BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh seluruh
komponen bangsa di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan angka Corruption Perceptions
Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK). Rata-rata IPK tahun 2018 adalah 43,
dimana IPK Indonesia adalah 38 yang berarti masih di bawah angka rata-rata
internasional. Indonesia menduduki peringkat ke 89 dunia (dari 180 negara) dengan skor
38 (0-100). Predikat Indonesia ditingkat ASEAN masih di bawah Singapura (85), Brunei
(63), dan Malaysia (47). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia perlu
penanganan serius (Transparency International Indonesia, 2018).
Permasalahan yang ada dalam Perilaku korupsi telah merambatke berbagai bidang
sektor kehidupan, sejak manusia lahir sampai dengan manusia meninggal dunia, rentan
terjadinya korupsi, sebutan “uangpelicin”, pemberian imbalan karena melakukan kolusi
dan nepotisme, istilah “orang dalam” sering terdengar dimasyarakat, korupsi anggaran
pendapatan daerah sampai dengan anggaran pendapatan Negara menjadi hiasan media
elektronik dan media cetak, bahkan media daring juga banyak memberitakan tentang
korupsi, bagaimana proyek-proyek Negara dikorupsi oleh para pejabat Negara. Upaya
hukum yang dilakukan baik dimulai dari pencegahan sampai dengan penanggulangan
pada tahap berikutnya.
Pengabdian kepada masyarakat anti korupsi ini perlu diberikan dengan
menjadikan siswa atau mahasiswa sebagai subjek pengabdian karena mereka adalah calon
orang white collar, orang-orang yang berpendidikan baik, ada dijabatan-jabatan strategis,
dan merupakan calon orang yang akan kerja pada posisi strategis yang rentan melakukan
tindak pidana korupsi nantinya.
Indonesia akan mengalami bonusdemografi pada tahun 2045. Generasi pada saat
ini sudah banyak yang terlibat dalam perilaku korupsi, untuk itu perlu generasi anti
korupsi untuk membantu pembangunan bangsa semakin lebih baik. Pendidikan anti
korupsi bagi siswa dan mahasiswa dilakukan untuk membentuk pemikiran mereka dapat
1
menemukan sendiri bagaimana cara melakukan pencegahan tindak pidana korupsi dengan
menjadi generasi anti korupsi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyuluhan antikorupsi?
2. Bagaimana praktik penyuluhan dari anti korupsi ini?
3. Bagaimana evaluasi yang dilakukan selepas praktik penyuluhan?
4. Bagaimana cara menangani konflik yang muncul selama penyuluhan?
5. Apa saja keselamatan kesehatan kerja (K3) dalam kegiatan penyuluhan?
6. Bagaimana contoh SAP antikorupsi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyuluhan antikorupsi.
2. Untuk mengetahui praktik penyuluhan dari anti korupsi.
3. Untuk mengetahui evaluasi yang dilakukan selepas praktik penyuluhan.
4. Untuk mengetahui cara menangani konflik yang muncul selama penyuluhan.
5. Untuk mengetahui keselamatan kesehatan kerja (K3) dalam kegiatan penyuluhan.
6. Untuk mengetahui satuan asuhan penyuluhan antikorupsi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Praktik Penyuluhan
Upaya penyuluhan dilakukan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pengetahuan
dan keterampilan terkait antikorupsi. Penyuluhan antikorupsi kepada semua lapisan
masyarakat diperlukan bukan hanya untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan
tentang antikorupsi, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat tentang dampak dan
bahaya korupsi.
Sehingga, muncul semangat perlawanan terhadap tindakan korupsi. Harapan lebih lanjut
upaya penyuluhan antikorupsi akan mampu membentuk gerakan antikorupsi secara kolektif
yang pada akhirnya membentuk sistem integritas bangsa dan membangun karakter bangsa
yang mencerminkan nilai, etos kerja dan sikap integritas.
Dalam praktiknya, tentu membutuhkan tujuan kegiatan dari diadakan penyuluhan, yang
dimana terdiri dari dua tujuan yaitu terdapat tujuan umum dan tujuan khusus. Langkah
pertama yang perlu dilakukan dalam praktik penyuluhan yaitu menyiapkan Materi
Penyuluhan Anti Korupsi. Materi tersebut dalam bentuk Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
yang merupakan seperangkat acara penyuluhan yang akan diselenggarakan termasuk topik,
tempat, sasaran, pemateri, dan konsep acara. Penyusunan SAP terbagi menjadi tiga tahap.
Tahap pendahuluan, tahap penyajian dan tahap penutup.
3
C. Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi adalah kegiatan menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Evaluasi penyuluhan memiliki tujuan yaitu
a. Membantu perencanaan di masa yang akan datang
b. Mengetahui apakah saran yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaiuk-baiknya
c. Menentukan kelemahan dan kekuatan daripada program, baik dari segi teknis maupun
administrative yang selanjutnya diadakan perbaikan-perbaikan
d. Membantu menentukan strategi, artinya mengevaluasi apakah cara yang telah
dilaksanakan selama ini masih bisa dilanjutkan, atau perlu diganti.
Evaluasi bisa dilaksanakan oleh pihak dalam dan pihak luar. Pihak dalam adalah pihak
yang melaksanakan program itu sendiri. Program yang baik senantiasa mempunyai suatu
cara penilaian yang berkesinambungan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
program itu sendiri. Dengan adanya cara penilaian seperti ini, maka kekurangan-
kekurangan dapat segera ditemukan, sehingga perbaikannnya dapat dilakuakan sedini
mungkin.
Berikut ini cara evaluasi yang dapat digunakan yaitu:
a. Pencatatan dan pelaporan, laporan yang disampaikan oleh para pelaksana dari berbagai
tingkatan hendaknya jangan tumpang tindih (over lapping). Laporan hendaknya hanya
mengandung data yang diperlukan untuk evaluasi saja.
b. Supervise, evaluasi bisa efektif jika hasil supervise segera diadakan tindak lanjut.
Pihak luar, yaitu pihak-pihak luar program yang akan dievaluasi di luar program.
Kebaikan dari penilaian yang dilaksanakanoleh pihak luar ialah penilaiannya diharapakan
bisa lebih objektif. Pihak luar bisa pihak luar dari luar negeri, bisa pula pihak luar dari
dalam negeri. Pihak penilai juga sebaiknya terdiri atas berbagai keahlian, sesuai dengan
bidang-bidang yang akan dinilai.
Berdasarkan apa yang akan dinilai, penilaian evaluasi dibagi dalam 2 kategori yaitu
Penilaian terhadap pencapaian tujuan dan Penilaian terhadap proses pelaksanaannya, yaitu
cara pelaksanannya.
4
D. Menangani Konflik Penyuluhan
Cara menangani konflik penyuluhan ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk meminimalisasi potensi konflik dan menangani
konflik yang muncul dalam pelaksanaan penyuluhan. Dalam menangani konflik yang
muncul saat proses penyuluhan antikorupsi terdapat 3 elemen kompetensi, diantaranya yaitu:
1. Mengidentifikasi situasi konflik
a.Tanda-tanda dan kemungkinan sebabsebab konflik diidentifikasi sesuai pemindai
sumber konflik.
b.Tingkat konflik dan hubungannya dengan kemungkinan pengembangan dan
eskalasi konflik diidentifikasi sesuai dengan urgensinya.
c.Tindakan preventif dilakukan untuk mencegah eskalasi konflik.
2. Mengimplementasikan strategi resolusi konflik
a.Faktor-faktor dan isu-isu yang relevan dengan konflik diklarifikasi bersama
penyelenggara, yaitu mampu mengajak pihak lain untuk menyelesaikan,
bukan dilimpahkan ke salah satu pihak.
b.Teknik resolusi yang benar untuk mengelola konflik diidentifikasi sesuai dengan
situasi Kelompok Sasaran
c.Opsi-opsi untuk resolusi konflik yang memungkinkan respons konstruktif untuk
dinegosiasikan dan membuat hubungan kerja tetap berlangsung, diidentifikasi
bersama dengan penyelenggara dan peserta.
d.Semua pandangan selama proses negosiasi dan diskusi didorong, dihargai, dan
diterima oleh semua pihak.
3. Menggunakan hubungan interpersonal yang efektif
a.Penggunaan komunikasi lisan dan nonlisan secara efektif selama diskusi
didemonstrasikan.
b.Pemberian dan Penerimaan umpan balik selama negosiasi didemonstrasikan.
5
Kesehatan Kerja (K3) dalam pelaksanaan penyuluhan antikorupsi. Terdapat 4 kompetensi
dalam aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada pelaksanaan penyuluhan
antikorupsi sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan langkah K3 di lokasi penyuluhan
a.Lokasi tempat penyuluhan diidentifikasi sesuai Standar K3.
b.Penanggung jawab lokasi tempat penyuluhan dikonfirmasi oleh pihak
penyelenggara.
c.Fasilitas penunjang K3 yang tersedia diidentifikasi ketersediannya.
d.Tempat dan jalur evakuasi untuk penyelamatan dalam keadaan darurat
dipastikan sesuai Standar K3.
e.Keberadaan dan penanggung jawab lokasi serta fasilitas kesehatan dipastikan
aksesnya.
2.Menyampaikan penjelasan K3 kepada peserta (safety briefing)
a.Materi informasi tentang K3 pada lokasi penyuluhan disiapkan.
b.Penjelasan umum kepada peserta tentang langkah K3 ketika terjadi keadaan
darurat disampaikan.
c.Penjelasan teknis langkah K3 ketika terjadi keadaan darurat dipastikan
disampaikan oleh penanggung jawab lokasi.
d.Tanggapan singkat dari peserta dimintakan untuk memastikan pemahamannya.
3. Memantau pelaksanaan penyuluhan dari aspek K3
a.Situasi dan kondisi pelaksanaan penyuluhan dipantau dari adanya potensi yang
dapat menimbulkan keadaan darurat.
b.Hasil pemantauan situasi dan kondisi dicatat dengan menggunakan check list
yang telah tersedia.
c.Langkah antisipasi K3 dilakukan apabila terjadi potensi keadaan darurat sesuai
dengan prosedur yang diberlakukan.
4. Membuat laporan penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan antikorupsi
a.Catatan hasil penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan antikorupsi dihimpun
dari lembar check list yang ada.
b.Laporan penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan antikorupsi disusun
dengan menggunakan format laporan yang telah tersedia.
6
c.Laporan penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan anti korupsi disampaikan
kepada unit kerja di KPK yang menangani kegiatan Penyuluhan Antikorupsi
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
d.Laporan penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan antikorupsi
didokumentasikan.
A. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang pendidikan anti korupsi
diharapkan para mahasiswi kelas persea mengetahui tentang pendidikan anti korupsi.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan mahasiswi kelas persea
mampu:
1. Menjelaskan Pengertian Korupsi
2. Mengetahui Dampak Korupsi
B. Materi
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi:
7
1. Pengertian Korupsi
2. Dampak Korupsi
3. Upaya apa saja yang ditempuh dalam pembrantasan korupsi
4. Undang-undang yang mengatur tentang korupsi Indonesia
5. Nilai Anti Korupsi
C. Media
Powerpoint
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
8
anti korupsi
3 Penutup 1. Mengevaluasi peserta 1. Mendengarkan dan
(5 menit) atas penjelasan yang Memperhatikan
disampaikan dan 2. Menjawab pertanyaan yang
penyuluh menanyakan diberikan.
kembali mengenai 3. Menjawab salam
materi penyuluhan
2. Salam Penutup
F. Evaluasi
1. Pengertian Korupsi
2. Dampak Korupsi
3. Upaya apa saja yang ditempuh dalam pembrantasan korupsi
4. Undang-undang yang mengatur tentang korupsi Indonesia
5. Nilai Anti Korupsi
G. Materi Penyuluhan
KORUPSI
1. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin: corruption dari kata kerja corrumpere:
busuk,rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok, menurut Transparency
International adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau politisi maupun pegawai
negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka
yang dekat denganya, dengan menyalahgunakan kekuasaan public yang dipercayakan
kepada mereka, ini adalah salah satu tindak korupsi.
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyaahgunaan jabatan
resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam
prakteknya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan
oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
9
Peran serta mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi akan maksimal jika
mahasiswa :
a. memahami pengetahuan tentang korupsi dan upaya pemberantasannya
b. menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam dirinya.
Kasus BLBI
Kasus korupsi Bantuan Likuiditas Nak Indonesia (BLBI) menjadi salah satu kasus
korupsi terbesar yang ada di Indonesia. BLBI adalah program pinjaman dari Bank
Indonesia kepada sejumlah bank yang mengalami masalah pembayaran kewajiban saat
menghadapi krisis moneter 1998. Bank yang telah mengembalikan bantuan mendapatkan
Surat Keterangan Lunas (SKL), namun belakangan diketahui SKL itu diberikan sebelum
bank tertentu melunasi bantuan. Menurut keterangan dari KPK kerugian negara akibat
kasus megakorupsi ini mencapai Rp 3,7 triliun.
Jiwasraya
Kasus korupsi yang menjerat PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menjadi sorotan publik .
Jiwasraya sebelumnya mengalami gagal bayar polis kepada nasabah terkait investasi
Saving Plan sebesar Rp.12,4 triliun. Produk tersebut adalah asuransi jiwa berbalut
investasi hasil kerja sama dengan sejumlah bank sebagai agen penjual.dan akibatnya,
negara mengalami kerugian lebih dari Rp 13,7 triliun.
Kasus E-KTP
Kasus pengadaan E-KTP menjadi kasus korupsi yang paling fenomenal. Kasus ini
menyeret Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto yang telah bergulir sejak
2011 dengan total kerugian negara mencapai Rp 2,3 triliun. Ada sekitar 280 saksi yang
10
telah diperiksa KPK atas kasus ini dan hingga kini ada 8 orang yang telah ditetapkan
sebagai tersangka.
Pelindo II
Ada empat proyek di PT Pelindo II yang menyebabkan kerugian negara mencapai Rp 6
triliun. Empat proyek tersebut di luar proyek pengadaan mobile crane dan quay crane
container yang dugaan korupsinya ditangani oleh Bareskrim Polri dan KPK. Kasus ini
menyeret nama mantan Dirut PT Pelindo RJ Lino yang telah ditetapkan tersangka sejak
2015 lalu. Dalam kasus ini, Lino juga diduga menyalahgunakan wewenangnya dengan
menunjuk langsung HDHM dari China dalam pengadaan tiga unit QCC.
4. Bentuk-bentuk korupsi
1.Penyuapan adalah tindakan memberikan uang, barang atau bentuk lain dari
pembalasan dari pemberi suap kepada penerima suap yang dilakukan untuk
mengubah sikap penerima atas kepentingan/minat si pemberi, walaupun sikap
tersebut berlawanan dengan penerima.
Contoh Penyuapan : Memberikan uang atau barang kepada guru agar mendapatkan
nilai yang maksimal. Memberikan uang atau barang kepada instansi sekolah agar
dilancarkan masuk kesekolah tersebut.
2.Penggelapan merupakan suatu tindakan tidak jujur dengan menyembunyikan
barang/harta orang lain oleh satu orang atau lebih tanpa sepengetahuan pemilik
barang dengan tujuan untuk mengalih-milik (pencurian), menguasai, atau digunakan
untuk tujuan lain.
Contoh penggelapan : Bendahara meminta uang kas, dan ternyata uang kas tersebut
di buat untuk pribadi
3.Gratifikasi, Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut
baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
11
Contoh Gratifikasi : Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih
karena telah dibantu, Hadiah/sumbangan rekanan yang diterima pejabat pada saat
perkawinan anaknya.
12
- Siswa diminta untuk membayar iuran sekolah, padahal bersekolah di sekolahan
negeri yang bebas SPP, karena sudah dibayar pemerintah.
- Siswa sering diwajibkan untuk membeli buku oleh sekolah, padahal sekolah
sudah mendapat buku bantuan dari Dinas Pendidikan.
Ternyata tanpa kita sadari ada banyak tindakan korupsi yang ada di sekitar kita,. Jika kita
ingin memberantas tindakan korupsi oleh pejabat, sebaiknya kita berlajar terlebih dahulu
untuk tidak korupsi hal-hal yang sepele, karena masalah besar berawal dari hal yang
disepelekan.
6. Dampak Korupsi
1) Merugikan negara maupun kelompok
2) Menghabiskan atau memakan uang atau harta negara atau kelompok untuk
kepentingan pribadi
3) Menjadikan negara miskin
4) Menjadikan negara memiliki hutang yang banyak di luar negeri
5) Menimbulkan ketidakdilan dalam hal pendapatan dan kekayaan
6) Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintahan
7) Berkurangnya kewibawaan pemerintah dalam masyarakat
8) Menurunya pendapatan negara
9) Hukum tidak lagi dihormati.
13
6) Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis tinggi
dan dibarengi sistem control yang efisien
7) Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayan pejabat yang mencolok
8) Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan melalui
penyederhanaan jumlah departemen beserta jabatan dibawahnya.
14
berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang penting harus dimiliki
oleh seorang pemimpin, karena tampa kemandirian seseorang tidak akan mampu
memimpin orang lain.
4) Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan.
Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan hidup yang disiplin.
Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencpai tujuan dengan waktu yang lebih
efisien. Kedisiplinan memiliki dampak yang sama dngan nilai-nilai antikorupsi
lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai hal.
