Kerja Sama Internasional Dalam Pemberantasan Korupsi
A. Gerakan Organisasi Internasional.
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) Setiap lima tahun PBB menyelenggarakan kongres tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakuan terhadap penjahat. Dalam sebuah resolusinya Majelis Umum PBB menegaskan perlunya pengembangan strategi global melawan korupsi. Pemberantasan korupsi harus dilakukan multidisiplin dengan memberikan pemahaman pada aspek dan dampak buruk korupsi dalam berbagai tingkat. Pencegahan dan pemberantasan korupsi juga harus dilakukan dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan pencegahan korupsi di tingkat nasional dan internasional. Kongres PBB ke-10 menyatakan bahwa perhatian perlu ditekankan pada Top Level Corruption yaitu korupsi yang tersembunyi dalam jejaring yang tidak terlihat secara kasatmata, meliputi penyalahgunaan kekuasaan, pemerasan, nepotisme, penipuan, dan korupsi. Jenis korupsi ini paling berbahaya dan dapat menimbulkan kerusakan sangat besar di suatu negara.
2. Bank Dunia (World Bank)
Bank Dunia dalam memberikan pinjaman mempertimbangkan tingkat korupsi di suatu negara. Oleh karena itu, World Bank Institute mengembangkan Anti- Corruption Care Program yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran mengenai korupsi serta pentingnya pelibatan masyarakat sipil untuk mencegah dan memberantas korupsi. Program yang dikembangkan Bank Dunia didasarkan bahwa untuk memberantas korupsi secara efektif perlu dibangun tanggung jawab bersama lembaga di masyarakat. Bank Dunia menyatakan bahwa pendekatan untuk melaksanakan program antikorupsi dibedakan menjadi 2, yakni: a. Pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up) Pendekatan ini didasarkan pada asumsi berikut. a) Semakin luas pemahaman yang ada, semakin mudah meningkatkan kesadaran memberantas korupsi. b) Adanya jejaring yang baik akan membantu pemerintah dan masyarakat mengembangkan rasa saling percaya. c) Penyediaan data mengenai efektivitas dan efesiensi pelayanan pemerintah membantu masyarakat mengerti mengenai dampak buruk korupsi. d) Pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan Bank Dunia akan dapat membantu mempercepat pemberantasan korupsi. e) Rencana aksi yang dipilih di sebuah negara akan memiliki trickle down effect dalam arti masyarakat mengetahui pentingnya pemberantasan korupsi. b. Pendekatan dari atas ke bawah (top-down) Pendekatan ini dilakukan dengan melaksanakan reformasi di segala bidang, meliputi hukum, politik, ekonomi, maupun administrasi pemerintahan. Pendidikan antikorupsi adalah salah satu strategi atau pendekatan dari atas ke bawah yang dikembangkan oleh Bank Dunia.
3. Masyarakat Uni Eropa
Di negara-negara Eropa gerakan pencegahan dan pemberantasan korupsi telah dimulai sejak tahun 1996. Pemberantasan dilakukan dengan pendekatan multidisiplin, monitoring yang efektif, dilakukan dengan kesungguhan dan komprehensif.
B. Gerakan Lembaga Swadaya Internasional
1. Transparency International Transparency International (TI) adalah sebuah organisasi internasional non pemerintah yang pusatnya di Berlin, Jerman yang memantau dan mempublikasikan hasil-hasil penelitian mengenai korupsi yang dilakukan oleh korporasi dan korupsi politik di tingkat internasional. Setiap tahun TI menerbitkan Indeks Persepsi Korupsi di negara-negara seluruh dunia. TI membuat peringkat tentang prevelansi korupsi di seluruh dunia berdasarkan survei yang dilakukan terhadap pelaku bisnis dan opini masyarakat. Dalam survei tersebut Indonesia setiap tahunnya menempati peringkat sangat buruk namun sejak 2009 sedikit membaik. 2. TIRI TIRI/Marking Integrity Work adalah sebuah organisasi independen internasional non pemerintah yang berpusat di London dan memiliki banyak perwakilan termasuk di Jakarta. Organisasi ini bekerja sama dengan pemerintah, kalangan bisnis, akademisi dan masyarakat sipil untuk melakukan sharing keahlian dan wawasan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan praktis yang diperlukan untuk mengatasi korupsi dan mempromosikan integritas. Di Indonesia TIRI mengembangkan jejaring dengan berbagai universitas untuk mengembangkan kurikulum pendidikan antikorupsi dengan nama I-IEN (Indonesian- Integrity Education Network). TIRI berkeyakinan bahwa dengan mengembangkan hal ini mahasiswa dapat memahami bahaya korupsi bagi masa depan bangsa.
3. Intrumen Internasional Pencegahan Korupsi
a. United Nations Convetion Against Corruption (UNCAC) UNCAC merupakan salah satu instrumen internasional yang sangat penting dalam pemberantasan korupsi. Beberapa hal yang diatur dalam konvesi ini adalah: a) Masalah Pencegahan UNCAC mengemukakan bahwa perlu mengembangkan model-model preventif sebagai berikut. Pembentukan badan atikorupsi Peningkatan transparansi dalam pembiayaan kampanye untuk pemilu dan partai politik Promosi terhadap efisiensi dan transparansi pelayanan publik. Penerimaan pelayan publik (pegawai negeri) dan dilakukan berdasarkan prestasi Adanya kode etik yang ditujukan bagi pelayan publik (pegawai negeri) dan mereka harus tunduk pada kode etik Transparansi dan akuntanilitas keuangan publik Penerapan tindakan indisipliner dan pidana bagi pegawai negeri yang korupsi Dibuatnya persyaratan khusus terutama pada sektor publik yang sangat rawan terutama badan peradilan dan sektor pengadaan publik Promosi dan pemberlakuan standar pelayanan publik Keikutsertaan seluruh komponen masyarakat dalam upaya pencegahan korupsi secara efektif Adanya seruan kepada negara-negara adar secara aktif melibatkan organisasi nonpemerintah (LSM) Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap korupsi termasuk dampak negatif serta hal-hal yang dapat dilakukan masyarakat yang telah mengetahui terjadi tindak pidana korupsi. b) Kriminalisasi Hal penting lain yang diatur dalam konvensi adalah mengenai kewajiban negara untuk mengkriminalisasikan berbagai perbuatan yang dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi. Perbuatan yang dikriminalisasi tidak terbatas pada tindak pidana penyuapan dan pengegelapan dana publik tetapi juga dalam bidang perdagangan termasuk penyembunyian dan pncucian uang hasil korupsi. c) Kerjasama Internasional Negara-negara yang menandatangani konvesi sepakat untuk bekerja sama dalam pemberantasan korupsi termasuk pencegahan, investigasi, dan melakukan penuntutan terhadap pelaku korupsi. Mereka sepakat untuk memberikan bantuan hukum timbal balik dalam mengumpulkan bukti yang akan digunakan di pengadilan serta mengekstradisi pelanggar dan sepakat harus melakukan langkah- langkah yang mendukung penelusuran, penyitaan, dan pembekuan hasil tindak pidana korupsi. d) Pengembalian Aset-Aset Negara Kerja sama dalam pengembalian aset-aset hasil korupsi terutama yang dilarikan dan disimpan di negara lain juga merupakan hal sangat penting yang tertuang dalm kenvensi. Untuk itu, setiap negara harus menyediakan aturan-aturan serta prosedur guna mengembalikan kekayaan, termasuk aturan dan prosedur yang menyangkut hukum dan rahasia perbankan. b. Convetion on Bribery of Foreign Public Official in International Bussines Transaction Konvensi antisuap ini menetapkan standar-standar hukum yang mengikat negara-negara peserta konvensi untuk mengkriminalisasi pejabat publik asing yang menerima suap dalm transaksi bisnis internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Justiana, Sandri, dkk. 2014. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi (PBAK). Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan