A. Anti Korupsi
1. Korup adalah ;
a. Suap
b. sogok,
c. memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya;
d. jawaban a,b dan c benar
e. jawaban a,b,dan c salah
2. Korupsi artinya ;
a. perbuatan busuk
b. seperti penggelapan uang,
c. penerimaan uang sogok, dan sebagainya;
d. jawaban a,b dan c salah
e. jawaban a,b dan c benar
3. Jawaban yang paling benar diabwah ini adalah bahwa Koruptor artinya ;
a. orang yang melakukan korupsi.
b. orang yang merampas uang negara
c. orang yang mengelapkan uang negara
d. orang yang menerima suap
e. orang yang menerima gratifikasi
4. Yang tidak termasuk dari Bentuk-bentuk Korupsi adalah ;
a. Mencuri dengan kekerasan
b. Suap
c. Gratifikasi
d. Perbuatan curang
e. Pengelepan dalam jabatan
5. Tidak teramsuk jenis-jenis tindak pidana ;
a. Melawan hukum untuk memperkaya diri dan dapat merugikan keuangan Negara
b. Menyalahgunakan kewenangan untuk kepentingan diri sendiri dan dapat merugikan
keuangan Negara
c. Menyuap pegawai negeri
d. Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya
e. Memberi utang
B. Anti Narkoba
26. Narkotika adalah ;
a. zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
b. zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran.
ketergantungan.
c. zat atau obat yang berasal dari bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri.
d. zat atau obat yang berasal dari tanaman, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
e. zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran.
27. Prekursor Narkotika adalah ;
a. zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
obat untuk vitamin.
b. zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
Narkotika.
c. zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
obat-obatan.
d. zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
kosmetik.
e. zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
obat bius.
28. Ketergantungan Narkotika adalah ;
a. kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan
apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan
gejala fisik dan psikis yang khas.
b. kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama.
c. kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan
apabila penggunaannya dikurangi dapat menimbulkan gejala fisik dan psikis yang
khas.
d. kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
e. kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
29. Rehabilitasi Medis adalah ;
a. suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan Narkotika.
b. suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan mengisap ganja.
c. suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan Narkotika.
d. suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan obat.
e. suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan mengkomsumsi obat.
30. Rehabilitasi Sosial adalah ;
a. suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu.
b. suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial,
agar bekas pecandu Narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam
kehidupan masyarakat.
c. suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental maupun social.
d. suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, bekas pecandu Narkotika dapat
kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
e. suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu pecandu Narkotika dapat kembali
melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
31. Golongan Narkotika Pasal 5 UU 35 Tahun 2009, digolongkan ke dalam:
a. Narkotika Golongan I;
b. Narkotika Golongan I;
c. Narkotika Golongan II;
d. jawaban a,b, dan c salah
e. jawaban a,b, dan c benar
32. Peredaran Narkotika adalah meliputi s;
a. setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik
dalam rangka perdagangan.
b. setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik
dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan maupun pemindahtanganan, untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
c. setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik
dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan.
d. setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik
dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan maupun pemindahtanganan, untuk
kepentingan pelayanan Kesehatan.
e. setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik
dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan maupun pemindahtanganan, untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
33. Narkotika dalam bentuk obat jadi hanya dapat diedarkan setelah mendapatkan ;
a. izin edar dari Menteri.
b. izin edar dari Presiden.
c. izin edar dari Kepolisian
d. izin edar dari Pengadilan
e. izin edar dari Panglima.
34. Untuk mendapatkan izin edar dari Menteri, Narkotika dalam bentuk obat jadi harus
melalui ;
a. pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan Minuman.
b. pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan Makanan.
c. pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan Kesehatan.
d. pendaftaran pada Badan Pengawas Obat dan Mineral.
e. pendaftaran pada Badan Pengawas Obat.
35. Narkotika Golongan II dan Golongan III yang berupa bahan baku, baik alami maupun
sintetis, yang digunakan untuk produksi obat diatur dengan ;
a. Peraturan Kapolri.
b. Peraturan Panglima.
c. Peraturan Kejaksaan.
d. Peraturan Menteri Kesehatan.
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri.
36. Pengaturan prekursor dalam Undang-Undang bertujuan:
a. melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan Prekursor Narkotika;
b. mencegah dan memberantas peredaran gelap Prekursor Narkotika;
c. mencegah terjadinya kebocoran dan penyimpangan Prekursor Narkotika.
d. Jawaban a,b, dan c benar
e. Jawaban a,b,c dan salah
37. Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani ;
a. rehabilitasi medis dan rehabilitasi social di kepolisian.
b. rehabilitasi medis dan rehabilitasi social di rumah tahanan negara.
c. rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
d. rehabilitasi medis dan rehabilitasi social di tahanan KPK.
e. rehabilitasi medis dan rehabilitasi social di tahanan Kejaksaan.
38. Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau dilaporkan oleh
keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk
mendapatkan ;
a. pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
b. pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis.
c. pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi sosial.
d. pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi Kesehatan.
e. Jawaban a,b, c dan salah.
39. Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika, berdasarkan UU 35 Tahun 2009 dibentuk ;
a. Badan Narkotika Pemerintah, yang selanjutnya disingkat BNP.
b. Badan Narkotika Daerah, yang selanjutnya disingkat BND.
c. Badan Narkotika Nasional, yang selanjutnya disingkat BNN.
d. Badan Narkotika Swasta, yang selanjutnya disingkat BNS.
e. Badan Narkotika Internasional, yang selanjutnya disingkat BNI.
40. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman,
dipidana dengan pidana ;
a. penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
b. penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp700.000.000,00 (tuju ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
c. penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp850.000.000,00 (delapan ratus lima juta rupiah) dan
paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
d. penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp7.000.000.000,00 (tujuh miliar rupiah).
e. penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp9.000.000.000,00 (Sembilan miliar rupiah).
41. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan
Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana ;
a. penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
b. penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
c. penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
d. penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
e. penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 6 (enam) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
42. Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana ;
a. dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun;
b. dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun;
c. dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun;
d. dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun;
e. dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun;
43. Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana ;
a. dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun;
b. dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun;
c. dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun;
d. dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun;
e. dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun;
44. Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana ;
a. dengan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun.
b. dengan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun.
c. dengan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun.
d. dengan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun.
e. dengan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun.
45. Dimaksud dengan “mantan Pecandu Narkotika” adalah ;
a. orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika.
b. orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika secara psikis.
c. orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika secara total.
d. orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika secara fisik.
e. orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika secara fisik dan
psikis.
46. Mana yang termasuk NARKOTIKA GOLONGAN II dibawah ini ;
a. Alfa-3-asetoksi-6-dimetil amino-4,4-difenilheptana.
b. 3-( o-klorofenil)- 2-metil-4(3H)- kuinazolinon.
c. 2- metil- 3-o-to lil-4(3H)- kuinazolinon,
d. α - ( α metoksibenzil)-4-( β-metoksifenetil )-1- piperazinetano.
e. 2,5-dimetoksi- α ,4-dimetilfenetilamina.
47. Mana yang termasuk NARKOTIKA GOLONGAN III ;
a. Rasemorfan.
b. Nikokodina.
c. Sufentanil.
d. Tebaina.
e. Tebakon.
48. Mana yang tidak termasuk NARKOTIKA GOLONGAN I ;
a. Alfa-metilfentanil.
b. Alfa-metiltiofentanil.
c. Beta-hidroksifentanil.
d. Beta-hidroksi-3-metil-fentanil.
e. Alfasetilmetadol.
49. Terhadap cukong atau bandar narkoba apakah saudara setuju diberikan hukuman ;
a. Mati
b. Penjara seumur hidup
c. Penjara 20 tahun
d. Penjara 15 tahun
e. Hukuman bebas
50. Bagaimana pendapat saudara atas sikap pemerintah dalam pemberatasan peredaran gelap
narkoba di Indonesia ?
a. Cuek
b. Serius
c. Sangat sungguh-sungguh
d. Biasa-biasa saja
e. Tebang pilih.