Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mareta Windi Daramurli

NPM : 201340008

Buku Pendidikan Anti-Korupsi

1. Pertentangan
Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan
target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa adanya
pengetahuan. Di dalam kampus, para mahasiswa diperlengkapi dengan berbagai ilmu
pengetahuan. Di situlah para pengajar memiliki peran yang penting agar setiap usaha
kerja keras mahasiswa dan juga arahan-arahan kepada mahasiswa tidak menjadi sia-sia.
2. Perbandingan
Ada 2 (dua) alasan mengapa seseorang melakukan korupsi, alasan tersebut adalah
kebutuhan (need) dan keserakahan (greed). Untuk menjawab alasan kebutuhan, maka
salah satu cara adalah dengan menaikkan gaji atau pendapatan pegawai pemerintah.
Namun cara demikian juga tidak terlalu efektif, karena menurutnya keserakahan sudah
diterima sebagai bagian dari kebiasaan masyarakat. Menurutnya greed is a part of
prevailing cultural norms, and it becomes a habit when no stigma is attached. Mengutip
dari the Santhanam Committee ia menyatakan bahwa : in the long run, the fight against
corruption will succeed only to the extent to which a favourable social climate is created.
Dengan demikian iklim sosial untuk memberantas korupsi harus terus dikembangkan
dengan memberi stigma yang buruk pada korupsi atau perilaku koruptif.
3. Analogi
Nilai kejujuran dalam kehidupan kampus yang diwarnai dengan budaya akademik
sangatlah diperlukan. Nilai kejujuran ibaratnya seperti mata uang yang berlaku dimana-
mana termasuk dalam kehidupan di kampus. Jika mahasiswa terbukti melakukan
tindakan yang tidak jujur, baik pada lingkup akademik maupun sosial, maka selamanya
orang lain akan selalu merasa ragu untuk mempercayai mahasiswa tersebut. Sebagai
akibatnya mahasiswa akan selalu mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan
orang lain.
4. Contoh
Di negara-negara maju, gratifikasi kepada kalangan birokrat dilarang keras dan kepada
pelaku diberikan sanksi cukup berat, karena akan mempengaruhi pejabat birokrat dalam
menjalankan tugas dan pengambilan keputusan yang dapat menimbulkan
ketidakseimbangan dalam pelayanan publik. Bahkan di kalangan privat pun larangan juga
diberikan, contoh pimpinan stasiun televisi swasta melarang dengan tegas reporter atau
wartawannya menerima uang atau barang dalam bentuk apa pun dari siapapun dalam
menjalankan tugas pemberitaan. Oleh karena itu gratifikasi harus dilarang bagi birokrat
dengan disertai sanksi yang berat (denda uang atau pidana kurungan atau penjara) bagi
yang melanggar dan harus dikenakan kepada kedua pihak (pemberi dan penerima).
5. Sebab-akibat
Penyebab keadaan ini sangat beragam, namun yang dominan adalah: Pertama,
tawarmenawar dan pertarungan kepentingan antara kelompok dan golongan di parlemen,
sehingga memunculkan aturan yang bias dan diskriminatif. Kedua, praktek politik uang
dalam pembuatan hukum berupa suap menyuap (political bribery), utamanya menyangkut
perundang-undangan di bidang ekonomi dan bisnis. Akibatnya timbul peraturan yang
elastis dan multi tafsir serta tumpang-tindih dengan aturan lain sehingga mudah
dimanfaatkan untuk menyelamatkan pihak-pihak pemesan. Sering pula ancaman
sanksinya dirumuskan begitu ringan sehingga tidak memberatkan pihak yang
berkepentingan.
6. Definisi
Pada dasarnya korupsi merupakan perilaku yang dimunculkan oleh individu secara
sadar dan disengaja. Secara psikologis terdapat beberapa komponen yang menyebabkan
perilaku tersebut muncul. Setiap perilaku yang dilakukan secara sadar berasal dari potensi
perilaku (perilaku yang belum terwujud secara nyata), yang diistilahkan dengan intensi
(Wade dan Tavris: 2007). Potensi intensi perilaku tersebut adalah sikap, yang terdiri dari
tiga faktor yaitu kognisi, afeksi dan psikomotor, di mana ketiganya bersinergi
membentuk suatu perilaku tertentu (Azwar: 2006).
7. Klasifikasi
Dalam prosesnya, transparansi dibagi menjadi lima yaitu proses penganggaran, proses
penyusunan kegiatan, proses pembahasan, proses pengawasan, dan proses evaluasi.
Proses penganggaran bersifat bottom up, mulai dari perencanaan, implementasi, laporan
pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi) terhadap kinerja anggaran. Di dalam proses
penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan terkait dengan proses pembahasan
tentang sumber-sumber pendanaan (anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran
(anggaran belanja).

Anda mungkin juga menyukai