Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP KERJA SAMA INTERNASIONAL DALAM PEMBERANTASAN


KORUPSI DI INDONESIA DENGAN UNITED NATIONS CONVENTION
AGAINTS CORRUPTION (UNCAC)

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Atin Karjatin. M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 4

TIingkat 2B

Ashda Rozaqul Fadhillah P17320118069

Astri Puspita Ningrum P17320118070

Vira Sukmawati P17320118071

Devie Ratna Junita P17320118072

Almira Zafira P17320118073

Wafiq Syifa Amelia P17320118074

Msibach Agnesti Handamara P17320118075

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan
Budaya Anti Korupsi dengan judul “Konsep Kerjasama Internasional Dalam
Pemberantasan Korupsi Di Indonesia Dengan United Nations Convention Againts
Corruption (UNCAC)”

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi yaitu Ibu Dra. Hj. Atin
Karjatin. M.Kes yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 23 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2

1.3 Tujuan................................................................................................................ 2

BAB II KONSEP KERJASAMA INTERNASIONAL...................................... 3

2.1 Pengertian UNCAC........................................................................................... 3

2.2 Tujuan UNCAC................................................................................................. 3

2.3 Alasan Implementasi UNCAC Dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia.. 4

2.4 Hal Yang Diatur Dalam Kerjasama UNCAC dan Indonesia............................ 5

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.............................................. 7

3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 7

3.2 Rekomendasi...................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korupsi merupakan sebuah masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia dan
masyarakat internasional. Di Indonesia korupsi telah diputuskan sebagai kejahatan
luar biasa (extra ordinary crimes). Mengapa? Karena la dapat meluluhlantakkan
sebuah negara karena mengancam pemenuhan hak-hak dasar manusia, menghambat
pembangunan, menghambat demokrasi, merusak lingkungan hidup dan meningkatkan
angka kemiskinan ratusan juta umat manusia baik di Indonesia maupun di dunia.

Mengingat dampak korupsi yang demikian besar, sebagai suatu bangsa, Indonesia
memiliki kewajiban untuk bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat baik di
tingkat nasional maupun internasional. Kerjasama ini dapat berwujud kerjasama antar
negara. kerjasama dengan lembaga internasional, kerjasama dengan Lembaga
Swadaya lnternasional (International NGOs) dengan mengikutsertakan masyarakat
baik sebagai individu maupun kelompok di dalam maupun di luar sektor publik.

Dalam era globalisasi dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi


informasi serta kemudahan untuk bermigrasi ke berbagai negara. Kerjasama
intemasional harus terus ditingkatkan untuk menyelamatkan aset negara hasil korupsi
dan mencegah para koruptor lari dan mencari surga untuk bersembunyi.

Seluruh negara di dunia harus memiliki pemahaman dan keinginan yang sama
untuk tidak menjadikan negaranya sebagai surga yang aman bagi koruptor. Dengan
demikian, korupsi juga memiliki sifat transnasional karena ia dapat menampakkan diri
sebagai transnational organized crime dan economic crime, serta menyangkut
pencucian uang atau money-laundering. Dalam Preambul United Nation Convention
against Corruption (UNCAC) bahkan dinyatakan bahwa “corruption is no longer a
local matter but a transnational phenomenon that affects all societies and economies”
sehingga kerjasama intemasional untuk mencegah dan memberantas korupsi menjadi
sangat esensial.

Di tingkat intemasional, ada berbagai bentuk kerjasama untuk mencegah dan


memberantas korupsi. Salah satu caranya adalah dengan kerjasama internasional

1
bersama UNCAC (United Nations Convention Againts Corruption) yang bertujuan
untuk memperoleh bantuan timbal balik dalam perkara pidana (termasuk korupsi).

Dalam makalah yang berudul “Kerjasama Internasional Dalam Pemberantasan


Korupsi Di Indonesia Dengan United Nations Convention Againts Coruption
(UNCAC)” akan mendeskripsikan instrumen serta kerjasama intemasional yang
dilakukan Indonesia dengan UNCAC (United Nations Convention Againts
Coruption).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Pengertian UNCAC (United Nations Convention Againts Coruption) ?

1.2.2 Apa Tujuan UNCAC (United Nations Convention Againts Coruption) ?

1.2.3 Apa Alasan UNCAC Dapat Di Implementasikan Dalam Pemberantasan


Korupsi di Indonesia?

1.2.4 Apa Saja Hal Yang Diatur Dalam Kerjasama UNCAC (United Nations
Convention Againts Coruption) Dengan Indonesia ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Kerjasama Internasional Dalam


Pemberantasan Korupsi Di Indonesia Dengan UNCAC (United Nations
Convention Againts Coruption).

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Pengertian UNCAC (United Nations Convention


Againts Coruption).

b. Untuk Mengetahui Tujuan UNCAC (United Nations Convention Againts


Coruption).

c. Untuk Mengetahui Mengapa UNCAC Dapat Di Implementasikan Dalam


Pemberantasan Korupsi di Indonesia.

d. Untuk Mengetahui Apa Saja Hal Yang Diatur Dalam Kerjasama


UNCAC (United Nations Convention Againts Coruption) dan Indonesia.

2
BAB II

KONSEP KERJASAMA INTERNASIONAL

2.1 Pengertian UNCAC (United Nations Convention Againts Coruption)

UNCAC (United Nations Convention Againts Coruption) yang dibentuk oleh


PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada tahun 2003 ini merupakan salah satu
instrumen internasional yang sangat penting dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan korupsi.

The United Nations Convention against Corruption is the only legally binding
universal anti-corruption instrument. The Convention's far-reaching approach and
the mandatory character of many of its provisions make it a unique tool for
developing a comprehensive response to a global problem. The vast majority of
United Nations Member States are parties to the Convention. (United Nations Office
on Drugs and Crime, 2019)

Negara Indonesia menandatangani konvensi UNCAC (United Nations


Convention Againts Coruption) pada tahun 2003 dan telah meratifikasinya melalui
UU No.17 Tahun 2006 Tentang Pengesahan United Nations Convention Againts
Corruption 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi 2003).

2.2. Tujuan UNCAC (United Nations Convention Againts Coruption)

Tujuan UNCAC menurut UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime)
BAB I Tentang Ketentuan Umum Pasal 1

(a) Meningkatkan dan memperkuat upaya-upaya untuk mencegah dan memberantas


korupsi secara lebih efisien dan efektif;

(b) Meningkatkan, memfasilitasi, dan mendukung kerjasama internasional dan


bantuan teknis dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi termasuk dalam
pengembalian aset;

(c) Meningkatkan integritas, akuntabilitas, dan pengelolaan yang baik urusan-urusan


publik dan kekayaan publik

3
2.3 Alasan Implementasi UNCAC Dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia

UNCAC dapat serta merta diimplementasikan sebagai instrumen pemberantasan


korupsi. Paling tidak ada tujuh argumentasi sebagai analisis teoretis untuk
memperkuat pendapat tersebut.

2.3.1 Pertama, berdasarkan UNCAC, korupsi adalah kejahatan internasional.


Artinya, berlaku asas universal dalam hukum pidana bahwa setiap negara wajib
melakukan penuntutan dan penghukuman terhadap pelaku kejahatan
internasional.

2.3.2 Kedua, ratifikasi UNCAC oleh Pemerintah Indonesia tentunya sudah


didasarkan pada pertimbangan yang matang bahwa isi konvensi tersebut sesuai
dengan situasi dan kondisi negara yang sedang giatgiatnya melakukan
pemberantasan korupsi.

2.3.3 Ketiga, ratifikasi yang dilakukan terhadap UNCAC berlaku sebagai self
executing treaty. Artinya, dapat serta merta diberlakukan sebagai hukum positif

2.3.4 Keempat, ratifikasi suatu konvensi internasional tunduk pada prinsip umum
hukum internasional yakni pacta sunt servanda yang berarti perjanjian yang
dibuat oleh para pihak mengikat ibarat undang-undang. Menurut Oppenheim,
sebagaimana yang dikutip oleh Anthony Aust, di dalam asas pacta sunt servanda
tercakup asas keadilan dan itikat baik untuk melaksanakan isi suatu perjanjian
atau konvensi yang telah dirativikasi

2.3.5 Kelima, dalam konteks hubungan antara hukum pindana internasional


dengan hukum pidana nasional, hukum pidana internasional berfungsi sebagai
pelengkap terhadap hukum pidana nasional, bilamana aturan-aturan yang berada
dalam konvensi internasional yang telah diratifikasi belum diatur dalam
undang-undang nasional. Sebagai tambahan pada argumentasi ini, bahkan
ditegaskan dengan mengikuti UNCAC maka Indonesia akan memiliki kerjasama
internasional yang lebih baik dengan Negara lain dalam pemberantasan tindak
pidana korupsi.

2.3.6 Keenam, berdasarkan asas hukum pidana internasional yakni asas civitas
maxima secara tegas menyatakan bahwa hanya ada satu sistem hukum universal
yang dianut oleh semua bangsa di dunia dan harus dihormati serta dilaksanakan.

4
2.3.7 Ketujuh, korupsi sebagai kejahatan internasional yang merupakan substansi
dari hukum pidana internasional dalam hubungan dengan paham monisme dan
paham dualisme, hukum pidana internasional lebih menitikberatkan pada paham
monisme bahwa hukum internasional dan hukum nasional merupakan satu
kesatuan sistem hukum berupa kaidah-kaidah yang mengikat individu, negara
maupun kesatuan lainnya yang bukan negara.

2.4 Hal Yang Diatur Dalam Kerjasama UNCAC (United Nations Convention
Againts Coruption) Dengan Indonesia

Beberapa hal penting yang diatur dalam konvensi adalah:

2.4.1 Masalah pencegahan

UNCAC mengemukakan bahwa perlu dikembangkan model-model preventif


sebagai berikut:

a. Pembentukan badan antikorupsi;

b. Peningkatan transparansi dalam pembiayaan kampanye untuk pemilu


dan partai politik;

c. Promosi terhadap efisiensi dan transparansi pelayanan publik;

d. Rekrutmen atau penerimaan pelayan publik (pegawai negeri) dan mereka


dilakukan berdasarkan prestasi;

e. Adanya kode etik yang ditujukan bagi pelayan publik (pegawai negeri)
dan mereka harus tunduk pada kode etik;

f. Transparansi dan akuntabilitas keuangan publik;

g. Penerapan tindakan indisipliner dan pidana bagi pegawai negeri yang


korupsi;

5
h. Dibuatnya persyaratan khusus terutama pada sektor publik yang sangat
rawan seperti badan peradilan dan sektor pengadaan publik;

i. Promosi dan pemberlakuan standar pelayanan publik;

j. Adanya keikutsertaan seluruh komponen masyarakat dalam upaya untuk


pencegahan korupsi yang efektif;

k. Perlu ada seruan kepada negara-negara untuk secara aktif melibatkan


organisasi nonpemerintah (LSM);

l. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap korupsi termasuk dampak


buruk korupsi serta hal-hal yang dapat dilakukan masyarakat yang
mengetahui telah terjadi tindak pidana korupsi.

2.4.2 Kriminalisasi

Hal penting lain yang diatur dalam konvensi adalah mengenai kewajiban
negara untuk mengkriminalisasi berbagai perbuatan yang dapat dikategorikan
sebagai tindak pidana korupsi. Perbuatan yang dikriminalisasi tidak terbatas pada
tindak pidana penyuapan dan penggelapan dana publik, tetapi juga dalam bidang
perdagangan termasuk penyembunyian dan pencucian uang hasil korupsi.

2.4.3 Kerja sama internasional

Negara-negara yang menandatangani konvensi bersepakat untuk bekerja


sama dalam setiap langkah pemberantasan korupsi termasuk pencegahan,
investigasi, dan melakukan penuntutan terhadap pelaku korupsi. Mereka
bersepakat untuk memberikan bantuan hukum timbal balik dalam mengumpulkan
bukti yang akan digunakan di pengadilan serta mengekstradisi pelanggar.
Negara-negara juga bersepakat harus melakukan langkah langkah yang
mendukung penelusuran, penyitaan, dan pembekuan hasil tindak pidana korupsi.

2.4.4 Pengembalian aset-aset negara

Kerjasama dalam pengembalian aset-aset hasil korupsi terutama yang


dilarikan dan disimpan di negara lain juga merupakan hal sangat penting yang
tertuang dalam konvensi. Untuk itu, setiap negara harus menyediakan
aturan-aturan serta prosedur guna mengembalikan kekayaan, termasuk aturan dan
prosedur yang menyangkut hukum dan rahasia perbankan.

6
BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1 Kesimpulan

Makalah ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana konsep


kerjasama internasional dalam pemberantasan korupsi di Indonesia dengan UNCAC
(United Nations Convention Againts Coruption).

Kerjasama Internasional ini sangat penting dilakukan, mengingat dampak korupsi


yang demikian besar. Sebagai suatu bangsa, Indonesia memiliki kewajiban untuk
bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat baik di tingkat nasional maupun
internasional. Kerjasama di tingkat internasional telah dilakukan Indonesia dengan
menandatangani dan meratifikasi UNCAC (United Nations Convention Againts
Corruption).

Dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas terdapat hal-hal penting yang perlu
diperhatikan dalam kerjasama internasioal anatara Indonesia dengan UNCAC yang
pertama ialah masalah pencegahan, yang kedua kriminalitas, yang ketiga kerjasama
internasional dan yang keempat adalah pengembalian aset-aset negara.

3.2 Rekomendasi

3.2.1 Kepada para pembaca diharapkan setelah membaca makalah ini dapat
menambah wawasan tentang konsep kerjasama internasional dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia dengan UNCAC (United Nations Convention
Againts Coruption).

3.2.2 Kepada Dosen diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membuat
pembaruan dan melengkapi hal-hal yang kurang dalam makalah ini.

3.2.3 Kepada Mahasiswa Keperawatan diharapkan dapat lebih aktif mencari tahu
lebih dalam tentang bagaimana konsep kerjasama internasional dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia dengan UNCAC (United Nations Convention
Againts Coruption).

7
DAFTAR PUSTAKA

Adwirman, dkk.2014.Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi.Jakarta:Pusat Pendidikan


dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Hiarej, S.2019.United Nations Convention Againts Corrupstion Dalam Sistem Hukum
Indonesia.Volume 31, Nomor 1, Februari 2019, Halaman 112-125. Diakses
pada tanggal 24 September 2019 melalui https://jurnal.ugm.ac.id/jmh/article/view/43968

Kusuma, Anindita.2014.”United Nations Convention Againts Corruption dan


Kerjasama Mutual Legal Assitance on Asset Recovery anatara Indonesia dan
Swiss”.Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik.Universitas Indonesia.Depok Jawa
Barat.
Vienna.2004.United Nations Convention Againts Corruption.New York:United
Nations Office on Drugs and Crime

Anda mungkin juga menyukai