Anda di halaman 1dari 23

Anti Korupsi

Disusun Oleh Kelompok 3:


1. Ahmad Susanto
2. Ahmad Triono
3. Agung Sentosa
4. Niluh Zezkia Aura
5. Widia Admajayanti
6. Yongki Deska Riyadi

Dosen Pembimbing :
 Catarina Hariyani, S.IP., M.Si
 Husni Mubarok, SP., M.Si
 Drs. Sujarwo, MM
Pembahasan Anti Korupsi

A. Pengertian Korupsi
B. Faktor Penyebab Korupsi
C. Nilai dan Prinsik Anti-Korupsi
D. Upaya Pemberantasan korupsi dan
penanganannya
E. Pihak-Pihak Yang Berperan Dalam Tindakan Anti
Korupsi
F. Tindak Pidana Korupsi dalam Peraturan
Perundang-undangan di Indonesia
G. Peranan Mahasiswa Dalam Pencegahan Korupsi
A. Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan penyalahgunaan kewenangan oleh pihak pribadi
maupun kelompok. Dari segi hukum memandang bahwa korupsi
merupalan kejahatan koruptor, oleh karenanya yang harus dilakukan
oleh pemerintah adalah menindak para koruptor dengan jerat-jerat
hukum seperti undang-undang dan aparat hukum. Segi politik
memandang bahwa korupsi cenderung terjadi di ranah politik
khususnya korupsi besar (Grand Corruption) dilakukan oleh para
politisi yang menyalahgunakan kekuasaan mereka. Segi sosiologi
memandang bahwa korupsi adalah sebuah masalah sosial. Korupsi
terjadi di semua sektor dan dilakukan oleh sebagian besar lapisan
masyarakat maka dianggap sebagai penyakit sosial. Segi agama
memandang bahwa korupsi terjadi sebagai dampak lemahnya nnilai-
nilai agama dalam individu dan oleh karenanya upaya yang dilakukan
adalah memperkokoh nilai-nilai keagamaan dalam diri individu dan
masyarakat.
B. Faktoar Penyebab Korupsi

 Faktor Internal
a. Aspek perilaku individu:
sifat tamak/rakus manusia,
moral yang kurang kuat, gaya
hidup yang konsumtif.
b. Aspek Sosial

 Faktor Eksternal
a. Aspek sikap masyarakat
terhadap korupsi
b. Aspek Ekonomi
c. Aspek politis
d. Aspek organisasi
C. Nilai dan Prinsip Anti-Korupsi
a.Kejujuran
Kata jujur dapat didefenisikan sebagai lurus
hati, tidak berbohong dan tidak curang. Jujur adalah
salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan
mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan
dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian
Defenisi kata peduli adalah mengindahkan,
memperhatikan dan menghiraukan.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai
proses mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal
ini penting untuk masa depan dimana mahasiswa harus mengatur
kehidupannya dan orang-orang yang berada di bawah tanggung
jawabnya sebab tidak mungkin orang yang tidak dapat mandiri
(mengatur dirinya sendiri) akan mampu mengatur hidup orang
lain. Dengan karakter kemandirian tersebut mahasiswa dituntut
untuk mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya
sendiri dan bukan orang lain.
d. Kedisiplinan
Kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan. Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik
maupun sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin
tidak berarti hidup seperti pola militer di barak militer, namun
hidup disiplin bagi mahasiswa adalah dapat mengatur dan
mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan sebaik-
baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalam lingkup
akademik maupun sosial kampus.
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatu (Jika terjadi sesuatu boleh dituntut, dipersalahkan
dan diperkarakan)
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata
“Kemauan” menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian
dan pantang mundur.

