2022 lalu. Berdasarkan catatan, penyalahgunaan anggaran adalah modus
korupsi terbanyak di Indonesia.  Pada 2021 saja, ada 133 kasus korupsi dengan modus
penyalahgunaan anggaran. Modus korupsi terpopuler kedua pada 2021 adalah proyek fiktif
sebanyak 109 kasus, disusul modus penggelapan 79 kasus dan mark up anggaran 54 kasus. 
Berbagai modus tersebut kerap ditemukan dalam pengadaan barang/jasa dan pengelolaan
anggaran pemerintah. Modus korupsi lainnya yang tak kalah populer adalah laporan fiktif 53
kasus, pemotongan anggaran 27 kasus, dan penyalahgunaan wewenang 26 kasus. Beberapa
Kasus Modus Korupsi Di Indonesia Yang Paling Banyak Terjadi Adalah : 1. Mark Up Anggaran
Pertama ada mark up anggaran yang kerap terjadi ketika mengerjakan sebuah proyek atau
pengadaan alat atau peralatan tertentu di sebuah instansi pemerintahan. 2. Lelang Jual Beli
Jabatan Pihak yang memiliki kewenangan dan kepentingan lebih tinggi melakukan lelang
jabatan kepada siapapun yang ingin menduduki kursi di sebuah instansi. 3. Gratifikasi
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni uang, barang, rabat (diskon), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri,
yang dilakukan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. 4. Modus
Korupsi Suap Selanjutnya ada modus korupsi suap yang juga sudah menjadi hal umum. Suap
ini bisa dalam arti menyogok pihak tertentu untuk menerbitkan keputusan atau kebijakan
tertentu demi menguntungkan pihak yang memberikan uang. 5. Proyek dan Laporan Fiktif
Proyek fiktif adalah proyek atau kegiatan yang sebenarnya tidak dilakukan tetapi
anggarannya dicairkan.

HAMBATAN DALAM PEMBERANTASAN TINDAKAN KORUPSI


a) Hambatan Struktural, yaitu hambatan yang bersumber dari praktik-praktik
penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang membuat penanganan tindak pidana
korupsi tidak berjalan sebagaimana mestinya.

b) Hambatan Kultural, yaitu hambatan yang bersumber dari kebiasaan negatif yang
berkembang di masyarakat. Yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya: masih adanya
”sikap sungkan” dan toleran di antara aparatur pemerintah yang dapat menghambat
penanganan tindak pidana korupsi Hambatan dalam pemberantasan korupsi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut

c) Hambatan Instrumental, yaitu hambatan yang bersumber dari kurangnya instrumen


pendukung dalam bentuk peraturan perundang - undangan yang membuat penanganan
tindak pidana korupsi tidak berjalan sebagaimana mestinya.

d) Hambatan Manajemen, yaitu hambatan yang bersumber dari diabaikannya atau tidak
diterapkannya prinsip -prinsip manajemen yang baik (komitmen yang tinggi dilaksanakan
secara adil, transparan dan akuntabel) yang membuat penanganan tindak pidana korupsi
tidak berjalan sebagaimana mestinya.

LANGKAH – LANGKAH UNTUK MENGOPTIMALKAN UPAYA PEMBERANTASAN TINDAK


PIDANA KORUPSI
Mendesain ulang pelayanan publik, terutama pada bidang-bidang yang berhubungan
langsung dengan kegiatan pelayanan kepada masyarakat sehari-hari. Tujuannya adalah
untuk memudahkan masyarakat luas mendapatkan pelayanan publik yang profesional,
a) Peningkatan Kinerja Lembaga Pelayanan Publik; dan Peningkatan Pengawasan terhadap
Pelayanan Publik, dengan kegiatan- kegiatanprioritassebagaimana terlampir dalam matriks.
b) Memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi pada kegiatan-kegiatan pemerintah
yang berhubungan dengan ekonomi dan sumber daya manusia. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan akuntabilitas Pemerintah dalam pengelolaan sumber daya negara dan sumber
daya manusia
d) Meningkatkan pemberdayaan perangkat- perangkat pendukung dalam pencegahan
korupsi. Tujuannya adalah untuk menegakan prinsip “rule of law,” memperkuat budaya
hukum dan memberdayakan masyarakat dalam proses pemberantasan korupsi. Langkah-
langkah prioritas ditujukan pada Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat; dan
Penyempurnaan Materi Hukum Pendukung

Anda mungkin juga menyukai