Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Penulis
DAFTAR ISI
i
Kata Pengantar......................................................................................... i
Daftar Isi………………………………………………………………… ii
Bab I Pendahuluan
1.3 Tujuan……………………………………………………...…. 3
Bab II Pembahasan…………………………………………………….. 4
3.1 Kesimpulan…………………………………………………… 10
Daftar Pustaka………………………………………………….……… 11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalm tubuh . Hati yang sehat
bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara optimal. Bila hati
sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit serius.
Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam
tubuh. Beratnya se r 3 pound atau 1,3 kg. Letaknya berada di bagian atas sebelah
kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk. Organ hati yang cukup besar ini setara
dengan fungsinya yang cukup berat. Setidaknya lebih dari 500 pekerjaan
dilakukan oleh lever. Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang
dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan
kulit.
1.3 Tujuan
2
Tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi hati
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi metabolisme hati
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui gangguan nutrisi apa saja yang ada
pada penyakit hati
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara penanganan nutrisi
pada penyakit hati
BAB 2
3
PEMBAHASAN
4
pernecahan protein dari otot. KH berupa glukosa, galaktosa dan fruktosa
dan ditimbun di hati sebagai glikogen. Apabila berlebihan akan ditimbun
di jaringan lemak
3) Metabolisme protein
Protein membentuk material berbagai jaringan, dinding sel pada
hampir seluruh tubuh, sehingga timbal ungkapan dari para ahli bahvva
tanpa protein tidak mungkin ada kehidupan. Protein tidak ditimbun di
hati akan tetapi digunakan untuk membuat:
a) albumin, prealburnin, protein transpor (lipoprotein, transferin,
serulo- plasmin, pengikat hormon tiroid, kortikosteroid).
b) protein koagulasi dan penghambat fibrinolisis: antitrombin Ill,
2 makroglubulin dan 1 antitripsin.
Pada keadaan darurat protein dipakai sebagai sumber energi, disamping itu
protein dipakai untuk mempertahankan takanan onkotik plasma, dan untuk
tansport hormon, Obat, ion asam lemak, dan bilirubin.
Pemecahan asam amino dan protein dari destruksi jaringan menghasilkan
asam keto yang nantinya akan rnasuk pada sik\us Kreb henseleit dan akan
menghasilkan ureum dan amonia.
Pada penyakit hati kronik > 70 0/0 terjadi malnutrisi dan gangguan lain. Hal
ini disebabkan antara Iain oleh karena .
5
6. kurang penyerapan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak akibat
nutrisi parentral yang lama;
7. gangguan pengikatan kalsium oleh lemak sehingga terjadi kalsifikasi,
juga akibat inaktifasi dari penderita dan kurangnya sinar matahari
maka dapat berakibat terjadinya osteoporosis;
8. menurunnya produksi lipid hati maka timbul keadaan
hipertrigliseridemia; kadang-kadang terjadi perlemakan hati oleh
karena gangguan pada pem bentukan apoprotein sehingga pengeluaran
trigliserid dalam bentuk VLDL terganggu; akibat pengaruh hormon;
9. gangguan detoksifikasi Obat sehingga kadar Obat dida!am darah
relatif tinggi, dan respon imun yang melemah; terjadi penurunan
kadar antioksidan dalarn plasma, walaupun tidak ada tanda-tanda
klinik kekurangan antioksidan,gangguan keseimbangan antara asam
amino aromatik (AAA) dan asam amino rantai cabang (BCAA)
dirnana AAA meningkat dan BCAA menurun, hal ini disebabkan
oleh karena katabolisme protein yang meningkat pada hal bersihan
hati menurun. hal ini apabila lanjut akan terjadi keadaan yang
disebut encephalopati hepatik. Encephalopati hepatik terjadi akibat
neurotoksin (amonia, merkaptan penol dan asam lemak),
neurotransmiter palsu, gangguan metabolisme glükosa dan
gangguan pada savvar darah otak dimana terjadi peningkatan
permeabiiitas tethadap toksin, asam amino, dan ini oleh karena
kompiek dan merupakan keadaan darurat dalam bidang hepatologi
perlu pembicaraan tersendiri yang lebih rinci.
6
1) Hepatitis Akut
Biasanya timbul panas, mual, muntah sehinga perlu asupan kalori dan
protein yang cukup. Setelah keadaan membaik dimana panas turun, mual dan
muntah tidak ada lagi maka diberikan asupan gizi yang lebih lengkap dan
proporsi yang seimbang antara karbohidrat, protein dan iemak.
7
Akan tetapi tidak selamanya baik oleh karena dapat timbul
diantaranya gangguan sistem imunologik, mengganggu paru-paru
pada penderita penyakit paru yang fungsi parunya buruk, terjadi
hiperlipidemia dan mengganggu hemokoagulasi;
6. Kurangi garam, pada yang berat sampai < 5 gram/hari, termasuk
garam yang terkandung dalam bumbu-burnbu misalnya maggi, kecap.
Dan Iain-lain;
7. Batasi cairan pada vang asites dan edema;
8. Menaikkan asupan kalium, kalium terdapat pada buah-buahan akan
tetapi biasanya buah-buahan banyak mengandung air sehingga harus
diperhitungkan;
9. Pemberian vitamin yang larut dalam lemak (Ar D, E, K), Ca, Zn, Fe
dan vitamin golongan antioksidan;
10. Makanan yang tinggi serat membantu mernperbaiki peristaltik usus;
11. Laktulosa untuk mengubah flora usus sehingga bakteri pemecah
protein sedikit sehingga tidak banyak terjadi amonia dan ureum;
12. Diet lemak terutama diberikan bila ada varises esofagus. Pada
penderita dengan perdarahan dan encephalopati hepatik
mungkin memerlukan penanganan khusus lainnya diantaranya
penghentian perdarahan segera dengan spooling air es melalui NGT,
obat-obat hemostatik, puasa 4-6 jam/sampai spooling bersih,
penghentian darah yang hilang, vasokonstriktor splangnik dengan
Obat octreotide, turunkan tekanan v. vorta dengan Obat isosorbid
dinitrat, lavemen, laktulosa, antibiotik yang tidak serap untuk
mencegah terjadinya koma hepatik yang dalam hal iñi membutuhkan
pembicaraan khusus yang lebih dalam.
8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi nutrisi pada penyakit hatI harus memenuhi hal yang berikut
2. Hindari alkohol.
3. Kurangi garam.
4. Batasi cairan,
9
DAFTAR PUSTAKA
10