5) Tanggung Jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan). Seseorang
yang memiliki tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas
dengan lebih baik. Seseorang yang dapat menunaikan tanggung jawabnya sekecil
apa-pun itu dengan baik akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
6) Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan terkandung
ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian, ketabahan,
keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras merupakan hal yang penting guna
tercapainya hasil yang sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi
tidak berguna jika tanpa adanya pengetahuan.
7) Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi dengan
masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia dibiasakan untuk
tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya. Dengan gaya hidup yang
sederhana.
8) Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan sebagainya.
Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan keberanian akan
15
semakin matang jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat
jika pengetahuannya juga kuat.
9) Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak
memihak. setiap orang punya hak dan kewajiban yang sama dan harus diperlakukan
dengan setara.
16
Sederhana • Selalu berpenampilan apa adanya, tidak berlebihan, tidak pamer
dan tidak ria
• Tidak boros, biasakan membeli yang baru jika membutuhkan
bukan menginginkan.
Mandiri • Selalu menuntaskan pekerjaan tanpa mengandalkan bantuan dari
orang lain,
• Tidak menyuruh-menyuru atau menggunakan kewenangannya
untuk menyuruh orang lain untuk sesuatu yang mampu
dikerjakan sendiri
Adil • Selalu menghargai perbedaan,
• Tidak pilih kasih
• Saat berinteraksi dengan pekerja rumah, dengan keluarga,
maupun dengan rekan kerja, semua diperlakukan dengan sama
Berani • Berani jujur,
• Berani menolak ajakan untuk berbuat curang,
• Berani melaporkan adanya kecurangan,
• Berani mengakui kesalahan
Peduli • Menjaga diri dan lingkungan agar tetap konsisten dengan aturan
yang berlaku,
• Selalu berusaha untuk menjadi teladan dalam menegakkan
disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab bersama
• Menghibur teman yang sedih
• Berbagi makanan kepada teman yang tidak membawa bekal
• Menolong kucing yang sakit
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyuluh anti korupsi adalah keterlibatan seseorang untuk membantu upaya KPK
dalam mengajak masyarakat untuk menyebarkan seluas mungkin pesan antikorupsi.
Antikorupsi adalah sikap dan perilaku untuk tidak mendukung adanya upaya untuk
merugikan keuangan negara dan perekonomian negara. Dengan kata lain, antikorupsi
merupakan sikap menentang terhadap adanya korupsi.
Pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan anti korupsi ini perlu diberikan
dengan menjadikan siswa atau mahasiswa sebagai sasaran karena mereka adalah calon
orang yang berpendidikan baik, ada dijabatan-jabatan strategis, dan merupakan calon
orang yang akan kerja pada posisi strategis yang rentan melakukan tindak pidana korupsi
nantinya. Generasi pada saat ini sudah banyak yang terlibat dalam perilaku korupsi, untuk
itu perlu generasi anti korupsi untuk membantu pembangunan bangsa semakin lebih baik.
Pendidikan anti korupsi bagi siswa dan mahasiswa dilakukan untuk membentuk
pemikiran mereka dapat menemukan sendiri bagaimana cara melakukan pencegahan
tindak pidana korupsi dengan menjadi generasi anti korupsi.
B. Saran
Pencegahan tindak pidana korupsi harus dimulai dengan usia dini, untuk itu siswa
dan mahasiswa menjadi subjek pendidikan budaya anti korupsi, jika masyarakat
Indonesia bebas korupsi maka pembangunan bangsa menjadi lebih baik. Untuk itu
kegiatan pencegahan dengan melibatkan mahasiswa dalam bidang pendidikan berupa
penyuluhan harus lebih massif lagi dilakukan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Mubayyinah, F. (2017). SEMAI: Sembilan Nilai Anti Korupsi dalam Pendidikan Anak Usia
Dini. Al-Hikmah : Indonesian Journal of Early Childhood Islamic Education, 1(2), 223-238.
https://www.academia.edu/8982605/Makalah_korupsi
https://id.scribd.com/document/459440417/Tugas-PBAK-penyuluhan-anti-korupsi-TNA-TOR-
checklist-doc
http://www.djpb.kemenkeu.go.id/kppn/surabaya1/id/data-publikasi/artikel/2886-memantapkan-
pemahaman-9-nilai-antikorupsi-untuk-memperkokoh-jati-diri-insan-perbendaharaan.html
https://lsp.kpk.go.id/assets/files/artikel/SKKNI-2016-303-Penyuluh-Antikorupsi.pdf
19