Anda di halaman 1dari 11

Faktor Penyebab Korupsi

Kelompok 1

1. Agnes Silva Gusmao


2. Ana Maria De Almeida
3. Betseba Hingkoil
4. Citra Solia Lau
5. Dersi Otu
6. Dina Debora Misa
A. Pengertian Koropsi

Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari


kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah
tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan
itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak
Lanjutan

Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan


wewenang dan jabatan yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai
demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi atau
keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim (dalam Lubis,
1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan
tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang
bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang
menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang
orang yang menawarkan hadiahdalam bentuk balas jasa juga
termasuk dalam korupsi.
B. Faktor –Faktor Penyebab Korupsi

1. Faktor politik
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat
dilihat ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang
kekuasaan, bahkan ketika meraih dan mempertahankan kekuasaan.
2. Faktor Hukum
Faktor hukum bisa dilihat dari 2 sisi,disatu sisi dari aspek perundang –
undangan dan sisi lain lemahnya penegakan hukum.
3. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi.
4. Faktor Organisasi
organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas,termasuk
sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat.
C. Faktor Internal dan Eksternal penyebab Korupsi

1. Faktor Internal
Merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri,yang menjadi :
a. Aspek perilaku individu
b. Aspek sosial
2. Faktor Ekternal
Pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh faktor diluar dari
perilaku,dapat dirinci menjadi :
c. Aspek sikap masyakat terhadap korupsi
d. Aspek ekonomi
e. Aspek politis
f. Aspek Organisasi
D. Cara atau upaya unatuk pemberantas korupsi

1. Pembentukan Lembaga Anti Korupsi


a. Membentuk lembaga independen yang khusus menangani korupsi
b. Menperbaiki kinerja lembaga peradilan baik dari tingkat kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, dan lembaga permasyarakatan.
c. Ditingkat departeman kinerja lembaga-lembaga audit seperti
inspektoratjenderal harus ditingkatkan.
d. Reformasi birokrasi dan repormasi pekayan publik adalah salah satu
mencegah korupsi.
e. Hal lain yang krusial untuk menguragi resiko korupsi dengan memperbaiki
dan memantu kinerja pemerintah daerah.
f. Dalam berbagai pemberitaan di media- media,ternyata korupsi juga banyak
dilakukan oleh anggota parlemen baik dipusat (DPR) maupun didaerah
(DPRD)
Lanjutan

2. Pencegahan korupsi disektor publik


a. Salah satu cara mencegah korupsi adalah dengan mewajibkan
pejabat publik melaporkan dan mengumumkan jumlah
kekayaan yang dimiliki baik sebelum dan sesudah menjabat.
b. Pengadaan barang atau kontrak pekerjaan dipemerintah pusat
dan didaerah maupun mililiter sebaiknya melalu lelang atau
penawaran secara terbuka.
c. Korupsi juga banyak terjadi dalam perekrutan pegawai negeri
dan anggota TNI-Polri baru.
d. Sistem penilai kinerja pegawai negeri yang menitik beratkan
pada proses (process oriented) dan hasil kerja akhir (result
oriented) perlu dikembangkan.
Lanjutan

3. Pencegahan sosial Dan Pemberdayaan Masyarakat


a. Salah satu upaya memberantas korupsi adalah dengan memberi hak
kepada masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap informasi.
b. Isu mengenai publik awareness atau kesadaran atau kepedulian
publik terhadap bahaya korupsi dan isu pemberdayaan masyarakat
merupakan salah satu penting upaya pemberantasan korupsi.
c. Penyediaan sarana untuk melaporkan kasus korupsi.
d. Di beberapa negara pasal mengenai ‘fitnah’ dan ‘pencemaran nama
baik’tidak dapat berlaku untuk mereka yang melaporkan kasus
korupsi, dengan pemikiran bahwa bahaya korupsi lebih besar dari
pada kepentingan individu.
e. Pers yang bebas adalah salah satu pilar demokrasi.
f. Lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau NGOs baik tingkat lokal
maupun internasional juga memiliki peran penting untuk mencegah
dan memberantas korupsi.
Lanjutan

4. Pengembangan dan Pembuatan Berbagai Instrumen Hukum yang


Mendukung Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Dukungan terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi tidak cukup


hanya mengandalkan satu instrumen hukum yaitu Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berbagai peraturan perundang-
undangan atau instrumen hukum lain perlu dikembangkan. Perlu peraturan
perundang-undangan yang mendukung pemberantasan korupsi yaitu Undang-
Undang Tindak Pidana Money Laundering atau pencucian uang.
5. Pemantauan dan Evaluasi
Perlu pemantauan dan evaluasi terhadap seluruh pekerjaan atau
kegiatan pemberantasan korupsi agar diketahui capaian yang
telah dilakukan. Melalui pemantauan dan evaluasi dapat dilihat
strategi atau program yang sukses dan gagal.
6. Kerjasama Internasional
Upaya lain yang dapat dilakukan dalam memberantas korupsi
adalah melakukan kerjasama internasional baik dengan negara
lain maupun dengan International NGOs. Sebagai contoh di
tingkat internasional, Transparency International (TI) membuat
program National Integrity Sistem.
S

E K I A N

D A N

T E R I M A

K A S I H

Anda mungkin juga menyukai