Anda di halaman 1dari 10

Pilihan ganda :

A. Anti Korupsi

1. Korup adalah ;
a. Suap
b. sogok,
c. memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya;
d. jawaban a,b dan c benar
e. jawaban a,b,dan c salah
2. Korupsi artinya ;
a. perbuatan busuk
b. seperti penggelapan uang,
c. penerimaan uang sogok, dan sebagainya;
d. jawaban a,b dan c salah
e. jawaban a,b dan c benar
3. Jawaban yang paling benar diabwah ini adalah bahwa Koruptor artinya ;
a. orang yang melakukan korupsi.
b. orang yang merampas uang negara
c. orang yang mengelapkan uang negara
d. orang yang menerima suap
e. orang yang menerima gratifikasi
4. Yang tidak termasuk dari Bentuk-bentuk Korupsi adalah ;
a. Mencuri dengan kekerasan
b. Suap
c. Gratifikasi
d. Perbuatan curang
e. Pengelepan dalam jabatan
5. Tidak teramsuk jenis-jenis tindak pidana ;
a. Melawan hukum untuk memperkaya diri dan dapat merugikan keuangan Negara
b. Menyalahgunakan kewenangan untuk kepentingan diri sendiri dan dapat merugikan
keuangan Negara
c. Menyuap pegawai negeri
d. Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya
e. Memberi utang

6. Hampir semua segi kehidupan terjangkit korupsi. Apabila disederhanakan penyebab


korupsi meliputi dua faktor yaitu ;
a. Faktor miskin
b. Faktor kekuasaan
c. Faktor internal dan eksternal
d. Faktor keluarga
e. Factor pergaulan.
7. Faktor internal terdiri dari ;
a. aspek moral
b. lemahnya keimanan,
c. tidak jujur,
d. tidak punya rasa malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif.
e. Jawaban a,b,c dan d benar
8. Faktor eksternal bisa dilacak dari ;
a. aspek ekonomi misalnya pendapatan atau gaji tidak mencukupi kebutuhan.
b. aspek politis misalnya instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan
mempertahankan kekuasaan,
c. aspek managemen & organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas dan transparansi.
d. Jawaban a,b dan c benar
e. Jawaban a,b, dan c salah
9. 4 faktor penyebab korupsi yaitu ;
a. Jawaban b,c,d dan e benar
b. politik,
c. hukum,
d. ekonomi
e. birokrasi serta faktor transnasional.
10. Teori oleh Robert Merton ini sebagaimana dikutip Handoyo (2009: 55) ini dinyatakan
bahwa ;
a. korupsi merupakan suatu perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan batin,
sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma.
b. korupsi merupakan suatu perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan sahabat,
sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma.
c. korupsi merupakan suatu perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan sosial,
sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma.
d. korupsi merupakan suatu perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan publik,
sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma.
e. korupsi merupakan suatu perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan istri dan
anak, sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma.
11. Dampak Masif Korupsi, akan muncul secara alamiah apabila korupsi sudah merajalela
berikut dari dampak ekonomi yang akan terjadi,yaitu:
a. Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
b. Penurunan Produktifitas
c. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik
d. Menurunnya Pendapatan Negara Dari Sektor Pajak dan Meningkatnya Hutang
Negara
e. Jawaban a,b,c dan d benar
12. Dampak Masif Korupsi d bidang Sosial dan Kemiskinan Masyarakat mempengaruhi
terhadap ;
a. Mahalnya Harga Jasa dan Pelayanan Publik
b. Jawaban a,c,d dan e benar.
c. Pengentasan Kemiskinan Berjalan Lambat
d. Terbatasnya Akses Bagi Masyarakat Miskin
e. Meningkatnya Angka Kriminalitas dan Solidaritas Sosial Semakin Langka dan
Demoralisasi.
13. Beberapa nilai-nilai anti korupsi, kecuali ;
a. Kecuragan
b. Kejujuran
c. Kepedulian
d. Kemandirian
e. Kedisiplinan
14. Beberapa prinsip-Prinsip Anti-Korupsi, kecuali ;
a. Akuntabilitas
b. Transparansi
c. Kewajaran
d. Kemudahan
e. Kebijakan
15. Kebijakan penanggulangan kejahatan atau yang biasa dikenal dengan istilah politik
kriminal atau criminal policy oleh G. Peter Hoefnagels dibedakan sebagai berikut (Nawawi
Arief : 2008) :
a. kebijakan penerapan hukum pidana (criminal law application);
b. kebijakan pencegahan tanpa hukum pidana (prevention without punishment);
c. kebijakan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan
pemidanaan lewat mass media (influencing views of society on crime and punishment / mass
media) (atau media lainnya seperti penyuluhan, pendidikan dll : tambahan dari
penulis).
d. Jawaban a,b, dan c benar
e. Jawaban a,b, dan c salah
16. Garis besar upaya penanggulangan kejahatan korupsi dapat dibagi menjadi 2 (dua) yakni.
a. melalui jalur penal (dengan menggunakan hukum pidana).
Jawaban a benar.
b. jalur non-penal (diselesaikan di luar hukum pidana dengan sarana-sarana non-penal).
c. Jawaban b salah
d. Jawaban a dan b benar
e. Jawaban a dan b salah
17. Salah satu hal yang juga cukup krusial untuk mengurangi resiko korupsi adalah ;
a. Memperbaiki dan memantau kinerja Pemerintah Daerah.
b. Memperbaiki dan memantau kienerja KPK
c. Memperbaiki dan memantau kienerja Kepolisian
d. Memperbaiki dan memantau kienerja Kejaksaan
e. Memperbaiki dan memantau kienerja Ombusmand
18. Korupsi juga banyak terjadi dalam perekruitan pegawai negeri, polisi dan militer, seperti
Korupsi, kolusi dan nepotisme yang sering terjadi, apa yang harus dilalukan ?.
a. Sebuah sistem yang transparan dan akuntabel sebagai persyaratan formil.
b. Sebuah sistem yang transparan dan akuntabel untuk jadi petunjuk bagi penyelenggara.
c. Sebuah sistem yang transparan dan akuntabel untuk orang tertentu.
d. Sebuah sistem yang transparan dan akuntabel hanya diketahui oleh pimpinan
e. Sebuah sistem yang transparan dan akuntabel
19. Salah satu upaya memberantas korupsi adalah memberikan hak kepada masyarakat untuk
mendapatkan akses terhadap informasi (access to information) yaitu :
a. Sebuah sistem harus dibangun di mana kepada masyarakat (termasuk media)
diberikan hak meminta segala informasi yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah
yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
b. Sebuah sistem harus dibangun di mana kepada masyarakat tertentu diberikan hak
meminta segala informasi yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang
mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
c. Sebuah sistem harus dibangun di mana kepada masyarakat kelompok diberikan hak
meminta segala informasi yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang
mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
d. Sebuah sistem harus dibangun di mana kepada masyarakat elit diberikan hak
meminta segala informasi yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang
mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
e. Sebuah sistem harus dibangun di mana kepada masyarakat etnis tertentu diberikan
hak meminta segala informasi yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang
mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
20. Isu mengenai public awareness atau kesadaran serta kepedulian publik terhadap bahaya
korupsi dan isu pemberdayaan masyarakat adalah (pilih jawaban yang paling tempat).
a. salah satu bagian yang diperlukan dari upaya memberantas korupsi.
b. salah satu bagian dari upaya memberantas korupsi.
c. salah satu bagian yang sangat penting dari upaya memberantas korupsi.
d. salah satu bagian dari cara upaya memberantas korupsi.
e. salah satu bagian yang menjadi perhatian dari upaya memberantas korupsi.
21. Salah satu cara untuk meningkatkan public awareness adalah :
a. dengan melakukan kampanye tentang bahaya korupsi.
b. dengan melakukan kampanye tentang bahaya korupsi dan sosialisasi serta diseminasi
di ruang publik mengenai apa itu korupsi.
c. dengan melakukan kampanye tentang bahaya korupsi dan osialisasi serta diseminasi
di ruang publik mengenai dampak korupsi
d. dengan melakukan kampanye tentang bahaya korupsi dan sosialisasi serta diseminasi
di ruang publik mengenai apa itu korupsi, dampak korupsi dan bagaimana memerangi
korupsi harus diintensifkan.
e. dengan melakukan kampanye tentang bahaya korupsi dan sosialisasi serta diseminasi
di ruang publik bagaimana memerangi korupsi harus diintensifkan.
22. Di beberapa Negara, pasal mengenai ‘fitnah’ dan ‘pencemaran nama baik’ tidak dapat
diberlakukan untuk mereka yang melaporkan kasus korupsi dengan pemikiran bahwa :
a. bahaya korupsi dianggap lebih besar dari pada kepentingan individu.
b. bahaya korupsi dianggap lebih besar dari pada kepentingan pihak tertentu.
c. bahaya korupsi dianggap lebih besar dari pada kepentingan elit.
d. bahaya korupsi dianggap lebih besar dari pada kepentingan pejabat.
e. bahaya korupsi dianggap lebih besar dari pada kepentingan penegak hukum.
23. Di Indonesia walaupun sudah memiliki aturan mengenai perlindungan saksi dan korban
yakni UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, tetapi masyarakat
masih dihantui ketakutan akan tuntutan balik melakukan fitnah dan pencemaran nama
baik apabila;
a. Membiarkan kasus korupsi.
b. Tidak melaporkan kasus korupsi.
c. Melaporkan kasus korupsi.
d. Tidak peduli kasus korupsi.
e. Mendiamkan kasus korupsi.
24. Pers yang bebas adalah salah satu pilar dari demokrasi. Semakin banyak informasi yang
diterima oleh masyarakat, semakin paham mereka akan bahaya korupsi. Menurut Pope,
bahwa ;
a. media yang bebas sama pentingnya dengan peradilan yang independen.
b. media yang bebas sama pentingnya dengan peradilan yang independen. Selain
berfungsi sebagai alat kampanye mengenai bahaya korupsi, media memiliki fungsi
yang efektif untuk melakukan pengawasan atas perilaku pejabat publik.
c. media yang bebas yang independen. Selain berfungsi sebagai alat kampanye
mengenai bahaya korupsi, media memiliki fungsi yang efektif untuk melakukan
pengawasan atas perilaku pejabat publik.
d. media yang bebas sama pentingnya dengan peradilan yang independent sebagai alat
kampanye mengenai bahaya korupsi, media memiliki fungsi yang efektif untuk
melakukan pengawasan atas perilaku pejabat publik.
e. media yang bebas sama pentingnya dengan peradilan yang independent sebagai alat
kampanye mengenai bahaya korupsi.
25. Salah satu cara lain untuk mencegah dan memberantas korupsi adalah dengan ;
a. Memasang dan mengoperasikan perangkat electronic surveillance untuk
mengetahui dan mengumpulkan data dengan menggunakan peralatan elektronik yang
dipasang pada tempat-tempat tertentu.
b. menggunakan atau mengoperasikan perangkat electronic surveillance. ditempat
umum.
c. menggunakan atau mengoperasikan perangkat electronic surveillance. Electronic
surveillance adalah sebuah perangkat atau alat untuk mengetahui dan mengumpulkan
data dengan menggunakan peralatan elektronik yang dipasang pada tempat-tempat
tertentu.
d. menggunakan atau mengoperasikan perangkat electronic surveillance.
e. menggunakan atau mengoperasikan perangkat electronic surveillance. dipasang
pada tempat-tempat tertentu.

B. Anti Narkoba
26. Narkotika adalah ;
a. zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
b. zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran.
ketergantungan.
c. zat atau obat yang berasal dari bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri.
d. zat atau obat yang berasal dari tanaman, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
e. zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran.
27. Prekursor Narkotika adalah ;
a. zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
obat untuk vitamin.
b. zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
Narkotika.
c. zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
obat-obatan.
d. zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
kosmetik.
e. zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
obat bius.
28. Ketergantungan Narkotika adalah ;
a. kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan
apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan
gejala fisik dan psikis yang khas.
b. kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama.
c. kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan
apabila penggunaannya dikurangi dapat menimbulkan gejala fisik dan psikis yang
khas.
d. kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
e. kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
29. Rehabilitasi Medis adalah ;
a. suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan Narkotika.
b. suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan mengisap ganja.
c. suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan Narkotika.
d. suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan obat.
e. suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan mengkomsumsi obat.
30. Rehabilitasi Sosial adalah ;
a. suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu.
b. suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial,
agar bekas pecandu Narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam
kehidupan masyarakat.
c. suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental maupun social.
d. suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, bekas pecandu Narkotika dapat
kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
e. suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu pecandu Narkotika dapat kembali
melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
31. Golongan Narkotika Pasal 5 UU 35 Tahun 2009, digolongkan ke dalam:
a. Narkotika Golongan I;
b. Narkotika Golongan I;
c. Narkotika Golongan II;
d. jawaban a,b, dan c salah
e. jawaban a,b, dan c benar
32. Peredaran Narkotika adalah meliputi s;
a. setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik
dalam rangka perdagangan.
b. setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik
dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan maupun pemindahtanganan, untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
c. setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik
dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan.
d. setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik
dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan maupun pemindahtanganan, untuk
kepentingan pelayanan Kesehatan.
e. setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik
dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan maupun pemindahtanganan, untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
33. Narkotika dalam bentuk obat jadi hanya dapat diedarkan setelah mendapatkan ;
a. izin edar dari Menteri.
b. izin edar dari Presiden.
c. izin edar dari Kepolisian
d. izin edar dari Pengadilan
e. izin edar dari Panglima.
34. Untuk mendapatkan izin edar dari Menteri, Narkotika dalam bentuk obat jadi harus
melalui ;
a. pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan Minuman.
b. pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan Makanan.
c. pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan Kesehatan.
d. pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan Mineral.
e. pendaftaran pada Badan Pengawas Obat.
35. Narkotika Golongan II dan Golongan III yang berupa bahan baku, baik alami maupun
sintetis, yang digunakan untuk produksi obat diatur dengan ;
a. Peraturan Kapolri.
b. Peraturan Panglima.
c. Peraturan Kejaksaan.
d. Peraturan Menteri Kesehatan.
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri.
36. Pengaturan prekursor dalam Undang-Undang bertujuan:
a. melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan Prekursor Narkotika;
b. mencegah dan memberantas peredaran gelap Prekursor Narkotika;
c. mencegah terjadinya kebocoran dan penyimpangan Prekursor Narkotika.
d. Jawaban a,b, dan c benar
e. Jawaban a,b,c dan salah
37. Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani ;
a. rehabilitasi medis dan rehabilitasi social di kepolisian.
b. rehabilitasi medis dan rehabilitasi social di rumah tahanan negara.
c. rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
d. rehabilitasi medis dan rehabilitasi social di tahanan KPK.
e. rehabilitasi medis dan rehabilitasi social di tahanan Kejaksaan.
38. Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau dilaporkan oleh
keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk
mendapatkan ;
a. pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
b. pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis.
c. pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi sosial.
d. pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi Kesehatan.
e. Jawaban a,b, c dan salah.
39. Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika, berdasarkan UU 35 Tahun 2009 dibentuk ;
a. Badan Narkotika Pemerintah, yang selanjutnya disingkat BNP.
b. Badan Narkotika Daerah, yang selanjutnya disingkat BND.
c. Badan Narkotika Nasional, yang selanjutnya disingkat BNN.
d. Badan Narkotika Swasta, yang selanjutnya disingkat BNS.
e. Badan Narkotika Internasional, yang selanjutnya disingkat BNI.
40. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman,
dipidana dengan pidana ;
a. penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
b. penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp700.000.000,00 (tuju ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
c. penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp850.000.000,00 (delapan ratus lima juta rupiah) dan
paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
d. penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp7.000.000.000,00 (tujuh miliar rupiah).
e. penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp9.000.000.000,00 (Sembilan miliar rupiah).
41. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan
Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana ;
a. penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
b. penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
c. penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
d. penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
e. penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 6 (enam) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
42. Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana ;
a. dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun;
b. dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun;
c. dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun;
d. dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun;
e. dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun;
43. Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana ;
a. dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun;
b. dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun;
c. dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun;
d. dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun;
e. dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun;
44. Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana ;
a. dengan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun.
b. dengan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun.
c. dengan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun.
d. dengan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun.
e. dengan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun.
45. Dimaksud dengan “mantan Pecandu Narkotika” adalah ;
a. orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika.
b. orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika secara psikis.
c. orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika secara total.
d. orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika secara fisik.
e. orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika secara fisik dan
psikis.
46. Mana yang termasuk NARKOTIKA GOLONGAN II dibawah ini ;
a. Alfa-3-asetoksi-6-dimetil amino-4,4-difenilheptana.
b. 3-( o-klorofenil)- 2-metil-4(3H)- kuinazolinon.
c. 2- metil- 3-o-to lil-4(3H)- kuinazolinon,
d. α - ( α metoksibenzil)-4-( β-metoksifenetil )-1- piperazinetano.
e. 2,5-dimetoksi- α ,4-dimetilfenetilamina.
47. Mana yang termasuk NARKOTIKA GOLONGAN III ;
a. Rasemorfan.
b. Nikokodina.
c. Sufentanil.
d. Tebaina.
e. Tebakon.
48. Mana yang tidak termasuk NARKOTIKA GOLONGAN I ;
a. Alfa-metilfentanil.
b. Alfa-metiltiofentanil.
c. Beta-hidroksifentanil.
d. Beta-hidroksi-3-metil-fentanil.
e. Alfasetilmetadol.
49. Terhadap cukong atau bandar narkoba apakah saudara setuju diberikan hukuman ;
a. Mati
b. Penjara seumur hidup
c. Penjara 20 tahun
d. Penjara 15 tahun
e. Hukuman bebas
50. Bagaimana pendapat saudara atas sikap pemerintah dalam pemberatasan peredaran gelap
narkoba di Indonesia ?
a. Cuek
b. Serius
c. Sangat sungguh-sungguh
d. Biasa-biasa saja
e. Tebang pilih.

Anda mungkin juga menyukai