PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi merupakan tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan
dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Korupsi
merupakan suatu kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang telah tumbuh seiring
dengan perkembangan peradaban manusia.
Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini menjadi salah satu penyebab
terpuruknya sistem perekonomian bangsa yang dibuktikan dengan semakin meluasnya
tindak pidana korupsidalam masyarakat dengan melihat perkembangannya yang terus
meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak
terkendali akan membawa sisi negatif, tidak hanya terhadap kehidupan perekonomian
nasional denganmerugikan kondisi keuangan negara, namun juga melanggar hak-hak
sosial dan ekonomipada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Hal ini
disebabkan karena korupsi di Indonesia terjadi secara sistematik dan meluas dengan
kurangnya pertanggungjawaban pidana yang seharusnya dilakukan oleh pelaku tindak
pidana terkait.
Tindak pidana korupsi dalam jumlah besar berpotensi merugikan keuangan negara
sehingga dapat mengganggu sumber daya pembangunan dan membahayakan stabilitas
politik suatu negara. Korupsi juga dapat diindikasikan sebagai alasan timbulnya
bahaya terhadap keamanan umat manusia, karena telah merambah ke dunia
pendidikan, kesehatan, penyediaan sandang pangan rakyat, keagamaan, dan fungsi-
fungsi pelayanan sosial lain. Dalam penyuapan di dunia perdagangan, baik 2 yang
bersifat domestik maupun transnasional, korupsi jelas- jelas telah merusak mental
pejabat.Demi mengejar kekayaan, para pejabat negara tidak takut melanggar hukum
negara.Kasus-kasus tindak pidana korupsi sulit diungkap karena para pelakunya terkait
dengan wewenang atau kekuasaannya yang dimiliki.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pengertian Korupsi, ciri-ciri Korupsi, Faktor Penyebab
korupsi dan jenis-jenis Korupsi ?
b. Apa yang dimaksud dengan Tindak Pidana Korupsi ?
c. Bagaimana sejarah perkembangan Tindak Pidana Korupsi ?
d. Apa sajakah yang termasuk undang-undang tindak pidana korupsi dan Dampak
Korupsi ?
C. Tujuan
a. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan pengertian Korupsi, ciri-ciri Korupsi,
Faktor Penyebab korupsi dan jenis-jenis Korupsi
b. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Tindak Pidana Korupsi
c. Mengetahui Bagaimana sejarah perkembangan Tindak Pidana Korupsi
d. Mengetahui Apa sajakah yang termasuk undang-undang tindak pidana korupsi dan
Dampak Korupsi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau corruptus. Menurut para
ahli bahasa, corruptio berasal dari kata corrumpere, suatu kata dari Bahasa Latin yang
lebih tua. Kata tersebut kemudian menurunkan istilah corruption,
corrups (Inggris), corruption (Perancis), corruptie/korruptie (Belanda) dan korupsi
(Indonesia).
a. Faktor Politik
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat dilihat
ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang kekuasaan,
bahkan ketika meraih dan mempertahankan kekuasaan. Perilaku korup seperti
menyuap, politik uang merupakan fenomena yang sering terjadi.
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini
dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan.
Selain rendahnya gaji atau pendapatan, banyak aspek ekonomi lain yang menjadi
penyebab terjadinya korupsi, di antaranya adalah kekuasaan pemerintah yang
dibarengi dengan faktor kesempatan bagi pegawai pemerintah untuk memenuhi
kekayaan mereka dan kroninya.
k tergolong orang miskin. Dengan demikian korupsi bukan disebabkan oleh
kemiskinan, tapi justru sebaliknya, kemiskinan disebakan oleh korupsi.
c. Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi yang luas, termasuk sistem
pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisai yang menjadi korban korupsi
atau dimana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena
membuka peluang atau kesempatan untuk melakukan korupsi.
Aspek-aspek terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi meliputi: (a)
kurang adanya teladan dari pemimpin (b) tidak adanya kultur organisasi yang
benar, (c) sistem akuntabilitas dalam instansi kurang memadai, (d) manajemen
cenderung menutupi didalam organisasinya.
D. Jenis-Jenis Korupsi
Beberapa ahli mengidentifikasi jenis korupsi, di antaranya Syed Hussein Alatas
yang mengemukakan bahwa berdasarkan tipenya korupsi di kelompokkan menjadi
tujuh jenis korupsi sebagai berikut:
Pada ketentuan Pasal 55 KUHP disebutkan perbuatan pidana, jadi baik kejahatan
maupun pelanggaran yang di hukum sebagai orang yang melakukan disini dapat dibagi
atas 4 macam, yaitu :
a. Pleger Orang ini ialah seorang yang sendirian telah mewujudkan segala elemen
dari peristiwa pidana. 27
b. Doen plegen Disini sedikitnya ada dua orang, doen plegen dan pleger. Jadi bukan
orang itu sendiri yang melakukan peristiwa pidana, akan tetapi ia menyuruh orang
lain, meskipun demikian ia dipandang dan dihukum sebagai orang yang melakukan
sendiri peristiwa pidana.
c. Medpleger Turut melakukan dalam arti kata bersama-sama melakukan,
sedikitdikitnya harus ada dua orang, ialah pleger dan medpleger. Disini diminta,
bahwa kedua orang tersebut semuanya melakukan perbuatan pelaksanaan, jadi
melakukan elemen dari peristiwa pidana itu. Tidak boleh hanya melakukan
perbuatan persiapan saja, sebab jika demikian, maka orang yang menolong itu
tidak masuk medpleger, akan tetapi dihukum sebagai medeplichtige.
d. Uitlokker Orang itu harus sengaja membujuk melakukan orang lain, sedang
membujuknya harus memakai salah satu dari jalan seperti yang disebutkan dalam
Pasal 55 ayat (2), artinya tidak boleh memakai jalan lain.
Pada Era Orde Baru Pada masa orde baru sendiri juga terlihat akan adanya
praktek-praktek korupsi dengan dibentuknya suatu badan khusus yang menangani
akan hal ini, yaitu komite empat dan juga Opstib (Operasi tertib).
Pada Era Reformasi Di dalam orde reformasi praktek korupsi telah menjalar
kemana-mana seperti virus yang menjangkit seluruh elemen penyelenggara negara.
Pada orde tersebut pimpinan Negara Indonesia adalah Presiden BJ Habibie. Pada
waktu kepemimpinannya Presiden membuat suatu rumusan undang-undang yaitu
Undang-undang No.28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan
bebas dari KKN dan juga pembentukan berbagai komisi atau badan baru seperti
KPKPN,KPPU, atau lembaga Ombudsman. Serta dilanjutkan juga oleh 30 presiden
selanjutnya yaitu Presiden berikutnya, Abdurrahman Wahid membentuk Tim
Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK).
Pada Era Demokrasi Beralih ke zaman sekarang, yaitu Demokrasi adanya badan
yang mengurus tentang Tindak Pidana Korusi yang dimana telah kita ketahui yaitu
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dimana KPK di bantu oleh lembaga-lembaga
hukum yang ada di Indonesia dalam misi pemberantasan Korupsi. KPK adalah
lembaga independen yang berdiri sendiri dan bebas dari pengaruh kekuasaan apapun.
Tugas dan wewenang KPK telah terurai jelas di dalam Undang-undang No.30 tahun
2002.
I. Dampak Korupsi
Dari beberapa sumber dampak dari korupsi sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam
perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan
kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun
penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan
etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman
yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber
daya manusia, serta struktur ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis,
yaitu bentuk, sifat,dan tujuan.Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang
diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara.
DAFTAR PUSTAKA