NIM : 041716295
Matkul : PAJA3347/Etika bisnnis dalam perpajakan
UPBJJ : Surakarta
TUGAS 1
Saudara mahasiswa/i
Perhatikan perintah Tugas berikut ini dan silahkan Anda kerjakan secara ringkas dan
padat isi, yang persoalannya adalah sebagai berikut:
Kita sadari bersama bahwa kasus-kasus korupsi dan penyelewengan pembayaran pajak masih
marak terjadi di negara kita. Ketika seseorang dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak
pidana korupsi, penyelewengan pajak, atau tindak pidana lainnya, maka bukan hanya
pelanggaran terhadap hukum yang dilakukannya, melainkan juga etika.
a. Jelaskan Prinsip-prinsip good governance dan nilai-nilai etika yang dilanggar oleh koruptor
atau pelaku penyelewengan pajak!
Jawab!
Good Governance: diterjemahkan sebagai tata laksana pemerintahan yang baik. Secara umum,
good governance bisa dimaknai sebagai seperangkat proses yang berlaku pada institusi atau
organisasi, swasta atau negeri, agar keputusan yang baik bisa ditentukan dan semua proses yang
ada di dalamnya bisa terlaksana dengan baik. Walau good governance bukan jaminan segala
sesuatu berjalan sempurna, namun apabila dipatuhi akan mengurangi tindakan penyalahgunaan
kekuasaan (termasuk kolusi, korupsi dan nepotisme atau KKN).
• Akuntabilitas
• Transparansi
• Keterbukaan
• Aturan hukum
Untuk koruspi sendiri, prinsip good governance yang dilanggar tentu saja aturan hukum dan
akuntabilitas sebab mereka yang korupsi sudah tentu sembunyi-sembunyi karena merupakan
pemufakatan jahat yang sifatnya melawan hukum. Perbuatan ini juga sudah tentu tak bisa
dipertanggungjawabkan di hadapan publik sehingga jelas menyalahi prinsip akuntabilitas.
Tata laksana pemerintahan yang baik, atau good governance, mampu dipahami dengan baik
apabila kita juga memahami karakternya yang paling mendasar antara lain:
Jawab!
Korupsi adalah perilaku tidak jujur yang umumnya dilakukan oleh seseorang yang memiliki
kekuasaan, seperti kepala perusahaan atau pejabat pemerintahan. Korupsi dapat mencakup
pemberian atau penerimaan suap atau hadiah yang tidak pantas, transaksi ganda, transaksi di
bawah meja, manipulasi pemilihan, mengalihkan dana, mencuci uang, dan menipu investor.
Korupsi adalah ancaman dan permasalahan penting yang dialami oleh banyak negara. Karena
dampak dari korupsi tak hanya berpengaruh pada bidang ekonomi saja. Kehidupan masyarakat
pun juga ikut terkena imbas dari kejahatan ini. Kegagalan proyek, masalah kemiskinan, atau
pengangguran adalah beberapa akibat dari sifat rakus para koruptor.
Tindak korupsi sendiri dapat terjadi di mana saja dan tak sebatas dalam bisnis atau pemerintahan.
Pengadilan, media, dan masyarakat sipil, serta di semua sektor mulai dari kesehatan, pendidikan
hingga infrastruktur dan bahkan olahraga dapat terjangkit korupsi.
Faktor penyebab korupsi bisa bermacam-macam, ada yang berasal dari internal dan ada juga
yang berasal dari lingkup eksternal. Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal ini perlu
diketahui oleh setiap masyarakat. Mengetahui faktor penyebab korupsi internal dan eksternal
juga menjadi pengingat untuk masyarakat agar tidak terjebak dalam praktik korupsi.
Penyebab korupsi secara internal berasal dari diri sendiri atau dorongan keluarga. Sedangkan
penyebab korupsi secara eksternal berasal dari luar kehidupan pribadi seseorang
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang pertama adalah karena sifat tamak yang
dimiliki oleh manusia. Sifat tamak ini tergolong penyebab internal. Umumnya, pelaku
korupsi adalah pejabat atau para petinggi yang sudah memiliki banyak kekayaan. Namun,
sifat tamak dan rakus memunculkan hasrat besar untuk memperkaya diri sendiri.
2. Gaya Hidup
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang kedua yaitu karena gaya hidup yang
konsumtif. Menjalani hidup di kota-kota besar biasanya akan mendorong gaya hidup
seseorang menjadi lebih konsumtif.
Sayangnya, gaya hidup ini seringkali tidak seimbang dengan apa yang mereka miliki.
Pendapatan yang tidak dapat mendukung gaya hidup konsumtif akan mendorong seseorang
melakukan apa saja untuk memenuhi keinginannya. Salah satunya adalah dengan tindakan
korupsi.
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang ketiga yakni karena moral yang dimiliki
lemah. Orang yang memiliki moral yang tidak kuat atau lemah, cenderung mudah
terpengaruh untuk melakukan tindakan korupsi. Pengaruh-pengaruh ini bisa datang dari
atasan, teman kerja, atau pihak mana pun yang memberi kesempatan untuk melakukan
korupsi.
4. Dorongan Keluarga
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang keempat adalah karena dorongan
keluarga. Sangat disayangkan jika tindakan korupsi seseorang justru karena dorongan dari
keluarga.
Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan
dorongan pada seseorang untuk melakukan korupsi. Dorongan ini bahkan bisa mengalahkan
sifat baik dari orang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan yang seharusnya
mengarahkan dan membangun moral yang baik, justru mendukung seseorang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
5. Aspek Ekonomi
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal berikutnya masuk pada penyebab eksternal.
Yang pertama adalah aspek ekonomi. Dalam perjalanan hidup seseorang, ada kalanya
mereka mengalami situasi yang mendesak yang berkaitan dengan ekonomi.
Faktor mendesak tersebut, apalagi jika ditambah dengan moral yang lemah, akan membuat
seseorang memikirkan jalan pintas dalam mengatasi masalahnya, di antaranya adalah dengan
melakukan korupsi.
6. Aspek Politis
Menurut Rahardjo (1983), kontrol sosial adalah suatu proses yang dilakukan untuk
mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. Kontrol
sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan
penggunaan kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan secara politik,
melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya. Dengan demikian instabilitas politik,
kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan sangat berpotensi untuk
menyebabkan perilaku korupsi.
7. Aspek Organisasi
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal berikutnya adalah karena aspek organisasi.
Penyebab aspek organisasi tersebut di antaranya adalah:
Seringkali, jajaran manajemen atau pejabat yang melakukan korupsi akan menutupi aksinya.
Akibatnya tindak pelanggaran korupsi dapat terus berjalan bebas dengan berbagai bentuk.
Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi di antaranya adalah:
• Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat sendiri.
• Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.
• Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan diberantas bila
mereka ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan.
Sumber : https://www.merdeka.com/jabar/faktor-penyebab-korupsi-internal-dan-eksternal-begini-
penjelasannya-kln.html