g. Sederhana
Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yang penting dalam
interaksi masyarakat disekitarnya. Gaya hidup sederhana sebaiknya
perlu dikembangkan sejak mahasiswa me-ngenyam masa
pendidikannya. Dengan gaya hidup sederhana, setiap mahasiswa
dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai kemampuannya
dan dapat memenuhi semua kebutuhannya.
h. Keberanian
Rasa percaya kepada diri sendiri adalah mutlak perlu, karena
mahasiswa harus memelihara rasa percaya kepada diri sendiri secara
terus menerus, supaya bisa memperkuat sifat-sifatlainnya. Jika
mahasiswa percaya kepada diri sendiri, maka hal ini akan terwujud
dalam segala tingkah laku mahasiswa. Seorang mahasiswa perlu
mengenali perilakunya, sikap dan sistem nilai yang membentuk
kepribadiannya. Pengetahuan mengenai kepribadian mengenai
kepribadian dan kemampuan sendiri perlu dikaitkan dengan
pengetahuan mengenai lingkuan karena mahasiswa senantiasa berada
dalam lingkungan kampus yang merupakan tempat berinteraksi
dengan mahasiswa lainnya. Di lingkungan tersebut mahasiswa akan
mendapat sentuhan kreativitas dan inovasi yang akan menghasilkan
nilai tambah dalam masa perkuliahannya.
i. Keadilan
Berdasar arti katanya, adil adalah
sama berat, tidak berat sebelah dan tidak
memihak. Bagi mahasiswa karakter adil ini
perlu sekali dibina sejak masa perkuliahan
agar mahasiswa dapat belajar
mempertimbangkan dan mengambil
keputusan secara adil dan benar.
D. Upaya Pemberantasan Korupsi dan Penanganannya

1. Upaya Pemberantasan Korupsi


Strategi pemberantasan korupsi terdapat tiga unsur utama,
yaitu: pencegahan, penindakan dan oeran serta masyarakat.
Pencegahan adalah seluruh upaya yang dilakukan untuk
mencegah perilaku koruptif. Pencegahan juga serinng
disebut kegiatan Anti-korupsi yang sifatnya preventif.
Penindakan adalah seluruh upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi atau memberantas terjadinya tindak
korupsi. Penindakan juga sering disebut sebagai Kontra
Korupsi yang sifatnya represif. Peran serta masyarakat
adalah peran aktif perorangan, organisasi kemmasyarakatan
atau lembaga swadaya masyarakat dalam pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
Pada dasarnya korupsi itu terjadi jika terjadi pertemuan antara tiga
faktor utama yaitu: niat, kesempatan dan kewenangan. Niat
adalah unsur setiap tindak pidana yang lebih terkait dengan individu
manusia, misalnya perilaku dan nilai-nilai yang dianut oleh seorang.
Sedangkan kesempatan lebih terkait dengan sistem yang ada.
Sementara itu, kewenangan yang dimiliki seseorang akan secara
langsung memperkuat kesempatan yang ada. Meskipun muncul
niat dan terbuka kesempatan tetapi tidak diikuti oleh kewenangan,
maka korupsi tidak akan terjadi. Dengan demikian, korupsi tidak
akan terjadi jika ketiga faktor tersebut tidak bertemu. Sehingga
upaya memerangi korupsi pada dasarnya upaya untuk
menghilangkan atau setidaknya meminimalkan ketiga faktor
tersebut.
2. Penanganan Tindakan Korupsi
Penanganan tindak korupsi dilakukan dengan beberapa cara, diantara lainnya :
a.Penyidik
Pada saat ini penyidik tindak pidana korupsi dilakukan baik oleh kejaksaan
maupun oleh penyidik polri. Adanya penyidik polri dalam penyidikan tindak pidana
korupsi, membingungkan sebagian pakar hukum bahkan sempat menjadi polemic dalam
media masa.
b. Penyelidikan
Penyelidikan adalah serangkain tindakan penyelidik untuk mencari dan
menemukan peristiwa yang diduga sebagai tindakan pidana guna menentukan dapat atau
tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini (Pasar 1
butir 5)
- Menteri/Irjen/Irwailprop/Irwilkop
- Wakil President melalui PO.BOX-5000
- BKP
- Aparat Inteljen
- DPR
c. Penyidikan (Investigasi)
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidikan dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti ini membuat
terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya. Penyidik dilakukan oleh para aparat penyidik.
d. Tahap Penuntutan
Pada tahap penuntutan pula papa ummumnya telah ditunjuk
penuntut umum (PU) dan penuntut umum pengganti.
e. Perubahan atau pembahruan
Dalam UU No.3 tahun 1971 dan UU No.31 tahun 1999 maka
ada perubahan atau pembaharuan antara lain, peranan jaksa agung,
pembuktian terbalik, tersangka atau terdakwa meninggal dunia,
kepentingan pihak ketiga yang beritikad baik, keikutsertaan
masyarakat dan KPK.
E. Pihak-Pihak yang Berperan dalam Tindak Anti korupsi

1. KPK (Komisi Pemberantas Korupsi)


Komisi pemberantas korupsi mempunyai tugas :
1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang
melakukan tindak pidana korupsi.
2. Suprevisi terhadap instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan
terhadap tindak pidana korupsi.
4. Melakukan tindakan-tindakan pencegaham tindak
pidana korupsi.
5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
Dalam melaksanakan tugas koordinasi, Komisi
Pemberantas Korupsi berwenang:
1. Mengkoorinasikan penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan tindak pidana korupsi.
2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan
tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait.
4. Melaksanakan dengan pendapat atau pertemuan
dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
5. Meminta laporan instansi mengenai pencegahan tindak
pidana korupsi
F. Tindak Pidana Korupsi dalam Peraturan Perundang-undangan di
Indonesia

1. Kitab Undang-undang hukum pidana.


2. Peraturan penguasa militer nomor :prt/PM-06/1957, tanggal 9
April 1957.
3. Undang-undan nomor 3 tahun 1971 tentang pemberantasan
tindak pidana korupsi.
4. Undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.
5. Undang-undang nomor 30 tahun 2002 tentang komisi
pemberantasan tindak pidana korupsi.
6. Peraraturan penguasa perang pusat angkatan darat
nomor:prt/perpu/013/1958, tanggal 16 April 1958, tentang
pengusutan, penuntutan dan pemeriksaan perbuatan korupsi
pidana dan pemilikan harta benda (BN Nomor 40 Tahun 1958)
7. Peraturan pemerintah pengganti Undang-undang nomor
24 prp tahun 1960 tentang pengusutan, penuntutan,
pemeriksaa tindak pidana korupsi (LN Nomor 72 tahun
1960)
8. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersuh dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.
9. Undang-undang nomor 31 tahun 1999 juncto Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantas Tindak
Pidana Korupsi.
10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
G. Peranan Mahasiswa dalam Pencegahan Korupsi

a. Menciptakan Lingkungan bebas dari korupsi di kampus


Dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu
menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh
melakukan tindakan korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana,
misalnya terlambat datang ke kampus, menciptakan absen kepada
teman jika tidak masuk atau meberikan uang suap kepada para
pengurus beasiswa dan macam-macam tindakan lainnya. Memang hal
tersebut terlihat sepele tetapi berdampak fatal pada pola pikir dan
dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan bahkan yang lebih parah adalah
menjadi sebuah karakter.
b. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang
bahaya melakukan korupsi
Upaya mahasiswa ini misalnya memberikan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai bahaya melakukan tindakan korupsi
karena pada nantinya akan mengancam dan merugikan kehidupan
masyarakay sendiri. Serta menghimbau agar masyarakat ikut serta
dalam menindaklanjuti atau berperan aktif dalam memberantas
tindakan korupsi yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. Selain itu,
masyarakat sadar bahwa korupsi memang harus dilawan dan
dimusnahkan dengan mengarahkan kekuata secara massif artinya
bukan hanya pemerintah saja melaiinkan seluruh lapisan masyaraka.
c. Menjadi alat pengontrol pada kebijakan pemerintah
Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai
agen pengontrol dalam pemerintahan. Kebijakan pemerintah sangat perlu
untuk dikontrol dan dikritisi jika dirasa kebijakan tersebut tidak memberikan
dampa positif pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan semakin
memperburuk kondisi masyarakat. Misalnya dengan melakukan demo untuk
menekan pemerintah atau melakukan jajak pendapat untuk memperoleh
hasil negosiasi yang terbaik.
END

THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai