Anda di halaman 1dari 13

KONSEP NUTRISI SEBAGAI TERAPI

PADA PASIEN PENYAKIT HATI

Dosen Pembimbing :

Evy Aristawati, S.Kep. Ns. M.Kep

Disusun Oleh :

1. Amelia Dewi Yanti NIM ( 1801098 )


2. Cahyo Azhi Purnomo NIM ( 1801100 )
3. Dian Rizkia Maulida NIM ( 1801102 )
4. Dihar Aulia Agustin NIM ( 1801104 )
5. Dinda Meisindy H NIM ( 1801105 )
6. Fika Hikmatul Malaka NIM ( 1801107 )
7. Firda Ayu Lutfiyani NIM ( 1801108 )
8. Firliana Triwidyanti NIM ( 1801109 )
9. Ilmiyah NIM ( 1801112 )

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA PASURUAN


Jl. KH. Mansyur No 207, Tembokrejo, Purworejo
Kota Pasuruan Jawa Timur 67118, Telp (0343) 426730
TAHUN AJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nyasehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “ Konsep Nutrisi Sebagai
Terapi Pada Pasien Penyakit Hati” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi
pembaca.

Pasuruan, 8 Juli 2019

Penulis

DAFTAR ISI

i
Kata Pengantar......................................................................................... i

Daftar Isi………………………………………………………………… ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………...…... 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………...….. 2

1.3 Tujuan……………………………………………………...…. 3

Bab II Pembahasan…………………………………………………….. 4

2.1 Pengertian Hati……………………………………………..... 4

2.2 Fungsi Metabolisme Hati Normal………………………...… 4

2.3 Gangguan Nutrisi Pada Penyakit Hati………………...…… 5

2.4 Penaganan Nutrisi Pada Penyakit Hati……………...……... 7

2.5 Terapi Nutrisi………………………………………………… 7

Bab III Penutup………………………………………………………... 8

3.1 Kesimpulan…………………………………………………… 10

Daftar Pustaka………………………………………………….……… 11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat
terhadap individu, keluarga, dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan.
Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal
mungkin sesuai potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses
keperawatan. Pelayanan asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga
keperawatan bekerja sama dengan petugas kesehatan lainnya dalam rangka
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perawatan perioperatif pada pasien di
ruang operasi merupakan bagian dari usaha untuk menjalankan kegiatan di bidang
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam rangka mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Dalam hal ini perawat sebagai bagian dari tenaga
kesehatan pemberi pelayanan keperawatan berperan sangat penting dalam
memberikan asuhan keperawatan perioperatif pada pasien di ruang operasi.
Karena asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat juga menentukan
kelancaran dan keberhasilan tindakan pembedahan di ruang operasi. Dari berbagai
macam tindakan pelayanan pembedahan di ruang operasi, salah satuya adalah
pasien dengan penyakit cholelitiasis yang dilakukan tindakan cholelitectomy.
Asuhan Keperawatan perioperatif pada pasien cholelitiasis dilakukan secara
komprehensif meliputi pra, intra dan post operasi. Sehingga pemberian asuhan
keperawatan oleh perawat berperan penting dalam membantu kelancaran dan
keberhasilan suatu tindakan operasi cholelitectomy tersebut.
Penanganan penyakit hati diperlukan diet dan obat sesuai anjuran dokter.
Diet disesuaikan dengan kondisi penyakit, tentunya diet berbeda antara satu
penderita dengan lainnya.Hati dikenal sebagai organ yang mempunyai
kemampuan regenerasi (pembentukan kembali) terbesar di dalam tubuh. Untuk
proses regenerasi ini diperlukan protein esensiel dan vitamin dalam jumlah yang
memadai. Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam
hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan yaitu proses penyimpanan
energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme

1
kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalm tubuh . Hati yang sehat
bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara optimal. Bila hati
sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit serius.
Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam
tubuh. Beratnya se r 3 pound atau 1,3 kg. Letaknya berada di bagian atas sebelah
kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk. Organ hati yang cukup besar ini setara
dengan fungsinya yang cukup berat. Setidaknya lebih dari 500 pekerjaan
dilakukan oleh lever. Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang
dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan
kulit.

Dalam situs Hepatitis Foundation International disebutkan, lever bertindak


sebagai mesin tubuh, dapur, penyaring, pengolah makanan, pembuangan sampah,
dan malaikat pelindung. Masalahnya, hati merupakan teman yang pendiam.
Manakala ada sesuatu yang salah, ia tidak mengeluh hingga terjadi kerusakan
lebih jauh.
Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral (termasuk zat besi), dan
gula, mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol produksi serta ekskresi
kolesterol. Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan
dan menyerap zat gizi penting. Juga menetralkan dan menghancurkan substansi
beracun serta memetabolisme alkohol, membantu menghambat infeksi, dan
mengeluarkan bakteri dari aliran darah. Sehinga dapat dibayangkan akibat yang
akan timbul apabila terjadi kerusakan pada hati.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang menjadi pokok
bahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu definisi hati?
2. Apa fungsi metabolisme hati?
3. Apa saja gangguan nutrisi pada penyakit hati?
4. Bagaimana cara penanganan nutrisi pada penyakit hati?

1.3 Tujuan

2
Tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi hati
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi metabolisme hati
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui gangguan nutrisi apa saja yang ada
pada penyakit hati
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara penanganan nutrisi
pada penyakit hati

BAB 2

3
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hati


Hati merupakan organ seberat + 1,5 kg terletak di perut kanan atas yang
menerima darah + I -I , 5 L/menit dari a. hepatika yang kaya akan oksigen dan
dari v. porta yang kaya akan nutrien berupa karbihidrat dan protein yang akan
diproses dalam sel-sel hati. Jadi hati merupakan organ terpenting dalam
metabolisme nutrien dan energi.
Hati berperan sebagai penyedia glukosa darah melalui glikogenolisis dan
glukoneogenesis, tempat menyimpan bahan untuk energi berupa glikogen dan
trigliserida, tempat metabolisme asam amino, sintesis albumin dan
prealbumin, protein transportasi, protein pembawa vit. A dan D, protein
koagulasi dsb. Sintesis ureum dari amonia, sekresi asam empedu untuk
pencernaan lemak, detoksifikasi zat toksin dan membunuh kuman yang masuk
melalui v. porta dan sintesis kolesterol.

2.2 Fungsi Metabolisme Hati Normal

Yang terpenting adalah metabolisme lemak, karbohidrat dan protein


1) Metabolisme lemak : yang terpenting adalah kolesterol, fosfolipid dan
trigliserid.
1. Kolesterol untuk membentuk ernpedu dan hormon tiroid. Dalam
tubuh kolesterol dipertahankan dalam keadaan yang tetap dengan
mekanisme yang seimbang antara absorbsi, $ntesa, metabolisme,
dan ekskresi.
2. Fosfolipid yang terdapat banvak pada membran sel dalam bentuk
fosfasidil kolin (lesitin).
3. Trigliserid adalah bentuk lernak sebagai sumber energi. Lemak
penting untuk absobsi vitamin-vitamin yang larut dalam lemak
yaitu vitamin A, D, E dan K. Bila berlebihan lemak akan
disimpan dalam jaringan lemak.

2) Metabolisme karbohidrat (KH)

KH merupakan pemberi energi yang siap dan cepat, sehingga masukan


untuk kebutuhan aktivttas sehari-hari harus cukup, jangan sampai terjadi

4
pernecahan protein dari otot. KH berupa glukosa, galaktosa dan fruktosa
dan ditimbun di hati sebagai glikogen. Apabila berlebihan akan ditimbun
di jaringan lemak

3) Metabolisme protein
Protein membentuk material berbagai jaringan, dinding sel pada
hampir seluruh tubuh, sehingga timbal ungkapan dari para ahli bahvva
tanpa protein tidak mungkin ada kehidupan. Protein tidak ditimbun di
hati akan tetapi digunakan untuk membuat:
a) albumin, prealburnin, protein transpor (lipoprotein, transferin,
serulo- plasmin, pengikat hormon tiroid, kortikosteroid).
b) protein koagulasi dan penghambat fibrinolisis: antitrombin Ill,
2 makroglubulin dan 1 antitripsin.
Pada keadaan darurat protein dipakai sebagai sumber energi, disamping itu
protein dipakai untuk mempertahankan takanan onkotik plasma, dan untuk
tansport hormon, Obat, ion asam lemak, dan bilirubin.
Pemecahan asam amino dan protein dari destruksi jaringan menghasilkan
asam keto yang nantinya akan rnasuk pada sik\us Kreb henseleit dan akan
menghasilkan ureum dan amonia.

2.3 Gangguan Nutrisi Pada Penyakit Hati

Pada penyakit hati kronik > 70 0/0 terjadi malnutrisi dan gangguan lain. Hal
ini disebabkan antara Iain oleh karena .

1. masukan makanan yang kurang akibat anoreksia, nausea, vomiting,


pembatasan diet oleh karena penyakitnya sendiri atau kadang-
kadang karena gangguan defekasi;
2. gangguan metabolisme dan penimbunan asam amino, lemak,
karbohidrat dan vitamin;
3. ganguan sentesis: protein transport, fibrinogen, faktor koagulasi,
lipoprotein dan sebagainya;
4. malabsorbsi/maldigesti oleh karena: kolestasis, ganguan mukosa usus,
gangguan absorbsi vitamin A,D, E, K;
5. akibat pengaruh terapi: neomisin, laktulosa, diuretik dan kolestiramin;

5
6. kurang penyerapan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak akibat
nutrisi parentral yang lama;
7. gangguan pengikatan kalsium oleh lemak sehingga terjadi kalsifikasi,
juga akibat inaktifasi dari penderita dan kurangnya sinar matahari
maka dapat berakibat terjadinya osteoporosis;
8. menurunnya produksi lipid hati maka timbul keadaan
hipertrigliseridemia; kadang-kadang terjadi perlemakan hati oleh
karena gangguan pada pem bentukan apoprotein sehingga pengeluaran
trigliserid dalam bentuk VLDL terganggu; akibat pengaruh hormon;
9. gangguan detoksifikasi Obat sehingga kadar Obat dida!am darah
relatif tinggi, dan respon imun yang melemah; terjadi penurunan
kadar antioksidan dalarn plasma, walaupun tidak ada tanda-tanda
klinik kekurangan antioksidan,gangguan keseimbangan antara asam
amino aromatik (AAA) dan asam amino rantai cabang (BCAA)
dirnana AAA meningkat dan BCAA menurun, hal ini disebabkan
oleh karena katabolisme protein yang meningkat pada hal bersihan
hati menurun. hal ini apabila lanjut akan terjadi keadaan yang
disebut encephalopati hepatik. Encephalopati hepatik terjadi akibat
neurotoksin (amonia, merkaptan penol dan asam lemak),
neurotransmiter palsu, gangguan metabolisme glükosa dan
gangguan pada savvar darah otak dimana terjadi peningkatan
permeabiiitas tethadap toksin, asam amino, dan ini oleh karena
kompiek dan merupakan keadaan darurat dalam bidang hepatologi
perlu pembicaraan tersendiri yang lebih rinci.

2.4 Penanganan Nutrisi pada Penyakit Hati

Dibedakan terapi nutrisi pada : hepatitis akut, hepatitis kronik, dan


tergantung beratnya kerusakan hati- Sebagai contoh pada hepatitis fulminan
dimana terjadi secara tiba-tiba (akut) akan tetapi kerusakan jaringan hati
sangat berat.

6
1) Hepatitis Akut
Biasanya timbul panas, mual, muntah sehinga perlu asupan kalori dan
protein yang cukup. Setelah keadaan membaik dimana panas turun, mual dan
muntah tidak ada lagi maka diberikan asupan gizi yang lebih lengkap dan
proporsi yang seimbang antara karbohidrat, protein dan iemak.

2) Penyakit Hati Kronis


Dalam pemberian nutrisi dibedakan ataş: hepatitis kronik dan sirosis hati.
Sirosis hati dibedakan lagi berdasarkan beratnya penyakit menjadi: sirosis hati
Child A, Child B dan Child C. Pada golongan Child B dan C perlu perhatian
khusus dan perhitungan yang cermat tentang pemberian nutrisinya. Nutrisi
meliputi:

a) karbohidrat: sebagai sumber energi, harus cukup;


b) protein dan asam amino: dijaga jangan sampai terjadi
degradasi protein otot dan protein enzim,
c) lemak;
d) vitamin;
e) mineral
f) cairan

2.5 Terapi nutrisi


Diberikan bila ada tanda-tanda dekornpensasi yaitu : asites, edema,
perdarahan, dan tanda-tanda ensef alopati. Macam terapi:
1. energi cukup/tinggi: 1,5 normal (35-45 kcai/kgBB/hari) atau lebih
dan apabila kadar gula darah meningkat dapat dibantu dengan
pemberian insülin;
2. pembatasan protein (0,4-0,8 gram/kgBB) diutamakan protein nabati

3. hindari minuman beralkohol•


4. asam amino rantai cabang (BCAA);
5. batasi lemak 1-2 gram/kgBB (25-40 % total kalori), atau ada yang
berpendapat proporsi lernak dapat lebih tinggi lagi sebagai sumber
energi bahkan sampai 60 0/0 masih dianggap aman dengan atasan
lemak lebih superior dari pada karbohidrat oleh karena: kadar
insülin dapat dikurangi, kadar BCAA dapat dinaikkan dan
encephalopati hepatik dapat dihindarkan atau paling tidak dikurangi.

7
Akan tetapi tidak selamanya baik oleh karena dapat timbul
diantaranya gangguan sistem imunologik, mengganggu paru-paru
pada penderita penyakit paru yang fungsi parunya buruk, terjadi
hiperlipidemia dan mengganggu hemokoagulasi;
6. Kurangi garam, pada yang berat sampai < 5 gram/hari, termasuk
garam yang terkandung dalam bumbu-burnbu misalnya maggi, kecap.
Dan Iain-lain;
7. Batasi cairan pada vang asites dan edema;
8. Menaikkan asupan kalium, kalium terdapat pada buah-buahan akan
tetapi biasanya buah-buahan banyak mengandung air sehingga harus
diperhitungkan;
9. Pemberian vitamin yang larut dalam lemak (Ar D, E, K), Ca, Zn, Fe
dan vitamin golongan antioksidan;
10. Makanan yang tinggi serat membantu mernperbaiki peristaltik usus;
11. Laktulosa untuk mengubah flora usus sehingga bakteri pemecah
protein sedikit sehingga tidak banyak terjadi amonia dan ureum;
12. Diet lemak terutama diberikan bila ada varises esofagus. Pada
penderita dengan perdarahan dan encephalopati hepatik
mungkin memerlukan penanganan khusus lainnya diantaranya
penghentian perdarahan segera dengan spooling air es melalui NGT,
obat-obat hemostatik, puasa 4-6 jam/sampai spooling bersih,
penghentian darah yang hilang, vasokonstriktor splangnik dengan
Obat octreotide, turunkan tekanan v. vorta dengan Obat isosorbid
dinitrat, lavemen, laktulosa, antibiotik yang tidak serap untuk
mencegah terjadinya koma hepatik yang dalam hal iñi membutuhkan
pembicaraan khusus yang lebih dalam.

8
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi nutrisi pada penyakit hatI harus memenuhi hal yang berikut

1 . Kalori tinggi, protein rendah, lemak rendah.

2. Hindari alkohol.

3. Kurangi garam.
4. Batasi cairan,

5. Vitamin A, D, E, K, Ca, Zn, Fe, antioksidan.


6. Konsultasi secara teratur ke bagian gizi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muntafiah. Sub Bagian Gastrohepatologi Ilmu Penyakit Dalam FK UGM/RSUP


DR. Sardjito, Yogyakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai