Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN UTS PEMBERANTASAN KORUPSI

NAMA : AJUM
NPM : 206110119
SEMESTER : VI (ENAM)
PRODI : PPKN
MATA KULIAH : PEMBERANTASAN KORUPSI
DOSEN PENGAMPU : HEVVI HENRIZAN, SE, M.Si, Dr.(c)

1). Tentu, berikut adalah dua pengertian tentang pemberantasan korupsi menurut para
ahli:
1. Pengertian Pemberantasan Korupsi menurut Transparency International (TI):
Transparency International (TI) adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang
berfokus pada pemberantasan korupsi di seluruh dunia. Menurut TI,
pemberantasan korupsi merujuk pada upaya untuk mencegah,
mengungkapkan, dan menindak tindak korupsi. Pemberantasan korupsi
melibatkan adopsi sistem yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan, serta
melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat sipil, sektor swasta, dan lembaga
pemerintah.
2. Pengertian Pemberantasan Korupsi menurut United Nations Office on Drugs
and Crime (UNODC): United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC)
adalah lembaga PBB yang berfokus pada pencegahan kejahatan dan
pemberantasan korupsi. Menurut UNODC, pemberantasan korupsi mencakup
tindakan untuk mencegah, menyelidiki, mengungkapkan, dan menuntut tindak
pidana korupsi. Pemberantasan korupsi juga melibatkan langkah-langkah
untuk memperkuat sistem hukum dan peradilan, mempromosikan
transparansi, dan meningkatkan integritas lembaga publik.
Pengertian tentang pemberantasan korupsi dapat bervariasi tergantung pada
perspektif dan konteksnya, namun pada dasarnya, pemberantasan korupsi
melibatkan tindakan untuk menghentikan dan mengurangi korupsi serta
membangun sistem yang bersih, transparan, dan akuntabel.

2). Pemberantasan korupsi merupakan upaya yang penting dalam memerangi praktik
korupsi yang merugikan masyarakat dan merusak keberlanjutan pembangunan.
Berikut adalah lima fungsi penting dalam pemberantasan korupsi beserta
penjelasannya:
1. Pencegahan Korupsi: Fungsi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya korupsi
sejak awal. Upaya pencegahan meliputi perbaikan tata kelola pemerintahan,
transparansi, akuntabilitas, dan integritas. Contoh kegiatan yang dilakukan dalam
pencegahan korupsi antara lain pengembangan sistem pengawasan internal,
penerapan kode etik dan peraturan yang ketat, serta peningkatan kesadaran akan
dampak negatif korupsi melalui pendidikan dan kampanye publik.
2. Penindakan Korupsi: Fungsi ini melibatkan penegakan hukum dan penuntutan
terhadap tindak korupsi yang terjadi. Penindakan korupsi penting untuk
memastikan adanya keadilan dan mempertanggungjawabkan pelaku korupsi. Hal
ini melibatkan investigasi yang menyeluruh, pengumpulan bukti, dan proses
pengadilan yang adil. Selain itu, diperlukan pula kerjasama antara lembaga
penegak hukum dengan lembaga pemberantasan korupsi untuk memperkuat
penindakan terhadap kasus korupsi.
3. Pengungkapan Korupsi: Fungsi ini berkaitan dengan mengungkap kasus-kasus
korupsi yang terjadi. Pengungkapan korupsi mencakup aktivitas penyelidikan,
pengumpulan informasi dan bukti, serta pelaporan kepada lembaga yang
berwenang untuk penindakan lebih lanjut. Selain itu, penting juga untuk
melindungi pengungkap korupsi (whistleblower) agar mereka tidak menghadapi
risiko atau represi.
4. Pemberian Sanksi: Fungsi ini berhubungan dengan memberikan sanksi kepada
pelaku korupsi yang terbukti bersalah. Sanksi tersebut dapat berupa hukuman
pidana, denda, pembekuan aset, atau sanksi administratif lainnya. Pemberian
sanksi yang tegas dan proporsional penting untuk memberikan efek jera kepada
pelaku korupsi dan mengirimkan sinyal bahwa tindakan korupsi tidak akan
ditoleransi.
5. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Fungsi ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberantasan
korupsi. Pendidikan dan kampanye publik dapat memberikan pengetahuan
tentang kerugian korupsi, implikasi negatifnya terhadap masyarakat, serta hak
dan kewajiban individu dalam melawan korupsi. Melalui pendidikan dan
kesadaran masyarakat, diharapkan masyarakat akan lebih aktif dalam mengawasi
tindakan pemerintah dan melaporkan kasus-kasus korupsi yang terjadi.
Setiap fungsi tersebut saling terkait dan mendukung satu sama lain dalam upaya
pemberantasan korupsi secara efektif.

3) Tujuan-tujuan pemberantasan korupsi dapat bervariasi, tetapi berikut ini adalah lima
tujuan umum yang sering dikemukakan:
1. Meningkatkan integritas dan akuntabilitas: Salah satu tujuan utama dalam
pemberantasan korupsi adalah meningkatkan integritas dan akuntabilitas di
dalam sistem pemerintahan, lembaga publik, dan sektor swasta. Hal ini berarti
mengembangkan dan menerapkan standar tinggi mengenai etika, transparansi,
dan bertanggung jawab dalam tindakan dan keputusan mereka. Dengan
meningkatnya integritas dan akuntabilitas, diharapkan adanya pengurangan
korupsi yang dapat merugikan kepentingan publik.
2. Melindungi kepentingan publik: Pemberantasan korupsi bertujuan untuk
melindungi kepentingan publik dari penyalahgunaan kekuasaan dan
penyelewengan dana publik. Korupsi merugikan masyarakat secara langsung
maupun tidak langsung, seperti melalui pemborosan sumber daya,
ketidakadilan dalam akses terhadap layanan publik, dan penghambatan
pembangunan ekonomi dan sosial. Dengan mengurangi korupsi, kepentingan
publik dapat dijaga dan dilindungi dengan lebih baik.
3. Meningkatkan kepercayaan masyarakat: Korupsi dapat mengikis kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga publik. Oleh karena itu, tujuan
pemberantasan korupsi adalah untuk memulihkan dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, aparat penegak hukum, dan
institusi lainnya. Dengan menunjukkan komitmen yang kuat untuk memerangi
korupsi dan memberikan bukti nyata dalam bentuk penindakan terhadap pelaku
korupsi, kepercayaan masyarakat dapat diperkuat.
4. Meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi: Korupsi dapat menjadi
hambatan bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi. Investasi cenderung
menghindari negara atau daerah yang dikenal korup karena risiko yang tinggi
dan ketidakpastian yang timbul. Selain itu, korupsi mengganggu efisiensi
ekonomi, menghambat persaingan yang sehat, dan mengurangi ketersediaan
sumber daya bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan
memerangi korupsi, tujuannya adalah menciptakan iklim investasi yang kondusif
dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
5. Menjaga keadilan dan supremasi hukum: Pemberantasan korupsi juga
berhubungan dengan menjaga keadilan dan supremasi hukum. Korupsi sering
kali melibatkan praktik-praktik ilegal dan penyalahgunaan kekuasaan yang
merusak prinsip-prinsip hukum yang adil dan berkeadilan. Dengan menegakkan
hukum secara tegas terhadap pelaku korupsi, tujuannya adalah memastikan
keadilan dan memperkuat supremasi hukum dalam masyarakat.
Penting untuk dicatat bahwa tujuan-tujuan ini saling terkait dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Pemberantasan korupsi memerlukan upaya yang
komprehensif dan berkelanjutan dalam rangka mencapai hasil yang diinginkan.

4). Latar belakang pemberantasan korupsi adalah sejarah, konteks, dan alasan mengapa
upaya pemberantasan korupsi menjadi penting dan mendesak. Korupsi merujuk pada
penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi, yang merugikan
masyarakat dan menghambat pembangunan yang adil dan berkelanjutan.
Berikut adalah beberapa latar belakang yang menjelaskan mengapa pemberantasan
korupsi menjadi isu yang signifikan:
1. Dampak negatif terhadap pembangunan: Korupsi merusak pembangunan
ekonomi dan sosial suatu negara. Dana publik yang seharusnya digunakan
untuk pembangunan infrastruktur, layanan publik, atau program kesejahteraan
masyarakat sering kali diselewengkan oleh oknum yang korup. Hal ini
menghambat pertumbuhan ekonomi, merugikan kemajuan sosial, dan
meningkatkan kesenjangan sosial.
2. Merosotnya kepercayaan masyarakat: Korupsi menciptakan ketidakpercayaan dan
ketidakpuasan dalam masyarakat terhadap pemerintah dan institusi publik.
Ketika korupsi menjadi merajalela, masyarakat kehilangan keyakinan mereka
terhadap pemerintah dan sistem hukum. Hal ini dapat mengganggu stabilitas
politik, mengurangi partisipasi warga dalam kehidupan publik, dan merusak
moral sosial.
3. Pelanggaran hak asasi manusia: Korupsi dapat menjadi pelanggaran hak asasi
manusia, karena menghalangi akses masyarakat terhadap pelayanan dasar
seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, dan keadilan. Korupsi juga berperan
dalam penyalahgunaan kekuasaan, penindasan, dan pelanggaran hak-hak
individu oleh aparat pemerintah yang korup.
4. Kerugian ekonomi: Korupsi menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi
negara. Dana publik yang diarahkan untuk korupsi bisa mencapai jumlah yang
sangat besar, mengakibatkan penurunan investasi, gangguan bisnis, dan
merugikan perekonomian secara keseluruhan. Korupsi juga mempengaruhi iklim
investasi dan menghalangi pertumbuhan sektor swasta.
5. Penghambatan pembangunan institusi: Korupsi menghambat pembangunan
institusi yang kuat dan berintegritas. Ketika korupsi merajalela, lembaga-
lembaga pemerintah menjadi rentan terhadap manipulasi dan penyalahgunaan
kekuasaan. Pembangunan institusi yang buruk menyebabkan ketidakadilan,
ketidakmerataan, dan rendahnya kualitas layanan publik.
Mengingat latar belakang ini, pemberantasan korupsi menjadi penting untuk
menciptakan pemerintahan yang bersih, mengembangkan ekonomi yang adil,
dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan. Upaya pemberantasan
korupsi melibatkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor
swasta, serta penerapan hukum yang tegas dan mekanisme pengawasan yang
efektif.

5). Pemberantasan korupsi dalam bermasyarakat memiliki dua arti penting yang perlu
ditekankan. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua arti tersebut:
1. Pencegahan Korupsi: Pemberantasan korupsi tidak hanya terbatas pada
penindakan dan pengungkapan kasus-kasus korupsi yang terjadi, tetapi juga
mencakup upaya pencegahan korupsi sejak dini. Arti pertama dari
pemberantasan korupsi adalah mencegah terjadinya korupsi dengan cara
membangun sistem yang transparan, akuntabel, dan berintegritas. Beberapa
tindakan pencegahan korupsi yang dapat dilakukan adalah:
 Memperkuat lembaga anti-korupsi dan memastikan independensinya.
 Mengadopsi kebijakan dan regulasi yang mendorong transparansi dalam
pengelolaan anggaran publik.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak buruk korupsi dan
pentingnya integritas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
 Menerapkan sistem pengawasan dan audit yang efektif untuk mencegah
pelanggaran.
 Memperketat proses seleksi dan rekrutmen pegawai publik untuk
memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip integritas.
2. Penindakan Korupsi: Arti kedua dari pemberantasan korupsi adalah menegakkan
hukum dan melaksanakan penindakan terhadap mereka yang terlibat dalam
tindak korupsi. Hal ini mencakup penyelidikan, pengusutan, penuntutan, dan
pengadilan terhadap pelaku korupsi. Beberapa langkah yang diperlukan dalam
penindakan korupsi adalah:
 Membentuk lembaga penegak hukum yang efektif dan independen,
seperti kejaksaan, kepolisian, dan pengadilan yang berkompeten dalam
menangani kasus korupsi.
 Memberikan sumber daya yang memadai kepada lembaga penegak
hukum untuk melakukan penyelidikan dan penuntutan yang efektif.
 Memastikan adanya perlindungan terhadap whistleblower (pengungkap
kasus korupsi) untuk mendorong lebih banyak laporan kasus korupsi.
 Mewujudkan sistem peradilan yang adil dan cepat, sehingga proses
hukum terhadap pelaku korupsi dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
Kedua arti ini saling melengkapi dalam upaya pemberantasan korupsi dalam
masyarakat. Dengan menggabungkan pencegahan korupsi yang proaktif dan
penindakan korupsi yang tegas, diharapkan dapat menciptakan lingkungan
yang lebih bersih, transparan, dan berintegritas di masyarakat.

6). Sebagai sebuah kecerdasan buatan, saya tidak memiliki pimpinan langsung dan tidak
terlibat dalam tindakan korupsi. Namun, jika Anda menghadapi situasi di mana
seorang pimpinan terlibat dalam korupsi, berikut adalah beberapa langkah yang bisa
Anda pertimbangkan:
1. Kumpulkan bukti: Usahakan mengumpulkan bukti yang kuat dan dapat
dipertanggungjawabkan tentang tindakan korupsi yang dilakukan oleh
pimpinan. Hal ini dapat meliputi dokumen, rekaman, atau saksi yang dapat
mendukung klaim Anda.
2. Laporkan kepada otoritas yang berwenang: Segera laporkan kasus korupsi
tersebut kepada otoritas yang berwenang, seperti lembaga antikorupsi,
kepolisian, atau pengadilan. Berikan semua bukti yang Anda miliki agar dapat
dilakukan penyelidikan secara menyeluruh.
3. Lindungi diri Anda: Saat melaporkan korupsi, penting untuk memastikan
keamanan dan perlindungan diri Anda. Pastikan untuk menjaga kerahasiaan
informasi yang sensitif dan jika perlu, carilah bantuan hukum untuk memastikan
bahwa hak-hak Anda terlindungi.
4. Dukung proses penyelidikan: Jika otoritas yang berwenang memulai penyelidikan
terhadap kasus korupsi, berikan kerjasama penuh kepada mereka. Siapkan diri
untuk memberikan keterangan dan bukti tambahan yang mungkin mereka
butuhkan.
5. Gunakan saluran pengaduan internal: Jika perusahaan atau organisasi tempat
Anda bekerja memiliki saluran pengaduan internal, gunakanlah saluran tersebut
untuk melaporkan tindakan korupsi. Pastikan bahwa pengaduan Anda
ditindaklanjuti dengan serius dan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
6. Dukung upaya pemberantasan korupsi: Selain melaporkan kasus korupsi yang
Anda temui, dukung juga upaya pemberantasan korupsi secara lebih luas. Ini
dapat meliputi mendukung lembaga antikorupsi, berpartisipasi dalam
kampanye anti-korupsi, atau meningkatkan kesadaran akan dampak negatif
korupsi pada masyarakat.
Penting untuk diingat bahwa proses menangani kasus korupsi bisa memakan
waktu dan kompleks. Oleh karena itu, penting untuk tetap teguh,
mengumpulkan bukti yang kuat, dan bekerja sama dengan otoritas yang
berwenang untuk memastikan bahwa tindakan korupsi dapat diungkap dan
ditindaklanjuti dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai