Anda di halaman 1dari 11

Gerakan

Anti
Korupsi
Nama Anggota :
1. Intan Maghfiroh P. A (21157201038)
2. Siti Aisyah (21157201077)
3. Gilang Dwi Cahyo (21157201132)
4. Khikmah Amaliah (21157201104)
5. Evira Rifdah Sania (21157201118)
6. Twista Diah Ainisyah (21157201128)
7. M. Abdulloh Irsyadi (21157201105)
8. M Fajar Afriliansyah (21157201120)
Introduction
Korupsi adalah masalah yang sudah sangat lama terjadi di banyak
negara di seluruh dunia. Korupsi tidak hanya merugikan keuangan
negara, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah dan institusi publik.

Gerakan anti korupsi adalah upaya yang dilakukan oleh berbagai


pihak untuk mengurangi dan memerangi praktik korupsi. Tujuan dari
gerakan ini adalah untuk menciptakan tata kelola yang baik dan
transparan dalam pemerintahan dan bisnis, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.
01.
Bagaimanakah konsep peran serta
masyarakat dalam pemberantasan korupsi
untuk mewujudkan pemerintahan yang baik
dan bersih menurut Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi?
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi dirumuskan sebagai serangkaian tindakan untuk
mencegah dan memberantas Tindak Pidana Korupsi melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan
dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rumusan
Undang-Undang tersebut menyiratkan bahwa upaya pemberantasan
tindak pidana korupsi tidak akan pernah berhasil tanpa melibatkan
peran serta masyarakat. Dengan demikian, dalam strategi
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terdapat tiga unsur utama yaitu
pencegahan, penindakan dan peran serta masyarakat.

—Nugraheni, 2017
Peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi mencakup beberapa hal,
di antaranya:

01 02 03
Mengawasi penggunaan anggaran dan Memberikan dukungan dan dukungan
Melaporkan tindak pidana korupsi yang
kebijakan publik. Masyarakat dapat moral kepada lembaga penegak hukum.
terjadi. Masyarakat dapat melaporkan tindak
memantau penggunaan anggaran dan Masyarakat dapat memberikan dukungan
pidana korupsi yang terjadi kepada lembaga
pelaksanaan kebijakan publik oleh dan dukungan moral kepada lembaga
penegak hukum, seperti KPK, kepolisian,
pemerintah. Jika terdapat indikasi penegak hukum, seperti KPK, kepolisian,
atau kejaksaan. Melaporkan tindak pidana
penyelewengan atau korupsi, masyarakat atau kejaksaan, dalam upaya
korupsi adalah hak dan kewajiban
dapat melaporkannya kepada lembaga pemberantasan korupsi.
masyarakat yang dijamin oleh UU PTPK.
yang berwenang.

05
04
Dengan memperkuat peran serta
Menghindari dan menolak tindakan masyarakat dalam pemberantasan korupsi,
korupsi. Masyarakat dapat menghindari diharapkan tercipta tata kelola yang baik
dan menolak tindakan korupsi dalam dan bersih serta mampu mendorong
kehidupan sehari-hari, baik sebagai kemajuan pembangunan di Indonesia.
penerima atau pemberi suap, gratifikasi,
atau hadiah.
02.
Bagaimanakah peran serta masyarakat
dalam pembentukan Undang undang
Tindak Pidana Korupsi?
Peran serta masyarakat dalam pembentukan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (UU PTK) sangat penting dalam
menjaga transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik dalam proses legislasi.
Beberapa cara peran serta masyarakat dapat dilakukan dalam pembentukan UU PTK antara lain:

1. Memberikan masukan dan saran kepada DPR dan Pemerintah. Masyarakat dapat memberikan masukan dan saran terkait
rancangan UU PTK kepada DPR dan Pemerintah melalui berbagai mekanisme partisipasi publik, seperti forum konsultasi
publik, pengiriman surat, atau melalui media sosial.

2. Mengikuti dan memantau jalannya pembahasan UU PTK di DPR. Masyarakat dapat mengikuti dan memantau jalannya
pembahasan UU PTK di DPR melalui media massa, website DPR, atau saluran resmi DPR lainnya. Dengan memantau
jalannya pembahasan, masyarakat dapat memberikan masukan atau melakukan advokasi terkait isu-isu penting yang ingin
diatur dalam UU PTK.

3. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan UU PTK. Masyarakat dapat mendorong partisipasi
dalam pengawasan pelaksanaan UU PTK, misalnya dengan membentuk kelompok masyarakat anti korupsi atau menjadi
relawan yang memantau dan mengawasi pelaksanaan UU PTK.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya UU PTK. Masyarakat dapat meningkatkan kesadaran akan
pentingnya UU PTK dan dampak buruk korupsi pada kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti kampanye sosialisasi dan edukasi melalui media massa atau kegiatan-kegiatan sosial.
03.
Bagaimanakah peran serta
masyarakat dalam
pemberantasan kasus tindak
pidana korupsi?
Peran langsung masyarakat dalam pemberantasan kasus tindak pidana korupsi sangat penting
dalam memerangi praktik korupsi. Berikut adalah beberapa cara peran langsung masyarakat
dalam pemberantasan kasus tindak pidana korupsi:

1. Melaporkan tindak pidana korupsi. Masyarakat dapat melaporkan tindak pidana korupsi
yang mereka ketahui kepada lembaga penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), kepolisian, atau kejaksaan. Laporan masyarakat dapat membantu
lembaga penegak hukum dalam memperkuat bukti dan mempercepat proses
penyelidikan.

2. Memberikan bukti atau keterangan terkait kasus korupsi. Masyarakat yang memiliki
bukti atau keterangan terkait kasus korupsi dapat memberikan informasi tersebut kepada
lembaga penegak hukum. Informasi yang akurat dan lengkap dapat membantu proses
penyelidikan dan pengungkapan kasus korupsi.

3. Menjadi saksi dalam persidangan. Masyarakat dapat menjadi saksi dalam persidangan
kasus korupsi sebagai bukti nyata dalam memperkuat tuntutan hukum terhadap pelaku
korupsi.

4. Mengawasi pelaksanaan program atau proyek pemerintah. Masyarakat dapat mengawasi


pelaksanaan program atau proyek pemerintah untuk memastikan tidak terjadi praktik
korupsi dalam penggunaan dana publik. Masyarakat dapat melaporkan jika menemukan
tanda-tanda penyelewengan dalam pelaksanaan program atau proyek tersebut.

5. Menolak dan tidak memberikan suap atau gratifikasi. Masyarakat dapat menolak
memberikan suap atau gratifikasi kepada pejabat pemerintah atau pihak swasta. Hal ini
dapat mencegah terjadinya praktik korupsi dan mengurangi kerugian negara.
Kesimpulan
Dapat dikemukakan simpulan masyarakat sangat penting
dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dan pembentukan undang-
undang yang mengatur tentang tindak pidana korupsi di Indonesia.
Masyarakat dapat berperan langsung dalam memberantas kasus korupsi
dengan cara melaporkan tindak pidana korupsi, memberikan bukti atau
keterangan terkait kasus korupsi, menjadi saksi dalam persidangan,
mengawasi pelaksanaan program atau proyek pemerintah, dan menolak
memberikan suap atau gratifikasi. Dengan partisipasi aktif masyarakat
dalam memberantas korupsi, diharapkan dapat tercipta tata kelola
pemerintahan yang bersih dan transparan, serta mendorong upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia.
Terima
Kasih !
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai