Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN BUDAYA ANTI KORUPSI

DI LINGKUP INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH

Kelompok 4

1. Ribut Rio Ningsih P27220017 075


2. Risa Amalia P27220017 076
3. Rohmah Fajar Puspita Sari P27220017 077
4. Salsabila Azima P27220017 078
5. Sherlin Reviana P27220017 079
6. Vellin Ramadhani P27220017 080
7. Vivi Shinta Listhiyani P27220017 081
8. Wahyu Nurul Latifah P27220017 082
9. Zilva Yunika Setya Sudarini P27220017 083
10. Zulfikar Mujahid Adil P27220017 084

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi adalah salah satu masalah dan tantangan besar yang
dihadapi oleh masyarakat internasional pada saat ini. Korupsi tidak hanya
mengancam pemenuhan hak-hak dasar manusia dan menyebabkan
macetnya demokrasi dan proses demokratisasi, namun juga mengancam
pemenuhan hak asasi manusia, merusak lingkungan hidup, menghambat
pembangunan dan meningkatkan angka kemiskinan jutaan orang di
seluruh dunia.
Keinginan masyarakat internasional untuk memberantas korupsi
dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang lebih baik, lebih bersih dan
lebih bertanggung-jawab sangat besar. Keinginan ini hendak diwujudkan
tidak hanya di sektor publik namun juga di sektor swasta. Gerakan ini
dilakukan baik oleh organisasi internasional maupun Lembaga Swadaya
Internasional (International NGOs). Berbagai gerakan dan kesepakatan-
kesepakatan internasional ini dapat menunjukkan keinginan masyarakat
internasional untuk memberantas korupsi. Gerakan masyarakat sipil (civil
society) dan sektor swasta di tingkat internasional patut perlu
diperhitungkan, karena mereka telah dengan gigih berjuang melawan
korupsi yang membawa dampak negatif rusaknya perikehidupan umat
manusia.
Menurut Jeremy Pope, agar strategi pemberantasan korupsi
berhasil, penting sekali melibatkan masyarakat sipil. Upaya apapun yang
dilakukan untuk mengembangkan strategi anti korupsi tanpa melibatkan
masyarakat sipil akan sia-sia karena umumnya negara yang peran
masyarakat sipilnya rendah, tingkat korupsinya akan tinggi (Pope: 2003)
B. Tujuan Penulisan
penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian korupsi
2. Bagaimana jenis korupsi di lingkup internasional?
3. Bagaimana kerjasama internasional dalam pemberantasan korupsi?

C. Manfaat Penulisan
makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi
2. Untuk mengetahui jenis korupsi di lingkup internasional
3. Untuk mengetahui kerjasama internasional dalam pemberantasan
korupsi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Korupsi dan koruptor berasal dari bahasa latin corruptus, yakni
berubah dari kondisi yang adil, benar dan jujur menjadi kondisi yang
sebaliknya (Azhar, 2003:28). Sedangkan kata corruptio berasal dari kata
kerja corrumpere, yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar
balik, menyogok, orang yang dirusak, dipikat, atau disuap (Nasir,
2006:281-282).
Korupsi adalah penyalahgunaan amanah untuk kepentingan pribadi
(Anwar, 2006:10). Masyarakat pada umumnya menggunakan istilah
korupsi untuk merujuk kepada serangkaian tindakan-tindakan terlarang
atau melawan hukum dalam rangka mendapatkan keuntungan dengan
merugikan orang lain. Hal yang paling mengidentikkan perilaku korupsi
bagi masyarakat umum adalah penekanan pada penyalahgunaan kekuasaan
atau jabatan publik untuk keuntungan pribadi.
Dalam UU No. 20 Tahun 2001 terdapat pengertian
bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Ada sembilan
tindakan kategori korupsi dalam UU tersebut, yaitu: suap, illegal profit,
secret transaction, hadiah, hibah (pemberian), penggelapan, kolusi,
nepotisme, dan penyalahgunaan jabatan dan wewenang serta fasilitas
negara.

B. Jenis Korupsi di Lingkup Internasional


Bentuk korupsi di internasinal, antara lain:
1. Korupsi yang berbentuk penagihan sewa
Yang menyebabkan perpindahan penanaman modal (capital
investment) ke luar negeri, bukannya diinvestasikan ke dalam
negeri.Diktator Asia, seperti Soeharto yang sering mengambil satu
potongan dari semuanya (meminta sogok), namun lebih memberikan
kondisi untuk pembangunan, melalui investasi infrastruktur,ketertiban
hukum, dan lain-lain.
2. Korupsi politis
Ada dibanyak negara, dan memberikan ancaman besar bagi warga
negaranya.Korupsi politis berarti kebijaksanaan pemerintah sering
menguntungkan penyuap yang adalah kroni-kroninya, bukannya rakyat
luas.Satu contoh lagi adalah bagaimana politikus membuat peraturan
yang melindungi perusahaan besar, namun merugikan perusahaan-
perusahaan kecil (SME).Politikus-politikus “pro-bisnis” ini hanya
mengembalikan pertolongan kepada perusahaan besar yang
memberikan sumbangan besar kepada kampanye pemilu mereka.
3. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif
Mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan
kebijaksanaan; korupsi di sistem peradilan menghentikan ketertiban
hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-
seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi
mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian
prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan
jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi
mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti
kepercayaan dan toleransi.

C. Kerjasama Internasional Dalam Pemberantasan Korupsi


1. Gerakan Organisasi Internasional
a. Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations)
Setiap lima tahun PBB menyelenggarakan kongres tentang
Pencegahan Kejahatan dan Perlakuan terhadap penjahat.
Pemberantasan korupsi harus dilakukan multidisiplin dengan
memberikan pemahaman pada aspek dan dampak buruk korupsi
dalam berbagai tingkat.
Dalam Global Program Against Corruption dijelaskan bahwa
korupsi diklasifikasikan dalam berbagai tingkatan. Top Level
Corruption yaitu korupsi yang tersembunyi dalam jejaring yang tidak
terlihat secara kasatmata, meliputi penyalahgunaan kekuasaan,
pemerasan, nepotisme, penipuan, dan korupsi.
b. Bank Dunia (World Bank)
Bank Dunia dalam memberikan pinjaman
mempertimbangkan tingkat korupsi di suatu negara.
Bank Dunia menyatakan bahwa untuk memberantas korupsi
secara efektif perlu dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu
pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up) dan pendekatan dari atas
ke bawah (top-down).
- Pendekatan dari bawah ke atas didasarkan oleh asumsi berikut:
1) Semakin luas pemahaman yang ada, semakin mudah
meningkatkan kesadaran memberantas korupsi.
2) Adanya jejaring yang baik akan membantu pemerintah dan
masyarakat mengembangkan rasa saling percaya.
3) Penyediaan data mengenai efektivitas dan efisiensi pelayanan
pemerintah membantu masyarakat mengerti bahaya buruk
dari korupsi.
4) Pelatihan pelatihan yang dilaksanakan Bank Dunia akan
dapat membantu mempercepat pemberantasan korupsi.
5) Rencana aksi yang dipilih sendiri di sebuah negara akan
memiliki trickle down effect dalam arti masyarakat
mengetahui pentingnya pemberantasan korupsi.
- Untuk pendekatan dari atas ke bawah dilakukan dengan
melaksanakan reformasi di segala bidang, baik hukum, politik,
ekonomi, maupun administrasi pemerintahan.
c. Masyarakat Uni Eropa
Pemberantasan dilakukan dengan pendekatan multidisiplin,
monitoring yang efektif, dilakukan dengan kesungguhan dan
komprehensif.
2. Gerakan Lembaga Swadaya Internasional
a. Transparency International
Transparency International (TI) adalah sebuah organisasi
internasional nonpemerintah yang berkantor pusat di Berlin Jerman
yang memantau dan memublikasikan hasil-hasil penelitian mengenai
korupsi yang dilakukan oleh korporasi dan korupsi politik di tingkat
internasional. Dalam survei, Indonesia setiap tahunnya menempati
peringkat sangat buruk dan buruk, namun sejak tahun 2009 sedikit
membaik.
b. TIRI (Making Integrity Work)
TIRI / Making Integrity Work adalah sebuah organisasi
independen internasional nonpemerintah yang berkantor pusat di
London dan banyak perwakilannya di beberapa negara termasuk di
Jakarta. TIRI berkeyakinan bahwa dengan mengembangkan
kurikulum Pendidikan Integritas dan atau Pendidikan Anti-Korupsi
di perguruan tinggi mahasiswa dapat memahami bahaya laten
korupsi bagi masa depan bangsa.
c. Instrumen Internasional Pencehagan Korupsi
1) United Nations Convention against Corruption (UNCAC)
UNCAC merupakan salah satu instrumen internasional
yang sangat penting dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan korupsi.
Beberapa hal penting yang diatur dalam konvensi adalah:
a) Masalah pencegahan
UNCAC mengemukakan bahwa perlu dikembangkan model-
model preventif sebagai berikut:
 pembentukan badan antikorupsi;
 peningkatan transparansi dalam pembiayaan kampanye
untuk pemilu dan partai politik;
 promosi terhadap efisiensi dan transparansi pelayanan
publik;
 rekrutmen atau penerimaan pelayan publik (pegawai
negeri) dan mereka dilakukan berdasarkan prestasi;
 adanya kode etik yang ditujukan bagi pelayan publik
(pegawai negeri) dan mereka harus tunduk pada kode
etik;
 transparansi dan akuntabilitas keuangan publik;
 penerapan tindakan indisipliner dan pidana bagi pegawai
negeri yang korupsi;
 dibuatnya persyaratan khusus terutama pada sektor
publik yang sangat rawan seperti badan peradilan dan
sektor pengadaan publik;
 promosi dan pemberlakuan standar pelayanan publik;
 adanya keikutsertaan seluruh komponen masyarakat
dalam upaya untuk pencegahan korupsi yang efektif;
 perlu ada seruan kepada negara-negara untuk secara aktif
melibatkan organisasi nonpemerintah (LSM);
 peningkatan kesadaran masyarakat terhadap korupsi
termasuk dampak buruk korupsi serta hal hal yang dapat
dilakukan masyarakat yang mengetahui telah terjadi
tindak pidana korupsi.
b) Kriminalisasi
Hal penting lain yang diatur dalam konvensi adalah
mengenai kewajiban negara untuk mengkriminalisasi
berbagai perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai tindak
pidana korupsi.
c) Kerja sama internasional
Negara-negara yang menandatangani konvensi bersepakat
untuk bekerja sama dalam setiap langkah pemberantasan
korupsi termasuk pencegahan, investigasi, dan melakukan
penuntutan terhadap pelaku korupsi.
d) Pengembalian aset-aset negara
Setiap negara harus menyediakan aturan-aturan serta
prosedur guna mengembalikan kekayaan, termasuk aturan
dan prosedur yang menyangkut hukum dan rahasia
perbankan.
2) Convention on Bribery of Foreign Public Official in
International Business Transaction Convention on Bribery
of Foreign Public Official in International Business Transaction
adalah sebuah konvensi internasional yang mengikat negara
konvensi untuk mengkriminalisasi pejabat public asing yang
menerima suap dalam transaksi bisnis Internasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 korupsi adalah
tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang
lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Korupsi di internasional dibagi menjadi beberapa
bentuk, antar lain korupsi yang berbentuk penagihan sewa, korupsi politis,
korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif. Kerjasama
internasional yang dilakukan untuk memberantas korupsi dibagi menjadi
2, antara lain Gerakan Organisasi Internasional seperti Perserikatan
Bangsa-Bangsa (United Nations), Bank Dunia (World Bank), Masyarakat
Uni Eropa, dan Gerakan Lembaga Swadaya Internasional seperti
Transparency International, TIRI (Making Integrity Work), Instrumen
Internasional Pencehagan Korupsi, Convention on Bribery of Foreign
Public Official.

B. Saran
Tindak pidana korupsi sangat merugikan bangsa dan negara,
terutama bagi negara yang masih berkembang. Karena hal tersebut dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan negara. Sebagai warga
negara yang bermoral dan berpendidikan marilah jauhi segala tindakan
yang menjurus pada tindak pidana korupsi demi kemajuan bangsa dan
negara.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. 2006. Fikih Anti Korupsi Perspektif Ulama, Jakarta: Pusat Studi
Agama dan Peradaban.
Azhar, M. 2003. Pendidikan Antikorupsi, Yogyakarta: LP3 UMY, Partnership
Pope, J. 2003. Strategi Memberantas Korupsi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Embassa. 8 Juli 2018 10 Kasus Korupsi di Indonesia yang Terbesar dan Paling
Menghebohkan (www.ucnews.id diakses pada 23 Oktober 2018)
Tuwo, A. 13 Juli 2017. Artikel 5 Pemimpin Dunia yang Tersandung Kasus
Korupsi
(www.liputan6.com diakses pada 23 Oktober 2018)

Anda mungkin juga menyukai