Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

Faktor-faktor Umum Penyebab Korupsi


Faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi, yaitu:
a)  Penegakan hukum tidak konsisten, penegakan hukum hanya sebagai make up politik, sifatnya
sementara, selalu berubah setiap berganti pemerintahan.
b)  Penyalahgunaan kekuasaan/wewenanng, takut dianggap bodoh kalau tidak menggunakan
kesempatan.
c) Langkanya lingkungan yang antikorup, sistem dan pedoman antikorupsi hanya dilakukan
sebatas formalitas.
d) Rendahnya  pendapatan penyelenggara Negara.  Pendapatan yang diperoleh harus mampu
memenuhi kebutuhan penyelenggara Negara, mampu mendorong penyelenggara Negara untuk
berprestasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
e) Kemiskinan, keserakahan, masyarakat kurang mampu melakukan korupsi karena kesulitan
ekonomi.  Sedangkan mereka yang berkecukupan melakukan korupsi karena serakah, tidak
pernah puas dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan.
f)  Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiah.
g) Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah daripada keuntungan korupsi, saat tertangkap bisa
menyuap penegak hukum sehingga dibebaskan atau setidaknya diringankan hukumannya.
h)  Budaya permisif/serba membolehkan, tidak mau tahu, menganggap biasa bila sering terjadi. 
Tidak peduli orang lain, asal kepentingannya sendiri terlindungi.
i)  Gagalnya pendidikan agama dan etika. 
Faktor Internal Penyebab Korupsi
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.
Persepsi terhadap korupsi. Pemahaman seseorang mengenai korupsi tentu berbeda-beda. salah
Satu penyebab masih bertahannya sikap primitif terhadap korupsi karena belum jelas mengenai
batasan bagi istilah korupsi, sehingga terjadi ambiguitas dalam melihat korupsi.
Sementara itu Merican (1971) menyatakan sebab-sebab terjadinya korupsi adalah sebagai
berikut:
a.      peninggalan pemerintahan kolonial.
b.      kemiskinan dan ketidaksamaan.
c.      gaji yang rendah.
d.      persepsi yang popular.
e.      pengaturan yang bertele-tele.
f.      pengetahuan yang tidak cukup dari bidangnya.

Selain faktor-faktor internal di atas, terdapat faktor-faktor internal lainnya.faktor tersebut yaitu :
a. Aspek Perilaku Individu:
1.      Sifat Tamak/Rakus Manusia
Korupsi yang dilakukan bukan karena kebutuhan primer, yaitu kebutuhan pangan. Pelakunya
adalah orang yang berkecukupan, tetapi memiliki sifat tamak, rakus, mempunyai hasrat
memperkaya diri sendiri. Unsur penyebab tindak korupsi  berasal dari dalam diri sendiri yaitu
sifat tamak/rakus. Maka tindakan keras tanpa kompromi, wajib hukumnya.
2.      Moral yang kurang kuat
Orang yang moralnya kurang kuat mudah tergoda untuk melakukan tindak korupsi. Godaan bisa
datang dari berbagai pengaruh di sekelilingnya, seperti atasan, rekan kerja, bawahan, atau pihak
lain yang memberi kesempatan.
3.       Gaya hidup yang konsumtif
Gaya hidup di kota besar mendorong seseorang untuk berperilaku konsumptif. Perilaku
konsumtif yang tidak diimbangi dengan pendapatan yang sesuai, menciptakan peluang bagi
seseorang untuk melakukan tindak korupsi.
b. Aspek Sosial
Perilaku korupsi dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris mengatakan bahwa
lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan
mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal
ini malah memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.

C.    Faktor Eksternal Penyebab Korupsi


 a. Aspek Sikap Masyarakat terhadap Korupsi
Dalam sebuah organisasi, kesalahan individu sering ditutupi demi menjaga nama baik
organisasi. Demikian pula tindak korupsi dalam sebuah organisasi sering kali ditutup-tutupi.
Akibat sikap tertutup ini, tindak korupsi seakan mendapat pembenaran, bahkan berkembang
dalam berbagai bentuk.
Sikap masyarakat yang berpotensi memberi peluang perilaku korupsi antara lain:
1.  Nilai-nilai dan budaya di masyarakat yang mendukung untuk terjadinya
korupsi. Misalnya masyarakat menghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya.
2.  Masyarakat menganggap bahwa korban yang mengalami kerugian akibat
tindak korupsi adalah Negara. Padahal justru pada akhirnya kerugian terbesar dialami oleh
masyarakat sendiri. Contohnya akibat korupsi anggaran pembangunan menjadi berkurang,
pembangunan transportasi umum menjadi terbatas misalnya.
3.  Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat dalam perilaku korupsi.
Setiap tindakan korupsi pasti melibatkan masyarakat, namun masyarakat justru terbiasa terlibat
dalam tindak korupsi sehari-hari dengan cara-cara terbuka namun tidak disadari.
4. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi dapat dicegah dan
diberantas bila masyarakat ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan korupsi.
b. Aspek Ekonomi
Aspek Ekonomi sering membuka peluang bagi seseorang untuk korupsi. Pendapatan yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan atau saat sedang terdesak masalah ekonomi membuka ruang bagi
seseorang untuk melakukan jalan pintas, dan salah satunya adalah korupsi.
c. Aspek Politis
            Politik uang (money politics) pada Pemilihan Umum adalah contoh tindak korupsi, yaitu
seseorang atau golongan yang membeli suatu atau menyuap para pemilih/anggota partai agar
dapat memenangkan pemilu. Perilaku korup seperti penyuapan, politik uang merupakan
fenomena yang sering terjadi.
      
d.    Aspek Organisasi
            Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, termasuk sistem
pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau di mana
korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsi  karena membuka peluang atau
kesempatan terjadinya korupsi. Aspek-aspek penyebab korupsi dalam sudut pandang organisasi
meliputi:
1·  Kurang adanya sikap keteladanan Pemimpin
Pemimpin adalah panutan bagi bawahannya. Apa yang dilakukan oleh pemimpin merupakan
contoh bagi bawahannya.
2·  Tidak Adanya Kultur/Budaya Organisasi yang Benar
Organisasi harus memiliki Tujuan Organisasi yang fokus dan jelas. Tujuan organisasi ini
menjadi pedoman dan memberikan arah bagi anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan
sesuati tugas dan fungsinya.
3· Kurang Memadainya Sistem Akuntabilitas
Dalam sebuah organisasi perlu ditetapkan visi dan misi yang diembannya, yang dijabarkan
dalam rencana kerja dan target pencapaiannya. Apabila organisasi tidak merumuskan tujuan,
sasaran, dan target kerjanya dengan jelas, maka akan sulit dilakukan penilaian dan pengukuran
kinerja.
4· Kelemahan Sistem Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak pelanggaran korupsi dalam
sebuah organisasi. Semakin longgar/lemah pengendalian manajemen sebuah organisasi semakin
terbuka peluang tindak korupsi anggota atau pegawai di dalamnya.

SOAL

1. Aspek-aspek penyebab korupsi dalam sudut pandang organisasi meliputi

a. Adanya Kultur/Budaya Organisasi yang Benar


b. Adanya sikap keteladanan Pemimpin
c. Kurang Memadainya Sistem Akuntabilitas
d. Sistem Pengendalian Manajemen yang canggih
e. Budaya yang benar

2. Faktor External yang menyebabkan terjadinya korupsi adalah

a. Aspek Ekonomi
b.Aspek sosial

cMoral

d.konsumtif

e.Agama
3. Sikap yang berpotensi memberi peluang korupsi adalah, Kecuali

a. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi dapat dicegah dan diberantas bila masyarakat
ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan korupsi.

b. Masyarakat yang mendukung untuk terjadinya


korupsi.

c. Masyarakat menganggap bahwa korban yang mengalami kerugian akibat tindak korupsi
adalah Negara.
d. Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat dalam perilaku korupsi.
e. Nilai dan budaya masyarakat yang tidak mendukung adanya korupsi

4. Pada era presidensiapakah KPK pertamakalinyadibentuk ?


a. Soekarno
b. Soeharto
c. Habibi
d. Megawati SoekarnoPutri
e. SusiloBambangYudhoyono

5. BagaimanakahbunyivisiKPK ?
a. PendobrakdanPendorong Indonesia yang BebasdariKorupsi
b. MenjadiPemimpindanPenggerakPerubahanuntukMewujudkan Indonesia yang
BebasdariKorupsi
c. MewujudkanLembaga yang MampuMewujudkan Indonesia yang BebasdariKorupsi
d. Koordinasidenganinstansi yang berwenangmelakukanpemberantasantindakpidanakorupsi
e. Supervisiterhadapinstansi yang berwenangmelakukanpemberantasantindakpidanakorupsi
6. Salah cara unutk mengembangkan model kebijakan preventif dalam pencegahan korupsi
adalah, Kecuali…
a. pembentukan badan anti-korupsi
b. peningkatan transparansi dalam pembiayaan kampanye untuk pemilu dan partai politik
c. promosi terhadap efisiensi dan transparansi pelayanan publik
d. Pendekatan multi-disiplin
e. promosi dan pemberlakuan standar pelayanan public

7. Strategi untuk memberantas  korupsi yang mengedepankan kontrol kepada 2 unsur dan
paling berperan didalam tindak korupsi. Ini pendapat dari....
A.Jeremy Pope
B.Utrech
C.Prof.Mr.E.M.Mayers
D.Leon Duguit
E.S.M.Amin SH
8. 8. Dibawah ini yang tidak ternasuk ciri –ciri korupsi
A. penyalah gunaan wewenang oleh pejabat
B. perbuatan yang dapat merugikan negara
C. tindakan yang menguntungkan para pejabat
D. tindakan yang merugikan kepentingan umum
E. tindakan yang dapat memperkaya diri sendiri
9. 3. Gerakan lembaga swadaya internasional yaitu
a. Transparency International
b. United Nations Convention against Corruption (UNCAC)
c. Convention on Bribery of Foreign Public Official in
d. Bank Dunia (World Bank)
e. OECD (Organization for Economic Co-Operation and Development)
10. Peran masyarakat dalam pemberantasan korupsi di Indonesia dapat diwujudkan dalam
bentuk...
a. Mahkamah Konstitusi
b.Peradilan Umum
c.Lembaga Peradilan
d.Peradilan Agama
e. Lembaga Swadaya Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai