KORUPSI
Pengetahuan Budaya Anti Korupsi
Kelompok
1. Firdana Ayur. D (P17311203035)
2. Athaya Duscha Dypa (P17311203038)
3. Retno Diah Syam. P (P17311203041)
4. Alifia Amarotu (P17311203045)
5. Wahyu Sulistyoningrum (P17311203048)
6. Amalia Indah Lestari (P17311204051)
7. Novia Putri Hapsari (P17311204054)
8. Anggina Wahyu. N (P17311204057)
9. Andini Dwi Nur. A (P17311204060)
10. Dhea Ayu Safitri (P17311204063)
Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruption dari kata
kerja corrumpere berarti busuk, rusak, menggoyahkan,
memutar balik, menyogok. Menurut Transparency
International adalah perilaku pejabat publik, baik
politikus/ politisi maupun pegawai negeri, yang secara
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau
memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan kekuasaan publik yang
dipercayakan kepada mereka.
Pengertian Korupsi
Pelestarian
Sosial Politik
Lingkungan
Kesehatan
Masyarakat Hukum
a. Dampak Di Bidang Ekonomi
Pada sektor ekonomi, korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dimana pada sektor privat, korupsi
meningkatkan biaya karena adanya pembayaran ilegal dan resiko pembatalan perjanjian atau karena
adanya penyidikan (Hariyani & Priyarsono, Dominicus Savio, Asmara, 2016).
Berbagai macam permasalahan ekonomi lain akan muncul secara alamiah apabila korupsi sudah
merajalela. Hasil dari dampak ekonomi yang akan terjadi adalah sebagai berikut :
1. Lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
2. Penurunan produktifitas
3. Rendahnya kualitas barang dan jasa
4. Menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak
5. Meningkatnya hutang negara
B. Dampak Pada Sosial dan Kemiskinan
Masyarakat
1. Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
2. Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
3. Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin
4. Meningkatnya angka kriminalitas
5. Solidaritas sosial semakin langka
6. Demoralisasi
C. Dampak Kesehatan Masyarakat
Dampak korupsi di bidang kesehatan, antara lain tingginya biaya kesehatan, tingginya angka kematian
ibu, tingkat kesehatan masih buruk, dan lain-lain. Angka kematian ibu pada tahun 2012, ternyata masih
tinggi yakni 359 per 100.000 kelhiran hidup. Angka ini meningkat tajam dibanding tahun 2007, yakni
228 per 100.000 kelahiran hidup. Secara makro, angka kematian ibu melahirkan, merupakan parameter
kualitas kesehatan masyarakat pada suatu negara (KPK, Tanpa tahun).
D. Dampak Pada Birokrasi Pemerintah
Upaya pemerintah mencanangkan clean government dalam upaya memberantas korupsi di
kalangan birokrasi pemerintahan, belum dapat menjamin menanggulangi korupsi, berbagai jenis
kebocoran keuangan negara masih saja terjadi, berdampak pelayanan publik dapat terganggu.
Kebocoran keuangan negara yang paling besar di lingkungan lembaga negara adalah melalui
Pengadaan Barang dan Jasa, lemahnya pengawasan dan kurangnya penerapan disiplin serta sanksi
terhadap penyelenggara negara dalam melaksanakan tugas-tugas negara berdampak birokrasi
pemerintahan yang buruk.
D. Dampak Pada Birokrasi Pemerintah
Sementara itu, dampak korupsi yang menghambat berjalannya fungsi pemerintah, sebagai pengampu
kebijakan negara, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Contohnya :
1. Masyarakat kehilangan arah dan identitas diri serta menipisnya
sikap bela negara dalam pertahanan dan keamana akibat penyalah
gunaan uang negara
2. Wilayah perbatasan sering menjadi sumber ketegangan dengan
negara tetangga
3. SDA termasuk di perairan juga seringkali tidak terawasi dan
dieksploitasi oleh penduduk negara tetangga
H. Dampak Pada Pelestarian Lingkungan
Menurunnya investasi.
Meningkatnya kemiskinan
Dampak korupsi terhadap berbagai bidang kehidupan masyarakat menimbulkan biaya yang
disebut sebagai biaya sosial korupsi. Biaya sosial korupsi berbeda dengan biaya eksplisit korupsi.
Yang dimaksud biaya sosial korupsi adalah biaya yang muncul karena dampak sosial korupsi.
Jadi hubungan antara dampak korupsi dan biaya sosial korupsi ada keterkaitan karena dampak
sosial korupsi di berbagai bidang yang dapat menimbulkan adanya biaya sosial korupsi. biaya
sosial kejahatan dihitung dari tiga hal yaitu biaya antisipasi kejahatan, biaya akibat kejahatan dan
biaya reaksi terhadap kejahatan
Konsep Biaya Sosial Korupsi
Analisis Biaya Sosial Korupsi dilakukan dengan menggunakan kerangka pikir Social Cost of Crime (Biaya Sosial
Kejahatan) yang berasal dari Brand and Price.
Konsep Biaya Sosial Korupsi
BIAYA eksplisit Biaya implisit Biaya antisipasi
Biaya reaksi korupsi adalah seluruh sumberdaya yang diperlukan aparat penegak hukum untuk memproses
seseorang yang melakukan korupsi, mulai tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pengadilan dan
pemasyarakatan atau sampai selesai menjalani hukuman fisik maupun finansial.
Biaya reaksi korupsi terdiri dari:
a) Biaya proses penanganan perkara mulai dari pengaduan, penyelidikan, dan penyidikan.
(Kepolisian, Kejaksaan, KPK, PPATK, BPKP dll)
b) Biaya peradilan (panitera, jaksa, hakim, dll)
c) Biaya proses perampasan aset di luar dan di dalam negeri
d) Biaya rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan, biaya pengumpulan denda, dll.
Seandainya Dana Korupsi Dipakai Untuk
Pembangunan
Menyangkut kerugian negara akibat tindakan korupsi tersebut, sebenarnya Indonesia mampu
membangun megainfrastruktur yang nantinya mampu menjamin kekuatan ekonomi nasional.
Pembangunan ekonomi nasional dapat dilakukan dengan memantapkan pembangunan akses ekonomi
di setiap wilayah di Indonesia.
4. Pembangunan dalam sektor UMKM, memberi modal kepada masyarakat untuk berwirausaha
5. Pembangunan berbagai macam sektor lain seperti fasilitas kesehatan yang lebih memadai terutama