Pengertian Korupsi
Faktor penyebab korupsi
Nilai dan prinsip anti korupsi
Tindak pidana korupsi dalam peraturan perundang-undangan
Upaya tindak pemberantasan korupsi
• Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio”
(Fockema Andrea : 1951) atau “corruptus” (Webster
Student Dictionary : 1960). Selanjutnya dikatakan
bahwa “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”,
suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin
tersebut kemudian dikenal istilah “corruption,
corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan
“corruptie/korruptie” (Belanda). Arti kata korupsi
secara harfiah adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Selanjutnya untuk beberapa pengertian lain,
disebutkan bahwa (Muhammad Ali : 1998) :
b. Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan
keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat
baik seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah memberikan
dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.
Faktor eksternal, pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh
faktor di luar diri pelaku
A. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi Pada umumnya jajaran
manajemen selalu menutupi tindak korupsi yang dilakukan oleh segelintir
oknum dalam organisasi. Akibat sifat tertutup ini pelanggaran korupsi
justru terus berjalan dengan berbagai bentuk. Oleh karena itu sikap
masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak korupsi terjadi karena : •
Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi.
• • Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah
masyarakat sendiri.
• • Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi. Setiap
perbuatan korupsi pasti melibatkan anggota masyarakat. Hal ini kurang
disadari oleh masyarakat. Bahkan seringkali masyarakat sudah terbiasa
terlibat pada kegiatan korupsi sehari-hari dengan cara-cara terbuka namun
tidak disadari.
• • Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan
diberantas bila masyarakat ikut aktif dalam agenda pencegahan dan
pemberantasan.
• b. Aspek ekonomi Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang kehidupan
ada kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan
itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan
melakukan korupsi.
• c. Aspek Politis Menurut Rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yang
dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan
masyarakat. Kontrol sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai aktivitas
yang melibatkan penggunaan kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang
diorganisasikan secara politik, melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya. Dengan
demikian instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan
sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi